Pages

Kamis, 28 November 2013

Wisata Edukasi 3: Uji Nyali....

Pagi di Ponorogo. Setelah semalam menempuh perjalanan dari Surabaya. Hotel La-tiban, tempat kami menginap, sedang menggeliat. Teh dan kopi disajikan di meja-meja di depan kamar-kamar. Menurut resepsionis, menu makan pagi hari ini adalah nasi goreng. Saya minta diganti nasi pecel bungkus saja, tentu saja tidak bisa. Memangnya warunge mbahe? Hehe...

Saya dan bu Luci pun bergegas keluar hotel. Untuk apa kalau tidak dalam rangka berburu sego pecel. Kalau Anda ke Ponorogo, dan belum makan nasi pecel, maka kunjungan Anda tidak lengkap.

Ternyata tidak hanya nasi pecel yang kami dapatkan. Tapi juga tempe goreng, tahu goreng, punten (nasi dan kelapa parut dilumatkan menyerupai tetel atau jadah), singkong goreng dan pisang goreng.

Pagi ini, kami menjadwalkan diri untuk mengunjungi para peserta Jatim Mengajar di Kecamatan Ngrayun. Kami, adalah saya, pak Rahman, bu Lusi dan Mujiono (wartawan Harian Duta). Ada tiga lokasi yang akan kami kunjungi. SDN 3 Sendang, SDN 7 Baosan Kidul, dan SDN 2 Mrayan. Berturut-turut, di sana ada Rudy, Heri dan Wachid.

Kami mampir dulu ke Kantor Dinas Pendidikan di Jalan Gondosuli. Bertemu ibu Ismiyatun, yang selama ini menjadi contact person kami, yang ternyata adalah tetangga depan rumah bapak ibu mertua. Bertemu kepala dinas, mengobrol sebentar, menyerahkan empat buah buku sebagai kenang-kenangan dari kami. Lantas pamit, bergerak menuju Ngrayun.

Syukurlah, bu Ismiyatun sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Kami didampingi seorang pemandu, petugas dari UPTD Ngrayun, namanya pak Joko, alumni Seni Rupa IKIP Surabaya angkatan 1986. Dari UPTD Ngrayun nantinya, kami akan 'ditampani' oleh Kepala Sekolah SDN 2 Sendang sebagai pemandu berikutnya. Estafet.

Sekitar pukul 07.30, kami berangkat dari kantor dinas, menuju Bungkal, mengarah ke Ngrayun. Jalan naik 'ndeder', menurun curam, berkelok-kelok. Banyak bagian jalan yang rusak meski tidak seberat di Sumba Timur atau Papua. Pemandangannya masih sangat alami, hutan pinus, lembah-lembah dan ngarai, bukit-bukit landai (tidak bertumpuk-tumpuk seperti di Sumba Timur). Sesekali melewati perkampungan dengan belasan rumah. Masih cukup mengasyikkan untuk dinikmati. AC mobil sengaja dimatikan dan jendela dibiarkan terbuka, agar kesejukan alam lebih asli.

Sampai di UPTD Ngrayun pada pukul 08.30. Ditemui oleh bapak Boyadi, S.Pd., yang mewakili Kepala UPTD. Bersama Kepala SD 3 Sendang yang sudah datang menjemput, beliau berunding mengatur strategi kunjungan kami. Diputuskanlah untuk mengunjungi tempat terjauh dulu, yaitu SDN 3 Sendang. Pertimbangannya, karena kalau hujan turun, tempat itu tidak bisa dikunjungi. Jalan licin dan sangat berbahaya. 

Pukul 08.50, dari UPTD Ngrayun, bergerak menuju Sendang. Dipandu oleh bapak Kepala Sekolah dan seorang petugas dari UPTD. Mereka berboncengan naik motor, dan mobil kami mengekor di belakangnya.

Jalan rusak berat di banyak bagian meski beraspal. Naik turun, berkelok-kelok, hutan, lembah, ngarai. Kata bu Lucia, serasa di Sumba. "Jalannya..... sudah luar biasa....wow lagi". Katanya sambil tertawa campur ngeri.

Lima belas menit kemudian, mobil memasuki jalan makadam. Cak Jum, driver kami, menyerahkan tugasnya dengan 'lego lilo' pada bapak kepala sekolah yang menawarkan untuk menggantikannya pegang setir, dan cak Jum yang ganti membonceng sepeda motor. Nampaknya ada simbiosis mutualisme (atau komensalisme?). Antara kepala sekolah yang tidak tega melihat cak Jum mengemudi, dan cak Jum yang mungkin tidak terlalu yakin melihat medan berat seperti itu. 

Di sepanjang jalan, banyak ditemui jalan yang terbuat dari lempung gunung. Licin, lengket sekali. Banyak genangan air yang membuat jalan menjadi semakin membahayakan. Ban mobil sempat hanya berputar saja tanpa bergerak. Padahal jurang menganga hanya sejengkalan saja. Hutan pinus yang langsing tinggi menjulang berada di sebelah kanan-kiri jalan, dilengkapi lembah dan ngarai. Kami dikocok-kocok di dalam mobil, meskipun jarum speedometer nyaris tidak bergerak dari angka nol saking pelannya. Jalannya yang menanjak, 'ndeder'-nya luar biasa, kalau lagi turun, curamnya juga luar biasa. Ditambah dengan jurang-jurang yang menganga. Bikin perut mulas. Di pelosok Sumba Timur yang medannya seekstrim itu pun, tidak sempat membuat perut saya mulas. Ngeri. 

Pukul 10.30. Sampailah di SDN 3 Sendang. Sekolah yang dikelilingi bukit dan lembah. Hujan rintik menyambut kami. Guru-guru berbusana PSH dan siswa-siswa yang berseragam batik, menebar senyum penuh kehangatan. Juga Rudy, yang berbusana batik, rapi sekali, dengan senyumnya yang cerah menceriakan.

Drs. Hadi Suminto, kepala sekolah itu, telah berhasil memimpin mereka menjadi sosok-sosok yang santun dan ramah. Sekolah dengan kelas-kelas yang bersih meski satu ruang untuk dua kelas (kelas rangkap). Sepatu-sepatu siswa berbaris rapi di depan kelas, sengaja dilepas supaya kelas tetap bersih. Poster-poster bernuansa pengembangan karakter tertempel di banyak titik. Halaman sekolah yang kecil itu berpagar tanaman hidup yang langsung berhadapan dengan bukit dan lembah.

Sekolah ini seperti sebuah telaga yang mampu menghapus segala dahaga. Ketegangan dan kelelahan karena untuk mencapainya musti uji nyali, hilang seketika diguyur dengan kehangatan, keramahan dan kemurnian yang begitu alami. Menyejukkan, membuat betah. Tidak bisa tidak, komitmen kepala sekolah yang santun namun penuh dedikasi itulah yang begitu kental mewarnai.

Ada sembilan orang guru, termasuk Rudy, peserta Jatim Mengajar. Yang sudah PNS 3, yaitu kasek, guru agama, penjaga sekolah. Selebihnya adalah guru GTT. Lulusan PGSD 1 orang, Pendidikan Bahasa Indonesia 1 orang, Pendidikan Sejarah 1 orang. Sisanya masih kuliah, 2 orang di PGSD UT, dan 1 orang di STKIP Ponorogo.

Jumlah siswa seluruhnya 75 orang. Sekolah yang berdiri sejak 1980, yang awalnya sebagai SD kecil ini, sekarang memiliki 75 siswa. SD kecil, dengan sistem pembelajaran bermodul, ternyata tidak bertahan lama karena modulnya tidak kontinyu alias seret, maka beralihlah sekolah itu menjadi SD konvensional.

Rudy, tugas utamanya sebagai guru kelas di kelas IV. Dia, meskipun Sarjana Pendidikan Sejarah, akhirnya harus menjadi guru borongan, karena berperan sebagai guru kelas. Termasuk mengajar Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa. Dia menikmati tugas akademik maupun sosialnya dengan baik. Berkomunikasi dan berbaur dengan masyarakat dengan luwes. Keberadaannya, menurut kasek dan guru-guru, sangat membantu. Rudy juga mengajar ekstrakurikuler Pramuka, dan mengajar di TPA.

Selama di sini, dia tinggal di mes sekolah. Di mes itu disediakan dipan dan kasur oleh kepala sekolah. Untuk makan, Rudy menumpang pada penduduk setempat yang tidak tega melihat Rudy memasak sendiri.

Di tempat ini, air agak susah, tapi sekarang, karena sudah mulai musim penghujan, air sumber mulai tersedia. Meski begitu, Rudy mengajukan bantuan pengadaan air bersih ke YDSF. Supaya bisa mengatasi kelangkaan air di musim kemarau.

Menurut kasek, Program Jatim Mengajar ibarat 'semilir angin' yang menyejukkan. Sekolah ini sangat kekurangan guru. Permohonan bantuan tenaga guru sudah berkali-kali diajukan ke pemda, tapi tidak kunjung terwujud. Kehadiran Rudy adalah angin semilir itu, benar-benar memberikan manfaat. Oleh sebab itu, kepala sekolah berharap, program yang merupakan kerjasama antara Unesa dan YDSF ini bisa terus berlanjut, dan SDN 3 Sendang tetap dijadikan tempat penugasan.

Setelah saya salat dhuhur di musala dekat sekolah (milik masyarakat), yang untuk mencapainya musti 'ngos-ngosan' karena harus menaiki jalan makadam menanjak sekitar seratus meter, saya juga meminta Rudy membuat proposal pembenahan musala. Tidak ada tempat wudhu di musala itu. Bangunannya yang hanya sekitar 48 meter persegi itu pun dindingnya belum dicat, lantainya belum diplester/dikeramik. Menyedihkan. Padahal di situlah guru dan anak-anak sekolah itu menumpang salat.

Sewaktu saya masuk ke kelas I, dan meminta anak-anak mungil itu membaca, sebagian dari mereka sudah bisa membaca, meski masih 'grotal-gratul'. Sebagian belum bisa. Namun di kelas II, hampir semuanya sudah bisa membaca dengan lumayan lancar. Jauh lebih lancar dibanding anak-anak kelas V atau VI di Sumba Timur dan Papua. 

SD 3 Sendang ini belum memiliki perpustakaan. Meskipun ada bantuan buku-buku dari DAK Kabupaten Ponorogo, buku-buku itu masih tersimpan. Kepala sekolah mempunyai ide untuk membuat perpustakaan nonruangan. Ya, hanya itu satu-satunya cara supaya buku-buku itu bisa dimanfaatkan dengan baik, sementara ruang untuk perpustakaan tidak dimiliki. Rudy saya minta untuk merancang peerpustakaan nonruangan itu, apa saja yang diperlukan, berapa biayanya, kami akan membantu untuk mewujudkannya.

Hujan mereda, tinggal gerimis kecil. Kabut menutupi puncak-puncak bukit. Menyembunyikan kontur lembah dan ngarai. Dalam kesejukan alam yang begitu murni, ditingkahi suara teriakan-teriakan riang anak-anak sekolah, dan keramahan serta ketulusan kepala sekolah dan guru-guru, kami menikmati menu makan siang. Nasi tiwul, lodeh tempe, urap sayur, tempe goreng panjang yang dibalur tepung singkong, dan ayam goreng. Nikmatnya luar biasa. Waktunya mengisi perut. Sebelum melanjutkan perjalanan. 

Konon, uji nyali belum berakhir. Empat orang guru dengan sepeda motornya masing-masing sudah siap mengantarkan kami menuju SDN 7 Baosan Kidul. Rute untuk mencapai sekolah itu, tak kalah hebohnya dengan rute yang baru saja kami tempuh tadi. Maka mobil harus berbalik arah, tidak perlu mengantar kami karena jalannya terlalu berbahaya untuk roda empat. Cukup tunggu saja di sebuah tempat yang bernama Gawangan.

Kami menyerahkan empat buah buku untuk kenang-kenangan. Juga sejumlah dana untuk kas sekolah. Tidak banyak, tapi insyaallah bermanfaat. Kepala sekolah dan guru-guru menerimanya dengan suka hati dan penuh rasa syukur. Untaian doa mengalir dari mulut mereka mengiringi langkah-langkah kami.

Baiklah. Sampai jumpa di Baosan Kidul....

Sendang, Ngrayun, Ponorogo, 27 November 2013


Wassalam,
LN

10 komentar

Anonim

Selamat Menikmati Sendang Bu, inilah sebuah desa yang terpencil yang bahkan orang Ponorogo pun tidak mengetahui nama desa Sendang!Tapi di balik itu semua potensi dan semangat siswa dan masyarakat terhadap pendidikan sangat tinggi, inilah yang harus digali dan dikembangkan!
Salam dari Sendang, seharusnya ibu datang Sore hari ke Sendang, langit jingganya sangat memukau soca (mata)!!!
Semoga tidak kapok ke Sendang,
Rudy Santoso, DM-3, Jatim Mengajar 2013 Sendang, Ngrayun-Ponorogo

Anonim

Good day! I could have sworn I've been to this site before but
after going through many of the articles I
realized it's new to me. Regardless, I'm certainly pleased I came across it and I'll
be bookmarking it and checking back frequently!

Also visit my page: Acne

Anonim

Hello, after reading this awesome paragraph
i am as well cheerful to share my knowledge here with colleagues.


Here is my website; sinecurists (garagebandonbroadway.com)

Anonim

Your Ьody needs that time to actually build the muscle
tissue that was torn down. Force Factor iѕ turning out to be
very popular in the muscle building supplemеnts market ɑnd
it considers to be tɦe best muscle builԀing supplement
as of today. You'll want to incorporate thiѕ into your
Hɑrdgainer routine only once or twice a week,
because if you do the Deadlift correctly, you'll need a
day ߋff to allow your muscles to recover.


Feel free to surf to my blog post: Ben Pakulski Mi40 Free Download

Anonim

One of the most important things that we have to remind ourselves
is that food should be enjoyed. If you are suffering from heavy body and need to
lose weight fast , check out the site to learn how to lose weight.
Sometimes you'll see no changes at all, which might indicate that you need a more fundamental reevaluation of your
diet and exercise, on a larger scale than simply adding HCG
to the mix and hoping everything else will work out on its
own.

My site weight loss hcg injections side effects

Anonim

First off I want to say terrific blog! I had a quick question that I'd like to
ask if you do not mind. I was curious to know how you center yourself and clear your thoughts prior to writing.
I have had a tough time clearing my thoughts in getting my ideas out.
I truly do enjoy writing however it just seems like the first 10 to 15 minutes tend to be wasted just trying
to figure out how to begin. Any recommendations or tips?
Appreciate it!

My web blog - best anti aging cream for sensitive skin, bestantiagingeyecream.webs.com,

Anonim

It's the best time to make some plans for the long run and it is time to be happy.
I have learn this put up and if I may just I wish to
counsel you some interesting things or advice.
Maybe you could write next articles regarding this article.

I wish to learn even more issues about it!



my site - marketing for success

Anonim

Nowadays, floral networks have established a lot and they send orders from one
central call center. Further studies have indicated that flowers are an easy and important way to
reduce stress in the workplace. Chocolate baskets are ordered online
and delivered to the required address.

Also visit my homepage; poczta z kwiatami Szczecin

Anonim

Very nice poѕt. I simply ѕtumbled upon your weblog
andd wished to saay tyat I've truly loved browsing your weblog posts.
Ӏn any case I will be subscribing in your
rss feed and I hopе you write again verfy soon!

my pagе; seo St Albans

Ngrayun Kreatif 14 Februari 2016 pukul 07.53

Maju terus pendidikan indonesia walaupun badai menghadang.para guru terus berjuang

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...