Luthfiyah Nurlaela
A. PENDAHULUAN
Menulis
bukan lagi sebuah kerja elit. Setiap orang bisa dan harus bisa menulis. Menulis
saat ini bahkan dianggap sebagai sebuah kerja alamiah, sebagaimana makan,
tidur, bernyanyi, dan beranak. Menulis menjadi sebuah kebutuhan dasar.
Menulis
pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami,
dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Ide dan pikiran akan menguap
tanpa ditulis. Perkataan dan pendapat akan cepat hilang tanpa ditulis. Dengan
menulis, kita mengabadikan ide, pikiran, dan mungkin impian atau cita-cita.
Dengan menulis, kita memberikan sebuah ‘warisan’, karena tulisan memiliki
kemampuan untuk menembus ruang dan waktu.
Kegiatan menyusun artikel ilmiah, baik berupa artikel
ilmiah populer maupun makalah ilmiah, merupakan kegiatan yang erat kaitannya
dengan aktivitas guru. Namun ada
sebagian guru – bahkan mungkin sebagian besar – yang menganggap bahwa membuat
suatu karya ilmiah adalah pekerjaan yang sulit dan memerlukan banyak waktu.
Oleh sebab itu karya ilmiah yang dihasilkan oleh guru, setiap tahunnya sangat
terbatas jumlahnya, itu pun dengan kualitas yang belum terlalu menggembirakan. Dari
segi substansi keilmuan maupun dari segi metodologi dan sistematikanya masih
perlu dibenahi.
Kondisi
ini tentunya tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, karena karya ilmiah adalah
bagian dari tugas profesional guru
yang seharusnya dipenuhi. Selain itu, dengan sering menyusun karya ilmiah,
sebenarnya ada proses mengasah wawasan, logika, dan penalaran, agar lebih
kritis, kreatif, dan berpengetahuan luas.
Merujuk
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Reformasi
(PermenPAN & RB) Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru, guru
yang akan naik jenjang menjadi golongan III-b ke atas, wajib menyusun karya
tulis, sebagai bukti profesional dalam tugasnya. Dalam aturan itu terdapat 10
item yang bisa dipilih para guru PNS yang akan naik pangkat antara lain
penelitian tindakan kelas (PTK), jurnal ilmiah, presentasi, dan pembuatan buku
pelajaran. Setiap guru PNS diwajibkan melaksanakan salah satu item sebelum naik
pangkat.
Beberapa
kualifikasi yang diperlukan untuk dapat menulis karya ilmiah dengan baik antara
lain adalah: a) pengetahuan dasar tentang penulisan karya ilmiah, baik yang
berkenaan dengan teknik penulisan maupun yang berkenaan dengan notasi ilmiah.
Di samping itu, keterampilan menggunakan bahasa tulisan dengan baik dan benar
sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku; b) memiliki wawasan yang luas
mengenai bidang kajian keilmuan; c) pengetahuan dasar mengenai metode
penelitian.
Kemampuan-kemampuan
tersebut hendaknya ditunjang oleh motivasi dan kemauan yang tinggi.
Bagaimanapun luasnya wawasan dan keterampilan, tanpa adanaya kemauan untuk
mencoba melakukannya, maka karya tulis tersebut tidak akan pernah terwujud.
Tulisan
ini menyajikan penulisan artikel ilmiah popular dan makalah.
B. ARTIKEL ILMIAH POPULER
Untuk
memahami jenis artikel ilmiah populer, perlu dikaji pengertian kata: artikel, ilmiah,
dan populer. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, artikel merupakan karya
tulis lengkap, misalnya berupa laporan berita atau esai di majalah, surat
kabar, dan sebagainya. Pendapat lain tentang artikel adalah sebuah karangan
prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan,
atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas. Lebih lanjut, artikel
merupakan: 1) karya tulis atau karangan; 2) karangan nonfiksi; 3) karangan yang
tak tentu panjangnya; 4) karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik,
atau menghibur; 5) sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan
sebagainya; dan 6) wujud karangan berupa berita khas atau karkhas atau feature (Pranata 2002: 120).
Ilmiah
berarti bersifat ilmu, atau memnuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Karya
ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu
dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Karya ilmiah menggunakan metode
ilmiah dalam membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan bahasa baku dan
tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang lain seperti
objektif, logis, empiris (berdasarkan fakta), sistematis, lugas, jelas, dan
konsisten. Pada mulanya karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasarkan atas
penelitian ilmiah. Namun belakangan mulai berkembang suatu paradigma baru bahwa
suatu karya tulis ilmiah tidak harus didasarkan atas penelitaian ilmiah saja,
melaikan juga suatu kajian terhadap suatu masalah yang dianalisis oleh ahlinya
secara profesional.
Populer
berarti dikenal dan disukai orang banyak (umum). Populer juga bisa berarti
sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya, atau mudah dipahami orang
banyak. Istilah populer merujuk kepada penggunaan bahasa yang relatif lebih
santai, padat, serta mudah dicerna oleh masyarakat pembacanya yang beragam.
Dengan
demikian bisa disimpullan, karya tulis ilmiah populer merupakan karya tulis
yang berpegang kepada standar ilmiah, tetapi ditampilkan dengan bahasa yang
umum sehinggamasyarakat awam mudah
memahaminya. Artikel ilmiah populer dapat dikatakan sebagai sarana komunikasi
antara ilmu dengan masyarakat awam.
1. Karakteristik
Beberapa
karakteristik artikel ilmiah popular adalah sebagai berikut:
Judul
Judul
merupakan hal pertama yang dibaca dan menjadi perhatian para pembaca. Oleh
sebab itu, judul harus mampu menawarkan sesuatu yang istemewa dan menggigit.
Judul seharusnya mampu membuat orang penasaran dan ingin tahu lebih jauh
tulisan kita.
Beberapa
cara yang dapat dilakukan agar judul tulisan kita menarik perhatian pembaca,
adalah bahwa judul sebaiknya: a) unik, lain dari yang lain ; b) sensasional dan
bombastis; c) kontroversial, yaitu pendapat yang berbeda dengan pandangan umum;
d) mengandung rahasia; e) memberikan jawaban atas persoalan hidup; f) mengikuti
judul sebelumnya yang booming di
pasaran; dan g) memanfaatkan istilah yang lagi ngetrend di masyarakat.
Topik Bahasan
Dari
segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas permasalahan yang
berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya. Jika anda sebagai tenaga pendidik,
maka cakupan bahasan tertuju pada kegiatan pendidikan. Berbeda dengan karya
tulis ilmiah murni yang lebih sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh
dari jangkauan masyarakat awam.
Kecerdasan
menentukan topik bahasan akan sangat berpengaruh kepada menarik atau tidaknya
hasil karya tulis. Ada beberapa kiat untuk menarik minat pembaca terhadap
sebuah tulisan seperti ilmiah populer, di antaranya: a) kaitkan dengan kondisi
atau issu actual; b) kaitkan dengan aktivitas sehari-hari; c) perkenalkan ilmu
atau temuan baru sehingga membawa khalayak terpengaruh oleh pemikiran yang
terdapat pada tulisan; dan d) bahas permasalahan dengan sudut pandang yang baru
atau berbeda dengan bahasan-bahasan topik sejenis.
Bahasa
Bentuk
sajian tulisan ilmiah berbeda-beda. Isi tulisan yang sama akan mempunyai bentuk
sajian berbeda bila disajikan untuk tujuan dan melalui media yang berbeda. Hal
ini sesungguhnya terletak pada bahasa penyampaian yang digunakan.
Makalah
ilmiah dan tulisan ilmiah tertentu pada umumnya mempersyaratkan bentuk sajian
tulisan dengan penggunaan bahasa yang baku dan sangat terikat dengan
kaidah bahasa Indonesia resmi. Sedangkan artikel ilmiah populer yang dimuat di
media masa seperti koran, justru mempersyaratkan tulisan ilmiah dengan bahasa
yang luwes, agak longgar, dan komunikatif atau mudah dipahami masyarakat umum.
Oleh karena target pembacanya adalah khalayak umum, kita perlu mencermati
bahasa yang kita gunakan dalam menulis artikel ilmiah populer ini. Karena
meskipun bersifat ilmiah (karena memakai metode ilmiah), bukan berarti tulisan
yang kita hasilkan ditujukan untuk kalangan akademisi. Artikel ilmiah populer
ditujukan kepada para pembaca umum.
Mengingat
hal tersebut, kita perlu membedakan antara kosakata ilmiah dan kosakata
populer. Kata-kata populer merupakan kata-kata yang selalu akan dipakai dalam
komunikasi sehari-hari, baik antara mereka yang berada di lapisan atas maupun
di lapisan bawah, demikian sebaliknya. Sedangkan kata-kata yang biasa dipakai
oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah,
pertemuan-pertemuan resmi, diskusi-diskusi khusus disebut kata-kata ilmiah.
(Keraf 2004: 105-106).
Beberapa
kata ilmiah dan populer, antara lain:
analogi
|
kiasan
|
anarki
|
kekacauan
|
bibliografi
|
daftar
pustaka
|
biodata
|
biografi
singkat
|
definisi
|
batasan
|
diskriminasi
|
perbedaan
perlakuan
|
eksentrik
|
aneh
|
final
|
akhir
|
formasi
|
susunan
|
format
|
ukuran
|
friksi
|
bagian,
pecahan
|
indeks
|
penunjuk
|
konklusi
|
kesimpulan
|
kontemporer
|
masa
kini, mutakhir
|
kontradiksi
|
pertentangan
|
menganalisa
|
menguraikan
|
prediksi
|
ramalan
|
pasien
|
orang
sakit
|
2. Menguji Gagasan
Menentukan
atau memastikan topik atau gagasan yang hendak dibahas merupakan prinsip utama
dalam menulis artikel ilmiah. Ketika sudah menentukan gagasan tersebut, kita
bisa melakukan sejumlah pengujian. Pengujian ini terdiri dari lima tahap
sebagai berikut:
a.
Apakah gagasan itu penting bagi
sejumlah besar orang?
b. Dapatkah gagasan ini disempitkan sehingga mempunyai fokus
yang tajam?
c.
Apakah gagasan itu terikat waktu?
d. Apakah gagasan itu segar dan memiliki pendekatan yang unik?
e.
Apakah gagasan Anda akan lolos dari
saringan penerbit?
3. Pola Penggarapan
Ketika
hendak menyajikan artikel, kita tidak hanya dihadapkan pada satu kemungkinan
pola. Setidaknya ada lima pola yang bisa
kita gunakan untuk menyajikan artikel ilmiah popular tersebut, meliputi:
a.
Pola
pemecahan topik
Pola ini memecah topik yang masih berada dalam lingkup pembicaraan yang
ditemakan menjadi subtopik atau bagian-bagian yang lebih kecil dan sempit
kemudian menganalisis masing-masing.
b. Pola masalah dan pemecahannya
Pola ini lebih dahulu mengemukakan masalah (bisa lebih dari satu) yang masih
berada dalam lingkup pokok bahasan yang ditemakan dengan jelas. Kemudian
menganalisa pemecahan masalah yang dikemukakan oleh para ahli di bidang
keilmuan yang bersangkutan.
c.
Pola
kronologi
Pola ini menggarap topik menurut urut-urutan peristiwa yang terjadi.
d. Pola pendapat dan alasan pemikiran
Pola ini baru dipakai bila penulis yang bersangkutan hendak mengemukakan
pendapatnya sendiri tentang topik yang digarapnya, lalu menunjukkan alasan
pemikiran yang mendorong ke arah pernyataan pendapat itu.
e.
Pola
pembandingan
Pola ini membandingkan dua aspek atau lebih dari suatu topik dan menunjukkan
persamaan dan perbedaannya. Inilah pola dasar yang paling sering dipakai untuk
menyusun tulisan.
Kelima
pola penggarapan artikel di atas dapat dikombinasikan satu dengan yang lain
sejauh dibutuhkan untuk menghadirkan sebuah tulisan yang kaya.
4. Sistematika Penyajian
Kerangka
isi atau sistematika penyajian dalam artikel ilmiah populer disesuaikan dengan
persyaratan atau kelaziman (gaya selingkung) dari media massa yang akan
mempublikasikan tulisan tersebut. Untuk memudahkan pemahaman, berikut adalah
beberapa hal terkait dengan menulis artikel ilmiah populer secara sederhana.
Adapun
cara penyajiannya meliputi; (1) Pendahuluan, (2) Inti atau Isi, dan (3)
Penutup.
Pendahuluan
Pendahuluan
menguraikan hal yang dapat menarik perhatian pembaca dan memberikan acuan
terhadap permasalahan yang dibahas, misalnya menonjolkan hal-hal kontroversial
atau belum tuntas dalam pembahasan permasalahan terkait dalam artikel-artikel
atau naskah lain yang telah dipublikasikan.
Untuk
bagian pendahuluan, setidaknya ada tujuh macam bentuk pendahuluan yang bisa
digunakan. Salah satu dari ketujuh bentuk pendahuluan berikut ini dapat kita
jadikan alternatif untuk mengawali penulisan artikel kita.
a.
Berbentuk ringkasan, mengemukakan
pokok isi tulisan secara garis besar.
b. Pernyataan yang menonjol, biasanya disebut juga sebagai "pendahuluan
kejutan", diikuti kalimat kekaguman untuk membuat pembaca terpesona.
c.
Pelukisan,
merupakan pendahuluan yang melukiskan suatu
fakta, kejadian, atau hal untuk menggugah pembaca karena mengajak mereka
membayangkan bersama penulis apa-apa yang hendak disajikan dalam artikel itu
nantinya.
d. Anekdot, pembukaan jenis ini sering menawan karena memberi selingan
kepada nonfiksi, seolah-olah menjadi fiksi.
e.
Pertanyaan,
pendahuluan ini merangsang
keingintahuan sehingga dianggap sebagai pendahuluan yang bagus.
f.
Kutipan
orang lain, pendahuluan berupa kutipan seseorang
dapat langsung menyentuh rasa pembaca, sekaligus membawanya ke pokok bahasan
yang akan dikemukakan dalam artikel nanti.
g.
Amanat
langsung, pendahuluan berbentuk amanat langsung
kepada pembaca sudah tentu akan lebih akrab karena seolah-olah tertuju kepada
perorangan.
Inti atau Isi
Bagian
inti atau isi disarankan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian. Masing-masing
dibatasi dengan subjudul-subjudul. Selain memberi kesempatan agar pembaca
beristirahat sejenak, subjudul juga bertugas sebagai penyegar, pemberi semangat
baca yang baru. Oleh karena itu, ada baiknya subjudul tidak ditulis secara
kaku. Pada bagian ini, kita bisa membahas topik secara lebih mendalam. Uraikan
persoalan yang perlu dibahas, bandingkan dengan persoalan lain bila diperlukan.
Isi
bagian ini sangat bervariasi, berisi kupasan, analisis, argumentasi, komparasi,
keputusan, dan pendirian atau sikap penulis mengenai masalah yang dibicarakan.
Kupasan yang argumentatif, analitik, dan kritis serta sistematika yang runtut
dan logis serta berciri komparatif dan menjauhi sifat tertutup dan instruktif.
Isi bagian ini jangan terlalu panjang dan menjadi bersifat enumeratif seperti
halnya diktat atau laporan.
Penutup
Penutup
biasanya berisi tentang kesimpulan atau penegasan penulis atas masalah yang
dibahas pada bagian sebelumnya atau menampilkan segala yang telah dibahas
terdahulu secara ringkas.
Ketika
hendak mengakhiri tulisan, kita tidak harus secara tegas menuliskan subjudul
berupa "Penutup" atau "Simpulan". Penutupan artikel bisa
kita lakukan dengan menggunakan gaya berpamitan. Gaya pamit itu bisa ditandai
dengan pemarkah seperti "demikian", "jadi",
"maka", "akhirnya", dan bisa pula berupa pertanyaan yang
menggugah pembaca.
5. Pemeriksaan
Isi Artikel
Jika
sudah selesai menulis artikel, hal selanjutnya ialah melakukan pemeriksaan
menyeluruh. Untuk meyakinkan bahwa artikel yang kita hasilkan sudah baik, kita
harus memeriksa tulisan kita.
Beberapa
pertanyaan berikut perlu kita jawab untuk memandu mengecek artikel yang kita
tulis. Pada bagian pembukaan, beberapa pertanyaan yang perlu dijawab adalah:
apakah kalimat pembuka mampu menarik perhatian pembaca? Dapatkah pembaca mulai
mengerti ide yang kita tuangkan? Jika tulisan kita serius, adakah kata-kata yang
kurang tepat? Apakah pembukaan kita menyediakan cukup informasi?
Pada
bagian inti atau isi, apakah kalimat pendukung sudah benar-benar mendukung
pembukaan? Apakah masing-masing kalimat berhubungan dengan ide pokok? Apakah
ada urutan logis antarparagraf?
Pada
bagian simpulan, apakah disajikan dengan cukup kuat? Apakah mencakup semua ide
tulisan? Bagaimana reaksi kita terhadap kata-kata dalam simpulan tersebut?
Sudah cukup yakinkah kita bahwa pembaca pun akan memiliki reaksi yang sama
seperti kita? Jika kita menjawab "tidak" untuk tiap pertanyaan
tersebut, berarti kita perlu merevisi artikel itu dengan menambah, mengganti,
menyisipi, dan menulis ulang bagian yang salah.
C. MAKALAH ILMIAH
Makalah ilmiah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah
atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut disertai
analisis yang logis dan objektif. Makalah biasanya ditulis untuk disajikan
dalam forum ilmiah. Makalah harus mengandung permasalahan yang menuntut
pemecahan, adanya prosedur atau metode pemecahan masalah, adanya hasil
pemecahan masalah atau pembahasan masalah, dan adanya kesimpulan pembahasan.
Berdasarkan
prosedur pemecahan masalah, ada dua jenis makalah ilmiah: a) makalah deduktif
atau makalah yang pemecahan masalahnya didasarkan atas berpikir rasional dan
atau melalui telaah kepustakaan (nonpenelitian); b) makalah induktif atau
makalah yang pemecahan masalahnya didasarkan atas berpikir empiris melalui data
dan fakta yang diperoleh dari lapangan (hasil penelitian).
Isi
keseluruhan makalah setidak-tidaknya terdiri atas pendahuluan, permasalahan,
pembahasan masalah, simpulan dan saran.
Ada
dua langkah yang harus ditempuh dalam menyusun makalah ilmiah, yaitu: 1) merancang isi makalah; 2) menulis makalah
berdasarkan rancangan yang telah dibuat.
1. Merancang Isi Makalah
Tahap-tahap
dalam merancang isi makalah yang paling mendasar adalah sebagai berikut:
a.
Menentukan tema,
permasalahan, dan judul makalah
Tema makalah adalah
bidang kajian makalah, misalnya bidang pengajaran, penilaian, kesulitan
belajar, motivasi belajar, dan lain-lain. Permasalahan adalah
pertanyaan-pertanyaan yang mendasar yang tersebut, sedangkan judul adalah
refleksi dari permasalahan sehubungan dengan tema yang dipilih.
b.
Tahap berikutnya
adalah merancang alternatif pembahasan untuk setiap masalah yang diajukan.
Alternatif pembahasan menggunakan pendekatan deduktif melalui kajian teori atau tinjauan pustaka.
Oleh sebab itu penulis makalah harus mempelajari bahan-bahan yang berkaitan
dengan permasalahan yang dipilih dan alternatif pemecahan masalah tersebut.
c.
Rancangan
simpulan dan saran
Simpulan
merupakan sintesis dari isi pembahasan sehubungan dengan permasalahan yang
diajukan.
2.
Menulis Makalah
Keterampilan menulis menjadi
persyaratan utama dalam menyusun makalah karena bagaimanapun baiknya rancangan,
jika tidak ditulis secara lengkap dan baik, tidak akan menghasilkan sesuatu
yang berarti. Hal-hal yang diperlukan dalam keterampilan menulis antara lain
adalah: a) alur pikir bahan yang akan ditulis; b) bahasa tulisan untuk mengekspresikan buah pikiran
tersebut; c) kedua keterampilan ini dapat dilatihkan melaui kebiasaan menulis.
Beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam menulis makalah
berdasarkan rancangan yang telah dibuat adalah:
- Kumpulkan
bahan-bahan (buku, majalah ilmiah, hasil penelitian, dan lain-lain) yang
berkaitan denganm isi rancangan yang telah dibuat.
- Setelah
bahan diperoleh dan setiap butir dianalisis menjadi beberapa subbutir
untuk ditulis lebih lanjut, mulailah menuliskannya. Pada tahap pertama
tuliskan apa yang ada dalam pikiran kita, namun tetap berpedoman pada
rambu-rambu yang ada dalam rancangan. Selesaikan satu bagian secara
lengkap sebelum dilakukan koreksi, baca kembali dan koreksi yang telah
diselesaikan itu sebelum melanjutkan ke bagian berikutnya.
- Setelah
semua bagian selesai ditulis, baca kembali hasil tulisan tersebut. Periksa
kesinambungan isi dari setiap bagian atau bab, konsistensinya, bahasannya,
kelengkapannya, kebenaran isisnya, aturan penulisannya, dan aspek lain
yang dianggap perlu.
Berdasarkan
koreksi tersebut, mintalah orang lain yag dianggap lebih mengerti atau ahli
untuk memeriksa atau mempelajarinya, sekaligus memberikan komentar dan
masukannya.
D. PENUTUP
Tulisan
ilmiah yang tersaji dengan menggunakan bahasa dan forum yang lebih populer
disebut dengan tulisan ilmiah populer, seperti tulisan yang dimuat di surat
kabar. Perlu ditekankan bahwa sebagai sebuah titian yang menjembatani dunia
ilmiah dengan masyarakat umum, tulisan ilmiah populer memiliki peran penting
dalam misi pencerdasan kehidupan umat. Standar kecanggihan sebuah tulisan
ilmiah populer tidaklah terletak pada bahasa ilmiah yang membingungkan. Justeru
ia menemukan nilainya di pemilihan bahasa yang mampu dicerna orang banyak. Di
situlah ia menemukan hakikat populer yang melekat di ujung nama.
Bila
akan menulis makalah ilmiah, tema dan masalah yag akan dibahas dalam makalah
tersebut haruslah dipilih yag paling dikuasai dan diminati. Tema dan masalah
yag kurang dikuasai akan menghambat selesainya penulisan. Tema dan masalah yag
dikuasai dan diminati itu selanjutnya diperkaya melalui bacaan dari berbagai
literatur agar wawasan dan kajian terhadap permasalahan tersebut bias lebih
mendalam dan menyeluruh
Sebagai
penutup dalam tulisan singkat ini, perlu disadari oleh semua guru bahwa
kemampuan menulis pada dasarnya memerlukan keberanian, jangan takut salah dan
jangan takut dikritik orang lain. Di samping itu, kebiasaan, pelatihan dan
kesungguhan menulis mutlak diperlukan. Banyak membaca tulisan orang lain sangat
membantu keterampilan menulis.
RUJUKAN
Elbow, Peter.1998. Writing without Teachers. New York:
Oxford University Press.
Eneste, Pamusuk. 2005. "Buku Pintar Penyuntingan
Naskah". Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), Edisi Ketiga tahun 2002. Diterbitkan oleh Balai
Pustaka; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Keraf, Gorys. 2004. "Diksi dan Gaya Bahasa".
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pranata, Xavier Quentin. 2002. "Menulis dengan Cinta:
Belajar Mandiri dan Mengajarkan Kembali Jurnalisme Kasih Sayang".
Yogyakarta: Yayasan ANDI.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002.
"Kamus Besar Bahasa Indonesia". Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Soeseno, Slamet. 1982. "Teknik Penulisan
Ilmiah-Populer". Jakarta: Gramedia.
Sudjana, N.
1989. Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah.
Bandung: CV. Sinar Baru.
Tartono, St. S. 2005. "Menulis di Media Massa
Gampang!". Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.