Pages

SM-3T: Kerinduan

"Seorang peserta SM-3T Unesa langsung menghambur ke pelukan saya, saat kunjungan monitoring ke lokasi di wilayah Sumba Timur.

SM-3T: Kebersamaan

"Saya (Luthfiyah) bersama Rektor Unesa (Muchlas Samani) foto bareng peserta SM-3T di Sumba Timur, salah satu daerah terluar dan tertinggal.

Keluarga: Prosesi Pemakaman di Tana Toraja

"Tempat diadakannya pesta itu di sebuah kompleks keluarga suku Toraja, yang berada di sebuah tanah lapang. Di seputar tanah lapang itu didirikan rumah-rumah panggung khas Toraja semi permanen, tempat di mana keluarga besar dan para tamu berkunjung..

SM-3T: Panorama Alam

"Sekelompok kuda Sumbawa menikmati kehangatan dan kesegaran pantai. Sungguh panorama alam yang sangat elok. (by: rukin firda)"

Bersama Keluarga

"Foto bersama Mas Ayik dan Arga saat berwisata ke Tana Toraja."

Sabtu, 17 Agustus 2024

Upacara 17 Agustus

Tadi pagi kami mengikuti upacara 17 Agustus di Kecamatan Trawas, Mojokerto. Mendampingi Menteri Desa PDTT, yang bertindak sebagai pembina upacara.

Hampir setiap tahun, saat peringatan Hari Kemerdekaan,  Menteri Desa tidak mengikuti upacara di Instana Negara. Tapi beliau memilih daerah tertinggal, daerah perbatasan, daerah transmigrasi, dan desa-desa, sebagai tempat upacara. Tahun kemarin, kami upacara di Miangas, sebuah wilayah perbatasan.

Upacara terlaksana dengan lancar, rapi, apik. Pasukan pengibar bendera beberapa ada yang berjilbab, cantik-cantik. Kerudung hitam yang membalut kepala mereka tertata rapi. Membuat mereka nampak sangat anggun. Sama anggun dan cantiknya dengan rekan-rekan mereka yang tidak berjilbab.

Saya selalu terhanyut setiap kali mengamati gerak paskibraka. Mulai dari awal sampai akhir, mata saya tak pernah lepas dari mereka. Kadang saya tidak kuasa menahan keharuan, sehingga saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, saya agak terbata-bata. Saya bayangkan, mereka membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk bisa menampilkan gerakan dan formasi yang begitu apik. Perlu kedisiplinan dan daya tahan. Mereka juga pastilah anak-anak muda yang sangat berkepribadian. Juga mestinya memiliki keunggulan di berbagai bidang.

Selesai upacara, kami juga dihibur berbagai penampilan. Termasuk tari kolosal yang dibawakan oleh siswa-siswa SD. Menarik.

Kami juga mengunjungi Sumber Gempong, sebuah tempat wisata yang berhasil memperoleh berbagai prestasi. Selain menikmati suasana alamnya yang asri, kami juga menyempatkan diri naik kereta sawah. Asyik. Ini kedua kali saya ke sini. Yang pertama dulu, dengan suami dan anak cucu.

Kami juga bertemu dengan para pendamping desa yang sedang berkegiatan di Hotel Royal Trawas. Pak Menteri memberi arahan dan penguatan pada mereka untuk terus bekerja sebaik mungkin, mengingat sebentar lagi akan ada pergantian presiden dan kabinet.

Sampai sekitar pukul 11.30 saya mendampingi Pak Menteri dan Ibu. Setelah menikmati makan siang bersama di Rumah Makan Dewi Sri, rombongan Pak Menteri langsung bertolak ke Surabaya. Sedangkan saya, kembali ke arah Trawas, untuk bergabung dengan suami dan anak cucu yang sudah menunggu di Rustic Market.

Saatnya menikmati family time, dengan berbusana korpri. Untungnya di kafe Rustic Market, saya menemukan kaus, meskipun lengan pendek. Saya langsung kenakan, untuk mengkamuflase baju korpri saya. Biar orang-orang yang melihat saya tidak pada mbatin, ini orang kok kayak takut nggak diakui sebagai ASN ya, sampai ke tempat wisata pun pakai baju korpri...

 

#bpsdmbisa

#bpsdmkemendes

#KemendesPDTT

Jumat, 16 Agustus 2024

Menguji itu Sesuatu

Siang kemarin, saya menguji di S3 Pendidikan Teknologi Kejuruan UPI Bandung, sebagai penguji eksternal. Promovendusnya, bernama Rudi Haryadi. seorang kepala sekolah sebuah SMK Negeri. Pernah menjadi guru berprestasi nasional tahun 2018. Juga pernah memperoleh award dari Thailand pada 2019, sebagai guru berprestasi juga. Disertasinya berjudul "Pengembangan Model Bimbingan Adaptabilitas Karier Siswa SMK'.  Disertasi yang bagus dan insyaallah bermanfaat untuk lebih menyiapkan lulusan SMK memasuki dunia kerja.

Undangan untuk menguji disertasi bagi saya adalah 'sesuatu'. Pertama, saya bisa terus belajar hal-hal baru.  Harus diakui, setiap kita, siapa pun kita, bahkan seorang profesor senior sekali pun, bukanlah orang yang serba tahu, serba paham. Beragam topik penelitiam disertasi seringkali merupakan variabel-variabel yang kita sendiri belum pernah mendalaminya, apa lagi menelitinya. Maka ketika kita menjadi pembimbing atau penguji disertasi, sesungguhnya kita sedang bersama-sama mahasiswa melakukan penelusuran berbagai hal terkait variabel-variabel tersebut.  Termasuk mengkaji hasil-hasil penelitian yang relevan. Membangun kerangka berpikir bersama, menemukan novelty-nya, dan seterusnya.

Kedua, undangan menguji disertasi adalah media berbagi inspirasi. Waktu menguji di UPI kemarin, saya sempatkan singgah di RPI-nya Prof Ade Gafar Abdullah dkk. Selama ini saya hanya melihat infonya di sosmed saja. Dan sungguh, RPI yang menjadi kawah candradimuka bagi para mahasiswa dan akademisi itu benar-benar menjadi tempat yang sangat nyaman untuk menelorkan artikel-artikel ilmiah yang keren. Dengan para pelatih yang tak diragukan keandalannya, ditambah dengan suasana serta sumber belajar yang sangat representatif. Saya sendiri jadi kepingin kapan-kapan mau nyantrik di RPI ini....

 

Ketiga, undangan menguji disertasi adalah ajang silaturahim. Tidak sekadar bersilaturahim dan berjejaring secara ilmiah-akademis, namun benar-benar membangun persahabatan, persaudaraan. Juga bereuni. Kemarin saya menguji bersama Prof Ana, kebetulan saya dulu promotornya waktu beliau menempuh studi S3 PTK di UNY. Juga bersama Dr. Agus, yang merupakan kawan lama berkegiatan di berbagai agenda PTK. Tentu saja bersama Prof Ade Ghafar, salah satu guru saya dalam menulis artikel ilmiah. Bertemu juga dengan kolega, Prof Isma, Dr. Cica, Prof Tjutju, Pak Dadang, dan sebagainya. Sungguh menyenangkan.

Keempat, undangan menguji disertasi adalah kesempatan untuk berwisata, khususnya wisata kuliner. Kemarin kami diajak ke tempat makan yang konon lagi viral, namanya Dumuk Bareto. Wow, memang wow. Kalau mau menumpahkan kekalapan kita soal makan, di sini tempatnya. Beragam menu, saking banyaknya, saya tidak bisa sebutkan. Alhamdulilah, saya masih bisa mengendalikan diri. Saya hanya mengambil seentong nasi merah, sesendok oseng leunca, sesendok oseng jamur, sesendok oseng bunga pepaya, sesendok oseng cumi, sesendok sambal tomat segar, sesendok sambal terasi, kerupuk, dan segelas cincau. Benar-benar berusaha menahan diri....


Alhamdulilah, malamnya, saya masih sempat menyapa para asesor dan asesi yang sedang berjibaku melaksanakan dan mengikuti sertifikasi TPP. Mereka berkegiatan  di Hotel Grand Pasundan, oleh sebab itu, saya menginap juga di hotel ini, supaya lebih praktis.
Saya hadir untuk menyemangati mereka semua yang memang sebagian besar sudah nampak kelelahan.

Oya, kemarin sebelum berangkat ke Bandung, saya juga bisa sempatkan menyemangati teman-teman yang akan mengikuti lomba tarik tambang. Bersama Pak Ses Rosyid Althaf dan Pak Kapus Nursaid Mustafa . Meskipun hanya sebentar, setidaknya saya bisa berbagi semangat dengan mereka semua. Semangat untuk yang akan berlomba, semangat untuk saya yang akan berkendara. Semangat!

Bandung, 15 Agustus 2024