Nama wedang ini bagi saya menarik. Sendang ayu. Setahu saya, sendang adalah sebuah tempat semacam kolam yang airnya sejuk, asli dari mata air pegunungan. Ayu, kita tahu semua, artinya cantik. Sendang ayu, artinya kolam yang cantik. Kalau Ayu Tingting, beda lagi ya.
Saya
menemukan minuman panas ini di Pasar Ngasem, Yogyakarta, di suatu pagi saat
matahari mulai menyembul. Pasar Ngasem yang dulu merupakan pasar burung,
beberapa tahun ini sudah disulap menjadi pasar kuliner trdisional. Nasi gudeg,
bubur gudeg, nasi lodeh, nasi brongkos, nasi sop, apem, beragam gorengan,
beragam jajan pasar yang lain, berlimpah. Begitu juga dengan jenis
wedang-wedangan. Kalau wedang kopi, wedang teh, wedang jahe, wedang jeruk,
tentu sudah sangat biasa. Juga wedang uwuh, minuman yang sangat populer di
Yogya. Nah, tentang wedang sendang ayu, saya baru tahu, meskipun sebenarnya
wedang ini juga sudah lama ada.
Yogya
memang terkenal dengan berbagai jenis wedang. Suatu pagi, kami rombongan dari
Kememdes PDTT singgah di sebuah warung kopi saat perjalanan menuju Bandara
Kulonprogo. Sambil menunggu kedatangan rombongan anggota Komisi V DPR RI yang
akan melakukan kunjungan spesifik ke Bumdes Amarta di Sleman, kami menikmati
pisang goreng dan mendoan yang konon sangat masyhur lezatnya. Ternyata tidak
hanya makanannya yang lezat, wedang-wedangannya juga anglek. Beberapa di
antaranya bernama wedang waras, 1wedang asmara, wedang gagasan, dan lain-lain.
Semua dibuat dari beragam rempah segar dan kering. Yang terlihat adalah daun
sereh, kapulaga, cengkeh, jahe, dan gula merah utuh. Kalau diaduk, gula merah
tersebut akan lumer dan menyatu dengan air panas dan membuat warna wedang
menjadi coklat tua.
Nah,
wedang sendang ayu, mirip dengan wedang-wedang tersebut. Hanya saja, gelas
penyajiannya berbeda, dengan gelas yang lebih pendek dan lebih lebar.
Pebedaannya lagi, pada wedang ayu ada irisan jeruk, bukan jeruk nipis dan bukan
jeruk lemon, lebih mirip dengan jeruk buah, namun kulitnya tipis dan rasanya
agak asam. Jeruk apa ya namanya, saya lupa. Nah, berbagai bahan itu ditata
sedemikian rupa di gelas yang pendek besar dengan penataan yang cantik. Mungkin
karena inilah namaya sendang ayu. Gula yang digunakan adalah gula batu, sehingga
kalau diaduk, warna wedang tetap bening.
Air
panas yang digunakan direbus di atas tungku arang. Tidak hanya untuk merebus
air, tungku arang juga digunakan untuk memanggang jahe emprit, jahe kecil yang
rasa pedasnya lebih tajam daripada jahe besar. Saat disajikan, wedang tersebut
tidak hanya penampilannya yang menarik, aromanya juga semerbak harum. Perpaduan
antara daun sere, jahe, kapulaga, cengkeh, dan irisan jeruk.
Nah,
bagi Anda yang belum pernah mencoba, silakan mencoba. Menikmati hangatnya segelas
wedang sendang ayu, sepiring bubur gudeg, dan keramahan Pasar Ngasem dan
orang-orangnya yang hangat bersahabat.
Yogya, 19 Maret 2022