PAGI yang cerah, dan dengan penuh semangat kami meluncur ke Hotel Mercure Jakarta Sabang. Kegiatan pagi ini adalah memenuhi undangan rapat dari Kementerian Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI. Agenda rapatnya, monitoring dan evaluasi pencapaian indikator kegiatan prioritas peningkatan budaya literasi. Undangannya tidak terlalu banyak, meliputi pejabat eselon satu dan dua dari Bappenas, Kemendikbudristek, Kemendes PDTT, Kominfo, Kemendagri, Perpusnas, dan BPS. Semua undangan diminta untuk menyampaikan informasi tentang capaian indikator pembudayaan literasi dan penguatan institusi sosial penggerak literasi dan ivonasi tahun 2021 serta rencana tahun 2022. Rapat dipimpin langsung oleh Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olah Raga, Didik Suhardi, Ph.D.
Menarik
sekali mendengarkan laporan kegiatan literasi dari berbagai kementerian dan
lembaga tersebut. Masing-masing kementerian dan lembaga (K/L) telah
melaksanakan berbagai program dan kegiatan literasi sesuai tugas dan fungsinya
. Sebagian program dan kegiatan beririsan dan akan sangat baik bila dilakukan
secara kolaborasi dan sinergi antar K/L. Kegiatan literasi dengan berbagai
bentuknya, baik di sekolah formal, di sekolah nonformal, di masyarakat, di
perpustakaan, secara online maupun offline serta blended, semuanya mengarah
pada satu tujuan, yaitu mengembangkan literasi masyarakat Indonesia untuk
meningkatkan kesejahteraan.
Saya
mewakili Kemendes PDTT menyampaikan program dan kegiatan pengembangan literasi
yang bermuara pada pencapaian SDGs Desa yang meliputi 18 tujuan. SDGs Desa
adalah upaya terpadu pembangunan desa untuk percepatan pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan. SDGs Desa merupakan arah kebijakan pembangunan desa
dan pemberdayaan masyarakat desa. SDGs Desa adalah upaya terpadu mewujudkan
desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, desa ekonomi tumbuh merata, desa peduli
kesehatan, desa peduli lingkungan, desa peduli pendidikan, desa ramah
perempuan, desa berjejaring, dan desa tanggap budaya untuk percepatan
pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SGDs).
Tipe
Desa Peduli Pendidikan berkesesuaian dengan SDGs Desa-4, yaitu Pendidikan Desa
Berkualitas. Pemerintah desa bersama-sama dengan supra desa dan masyarakat desa
harus memastikan ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan yang
berkualitas bagi warga desa, serta akses yang mudah bagi warga desa terhadap
layanan pendidikan. Sumber-sumber pendapatan desa serta potensi desa dapat
dimanfaatkan dalam rangka mendukung peningkatan kualitas dan keterjangkauan
pelayanan pendidikan di desa. Salah satu komponen Desa Peduli Pendidikan adalah
Pengembangan Kapasitas Lterasi Desa.
Tersedianya
perpustakaan desa (PD) dan taman bacaan masyarakat (TBM) merupakan saah satu
indikator pengembangan kapasitas literasi desa. Selain itu juga
terfasilitasinya masyarakat untuk belajar mengembangkan kemampuan dirinya dan
mempraktikkan hasil belajarnya. Bentuk fasilitasi yang sudah dilakukan oleh
desa termasuk pengembangan sekolah lapang, pengembangan pusat kegiatan belajar
masyarakat (PKBM), serta pengembangan keterampilan abad 21. PKBM merupakan
program pemberantasan buta huruf, namun tidak sekadar mengajarkan membaca,
menulis, dan berhiutng, juga mengajarkan keterampilan hidup, baik berupa life
skills maupun vocational skills. Bentuk kegiatannya antara lain keaksaraan
fungsional (KF) dan keaksaraan usaha mandiri (KUM). Sedangkan pengembangan keterampilan
abad 21 yang disasar adalah para remaja usia 10-19 tahun, dan pada mereka
diajarkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, kreativitas dan
inovasi, komunikasi, dan kolaborasi.
Saya
juga menyampaikan sebuah program pengembangan literasi yang lain, yaitu
Akademii Desa 4.0. Program ini antara lain meliputi kuliah online (kulon),
ngobrol pintar (ngopi), dan anjang desa. Kulon merupakan kampanye informasi
yang ditayangkan secara real time, mengangkat isu terkini yang dibutuhkan oleh
masyarakat desa, dengan sasaran subjeknya masyarakat umum. Kalau Kulon lebih
banyak dengan metode ceramah, Ngopi berbentuk live talkshow dan diskusi. Materi
Ngopi meliputi best practice dan kebijakan pemberdayaan masyarakat desa, dengan
sasaran subjeknya adalah penggerak swadaya masyarakat (PSM), kader pemberdayaan
masyarakat desa (KPMD), dan tenaga pendamping profesional (TPP). Sementara itu,
Anjang Desa merupakan media kampanye informasi yang materinya adalah hasil
liputan semi dokumenter yang mengangkat kisah sukses di desa. Sasaran subjeknya
adalah masyarakat desa, pemuda desa, dan perangkat desa. Selain itu juga ada
kegiatan pembuatan video berbasis masyarakat yang menghasilkan 60 video
pembelajaran dengan tema utama kegiatan ekonomi lokal dan kewirausahaan, lingkungan lestari dan berkelanjutan, serta layanan dasar. Juga
telah dihasilkan 240 video hasil kurasi yang
relevan dengan pemberdayaan masyarakat dan telah diungga di chanell
Youtube Akademi Desa 4.0.
Masih
perlu kerja keras untuk terus mengembangkan kapasitas literasi di lingkungan
Kemendesa PDTT. Termasuk keberadaan Perpustakaan Kemendesa PDTT sejak 2019 yang
sampai saat ini masih belum banyak diketahui oleh internal Kemendesa PDTT
sendiri, apa lagi oleh masyarakat luas. Berbagai kegiatan seperti sharing
knowledge, bedah buku, bedah film, dan webinar, juga dilakukan oleh
perpustakaan, selain--tentu saja--peminjaman buku. Ada sekitar 6000-an buku
dengan aneka ragam kategori. Sebagian buku sudah masuk system OPAC (Online
Public Access Catalog) dan bisa diakses melalui e-perpustakaan:
http://e-perpustakaan.kemendesa.go.id/opac/.
Rapat
berakhir pada sekitar pukul 12.30, dan karena saya harus memenuhi undangan pada
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Panja Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MKBM) Komisi
X DPR RI, maka kami pun langsung meluncur ke Ruang Rapat Komisi X DPR RI,
Gedung Nusantara 1. Enam pejabat yang diundang pada RDP ini, yaitu Dirjen Dikti
Kemendikbudristek, Dirjen PAI Kemenag, Sekjen Kemenaker, Sekjen Kemenperin,
Sesmen Kemenparekraf, dan Kepala BPSDM Kemendes PDTT.
Pada
RDP ini, kami diminta menyampaikan hal-hal terkait progres implementasi MBKM
pada kementerian masing-masing. Juga menjawab beberapa pertanyaan yang
sebelumnya sudah dikirimkan oleh Panja MBKM Komisi X. Presentasi dimulai dari
Prof Nizam selaku Plt. Dirjen Dikti Kemendikbudristek. Dilanjutkan dari
kementerian lain, dan terakhir adalah dari Kemendesa PDTT.
Tidak
seperti kementerian lain yang sudah sangat bagus progresnya dalam implementasi
MBKM, karena mereka memiliki sekolah, baik sekolah jalur vokasi maupun
akademik, Kemendesa PDTT masih harus berjuang untuk memulai. Menjelang akhir
tahun 2021 yang lalu, Pedoman Implementasi MBKM baru saja dihasilkan, dengan
nama program PMB-MBKM (Pemberdayaan Masyarakat Desa Berbasis MBKM). Dukungan anggaran
belum jelas, dan juga masih harus berjuang untuk menjalin kerjasama dengan
pemerintah daerah serta dunia usaha/dunia industri. PMB-MBKM merupakan salah
satu program yang dimasukkan pada kelompok program inisiatif baru (IB), bersama
program lain seperti Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang disiapkan bagi
para penggiat desa untuk menempuh studi lanjut. Program yang lain adalah
sertifikasi TPP, di mana pada akhir tahun 2021 kemarin, perangkat sertifikasi
kompetensi berupa SKKNI TPP dan Skema KKNI TPP telah diperoleh.
Program
yang tak kalah penting lainnya adalah memastikan terbangunnya sinergi antar
komponen dalam BPSDM, baik UKE-1, UKE2, dan pusat-pusat, selain tentu saja
sinergi antar UKE-1 dan bahkan antar kementerian dan lembaga (K/L) lain. Ada
sekitar 35 ribu pendamping dan ribuan PSM yang juga menunggu untuk ditingkatkan
kapasitasnya. Di sisi lain, BPSDM juga mengalami darurat widyaiswara, karena
hari ini, widyaiswara yang dimiliki BPSDM tinggal 11 orang, sementara tahun
depan, akan ada lagi 2 widyaiswara yang
purna. BPSDM juga harus memastikan pembangunan zona integritas menuju
wilayah bebas korupsi (WBK) serta wilayah birokrasi bersih dan melayani (WBBM).
Semakin
mendalami tugas, semakin menemukan banyak pekerjaan rumah yang harus
diselesaikan. Dengan segala niat baik, khusnudzon, mengandalkan pada
akuntabilitas, profesionalitas, integritas, dan kebersamaan (APIK), insyaallah
semua pekerjaan rumah bisa diselesaikan satu demi satu. Tentu saja semua
ikhtiar selalu dibarengi dengan doa-doa dan harapan yang terus dilangitkan pada
Allah Sang Pemberi Kemudahan dan Kesehatan. Amiin.
Surabaya,
29 Januari 2022
*Catatan
dua hari yang lalu.