Sri
Handajani, Luthfiyah Nurlaela, Siti Sulandjari, Maspiyah
luthfiyahn@yahoo.com
Abstrak:
Masalah
umum dalan penelitian ini adalah bagaimana kondisi preferensi (kesukaan) pangan
anak usia prasekolah dan sekolah dasar
di Kabupaten Sidoarjo (meliputi kecamatan Waru, Taman ,
Porong dan Candi)? Rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apa sajakah jenis
makanan yang dijual di kantin sekolah dan di sekitar area sekolah? (2) Apa
sajakah jenis makanan yang disukai oleh anak – anak? (3) Berapa nilai gizi
makanan – makanan yang disukai oleh anak – anak? dan (4) Berapa persentase (%)
sumbangan nilai gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi anak? Teknik pengumpulan
data dengan food record, angket dan wawancara. Teknik analisis data dengan
deskriptif persentase. Hasil penelitian
sebagai berikut: (1) Jenis makanan yang dijual di sekitar sekolah dibedakan
menjadi 4, yaitu makanan utama (yang mengenyangkan), makanan ringan/snack,
minuman, dan buah. Makanan utama, meliputi nasi soto, bakso, nasi ayam goreng
(Kentucky), lontong mie,dll; makanan ringan, meliputi aneka gorengan (tahu, tempe goreng tepung,
pisang goreng), snack kering (bungkus, makanan produksi pabrik), mini burger,
dll; Jenis minuman yang dijual di sekitar sekolah adalah aneka minuman instan, es teh, es tebu, es sari kedelai, es
oyen, es cao, dll. , sedangkan jenis buah yang dijual adalah buah potong, rujak
manis, dan manisan; (2) Konsumsi makan di rumah maupun di sekolah yang disukai
anak-anak antara lain: mie instant, snack atau makanan ringan, bubur instant, minuman instan, gado-gado, mie ayam, siomay, bakso,
burger, batagor, cilok/pentol aci, tempura, sosis; dan minuman yang disukai
adalah minuman instan, es sirup, es cao, dan lain sebagainya; (3) Makanan yang
disukai anak-anak pada umumnya mengandung mengnadung energi dan protein yang
cukup baik untuk kebutuhan tumbuh-kembang anak-anak; dan (4) Zat gizi dari makanan yang disukai anak menyumbangkan
energi sebesar 21,81% dan protein sebesar 33,11%.
Keyword: Preferensi, makanan jajanan, anak
sekolah, zat gizi
Pendahuluan
Pada
umumnya kebiasaan yang sering menjadi masalah bagi anak sekolah adalah
kebiasaan makan di kantin atau warung di sekitar sekolah dan kebiasaan makan fast food. Makanan jajanan yang dijual
oleh pedagang kaki lima atau dalam bahasa Inggris disebut street food menurut FAO didefisinikan sebagai makanan dan minuman
yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di
tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa
pengolahan atau persiapan lebih lanjut.
Jajanan
kaki lima dapat
mejawab tantangan masyarakat terhadap makanan yang murah, mudah, menarik dan
bervariasi. Anak-anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan ¼ waktunya di
sekolah. Sebuah penelitian di Jakarta
baru-baru ini menemukan bahwa uang jajan anak sekolah rata-rata sekarang
berkisar antara Rp 2000 – Rp 4000 per hari. Bahkan ada yang mencapai Rp 7000.
Sekitar 5% anak-anak tersebut membawa bekal dari rumah.
Makanan
jajanan kaki lima menyumbang asupan energi bagi anak sekolah sebanyak 36%,
protein 29% dan zat besi 52%, karena itu dapat dipahami peran penting makanan
jajanan kaki lima pada pertumbuhan dan prestasi belajar anak sekolah. Namun
demikian, keamanan jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun kimiawi
masih dipertanyakan. Pada penelitian yang dilakukan di Bogor
telah ditemukan Salmonella Paratyphi A di 25% – 50% sampel minuman yang dijual
di kaki lima .
Penelitian lain yang dilakukan suatu lembaga studi di daerah Jakarta Timur
mengungkapkan bahwa jenis jajanan yang sering dikonsumsi oleh anak-anak sekolah
adalah lontong, otak-otak, tahu goreng, mie bakso dengan saus, ketan uli, es
sirop, dan cilok.
Berdasarkan
uji lab, pada otak-otak dan bakso ditemukan borax, tahu goreng dan mie kuning
basah ditemukan formalin, dan es sirop merah positif mengandung rhodamin B.
Selain cemaran mikrobiologis, cemaran kimiawi yang umum ditemukan pada makanan
jajanan kaki lima adalah penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) ilegal seperti
borax (pengempal yang mengandung logam berat Boron), formalin (pengawet yang
digunakan untuk mayat), rhodamin B (pewarna merah pada tekstil), dan methanil
yellow (pewarna kuning pada tekstil). Bahan-bahan ini dapat terakumulasi pada
tubuh manusia dan bersifat karsinogenik yang dalam jangka panjang menyebabkan
penyakit-penyakit seperti antara lain kanker dan tumor pada organ tubuh
manusia.
Belakangan
juga terungkap bahwa reaksi simpang makanan tertentu ternyata dapat mempengaruhi
fungsi otak termasuk gangguan perilaku pada anak sekolah. Gangguan perilaku
tersebut meliputi gangguan tidur, gangguan konsentrasi, gangguan emosi,
hiperaktif dan memperberat gejala pada penderita autism.
Pengaruh
jangka pendek penggunaan BTP ini menimbulkan gelaja-gejala yang sangat umum
seperti pusing, mual, muntah, diare atau bahkan kesulitan buang air besar.
Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) dari WHO yang mengatur dan
mengevaluasi standar BTP melarang penggunaan bahan kimia tersebut pada makanan.
Standar ini juga diadopsi oleh Badan POM dan Departemen Kesehatan RI
melalui Peraturan Menkes no. 722/Menkes/Per/IX/1998.
Berkaitan
dengan kenyataan tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui kondisi preferensi (kesukaan)
makan anak usia prasekolah dan sekolah dasar yang ada di Kabupaten Sidoarjo
(meliputi kecamatan Waru, Taman , Porong dan
Candi). Permasalahan yang
ada adalah: Bagaimana kondisi preferensi (kesukaan) pangan anak usia prasekolah
dan sekolah dasar di Kabupaten Sidoarjo
(meliputi kecamatan Waru, Taman , Porong dan
Candi)? Rumusan masalah ini dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) Apa sajakah
jenis makanan yang dijual di kantin sekolah dan di sekitar area sekolah? (2) Apa
sajakah jenis makanan yang disukai oleh anak – anak? (3) Berapa nilai gizi
makanan – makanan yang disukai oleh anak – anak? dan (4) Berapa persentase (%)
sumbangan nilai gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi anak?
Kajian Teori
A. Preferensi Pangan
Pola konsumsi pangan menurut Randall
(1982, dalam Sanjur, 1982) merupakan suatu kegiatan atau perilaku makan.
Perilaku adalah segala tingkah laku, baik dalam bentuk verbal maupun dalam
bentuk perbuatan lebih nyata yang ditampilkan oleh seseorang dan dapat diamati
secara langsung maupun tidak langsung melalui panca indera. Pola konsumsi pangan sangat erat
hubungannya dengan preferensi makanan. Preferensi pangan adalah tingkat atau
derajad kesukaan atau ketidaksukaan terhadap suatu makanan.
Pada dasarnya seseorang melakukan
tindakan makan dilandasi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) biogenik, (2)
psikogenik, dan (3) sosiogenik. Konsep biogenik mengandung pengertian bahwa
makanan yang dikonsumsi memenuhi kebutuhan biologik konsumen. Konsep psikogenik
mengandung pengertian bahwa makanan yang dikonsumsi untuk memenuhi kepuasan
kejiwaan, sedangkan konsep sosiogenik mengandung makna bahwa makanan yang
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan sosial konsumen.
Selanjutnya faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumsi pangan menurut Randall dan Sanjur (1982) adalah: (1)
Karakteristik individu, (2) karakteristik makanan, dan (3) karakteristik
lingkungan. Karakteristik individu
meliputi umur, jenis kelamin, pendapatan, pengetahuan gizi, keterampilan
memasak, dan kesehatan. Hal-hal yang mempengaruhi karakteristik tersebut tidak
dapat dipisahkan dari kebiasaan makan di lingkungan keluarga sejak bayi dan
masa anak-anak. Keluarga akan menyediakan jenis-jenis makanan yang mudah
didapat di sekitarnya, dan harga
disesuaikan dengan kondisi ekonomi keluarga. Di daerah pedesaan dengan mata
pencaharian pertanian, umumnya jenis sayuran, umbi-umbian, beras, dan jagung
merupakan komoditi yang dominan dikonsumsi. Di daerah pinggiran pantai dan
sungai, ikan merupakan makanan pilihan sebagai konsumsi sehari-hari. Karakteristik makanan yang mempengaruhi
preferensi makanan adalah rasa, rupa, tekstur, harga, tipe makanan, bentuk,
bumbu dan kombinasi masakan. Pada masa sekarang teknologi pangan menyediakan
makanan dalam bentuk warna, tekstur, dan rasa yang menarik. Selain makanan
mudah disimpan, mudah dihidangkan dalam kehidupan sehari-hari. Kombinasi rupa,
warna dan konsistensi makanan akan mempengaruhi nafsu makan seseorang.
Suhardjo (1988) mengemukakan
pentingnya kombinasi makanan. Makanan yang disajikan dalam susunan menu yang
sama tetapi penyajiannya berbeda akan dapat merubah penilaian preferensi
seseorang untuk suatu jenis makanan tertentu. Cara mempersiapkan dan memasak
makanan yang berbeda-beda termasuk nilai gizinya akan mempengaruhi konsumsi
makanan, karena metode ini secara langsung mempengaruhi sikap menerima atau
menolak makanan tertentu.
Karakteristik
lingkungan mempunyai pengaruh penting dalam menentukan preferensi makanan.
Karakteristik lingkungan yang berpengaruh terhadap preferensi antara lain
musim, geografi, mobilitas, urbanisasi, dan daerah asal. Faktor teknologi merupakan suatu hal
yang perlu dipelajari dalam mempelajari preferensi makanan. Kemudahan dalam
memperoleh makanan yang diawetkan mengurangi pengaruh musim terhadap jenis
makanan yang tersedia dan mempercepat keterbiasaan terhadap makanan-makanan
yang dahulu dianggap langka.
Berdasarkan uraian di atas tampak
bahwa pola konsumsi makanan dipengaruhi oleh banyak hal, yang utama adalah
karakteristik individu, karakteristik makanan, dan karakteristik lingkungan.
Ketiga faktor ini akan dilihat secara lebih mendalam dalam riset ini, sehingga
dapat dilihat pengaruhnya terhadap pembentukan pola konsumsi pangan
keluarga-keluarga di Jawa Timur. Pola yang ada akan digunakan sebagai acuan
untuk merumuskan model sosialisasi nilai budaya pola konsumsi pangan yang
bersumber bahan pangan lokal, tentu saja dengan mempertimbangkan potensi pangan
lokal yang telah ada.
Metode
Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
observasional deskriptif yang akan menguraikan kondisi preferensi atau kesukaan
pangan anak usia prasekolah dan sekolah dasar di Kabupaten Sidoarjo, khususnya
di empat kecamatan yaitu Waru, Taman , .Porong
dan Candi. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Oktober sampai Nopember
2009. Tempat penelitian ini dilakukan di SD dan TK di empat kecamatan di
wilayah Kabupaten Sidoarjo, yaitu Porong, Candi, Waru dan Taman .
Sasaran penelitian ini adalah sebanyak 60 siswa SD (10 sekolah) dan TK (10
sekolah) di kematan Waru, Taman , Porong dan
Candi. Setiap kecamatan diambil 30 anak
TK dan 30 anak SD.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan
data adalah metode Food record, wawancara
dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis deskriptif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan
untuk memaparkan, mendeskripsikan atau menggambarkan data hasil observasi
tentang preferensi makanan anak di empat Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, yaitu
Kecamatan Waru, Candi, Porong dan Taman . Untuk
menentukan kandungan gizi pada makanan jajanan
maka digunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).
Hasil dan Pembahasan
1. Jenis Makanan Jajanan
Berdasarkan hasil pengamatan, jenis makanan yang dijual di sekitar sekolah
seperti terlihat pada tabel 1.
Tabel
1: Jenis Makanan Jajanan yang Dijual di
Sekitar Sekolah
Makanan Jajanan yang Mengenyangkan
|
Makanan Ringan/Camilan
|
Minuman
|
Buah
|
1.
Nasi soto
2.
Bakso
3.
Nasi
4.
Lontong mie
5.
Lontong lodeh
6.
Nasi campur (bungkus)
7.
Nasi goreng
8.
Nasi kuning lengkap
9.
Nasi
campur
10.Mie instan
|
1. Aneka gorengan (tahu,
2. Snack kering (bungkus, makanan produksi pabrik)
3. Mini burger
4. Agar-agar
5. Mini sandwich
6. Sate usus
7. Sate telor puyuh
8. Pentol dan Cilok
9. Sosis goreng
10. Tempura
11. Pisang molen
12. Telur goreng
13. Roti bakar
14. Crepes
15. Tahu crispy
16. Arum manis
17. Kue basah (donat, pastel, risoles, dll)
18. Sawut
19. Mie kering
20. Roti manis
21. Manisan mangga
22. Ketan bumbu
|
1. Aneka minuman instan
2. Es Teh
3. Es Tebu
4. Es sari kedelai
5. Es oyen
6. Es Cao
7. Susu sapi
8. Es buah
9. Es syrup
10. Es tape ketan hitam
11. Es puter
12. Es garbis
13. Es lilin
14. Es sinom
15. Kopi
|
1.
Buah potong
2.
Rujak manis
3.
Manisan
|
2. Jenis Makanan yang Disukai Anak
Jenis makanan yang disukai anak-anak
di rumah adalah sebagai berikut:
Gambar 1: Makanan Sehari-hari di Rumah yang Disukai Anak
Sedangkan jenis makanan yang sering
dikonsumsi anak-anak adalah sebagai berikut:
Gambar 2: Jenis Makanan Instan yang Sering Dikonsumsi
Anak
Selanjutnya tempat anak-anak membeli
makanan jajanan di rumah adalah sebagai berikut:
Gambar 3: Tempat Anak Membeli Makanan Jajanan di Rumah
Tempat anak-anak membeli makanan
jajanan di sekolah adalah sebagai berikut:
Gambar 4: Tempat Membeli Makanan Jajanan di Sekolah
3.
Nilai Gizi Makanan yang Disukai Anak
Makanan jajanan yang bersifat
mengenyangkan dan disukai anak-anak ini adalah: gado-gado, ayam goreng tepung (Kentucky ), mie ayam,
siomay, bakso, burger, sedangkan makanan ringan/camilan yang banyak disukai
anak adalah cilok/pentol aci, tempura, sosis, batagor mini, dan minuman seperti
minuman instan, es sirup, es cao. Nilai gizi makanan-makan tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 2: Nilai Gizi Makanan Jajanan
Jenis Makanan
|
Porsi
|
Energi (Kalori)
|
Protein
(gr)
|
|
Ayam Goreng Tepung
|
100 gr (tanpa tulang)
|
289
|
32,1
|
|
Burger
|
Sedang
|
310
|
32
|
|
Gado-Gado
|
1 porsi sedang (150 gr)
|
203
|
6,7
|
|
Bakso
|
1 porsi sedang (250 gr)
|
100
|
10,3
|
|
Mie Ayam
|
1 porsi
|
360
|
5,9
|
|
Mie instan goreng
|
1 porsi (85 gr)
|
420
|
7
|
|
Siomay
|
1 porsi sedang (170 gr)
|
95
|
4,4
|
|
Cilok/pentol aci
|
10 biji kecil
|
122,75
|
1,05
|
|
Batagor
|
1 bks (10 bh)
|
158,35
|
3,45
|
|
Sosis
|
1 bh
|
75,34
|
2,42
|
|
Tempura
|
1 bh
|
43,28
|
2,15
|
|
Chiki (Makanan ringan)
|
1 bungkus (16 gr)
|
80
|
0,9
|
|
Biskuit
|
20 gr
|
70
|
0,16
|
|
Wafer
|
20 gr
|
53
|
2,7
|
|
Es Syrup
|
1 gelas
|
56
|
0
|
|
Es Cao
|
1 gelas
|
58
|
0,6
|
|
Es Degan
|
1 gelas
|
74
|
0,4
|
|
Es lilin
|
1 batang
|
38
|
0
|
4.
Sumbangan Gizi Makanan yang Disukai Anak
Pemenuhan gizi bagi anak SD dan PAUD
diperoleh dari makanan yang dikonsumsi anak sehari-hari, baik dari makanan yang
dikonsumsi sehari-hari di rumah ataupun makanan jajanan yang dikonsumsi oleh
anak di rumah dan sekolah. Berdasarkan makanan yang cenderung disukai oleh anak
SD dan TK, maka diperoleh sumbangan energi dan protein seperti yang terlihat
pada tabel3 dan 4 di bawah ini.
Tabel
3: Distribusi Frekwensi Persentase Sumbangan Energi dari Makanan yang Disukai
Anak di Rumah dan Sekolah terhadap Konsumsi Energi Anak Sekolah
Golongan Umur (tahun)
|
Kecukupan Energi (k.kal/hr)
(a)
|
Rata-rata konsumsi Energi makanan yang disukai (k.kal/hr) (b)
|
Rata-rata konsumsi Energi dalam total
makanan (c)
|
Sumbangan Energi makanan yang disukai
dalam total makanan sehari (%)
(b/c x 100%)
|
Tingkat Konsumsi Energi dari makanan yang
disukai (%)
(b/a x 100%)
|
4-6 tahun
|
1.750
|
377,75
|
1156,75
|
32,66
|
21,59
|
7-9 tahun
|
1.900
|
415,69
|
1259,60
|
33,00
|
21,88
|
10-12 tahun
(laki-laki)
|
2.000
|
487,75
|
1162,24
|
41,97
|
24,39
|
10-12 tahun
(perempuan)
|
1.900
|
367,4
|
1218,90
|
30,14
|
19,37
|
Rata-rata
|
1.887,5
|
412,15
|
1199,37
|
34,44
|
21,81
|
Berdasarkan tabel di atas, energi yang
diperoleh dari konsumsi makanan sehari-hari adalah untuk anak usia 4-6 tahun
1156,75 kkal; usia 7-9 tahun 1259,60 kkal; usia 10-12 tahun laki-laki 1162,24 kkal; dan usia 10-12 tahun
perempuan 1218,90 kkal. Makanan yang disukai oleh anak baik dari makanan
jajanan atau makanan untuk melengkapi makan di rumah sehari-hari menyumbangkan
kalori yang besarnya antara 30-42% dari total kebutuhan kalorinya. Berdasarkan
kebutuhan kalori yang sebenarnya diperlukan oleh anak sekolah, maka makanan
yang disukai tersebut menyumbangkan energi sebesar 21,81%.
Kebutuhan energi untuk anak usia
sekolah SD dan TK masih jauh dari tercukupi, hal ini terjadi karena tingkat
konsumsi makanan yang memenuhi energi masih kurang, ditinjau dari sisi jumlah,
jenis dan kualitas kandungan gizinya. Melihat dari catatan konsumsi makan anak
sehari-hari, anak cenderung makan makanan yang disukai saja.
Tabel 4: Distribusi Frekwensi Persentase Sumbangan
Protein dari Makanan terhadap Konsumsi
Protein Anak Sekolah
Golongan Umur (tahun)
|
Kecukupan Protein (g/hr)
(a)
|
Rata-rata konsumsi Protein makanan (g/hr)
(b)
|
Rata-rata konsumsi Protein dalam total
makanan (c)
|
Sumbangan Protein dalam total makanan sehari (%)
(b/c x 100%)
|
Tingkat Konsumsi Protein dari
makanan (%)
(b/a x100%)
|
4-6 tahun
|
32
|
9,85
|
30,22
|
32,59
|
30,78
|
7-9 tahun
|
37
|
11,65
|
31,27
|
37,26
|
31,49
|
10-12 tahun
(laki-laki)
|
45
|
17,75
|
32,55
|
54,53
|
39,44
|
10-12 tahun
(perempuan)
|
54
|
16,6
|
33,08
|
50,18
|
30,74
|
Rata-rata
|
42
|
13,96
|
31,78
|
43,64
|
33,11
|
Kesimpulan dan Saran
Hasil pengamatan di lapangan mengenai preferensi (kesukaan) pangan anak SD
dan TK di Kabupaten Sidoarjo dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) 1. Jenis makanan yang dijual di sekitar
sekolah dibedakan menjadi 4, yaitu makanan utama (yang mengenyangkan), makanan
ringan/snack, minuman, dan buah.
Makanan utama, meliputi nasi soto, bakso, nasi ayam goreng (Kentucky ),
lontong mie, dan lain-lain. Makanan ringan, meliputi aneka gorengan (tahu, tempe goreng tepung, pisang goreng), snack
kering (bungkus, makanan produksi pabrik), mini burger, agar-agar, dan
lain-lain. Jenis minuman yang dijual di sekitar sekolah adalah aneka
minuman instan, es teh, es tebu, es sari
kedelai, es oyen, es cao, dan lain-lain; (2) Makanan dikonsumsi anak baik di lingkungan rumah (makan rutin) dan makanan jajanan. Untuk
konsumsi makan sehari-hari di rumah anak lebih sering mengkonsumsi masakan
rumahan dan makanan instant, seperti
makanan dan minuman awetan atau kemasan yang diproduksi oleh pabrik (mie
instant, snack atau makanan ringan, bubur instant, minuman instan, makanan awetan seperti bakso, sosis,
nugget, dan lain sebagainya). Sedangkan makanan jajanan yang banyak disukai
anak-anak di sekolah adalah yang
bersifat mengenyangkan yaitu: gado-gado,
mie ayam, siomay, bakso, burger; sedangkan makanan ringan/camilan yang banyak
disukai anak adalah batagor, cilok/pentol aci, tempura, sosis; dan minuman yang
disukai adalah minuman instan, es sirup, es cao, dan lain sebagainya; (3) Nilai gizi makanan yang disukai oleh anak meliputi burger (energi
310 kkal dan protein 32 gr); gado-gado (energi
203 kkal dan protein 6,7 gr); bakso (energi
100 kkal dan protein 10,3 gr); mie ayam (energi 360 kkal dan protein 5,9 gr); mie
instan goreng (energi 420 kkal dan
protein 7 gr); siomay (energi 95
kkal dan protein 4,4 gr); cilok (energi 122,75 kkal dan protein 1,05 gr);
batagor (energi 158,35 kkal dan protein 3,45 g);, sosis (energi 75,34 kkal dan
protein 2,42 gr); tempura (energi 43,28 kkal dan protein 2,15 gr); makanan
ringan produk ekstruksi, misalnya chiki (energi 80 kkal, dan protein 0,9 gr);
biscuit (energi 70 kkal dan protein 0,16 gr); wafer (energi 53 kkal dan protein
2,7 gr); es sirup (energi 56 kkal dan tidak memiliki kandungan protein); es cao
(energi 58 kkal dan protein 0,6 gr); es degan (energi 74 kkal dan protein 0,4
gr); sedangkan es lilin memiliki energi 38 kkal dan tidak memiliki kandungan
protein; dan (4) Zat gizi dari makanan yang disukai anak menyumbangkan energi
sebesar 21,81% dan protein sebesar 33,11%.
Saran yang dapat dikemukakan adalah
sebagai berikut: (1) Perlu program peningkatan pengetahuan dan keterampilan
penerapan sanitasi dan keamanan pangan bagi pengelola kantin dan para penjual
makanan jajanan di sekitar sekolah. Program tersebut berupa pelatihan singkat
meliputi teori dan praktek, dengan menerapkan pendidikan untuk orang dewasa
(POD), di mana pembelajaran dilakukan di tempat mereka beraktifitas (2) Perlatihan
yang juga perlu dilakukan adalah pelatihan pembuatan berbagai makanan jajajan
dengan bahan lokal yang mudah diperoleh, teknik pengolahan yang sederhana,
serta aman; kepada ibu rumah tangga
sebagai pengelola makanan di rumah, serta kepada pengelola kantin dan pedagang
makanan jajanan sebagai penyedia makanan di luar rumah (sekolah dan sekitarnya)
(4) Perlu dikenalkan pada anak tentang pentingnya makanan yang beragam,
bergizi, berimbang, serta aman; pengenalan pengetahuan tersebut dilakukan oleh
orang tua di rumah; dan oleh guru di sekolah. Sehingga perlu program sosialisasi
makanan jajanan yang beragam, bergizi,
berimbang dan aman, meliputi jenis, cara pengolahan dan penyajiannya, baik
untuk di rumah maupun di sekolah. Sosialisasi
bagi orang tua dapat melalui paket-paket sosialisasi (leaflet, booklet, dan
semacamnya), dan (4) Berkaitan dengan nomer 3, sosialisasi makanan yang
beragam, bergizi, berimbang, dan aman, melalui sekolah sebaiknya diintegrasikan
dalam pembelajaran, misalnya dalam
bentuk pembelajaran tematik (untuk TK dan SD kelas 1, 2 dan 3), maupun dipadukan
dalam matapelajaran IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan sebagainya (untuk SD kelas
4, 5 dan 6).
Daftar Pustaka
_________, 2008. Perilaku Makan Anak
Sekolah. (www.muslipinang.com), diakses 7 Agustus
2009.
Arafah, 2006. Jajanan Anak Sekolah.
(www.sehat.com), diakses 30 September 2009
Badan POM. 2003. Klasifikasi Bahan
Pangan dan Resiko Keamanannya. Jakarta: Direktorat Surveilan dan Keamanan Pangan.
Badan POM. 2004. Keamanan Pangan.
Jakarta: Direktorat Surveilan dan
Penyuluhan Pangan.
BKKBN. 2005. Hati-hati
dengan Jajanan Anak Anda.
http//www.bkkbn.go.id. , diakses 17 September 2009)
Eddy Setyo Mudjajanto.
2002. Keamanan Makanan Jajanan Tradisional. http//www.kompas.co.id.,
diakses 17 September 2009
Hidayat Muhhamad Alfian, 2009. Amankah Jajanan Anak Sekolah.
(www.alfiandayat.blogspot.com),
diakses 25 September 2009
I Dewa Nyoman
Supariasa, Bachyar Bakri, dan Ibnu Fajar. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta :
EGC.
Judhiastuty
Februhartanty. 2004. Amankah makanan jajanan anak sekolah di Indonesia ?.
http//www.gizi.net.co.id (accsested 15
juni 2005).
Mulyati. 2003. Hubungan
Konsumsi Pangan dan Makanan Jajanan terhadap Status Gizi Siswa Kelas II SLTP N
29 Purworejo tahun ajaran 2001/ 2002. Skripsi. Universitas Negeri Semarang .
Satori Djam’an & Aan Komariah, (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Trisno Haryanto. 1998. Kebiasaan Makan yang Baik. http://www.indomedia.com, diakses 17 Februari 2005.
http://ita-thediffusionofexperience.blogspot.com/2012/01/ayam-bakar-kecap-favorit-keluarga.html
BalasHapus