Pages

Sabtu, 29 Januari 2022

Pengembangan Kapasitas Literasi Desa dan MBKM

 


PAGI yang cerah, dan dengan penuh semangat kami meluncur ke Hotel Mercure Jakarta Sabang. Kegiatan pagi ini adalah memenuhi undangan rapat dari Kementerian Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI. Agenda rapatnya, monitoring dan evaluasi pencapaian indikator kegiatan prioritas peningkatan budaya literasi. Undangannya tidak terlalu banyak, meliputi pejabat eselon satu dan dua dari Bappenas, Kemendikbudristek, Kemendes PDTT, Kominfo, Kemendagri, Perpusnas, dan BPS. Semua undangan diminta untuk menyampaikan informasi tentang capaian indikator pembudayaan literasi dan penguatan institusi sosial penggerak literasi dan ivonasi tahun 2021 serta rencana tahun 2022. Rapat dipimpin langsung oleh Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olah Raga, Didik Suhardi, Ph.D.

 

Menarik sekali mendengarkan laporan kegiatan literasi dari berbagai kementerian dan lembaga tersebut. Masing-masing kementerian dan lembaga (K/L) telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan literasi sesuai tugas dan fungsinya . Sebagian program dan kegiatan beririsan dan akan sangat baik bila dilakukan secara kolaborasi dan sinergi antar K/L. Kegiatan literasi dengan berbagai bentuknya, baik di sekolah formal, di sekolah nonformal, di masyarakat, di perpustakaan, secara online maupun offline serta blended, semuanya mengarah pada satu tujuan, yaitu mengembangkan literasi masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan.

 

Saya mewakili Kemendes PDTT menyampaikan program dan kegiatan pengembangan literasi yang bermuara pada pencapaian SDGs Desa yang meliputi 18 tujuan. SDGs Desa adalah upaya terpadu pembangunan desa untuk percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. SDGs Desa merupakan arah kebijakan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. SDGs Desa adalah upaya terpadu mewujudkan desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, desa ekonomi tumbuh merata, desa peduli kesehatan, desa peduli lingkungan, desa peduli pendidikan, desa ramah perempuan, desa berjejaring, dan desa tanggap budaya untuk percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SGDs).

 

Tipe Desa Peduli Pendidikan berkesesuaian dengan SDGs Desa-4, yaitu Pendidikan Desa Berkualitas. Pemerintah desa bersama-sama dengan supra desa dan masyarakat desa harus memastikan ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan yang berkualitas bagi warga desa, serta akses yang mudah bagi warga desa terhadap layanan pendidikan. Sumber-sumber pendapatan desa serta potensi desa dapat dimanfaatkan dalam rangka mendukung peningkatan kualitas dan keterjangkauan pelayanan pendidikan di desa. Salah satu komponen Desa Peduli Pendidikan adalah Pengembangan Kapasitas Lterasi Desa.

 

Tersedianya perpustakaan desa (PD) dan taman bacaan masyarakat (TBM) merupakan saah satu indikator pengembangan kapasitas literasi desa. Selain itu juga terfasilitasinya masyarakat untuk belajar mengembangkan kemampuan dirinya dan mempraktikkan hasil belajarnya. Bentuk fasilitasi yang sudah dilakukan oleh desa termasuk pengembangan sekolah lapang, pengembangan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), serta pengembangan keterampilan abad 21. PKBM merupakan program pemberantasan buta huruf, namun tidak sekadar mengajarkan membaca, menulis, dan berhiutng, juga mengajarkan keterampilan hidup, baik berupa life skills maupun vocational skills. Bentuk kegiatannya antara lain keaksaraan fungsional (KF) dan keaksaraan usaha mandiri (KUM). Sedangkan pengembangan keterampilan abad 21 yang disasar adalah para remaja usia 10-19 tahun, dan pada mereka diajarkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, kreativitas dan inovasi, komunikasi, dan kolaborasi.

 

Saya juga menyampaikan sebuah program pengembangan literasi yang lain, yaitu Akademii Desa 4.0. Program ini antara lain meliputi kuliah online (kulon), ngobrol pintar (ngopi), dan anjang desa. Kulon merupakan kampanye informasi yang ditayangkan secara real time, mengangkat isu terkini yang dibutuhkan oleh masyarakat desa, dengan sasaran subjeknya masyarakat umum. Kalau Kulon lebih banyak dengan metode ceramah, Ngopi berbentuk live talkshow dan diskusi. Materi Ngopi meliputi best practice dan kebijakan pemberdayaan masyarakat desa, dengan sasaran subjeknya adalah penggerak swadaya masyarakat (PSM), kader pemberdayaan masyarakat desa (KPMD), dan tenaga pendamping profesional (TPP). Sementara itu, Anjang Desa merupakan media kampanye informasi yang materinya adalah hasil liputan semi dokumenter yang mengangkat kisah sukses di desa. Sasaran subjeknya adalah masyarakat desa, pemuda desa, dan perangkat desa. Selain itu juga ada kegiatan pembuatan video berbasis masyarakat yang menghasilkan 60 video pembelajaran dengan tema utama kegiatan ekonomi lokal dan  kewirausahaan, lingkungan lestari dan  berkelanjutan, serta layanan dasar. Juga telah dihasilkan 240 video hasil kurasi yang  relevan dengan pemberdayaan masyarakat dan telah diungga di chanell Youtube Akademi Desa 4.0.


 

Masih perlu kerja keras untuk terus mengembangkan kapasitas literasi di lingkungan Kemendesa PDTT. Termasuk keberadaan Perpustakaan Kemendesa PDTT sejak 2019 yang sampai saat ini masih belum banyak diketahui oleh internal Kemendesa PDTT sendiri, apa lagi oleh masyarakat luas. Berbagai kegiatan seperti sharing knowledge, bedah buku, bedah film, dan webinar, juga dilakukan oleh perpustakaan, selain--tentu saja--peminjaman buku. Ada sekitar 6000-an buku dengan aneka ragam kategori. Sebagian buku sudah masuk system OPAC (Online Public Access Catalog) dan bisa diakses melalui e-perpustakaan: http://e-perpustakaan.kemendesa.go.id/opac/.

 

Rapat berakhir pada sekitar pukul 12.30, dan karena saya harus memenuhi undangan pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) Panja Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MKBM) Komisi X DPR RI, maka kami pun langsung meluncur ke Ruang Rapat Komisi X DPR RI, Gedung Nusantara 1. Enam pejabat yang diundang pada RDP ini, yaitu Dirjen Dikti Kemendikbudristek, Dirjen PAI Kemenag, Sekjen Kemenaker, Sekjen Kemenperin, Sesmen Kemenparekraf, dan Kepala BPSDM Kemendes PDTT.

 

Pada RDP ini, kami diminta menyampaikan hal-hal terkait progres implementasi MBKM pada kementerian masing-masing. Juga menjawab beberapa pertanyaan yang sebelumnya sudah dikirimkan oleh Panja MBKM Komisi X. Presentasi dimulai dari Prof Nizam selaku Plt. Dirjen Dikti Kemendikbudristek. Dilanjutkan dari kementerian lain, dan terakhir adalah dari Kemendesa PDTT.

 

Tidak seperti kementerian lain yang sudah sangat bagus progresnya dalam implementasi MBKM, karena mereka memiliki sekolah, baik sekolah jalur vokasi maupun akademik, Kemendesa PDTT masih harus berjuang untuk memulai. Menjelang akhir tahun 2021 yang lalu, Pedoman Implementasi MBKM baru saja dihasilkan, dengan nama program PMB-MBKM (Pemberdayaan Masyarakat Desa Berbasis MBKM). Dukungan anggaran belum jelas, dan juga masih harus berjuang untuk menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah serta dunia usaha/dunia industri. PMB-MBKM merupakan salah satu program yang dimasukkan pada kelompok program inisiatif baru (IB), bersama program lain seperti Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang disiapkan bagi para penggiat desa untuk menempuh studi lanjut. Program yang lain adalah sertifikasi TPP, di mana pada akhir tahun 2021 kemarin, perangkat sertifikasi kompetensi berupa SKKNI TPP dan Skema KKNI TPP telah diperoleh.

 

Program yang tak kalah penting lainnya adalah memastikan terbangunnya sinergi antar komponen dalam BPSDM, baik UKE-1, UKE2, dan pusat-pusat, selain tentu saja sinergi antar UKE-1 dan bahkan antar kementerian dan lembaga (K/L) lain. Ada sekitar 35 ribu pendamping dan ribuan PSM yang juga menunggu untuk ditingkatkan kapasitasnya. Di sisi lain, BPSDM juga mengalami darurat widyaiswara, karena hari ini, widyaiswara yang dimiliki BPSDM tinggal 11 orang, sementara tahun depan, akan ada lagi 2 widyaiswara yang  purna. BPSDM juga harus memastikan pembangunan zona integritas menuju wilayah bebas korupsi (WBK) serta wilayah birokrasi bersih dan melayani (WBBM).

 

Semakin mendalami tugas, semakin menemukan banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Dengan segala niat baik, khusnudzon, mengandalkan pada akuntabilitas, profesionalitas, integritas, dan kebersamaan (APIK), insyaallah semua pekerjaan rumah bisa diselesaikan satu demi satu. Tentu saja semua ikhtiar selalu dibarengi dengan doa-doa dan harapan yang terus dilangitkan pada Allah Sang Pemberi Kemudahan dan Kesehatan. Amiin.

 

Surabaya, 29 Januari 2022

 

*Catatan dua hari yang lalu.

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...