Siang kemarin, saya menguji di S3 Pendidikan Teknologi Kejuruan UPI Bandung, sebagai penguji eksternal. Promovendusnya, bernama Rudi Haryadi. seorang kepala sekolah sebuah SMK Negeri. Pernah menjadi guru berprestasi nasional tahun 2018. Juga pernah memperoleh award dari Thailand pada 2019, sebagai guru berprestasi juga. Disertasinya berjudul "Pengembangan Model Bimbingan Adaptabilitas Karier Siswa SMK'. Disertasi yang bagus dan insyaallah bermanfaat untuk lebih menyiapkan lulusan SMK memasuki dunia kerja.
Undangan untuk
menguji disertasi bagi saya adalah 'sesuatu'. Pertama, saya bisa terus belajar
hal-hal baru. Harus diakui, setiap kita,
siapa pun kita, bahkan seorang profesor senior sekali pun, bukanlah orang yang
serba tahu, serba paham. Beragam topik penelitiam disertasi seringkali
merupakan variabel-variabel yang kita sendiri belum pernah mendalaminya, apa
lagi menelitinya. Maka ketika kita menjadi pembimbing atau penguji disertasi,
sesungguhnya kita sedang bersama-sama mahasiswa melakukan penelusuran berbagai
hal terkait variabel-variabel tersebut.
Termasuk mengkaji hasil-hasil penelitian yang relevan. Membangun
kerangka berpikir bersama, menemukan novelty-nya, dan seterusnya.
Kedua, undangan menguji disertasi adalah media berbagi inspirasi. Waktu menguji di UPI kemarin, saya sempatkan singgah di RPI-nya Prof Ade Gafar Abdullah dkk. Selama ini saya hanya melihat infonya di sosmed saja. Dan sungguh, RPI yang menjadi kawah candradimuka bagi para mahasiswa dan akademisi itu benar-benar menjadi tempat yang sangat nyaman untuk menelorkan artikel-artikel ilmiah yang keren. Dengan para pelatih yang tak diragukan keandalannya, ditambah dengan suasana serta sumber belajar yang sangat representatif. Saya sendiri jadi kepingin kapan-kapan mau nyantrik di RPI ini....
Ketiga,
undangan menguji disertasi adalah ajang silaturahim. Tidak sekadar bersilaturahim dan berjejaring
secara ilmiah-akademis, namun benar-benar membangun persahabatan, persaudaraan.
Juga bereuni. Kemarin saya menguji bersama Prof Ana, kebetulan saya dulu
promotornya waktu beliau menempuh studi S3 PTK di UNY. Juga bersama Dr. Agus,
yang merupakan kawan lama berkegiatan di berbagai agenda PTK. Tentu saja
bersama Prof Ade Ghafar, salah satu guru saya dalam menulis artikel ilmiah. Bertemu juga dengan kolega, Prof Isma, Dr.
Cica, Prof Tjutju, Pak Dadang, dan sebagainya. Sungguh menyenangkan.
Keempat, undangan menguji disertasi adalah kesempatan untuk berwisata, khususnya wisata kuliner. Kemarin kami diajak ke tempat makan yang konon lagi viral, namanya Dumuk Bareto. Wow, memang wow. Kalau mau menumpahkan kekalapan kita soal makan, di sini tempatnya. Beragam menu, saking banyaknya, saya tidak bisa sebutkan. Alhamdulilah, saya masih bisa mengendalikan diri. Saya hanya mengambil seentong nasi merah, sesendok oseng leunca, sesendok oseng jamur, sesendok oseng bunga pepaya, sesendok oseng cumi, sesendok sambal tomat segar, sesendok sambal terasi, kerupuk, dan segelas cincau. Benar-benar berusaha menahan diri....
Oya, kemarin sebelum berangkat ke Bandung, saya juga bisa sempatkan menyemangati teman-teman yang akan mengikuti lomba tarik tambang. Bersama Pak Ses Rosyid Althaf dan Pak Kapus Nursaid Mustafa . Meskipun hanya sebentar, setidaknya saya bisa berbagi semangat dengan mereka semua. Semangat untuk yang akan berlomba, semangat untuk saya yang akan berkendara. Semangat!
Bandung, 15 Agustus 2024
0 komentar
Posting Komentar
Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...