Pages

SM-3T: Kerinduan

"Seorang peserta SM-3T Unesa langsung menghambur ke pelukan saya, saat kunjungan monitoring ke lokasi di wilayah Sumba Timur.

SM-3T: Kebersamaan

"Saya (Luthfiyah) bersama Rektor Unesa (Muchlas Samani) foto bareng peserta SM-3T di Sumba Timur, salah satu daerah terluar dan tertinggal.

Keluarga: Prosesi Pemakaman di Tana Toraja

"Tempat diadakannya pesta itu di sebuah kompleks keluarga suku Toraja, yang berada di sebuah tanah lapang. Di seputar tanah lapang itu didirikan rumah-rumah panggung khas Toraja semi permanen, tempat di mana keluarga besar dan para tamu berkunjung..

SM-3T: Panorama Alam

"Sekelompok kuda Sumbawa menikmati kehangatan dan kesegaran pantai. Sungguh panorama alam yang sangat elok. (by: rukin firda)"

Bersama Keluarga

"Foto bersama Mas Ayik dan Arga saat berwisata ke Tana Toraja."

Minggu, 05 Mei 2013

Dzikir Kuliner

Waktu masih menunjukkan pukul 08.15 ketika saya tiba di Bandara Ahmad Yani Semarang. Cetak tiket, check in, boarding pass, beres. Langsung masuk ke ruang tunggu. Sriwijaya Air yang akan membawa saya ke Surabaya dijadwalkan terbang pukul 09.35. Masih banyak waktu untuk melakukan sesuatu sebelum boarding time.

Saya pun menggeser tas koper saya ke dekat mas Ali Sidik, staf Puskom Unesa yang sejak kemarin menemani saya mengikuti Rapat Koordinasi SM-3T di Hotel Patra Jasa. Memastikan dia menjaga barang  saya itu. Saya pamit jalan-jalan, 'nglemeske sikil.' 

Tentu saja saya hanya jalan-jalan dari satu konter ke konter lain yang berderet di sepanjang sisi kanan-kiri ruang tunggu. Tak bermaksud membeli sesuatu pun, sekedar window shopping. Tapi ketika masuk ke sebuah toko buku, saya menghabiskan waktu membaca-baca. Memilih-milih. Ada beberapa yang cukup menarik perhatian dan menarik hati saya untuk membelinya. Namun saya bertahan untuk sekedar membaca ringkasan di cover belakang buku-buku tersebut. Belasan buku yang saya beli beberapa waktu yang lalu masih terbungkus rapi dalam sampul plastiknya. Saya tidak mau menambah tumpukan buku-buku baru itu. Menumpuk buku baru yang belum dibaca seperti menumpuk hutang saja.

Tapi sebuah buku berjudul 'Dzikir Kuliner' tak mampu membuat hati saya menolak. Saya sudah bisa meraba seperti apa isinya dari membaca ringkasannya di cover belakang. Tapi saya belum puas. Lagi pula, semua yang berbau kuliner memang harus saya minati. Apalagi dengan embel-embel 'dzikir'. Ini pasti menarik. Sama menariknya dengan rahasia konsep Kurikulum 2013 yang muncul dari sebuah 'dzikir' saat Pak Nuh menunaikan umroh pada tahun 2006. Haha....

Makan adalah dzikir. Begitulah kata Tauhid Nur Azhar (TNA), penulis buku itu, dalam prakatanya. Pertanyaannya, bagaimana kita mengingat Allah SWT lewat proses makan? 

Menurut TNA, jawabannya memang bukan hanya pada gurihnya tengkleng di depan Pasar Klewer ataupun mak nyussnya coto makasar pelabuhan 45, tetapi justeru melekat pada proses makan dan makanannya. Setiap unsur sampai elemen subatomik dalam makanan semuanya bertasbih. Mereka berthawaf dan membentuk orbital atom, membangun medan elektromagnetik, mengadakan perjanjian perikatan van der Walls atau hidrogen. Mereka kaffah memerankan diri sebagai pemenuh kebutuhan yang harus memenuhi persyaratan. Acap kali tubuh meminta zat berpolaritas tertentu, acap kali pula ia meminta hanya ion-ion kecil untuk menjaga tekanan osmotik agar tetap kharismatik. 

Di balik semua kebutuhan serta pemenuhannya yang dapat berjalan dengan cantik, sungguh tersimpan tanda-tanda keajaiban-Nya yang begitu nyata. Jadi, rujak cingur, tahu campur, beberuk terung, pallu basa, kaledo, cakalang fufu sampai ayam bengawan solo adalah serangkaian komposisi sonata kerinduan makhluk terhadap Sang Komposer Agungnya! (hal. VIII).

Saya menahan diri untuk langsung membaca isi buku yang pasti sangat menarik ini. Saya ingin tahu siapa sebenarnya penulis buku yang dicetak pada Mei 2012 ini. TNA yang kelahiran Bandung pada 1970 ini ternyata lulusan S1 Kedokteran Undip dan S2 Kedokteran UI. Ia juga sempat terdampar di Fakulti Perubatan Universiti Kebangsaan Malaysia dan di Health Science Technology Harvard-MIT, AS. Dia juga aktif sebagai peneliti, penulis, sutradara, penulis naskah drama, menjadi konsultan tesis dan disertasi khususnya bidang biomedis dan biomolekuler. Karena kepakarannya, dia pun menjadi salah satu konsultan dan tim ahli PT Telkom, PT KAI, PT Angkasa Pura, PT Unilever dan banyak instansi yang lain. Dia telah menulis lebih dari dua puluh buku yang terbit sejak 2007. Dan banyak lagi pengalamannya, yang pasti akan terlalu panjang bila saya tuliskan semua di sini.

Pantas, tulisannya tentang makanan dan bagaimana makan itu sesungguhnya adalah suatu proses dzikir begitu memukau. Lengkap ditinjau dari berbagai sudut pandang. 

Dia berbicara tentang manajemen makan sebagai suatu seni (art) pengelolaan diri yang dinamis, sebagaimana seni pemenuhan kebutuhan primer manusia lainnya. 

Dia juga meninjau proses makan sebagai proses biologis.  Rasa lapar sebagai suatu sinyal melibatkan banyak unsur biologis di dalam sistem tubuh dengan mekanisme yang sangat rumit. Sinyal awal berasal dari impuls molekuler yang secara kumulatif akan memberikan pertanda atau gejala awal. Misalnya, menurunnya kadar gula di dalam darah atau hipoglekemi.
Dst dst...... Dikatakan bahwa fenomena biologis ini akan berintegrasi dengan fungsi luhur analitik dan bermanifestasi pada 'cara mendapatkan makanan'.

Pada titik ini, konsep 'makan-memakan' menjadi sangat krusial dan bergeser menuju ranah filosofis. Konsep halal dan haram berkembang bukan hanya terfokus pada substansi bahan makanannya, melainkan juga menambah kawasan 'bagaimana cara memperolehnya?' Dijelaskan di sini, bahwa makanan yang diperoleh dengan cara-cara yang tidak halal akan memberikan pengaruh pada pribadi anak setelah mereka dewasa, dan bahkan akan mempengaruhi kualitas sebuah keluarga, dunia sampai akhiratnya. 

Terkuaklah makna doa sebelum makan, yang memiliki arti tidak sekedar mengharapkan berkah dari makanan yang tersedia, tetapi juga permohonan agar terhindar dari azab neraka. Doa makan merupakan proses stelirilasi dan pengeliminasian unsur-unsur dosa (haram) dalam sebuah makanan.

Pada saat bahan makanan yang halal dan thayib telah didapatkan, berkembang pula suatu proses pelatihan diri yang tidak kalah menariknya. Pada tahap ini, kita dihadapkan pada permasalahan pengelolaan dan pengendalian hawa nafsu. Kita harus secara jernih dan mandiri mengukur tingkat kebutuhan dan kepatutan, baik dari aspek metabolisme maupun finansial.

Penjabaran sunnah Rasulullah SAW, 'berhentilah makan sebelum kenyang' mengharuskan kita untuk menemukan ambang batas yang tidak mengganggu kesetimbangan kecerdasan intgeratif. Kegiatan tersebut harus selalu direvitalisasi setiap hari, mengingat kita juga makan setiap hari. Proses revitalisasi itu juga harus mengakomodasi setiap perubahan yang secara dinamik pasti terjadi setiap waktu (sunnatullah di ranah waktu yang relatif). 

Seandainya konsep filosofis dari ritual makan-memakan ini bisa kita pahami, prosesi makan sesungguhnya merupakan bentuk ibadah ghairu mahdhah yang sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas keimanan.

Dalam buku ini, TNA menyajikan tulisannya dalam tema-tema: Cita Rasa Kuliner Laut, Cita Rasa Kuliner Darat, Kuliner dari berbagai Penjuru, dan Refleksi Kuliner. Dalam setiap tema itu dia mendeskripsikan tempat-tempat makan favorit di banyak tempat baik di dalam maupun di luar negeri, tidak hanya dari kelezatan makananya, kenyamanan tempatnya, eksotisme alamnya, namun juga historis, kandungan gizi, serta hikmah spiritual dan manajerial. Dia menulis dengan gaya feature yang alurnya enak mengalir namun sarat dengan muatan akademis-ilmiah, memukau sejak dari judul sampai pada akhir tulisan. Lihat saja beberapa judulnya: Karamba di Teluk Donggala, Suatu Siang di Bosphorus, Palling dari North Sea, Angkringan Pasar Kembang, Merpati tak Pernah Ingkar Janji, Apakah Warung Padang sudah Buka di Bulan, dan judul-judul lain yang sederhana tapi tetap menarik. 

Beberapa kalimat kunci dalam buku ini: Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu (QS al-Baqarah (2):57). Makanlah dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan (QS al-An'am (6):142). 

Inti dari buku ini adalah: makan adalah ibadah, kelezatannya yang tercecap adalah dzikir.

Dalam penutupnya, TNA mengingatkan kita semua: Maka, Nikmat Tuhan Manakah yang Kau Dustakan?


Semarang, 5 Mei 2013

Wassalam,
LN

SEPI

Sebuah puisi
Bicara tentang hati
Rasa yang tak terkatakan
Kata yang tak teruraikan

Dalam sepi
Puisi kian sunyi
Membuai lamunan diri
Tentang rindu dan mimpi-mimpi
Tentang makna hidup sejati

Ke mana arah tujuan
Dermaga tak jua dalam jangkauan
Meski sang surya hampir mencapai peraduan 

Detik demi detik
Seperti berputar
Seperti bergerak
Tak kunjung sampai ke titik harapan

Sebuah puisi
Adalah lukisan hati
Adalah sepi...


Patra Jasa Semarang, 5 Mei 2013

Wassalam,
LN

Sabtu, 04 Mei 2013

Presentasi Laporan Pelaksanaan Program SM-3T Angkatan Kedua

Pagi ini, di Hotel Patra Jasa Semarang, kami dari 17 LPTK penyelenggara Program SM-3T, berkumpul. Di depan tim SM-3T Dikti, sejak tadi malam kami mempresentasikan laporan pelaksanaan program SM-3T, mulai dari pendaftaran, seleksi, prakondisi, pemberangkatan, serta monitoring dan evaluasi.

Begitu luar biasa pengalaman yang dibagikan di ruang sidang 'Kayangan' di Patra Jasa ini. Mulai dari beratnya medan yang harus ditempuh untuk mencapai lokasi pengabdian,  berbagai persoalan dalam bidang pendidikan, dan juga banyaknya persoalan karena perbedaan kultur dan agama. 

Koordinator dari Unsyiah  menayangkan sebuah gambar seorang peserta SM-3T di Anambas yang dari mata dan hidungnya keluar darah. Gadis dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris itu konon terkena ilmu hitam karena dia menolak cinta kepala sekolah. Meski tempat tugasnya sudah dipindahkan jauh dari tempat tugas kepala sekolahnya tersebut, ternyata itu tidak menjadikan dia terbebas dari ancaman mengerikan itu. Minggu ini, koordinator SM-3T Unsyiah akan menjemput gadis malang tersebut agar bisa disembuhkan di tempat yang lebih aman. 

Penyakit nonmedis semacam ini ditemukan di mana-mana, termasuk di NTT, Aceh dan Talaud. Nai ular, nai api, swanggi, adalah istilah-istilah yang umum disebut untuk sakit-sakit nonmedis ini.  

Di Aceh Singkil, ada beberapa peserta  yang terus-menerus diteror oleh perilaku orang yang memiliki kegemaran mengintip, apa pun aktivitas mereka. Kadang-kadang pintu mess mereka juga diketuk-ketuk. Tentu saja hal ini sangat mengganggu, tidak hanya kenyamanan namun juga, terutama, keamanan.

Itu hanya sekelumit kisah yang memprihatinkan dari puluhan atau bahkan ratusan kisah memprihatinkan yang lain. Serangan 'agas', semacam nyamuk, juga menjadi gangguan yang sangat menyiksa. Nyamuk itu kalau sudah menggigit menyebabkan kulit melepuh seperti terbakar, panas dan pedihnya bukan main, serta sembuhnya lama sekali. Beberapa peserta dari UNM harus dipulangkan dan dirawat di rumah sakit di Makasar karena luka gigitan agas itu menyebabkan infeksi yang berkepanjangan. Beberapa dari mereka kabarnya harus dioperasi untuk menyembukan infeksinya. 

Saya kira hal ini hanya dialamai oleh anak-anak kami di Maluku Barat Daya (MBD), ternyata di Papua dan Papua Barat juga terjadi. Bahkan bisa dikatakan, di tempat-tempat itu, nyaris tak seorang pun yang bisa terbebas dari serangan agas.

Keterbatasan air bersih juga menjadi kendala yang cukup berat. Banyak lokasi yang sulit air. Kalau pun ada air, air itu payau. Sudah begitu, yang memanfaatkan tidak hanya manusia, tetapi juga binatang: babi, anjing, kambing, sapi.... Untuk berwudhu mereka lebih banyak bertayamum, dan, ini yang sangat memperihatinkan, mereka tidak pernah lagi menunaikan sholat jumat. Tidak ada masjid, apa lagi jamaahnya....  

Beberapa peserta sempat protes begitu dia tahu tempat tugasnya. Bagaimana mungkin Dikti dan LPTK menugaskan mereka di tempat seperti itu? Untuk mencapainya saja harus penuh perjuangan, lewat udara, laut, darat, menyeberang sungai yang arusnya deras, berbukit-bukit, terisolir, tidak ada sinyal, tidak ada listrik, air susah. Belum lagi kondisi keamanan di daerah-daerah perbatasan dan daerah-daerah yang rentan konflik, betapa kompleksnya persoalan yang harus mereka hadapi.

Berbagai persoalan dalam bidang pendidikan juga tidak ringan. Kadangkala mereka merasa kehabisan akal menghadapi siswa-siswa yang sangat sulit, bukan hanya dalam masalah akademik tapi juga perilaku. Ditambah dengan etos kerja yang rendah dari kepala sekolah dan guru. Dukungan orang tua yang minim, yang lebih mementingkan anak-anak mereka mencari kayu bakar di hutan atau menggembala sapi atau mencari air. 

Lambat laun, memang semua tantangan itu bisa diurai satu per satu. Setidaknya, para guru pengabdi itu sudah mulai bisa menyesuaikan diri dengan berbagai kendala. Mandi seminggu sekali adalah biasa, berebut air dengan binatang merupakan lagu wajib, gigitan agas ditunggu saja sampai musim binatang kecil itu berlalu, dan bahkan yang suka diintip pun meyakinkan diri bahwa suatu saat si pengintip itu akan bosan dengan sendirinya....

Ya, memang berat jalan yang harus ditempuh untuk menjadi guru. Hanya mereka yang benar-benar terpanggil sajalah yang akhirnya akan mengejar profesi itu.

Saya sendiri lebih menekankan pada pentingnya memastikan kesiapan peserta sebelum mengirimkan mereka ke tempat tugas. Fisik dan mental harus benar-benar prima. Maka tahap seleksi dan prakondisi harus benar-benar menjadi tahap yang sangat penting. 

Kerjasama dengan pemda setempat juga harus optimal. Ada pemda yang terkesan tidak butuh program ini, meski pun sebenarnya kondisi pendidikan dan masyarakatnya sangat membutuhkan bantuan. Sikap pemda yang kurang kooperatif seperti ini berimbas pada tingkat keamanan dan kenyamanan para peserta dalam mengemban tugasnya. 
Hal lain yang saya dan teman-teman rekomendasikan adalah pentingnya survei awal ke tempat tugas sebelum pengiriman peserta. Ini penting, karena menyangkut ketepatan wilayah sasaran, pemahaman pada medan, dan juga pendekatan pada pemda setempat. 

Di akhir presentasi, saya menayangkan feature SM-3T, baik yang dimuat di Jawa Pos, di Majalah Unesa, dan juga, saya katakan bahwa kisah lebih lengkapnya bisa di-klik di www.ikaunesa.net dan di www.luthfiyah.com. Saya juga membawa beberapa majalah Unesa, yang saya peroleh dari mas Rohman, yang tadi malam sudah saya serahkan ke Dikti beserta laporan SM-3T Unesa, beberapa juga saya bagikan ke teman-teman sesama koordinator.

Mas Rukin, terimakasih sudah menemani kami melakukan monev, terimakasih untuk liputannya, untuk versi pdf-nya juga. Mas Samsul, Mas Fiki, dan juga Mas Rukin sebagai pemred, terimakasih untuk tulisan-tulisan SM-3T yang sudah diunggah di website ikaunesa. Mas Rohman dan tim Humas Unesa, terimakasih untuk majalah Unesanya. 

Sukses untuk kita semua.

Patra Jasa Semarang, 4 Mei 2013

Wassalam,
LN

Jumat, 03 Mei 2013

TERKENANG PULAU BABAR

Pohon-pohon kelapa
Hamparan pantai
Bukit, laut
Bebatuan
Desa-desa yang indah
Orang-orang yang ramah
Gereja di mana-mana

Para bapa dan mama-mama
Tete-tete dan nene-nene
Para nyong dan nona-nona

Bapa pendeta, bapa tua
Bapa guru, nona guru
Mama piara, bapa piara

Jagung, kasbi, pisang, patatas
Daun pepaya dan daun singkong
Kacang panjang dan terong
Ikan, penyu, gurita
Colo-colo
Kelapa muda
Wow......

Patra Jasa Semarang, 3 Mei 2013

Wassalam,
LN

Kamis, 02 Mei 2013

SELAMAT ULANG TAHUN, ANAKKU

Selamat ultah, sayangku
Dua puluh satu tahun sekarang usiamu
Rasanya baru kemarin
Hari itu begitu menyiksa
Berat beban tubuhmu yang meronta dalam perut ibu
Sejak sebelum matahari terbit
Sampai terbenam
Dan terbit kembali


Raungan kerasmu seperti menghalau semua lelah
Gerak kaki-kaki kecilmu menghapus seluruh sakit
Wajah mungilmu yang tampan adalah embusan angin yang mengusap segala peluh
Jari-jari mungilmu membimbing kesadaran kami semua untuk bersimpuh


Terimakasih, Tuhan
Telah Kau titipkan pada kami
Sosok mungil yang begitu kami damba
Akan kami jaga dia
Demi kebaikan di dunia dan akhiratnya...


Selamat ulang tahun, sayangku
Dua puluh satu tahun
Sudah dewasa
Ibu dulu sudah bertemu dengan bapakmu pada usia itu
Sudah tertambat hatinya
Sudah mengangankan betapa indahnya
Dalam satu naungan, dengan anak-anak buah cinta
Mengarungi samudra bersama
Dengan sebuah bahtera
Dan bapakmu sebagai nakhodanya....
Indahnya....


Hadirmu membuat hidup menjadi begitu lengkap
Ada suka ada tawa
Ada duka ada gulana
Kau ajari kami tentang berjuang
Tentang kesabaran dan keikhlasan
Tentang menerima dengan apa adanya


Selamat ulang tahun, Anak Lanangku
Hari ini hari pendidikan nasional
Di mana-mana orang bicara tentang meningkatkan kualitas dan akses berkeadilan
Pak menteri minta maaf untuk persoalan Unas
Juga bicara tentang penyakit sosial
Kemiskinan, ketidaktahuan, keterbelakangan peradaban
Kita harus meningkatkan imunitas sosial
Pendidikan bisa menjadi vaksin sosial
Pendidikan juga menjadi elevator sosial
Agar dapat meningkatkan status sosial
Pahamkah kau akan semua itu?


Bahwa layanan pendidikan harus menjangkau seluruh lapisan masyarakat
Maka sekolah dibangun di mana-mana
Juga di wilayah terdepan, terluar, tertinggal
Ada juga bantuan operasional sekolah
Bantuan perguruan tinggi negeri
Bantuan siswa miskin
Bidik misi
Akademi komunitas


Tahukah kau?
Adanya penyebaran pusat unggulan
Adanya peran sebagai sabuk pengaman
Untuk keutuhan NKRI tercinta
Tahu jugakah kau
Tentang program afirmasi pendidikan tinggi
Tentang posko anti DO
Juga tentang kurikulum 2013
Sebagai antisipasi kebutuhan kompetensi abad 21
Dan menyiapkan generasi emas 2045


Anakku,
Kau harus tahu semua itu
Karena kau akan menjadi bagian dari perjuangan
Kau juga menjadi bagian yang saat ini sedang diperjuangkan
Marilah himpun kekuatan
Susun strategi menyongsong masa depan
Hidupmu harus mapan
Supaya tidak menjadi beban
Dan bisa ikut mengemban
Memberi makna bagi kehidupan


Selamat ulang tahun, Anak Lanangku
Selamat hari pendidikan....


Surabaya, 2 Mei 2013


Wassalam,
LN

Minggu, 28 April 2013

Purnama (2)

Lihatlah di ufuk timur
Sekarang juga

Rembulan,
Meski tak bulat penuh
Kiilaunya membuat hati luluh
Keelokannya membiaskan rasa teduh
Meski tak satupun tangan mampu menyentuh

Segumpal awan tipis 
Seperti kabut 
Berpendar berbaris
Membuatmu bagai berselimut
Namun indahmu
Murni tetap memagut

Langit bersih
Satu dua bintang
Pepohonan bagai bayang-bayang
Alam yang beku dalam diam

Purnama
Malam ini akan kutemani kau
Menuju titik tertinggimu
Sampai esok pagi 
Saat kau temukan ufuk baratmu....

OTW dari Tuban ke Surabaya
28 April 2013

Wassalam,
LN

Jumat, 26 April 2013

Larut Malam

Larut malam
Hanya detak jam dinding
Dan suara alam
Sepenuhnya hening

Masih kubuka lembar demi lembar
Torehan kisah-kisahmu
Tentang sebuah negeri bernama Sumba
Ketika kau 'antar jenazah ke liang kubur'
Atau saat 'menunggu berita di bukit penantian'
Juga waktu kau harus menjadi 'multi tasking teacher'

Begitu berwarna kisah-kisahmu
'Ujian sekolah di ruang isolasi'
'Bertahan dengan kuncup daun singkong'
Bahkan sampai 'melawan sapi berebut sabun cuci'.

Aku bayangkan
Ketika 'laskar gunung itu menggapai mimpi'
Dengan 'memanfaatkan waktu yang tersisa'
'Saat-saat terakhir itu datang juga'

Namun begitu
Terasa 'berat melepas'
Pada 'malam-malam terakhir'
Karena meski harus 'kau ucap selamat tinggal'
Betapapun 
Di hatimu telah terpatri
'Tubuhku di Jawa, jiwaku di Sumba'

Larut malam
Hanya detak jam dinding
Dan suara alam
Sepenuhnya hening


Palm Residence,  tengah malam, 26 April 2013

Wassalam,
LN