Lebaran
ini saya memiliki kesibukan yang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Cuti saya diisi dengan MC, momong cucu. Sebuah kesibukan yang sungguh
menyenangkan. Lelah? Hilang semua lelah begitu melihat senyumnya, tawanya,
pulasnya, bahkan rengekan dan tangisnya.
Diawali
dengan kehadiran Lumi Latifa, cucu kedua, yang lahir pada 14 April 2022. Rute
saya dari Jakarta tidak hanya ke Surabaya, namun juga ke Ponorogo.
Lumi
lahir di Ponorogo, dan selama menunggu masa setelah 'selapanan', dia bersama
Mommy Yoan Lita dan Daddy Barrock Argashabri Adji , serta--tentu saja--Kakak
Kai, tinggal di Ponorogo. Didampingi oleh Tati Yuliana Fatimah dan Tatung
Bagyo, juga Mimi Sari LiesTyowati , Lumi dan mommy-nya lebih aman di Ponorogo.
Mimi, kakak Mommy, seorang perawat. Perawatan pasca kelahiran baik untuk ibu
dan bayinya bisa dilakukan di rumah dengan lebih intens.
Selama
cuti lebaran, saya memulai perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya pada 28
April sore. Penumpang membludak di Bandara Soetta, dan saya kembali menikmati
sebagai ordinary people. Tanpa staf yang mendampingi dan membantu ini-itu,
meski masih dimonitor ini-itunya. Tiket bisnis saya minta untuk di-down grade
ke ekonomi. Saya mengangkat sendiri koper dan tas saya, sesuatu yang sejak
sekitar sepuluh bulan ini tak pernah saya lakukan. Bahkan untuk memilih seat
agak depan saja sudah tidak memungkinkan meski saya pemegang kartu gff
platinum. Tak ada satu pun previllege yang berlaku untuk saya. Hehe. Saya
sungguh menikmatinya.
Tiba
di Surabaya pukul 20.00, meski seharusnya dua jam sebelumnya saya sudah
mendarat. Ya, delay sekitar hampir dua jam.
Besoknya,
yaitu 29 April, saya dan Mas Ayik Baskoro Adjie meluncur ke Ponorogo. Kami
berada di Ponorogo sampai tanggal 3 Mei. Sehari di Guest House Kalandra milik
adik sepupu, kemudian geser ke Ndalem Katong. Kai terus bersama kami, kecuali
malam idul fitri. Kami sempat juga mengujungi Oma Diah Sastro dan Mbak Gendis dan ber-bendi serta ber-pantai
di Teleng Ria, Pacitan.
Tanggal
3 Mei, kami meluncur ke Tuban. Kai bersama kami juga. Sehari di Tuban, saya
sempat menghadiri halbil dan reuni SMP Filial dan SMADA Tuban, almamater saya.
Bertemu dengan sekitar seratus teman lama, betul-betul sesuatu.
Dari
Tuban, kami kembali ke Surabaya pada 4 Desember, selepas acara reuni. Bergulat
dengan tugas-tugas seorang profesional. Mencuci, menyeterika, memasak, menyuapi
Kai, menyapu, mengepel, bermain dan belajar bersama Kai, dan banyak lagi. Saya
jamin, saya bukan amatiran dalam semua urusan ini. Boleh kok dibuktikan. Hehe.
Sore
ini, saya harus kembali ke Jakarta. Tati dan Tatung sebenarnya sudah tiba di
Surabaya sejak kemarin, dan bermaksud menjemput Kai, membawanya kembali ke
Ponorogo, berkumpul bersama Mommy dan Lumi. Namun karena ada saudara yang
sedang sakit dengan kondisi kritis di RKZ, Kai harus ikut bersabar dulu,
menunggu kondisi memungkinkan untuknya. Ada Daddy, Opa, Dhe Yah, yang
menemaninya.
Sejauh
ini, Kai tidak pernah rewel. Selama dengan kami, hanya sekali atau dua kali dia
memanggil-manggil Mommy-nya, yaitu saat kepalanya kejedot dan dia terjatuh.
Saat ber-video call dengan Mommy-nya, dia mengobrol tanpa rengekan. Hal itu
tentu saja membuat kami tenang. Namun bagaimana pun, saya ingin Kai bisa segera
kembali ke Ponorogo dan berkumpul dengan Mommy dan adiknya. Tak ada tempat
terbaik bagi seorang anak selain berada dekat dengan ayah bundanya.
Sabar
ya, Kakak Kai.
Oma
balik Jakarta dulu ya.
Baik-baik
bersama Daddy, Opa, Tati, Tatung, dan Dhe Yah.
Insyaallah
besok Kakak Kai sudah bisa bertemu dengan Mommy dan Adik Lumi.
Sehat
selalu, Sayang.....
Surabaya,
8 Mei 2022