Pages

SM-3T: Kerinduan

"Seorang peserta SM-3T Unesa langsung menghambur ke pelukan saya, saat kunjungan monitoring ke lokasi di wilayah Sumba Timur.

SM-3T: Kebersamaan

"Saya (Luthfiyah) bersama Rektor Unesa (Muchlas Samani) foto bareng peserta SM-3T di Sumba Timur, salah satu daerah terluar dan tertinggal.

Keluarga: Prosesi Pemakaman di Tana Toraja

"Tempat diadakannya pesta itu di sebuah kompleks keluarga suku Toraja, yang berada di sebuah tanah lapang. Di seputar tanah lapang itu didirikan rumah-rumah panggung khas Toraja semi permanen, tempat di mana keluarga besar dan para tamu berkunjung..

SM-3T: Panorama Alam

"Sekelompok kuda Sumbawa menikmati kehangatan dan kesegaran pantai. Sungguh panorama alam yang sangat elok. (by: rukin firda)"

Bersama Keluarga

"Foto bersama Mas Ayik dan Arga saat berwisata ke Tana Toraja."

Selasa, 21 Juni 2016

PUISI CINTA UNTUK SUMBA

Sumba, aku datang lagi
Menyapamu dengan sepenuh hati
Andai kau tahu, Sumba
Betapa aku jatuh cinta, bahkan sejak pertama kali kita berjumpa

Sumba, jangan kau tanya kenapa, karena sesungguhnya aku juga tak tahu
Yang ku tahu hanya kesederhanaanmu, keindahanmu, keramahanmu, kehangatanmu, kepolosanmu, sekaligus ketegaranmu

Padang sabana dan kumpulan kuda hanyalah sebagian alasan aku mencintaimu
Begitu juga dengan tumpukan bukit menjulang dan pantai-pantai yang panjang menghampar

Namun harus kuakui, aku tak mampu enyahkan bayangan ina-ina dan bapa-bapa dengan sirih pinangnya
Juga para rambu dan umbu yang menenteng parang dan keranjang masuk keluar hutan, kebun, dan ladang

Dan, ya, anak-anak itu, anak-anak sekolah yang menerjang bukit dan belantara hanya untuk menjumpai guru-guru mereka
Guru-guru yang sejuknya seperti air bening penghilang dahaga
Yang ke mana pun membawa kuas untuk melukis jiwa-jiwa dengan pelangi penuh warna-warna  

Namun, sekali lagi, semuanya itu hanyalah sebagian alasan kenapa aku mencintaimu

Selebihnya, aku tak tahu 

Sumba, aku hanya ingin kau paham betapa kucinta kau apa adanya
Bahkan saat aku harus menorehkan luka, betapa sesungguhnya hatiku juga terluka
Bahkan saat aku harus menggoreskan lara, semua kulakukan tetap dengan sepenuh cinta

Aku mencintaimu meski kau tak bisa pahami
Namun entah kenapa, aku yakin, suatu ketika kau akan mengerti, begitulah caraku mencinta, agar keindahan dan ketegaranmu tetap terjaga

Sumba, aku datang lagi, menyapamu dengan sepenuh hati
Satu yang ingin kau tahu
Aku mencintaimu
Apa adanya

(Didedikasikan untuk para guru di Sumba Timur, juga untuk para guru SM-3T di mana pun kita pernah bersama)

Waingapu, 25 April 2016

Minggu, 19 Juni 2016

Lounge Jorok

Kalau Anda sering bepergian dengan menumpang pesawat, dan Anda sering memanfaatkan lounge bandara sementara menunggu boarding, coba perhatikan lounge tersebut. Mulai pintu masuk, ruang duduk, menu, dan toilet. Maka Anda akan bisa membuat pengelompokan: lounge yang bersih, lounge yang sedang-sedang saja, dan lounge yang jorok.

Bagi saya, menu makanan itu penting. Saya punya menu favorit di sebuah lounge, jelasnya lounge di Bandara Juanda Terminal 1. Tauwa. Ya, minuman yang di beberapa tempat disebut kembang tahu itu. Kuah jahenya yang panas pedas dipadu dengan bunga tahu putih nan lembut itu, begitu nikmat. Juga tahu dan tempe gorengnya yang selalu hangat. Dua makanan itulah langganan saya kalau singgah di lounge tersebut.

Saya lupa nama lounge-nya (saya memang tidak pernah menghafal). Yang jelas bukan Lounge Garuda. Kalau masuk lounge tersebut, Anda bisa menggunakan kartu ATM Prioritas Anda, atau membayar cash Rp.100.000,-, kalau tarifnya belum naik sih. Pakai kartu kredit juga bisa tentu saja, tapi saya sendiri tidak pernah masuk lounge dengan menggunakan kartu kredit. Kartu member Garuda atau GFF (Garuda Frequent Flier) Anda tidak berlaku karena memang bukan Lounge Garuda. 

Menurut saya, lounge ini tergolong bersih. Menunya oke, lumayan bervariasi, ruang duduknya longgar, toiletnya selalu bersih, dan musalanya terawat. Saya betah berlama-lama di lounge ini, sampai pernah nyaris ketinggalan pesawat karenanya.

Pernah masuk lounge (maaf) Garuda di Bandara Ngurah Rai? Saya pernah, sebentar saja, terus keluar lagi. Pindah masuk lounge di dekatnya, saya lupa juga nama lounge-nya. Tapi di lounge itu, ruang duduknya lebih nyaman, dan menunya lebih enak. Karena saya punya pilihan yang sama-sama gratisnya jika masuk lounge, pakai GFF atau pakai Prioritas, maka saya memilih lounge yang lebih nyaman. Garuda, maaf lagi, meskipun sudah sangat terkenal dan lounge-nya seringkali eksklusif hanya khusus pemegang kartu GFF minimal Gold, tapi kenyamanannya kadangkala masih kalah dengan lounge yang ada di sekitarnya.

Sore ini saya menunggu boarding di lounge juga. Tepatnya, menunggu buka puasa. Dari pada saya jajan di luar dan keluar duit, saya masuk lounge dengan memanfaatkan kartu prioritas saya. Tidak pakai GFF, karena saya tidak naik Garuda, tapi naik Wings Air. Maklum, go show, jadi tiket sak-nemunya, dan memang tidak ada jadwal penerbangan Garuda menuju Surabaya pada jam-jam seperti ini.

Menu di lounge, tidak seperti bayangan saya. Setidaknya ada buah korma dan kolak, begitulah pikiran saya, mengingat ini bulan Ramadhan. Tidak ada. Yang di atas meja adalah roti mini, cake mini, dan tempe goreng mini. Tidak masalah sih. Tapi begitu menengok makanan utamanya, nah, ini baru masalah. Yang tersaji adalah oseng sawi hijau plus oseng tahu, tentu saja juga nasi putih yang dibiarkan di dalam magic com-nya. Ya ampun, kebangeten, pikir saya. Mbok sedikit menghargai orang puasa. Segini banyak orang menunggu saat berbuka puasa, ketemunya sawi sama tahu. 

Selera saya pecah berantakan. Tapi saya mengambil piring. Menyendok sawi dan tahu. Tanpa nasi. Ini hanya jurus mempertahankan hidup saja. Perut saya harus saya isi kalau tidak ingin maag saya kambuh. Apa lagi semalam tidak makan sahur, karena tidak terbangun. Kelelahan setelah rapat dan mengerjakan tugas sampai larut malam. 

Selesai makan yang hanya formalitas itu, saya bermaksud salat. Ternyata saya harus keluar lounge karena lounge tidak punya musala. Saya pun salat di luar dan meninggalkan tas koper saya tetap di dekat tempat duduk saya tadi.

Kembali ke lounge, saya masuk toilet. Alamaaakkkk. Kotornya minta ampun. Air berserak, tissue tersebar, dan klosetnya kotor. Tak tega, saya tidak jadi menggunakan toilet. Masih kuat ngempet.

Sungguh, kalau menu tidak menarik atau bahkan tidak enak pun, saya tidak akan protes. Tapi kalau toilet kotor, saya tidak bisa terima. Pokoknya tidak terima. Maka saya hampiri mas cleaning service yang lagi menyapu. 

"Mas, toiletnya kotor banget, tolong dong. Saya sampai nggak tega mau pakai."
"Ya Bu." Kata mas cleaning service.

Beberapa menit kemudian, saya masuk toilet. Nampak sudah dibersihkan memang. Tapi masih ada bekas tissue dan sabun di sudut toilet. Payah. Saya pikir memang ya cuma seginilah standar kebersihan mereka. Buruk. Kalau mereka punya standar bagus, mestinya kalau bersih-bersih ya sekalian. Masak terkesan cuma formalitas begini.

Malam ini nampaknya saya sedang diuji kesabaran saya. Wings Air baru akan mendarat pukul 19.20. Begitu informasi yang baru saja saya dengar. Padahal seharusnya jam segitu saya sudah terbang. Ya sudahlah, apa boleh buat. Toh dengan begitu saya ada waktu untuk menulis. Rasanya sudah lammmmaaaa sekali tidak menulis seperti ini.

Tapi, andaikata ada tauwa.....
Pasti lebih nikmat.

Semarang, 19 Juni 2016
LN

Sabtu, 11 Juni 2016

Menu Ramadan 7: Soto Sabreng Khas Sumenep

Soto Sumenep atau yang dikenal juga dengan sebuhan soto Sabreng cukup memiliki banyak kandungan gizi sebagai hidangan berbuka maupun santap sahur. Menu ini disajikan dan dimakan dengan singkong, tauge goreng, bihun, bawang daun, bawang goreng, lontong, daging sapi atau usus sapi. Yang istimewa dari Sabreng ini ialah menggunakan bumbu kacang yang terdiri dari kacang, petis dan pisang muda yang diulek halus. Itu pula yang membedakan soto Sabreng dengan soto khas Madura lainnya.

BAHAN:
P Daging sapi                                                    250 grm
P Babat                                                             250 grm
P Usus                                                              100 grm
P Air                                                                 3 liter
P Lontong                                                         5 buah
P Singkong rebus, potong dadu                           300 grm
P Soun                                                              100 grm
P Minyak goreng                                                            100 grm
P Daun bawang merah, diiris halus, digoreng        25 gram

Bumbu:
P Bawang putih              15 grm
P Lada                          3 grm
P Jahe, dimemarkan       3 cm
P Garam                       5 grm

Bumbu kacang:
P Kacang tanah goreng   100 grm
P Petis ikan                   25 grm
P Cabe rawit                  10 buah

PEMBUATAN:

1.     Rebus babat dengan 1 liter air hingga lunak, buang air perebusnya dan potong dado 2x2 cm.
2.     Bersihkan usus, rebus dengan 500 ml air hingga lunak, buang air perebusnya dan potong sepanjang 2 cm.
3.     Bersihkan daging, rebus dengan 1,5 liter air hingga lunak, sisihkan kaldunya dan potong daging seperti babat.
4.     Haluskan semua bumbu kecuali jahe, tumis hingga harum tambahkan jahe serta kaldu.
5.     Masukkan babat, usus dan daging rebus soto hingga bumbu meresap ke dalamnya dan matang.
6.     Bumbu kacang: semua bumbu dihaluskan lalu ditambahkan sedikit kuah soto.
7.     Sajikan soto sabreng dengan urutan irisan lontong, singkong, soun, dan bumbu kacang lalu siram dengan kuah soto. Taburi dengan daun bawang goreng Soto sabreng bisa juga ditambahkan dengan kecap manis

Komposisi gizi per porsi:
·         Energi                   : 641,05 Kal
·         Karbohidrat        : 67,12 gram
·         Protein                 : 41,02 gram

·         Lemak                   : 29,48 gram

Menu Ramadan 6: Nasi Sodu Khas Situbondo

Nasi sodu merupakan salah satu kekayaan kuliner Jawa Timur dari Situbondo. Keistimewaan hidangan ini berupa nasi dengan sambal pedas dan dengan siraman bumbu sodu, santan dan rempah, diberi potongan sayur labu dan lauk ikan tongkol. Bagi sebagian pecinta kuliner nusantara, tentu tak akan melewatan khasanah kuliner Jatim ini. Apalagi dalam suasana bulan Ramadan, menu ini bisa menjadi alternatif untuk hidangan berbuka maupun sahur.

BAHAN:
P Nasi                                       500 grm
P Labu kuning (potong dadu)      250 grm
P Labu putih (potong dadu)         250 grm
P Santan                                   500 ml
P Tongkol                                  300 grm
P Minyak goreng                                    20 ml

Bumbu sayur:
P Bawang merah                                    10 buah
P Bawang putih                          8 siung
P Ketumbar                               1 sdt
P Asam atau belimbing wuluh      1 sdt
P Garam                                   1 sdt

BUMBU GESSENG:
P Bawang merah                                    10 buah
P Bawang putih                          7 siung
P Cabe merah                            5 buah
P Cabe rawit                              3 buah
P Lada                                      1 sdt
P Asam                                     2 sdt
P Garam                                   1 sdt

Sambal pedas:
P Cabe merah                            5 buah
P Cabe rawit                              4 buah
P Bawang merah                                    2 buah
P Bawang putih                          1 siung
P Tomat                                    1 siung
P Terasi                                                ¼ sdt
P Garam                                   ¼ sdt

PEMBUATAN
1.         Siapkan nasi 5 porsi.
2.         Semua bumbu dihaluskan, sisihkan.  Bila menggunakan belimbing wuluh, belimbing dipotong-potong.
3.         Tumis bumbu halus untuk sayur, masukkan labu kuning dan labu putih, kemudian masukkan santan tunggu hingga masak.
4.         Haluskan bumbu gesseng, tumis dan masukkan ikan tongkol, masak hingga matang.
5.         Cara penyajian: sepiring nasi, letakkan sayur labu, ikan tongkol yang sudah diberi bumbu, sambal pedas sedikit, tuang dengan kuah santan sayur labu.

Komposisi gizi per porsi:
CEnergi                 : 461,68 Kal
CKarbohidrat   : 58,8 gram
CProtein          : 26,48 gram

CLemak                 : 70,9 gram

Jumat, 10 Juni 2016

Menu Ramadan 5: Nasi Aron Khas Probolinggo

Sekali  waktu saat berbuka atau sahur kita bisa menyantap Nasi Aron. Kuliner utama khas dan makanan pokok warga Tengger yang berada di lereng Gunung Bromo. Kuliner ini terbuat dari jagung pipil putih yang ditumbuk halus kemudian dikukus. Cita rasanya gurih karena terbuat dari jagung yang ada hanya di kawasan lereng Bromo.
Nasi Aron lebih nikmat disantap dengan daun ranti, dicampur kentang dan tahu, tempe, ikan laut sebagai lauk pauknya.

Bahan NASI
P Jagung pipil kering      500 grm
P Air                             1.000 ml
Bahan DAUN RANTI
P Daun ranti                  500 grm
P Santan                       1.500 ml
P Bawang merah                        25 grm
P Bawang Putih              15 grm
P Kacang tanah             50 grm
P Bawang Prei               25 gram
Bahan Sambal goreng
P Tahu goreng               200 grm
P Kentang goreng          250 grm
P Kecambah                  100 grm
P Cabe merah                25 grm
P Tomat                        2 grm
P Cabe Rawit                 5 grm
P Bawang Merah                        15 grm
P Terasi                                    1 grm


1.   Jagung pipil ditumbuk/dikepres untuk menghilangkan kulit luarnya, dengan cara memasukkan jagung ke dalam lumpang secukupnya diberi air sedikit dan ditumbuk berulang-ulang, hasil tumbukan ditampi di dalam nyiru besar untuk membuang kulitnya
2.   Butiran yang telah bersih dari kulit direndam dalam air selama 3-7 hari, air diganti agar tidak berbau.
3.   Didihkan air untuk mengukus jagung yang sudah halus setelah tepung jagung masak diangkat kemudian didinginkan dan dinyiru, hasil dari nasi aron ini adalah berbentuk gumpalan dan lunak.
4.   Kacang tanah digoreng kemudian bersama bumbu dihaluskan kecuali bawang prei
5.   Bumbu ditumis sampai harum kemudian diberi santan dan terakhir dimasukkan daun ranti
6.   Masak hingga daun lunak, angkat dan sajikan
7.   Tahu dan kentang diiris dadu kemudian digoreng
8.   Bumbu dihaluskan kemudian ditumis
9.   Irisan tahu, kentang dan taoge dimasukkan, diaduk-aduk hingga rata.


Komposisi gizi per porsi Nasi Aron:
C    Energi           : 156 Kal
C    Karbohidrat           : 33,3 gram
C    Protein      : 2,7 gram
C Lemak            : 1,3 gram
Komposisi gizi per porsi Daun Ranti
CEnergi                : 501,1 Kal
CKarbohidrat  : 4,61 gram
CProtein         : 55,3 gram
C Lemak                                : 0,78 gram
Komposisi gizi per porsi Sambal Goreng
C    Energi           : 93,5 Kal
C    Karbohidrat           : 29,7 gram
C    Protein      : 4,9 gram

C Lemak            : 5,3 gram