Tanggal 9-14 Mei 2023, selama lima hari saya melakukan perjalanan. Dimulai dari Jakarta menuju Jayapura, berangkat 9 Mei menumpang Garuda, take of pukul 23.30. Tiba di Sentani pukul 06.30, sekitar lima jam waktu tempuh. Seharian berkegiatan, dari pagi sampai malam.
Besoknya, selepas shubuh, kami bergerak kembali ke Sentani Airport, dan kembali menumpang GA, berangkat pukul 07.30, menuju Jakarta.
Tiba di Soetta
pukul 11.06, lanjut terbang ke Semarang, masih dengan Garuda, berangkat pukul
14.30. Penerbangan lancar, dan mendarat di Ahmad Yani Airport pukul 15.30.
Lanjut perjalanan darat menuju Rembang. Sempat macet hampir dua jam sebelum masuk tol Demak. Sekitar lima jam perjalanan, sampai di Rembang, termasuk istirahat makan di Pati dengan menu nasi gandul. Nasinya sedikit saja, tapi gandulannya yang banyak.
Paginya, dari Hotel Fave tempat saya menginap, saya berjalan menuju Pondok Raudlotut Thalibin, Leteh. Sempat bertemu Bu Khofifah dan rombongannya di lobi.
Hari-hari ini, hotel-hotel di Rembang full-booked. Besok ada gelaran ngunduh mantu putera bungsu Ibu Nyai Muhsinah Cholil. Dik Zaim Cholil Mumtaz, mempelai pria, yang bekerja di BIN, adalah adik Gus Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum PBNU, dan juga adik Gus Menag Yaqut Cholil Qoumas . Bisa dibayangkan betapa banyak tamu dari berbagai kalangan yang akan khurmat manten. Ditambah lagi dengan para santri dan alumni ponpes yang akan hadir dari seluruh penjuru tanah air.
Saya niat insun jalan kaki pagi ini, melemaskan kaku-kaku di kaki-kaki setelah menempuh perjalanan panjang. Saya lihat di google map, jarak tempuh dari hotel ke ponpes Leteh hanya 14 menit berjalan kaki. Supaya jalan kaki lebih bernilai, saya niatkan juga untuk silaturahim ke ndalemnya Kyai Makin, paklik saya satu-satunya, adik Bulik Muhsinah. Di sepanjang jalan KH Bisri Mustofa, beberapa ratus meter dari kediaman Paklik Makin, yang lokasinya tidak jauh dari kediaman Bulik Muhsinah, terop di sepanjang jalan sudah nampak terpasang. Barisan mobil parkir di sepanjang jalan. Ada juga mobil patwal. Menandakan kalau Dik Ketum PBNU dan Dik Menag sudah tiba. Protokol dan ajudan nampak memenuhi halaman dan mondar-mandir atau duduk-duduk.
Di rumah Paklik Makin, saya menikmati sarapan dengan menu sambel terong dan tempe goreng. Ini adalah menu yang sangat melegenda di kalangan kami. Menu klangenan para keponakan Paklik Makin dan Bulik Lis. Menu yang sudah saya idam-idamkan dan membuat saya sengaja melupakan jatah breakfast di hotel pagi ini.
Setelah kenyang makan dan ngobrol, saya diantar adik saya yang manis, Dik Dealova Chua sowan Bulik Muhsinah. Berjalan kaki saja, karena jaraknya hanya sekitar seratus meter Sungkem dan mohon tambahan pangestu pada Bulik Sin, panggilan akrab Bulik Muhsinah, yang tetap cantik di usia beliau yang tentu tidak lagi muda. Bertemu dengan saudara-saudara, putra-putri dan menantu Bulik Sin. Gus Menag dan isterinya yang super segalanya, dik Eny Retno . Dik Ummi Kaltsum Cholil Zalidj , dik Zaenab Cholil Qotsumah , dik Faizah Cholil Tsuqoibak, Dik Diyah Hanies dan sebagainya. Tidak berhasil ketemu Gus Yahya karena tamunya sedang bejibun. Gus Bisri Cholil Laqouf dan dik Hanies Cholil juga entah kemana, pagi itu saya tidak berhasil menemukan sosok nggantengnya.
Dari kediaman Bulik Sin, saya diantar Dik Subhan kembali ke Hotel Fave. Lantas bersama staf dan driver menuju Kantor Dinas PMD Kabupaten Rembang. Bertemu Kadinas dan seratus lebih para Tenaga Pendamping Profesional.
Siang itu juga,
saya menyempatkan diri bersilaturahim ke Pamotan. Bertemu dengan adik-adik
sepupu dan para keponakan yang manis-manis. Dik Farizzah Nur Chayati , dik
Nimas Diah Ayu , dan sebagainya. Disuguhi lontong tuyuhan dan sate kambing yang
lezatnya pakai banget. Pulangnya masih dibawain keripik singkong dan emping
jagung yang gurihnya sampai ke hati.
Sabtu, 13 Mei, gelaran ngunduh mantu itu dihelat. Sebenarnya undangannya pukul 10.00. Namun sejak pagi, tamu sudah mulai berdatangan. Beberapa sisi jalan ditutup karena akan ada banyak pejabat yang menghadiri acara tersebut. Setidaknya pejabat eselon dari Kemenag, jajaran pimpinan dan pengurus PBNU, para kepala daerah, serta para tokoh masyarakat, politikus, dan sebagainya.
Saya dan Mas Ayik Baskoro Adjie , Arga Barrock Argashabri Adji , Yoan Lita dan dua bocil Kakak Kai dan Adik Lumi, hadir lengkap di acara tersebut. Bagi kami, juga seluruh anggota keluarga besar Bani Siroj, momentum semacam ini tidak sekadar khurmat manten. Namun juga ajang silaturahim dan ngalap berkah. Maka berkumpullah kami Bani Tamam, Bani Basjiroh-Zawawi (saya dan saudara-saudara saya beserta anak cucu), Bani Karimah, Bani Mujab, Bani Wahab, Bani Sabiq, Bani Makin, tumplek blek. Sempat juga bertemu Mbak Ienas Tsuroiya , puteri Kyai Mustofa Bisri, yang hari itu cantiknya manglingi, namun kami tidak sempat berfoto bersama. Tentu saja bahagianya dan hebohnya masyaallah.
Dalam situasi penuh lautan manusia seperti itu, alhamdulilah dua bocil kami tidak rewel, meski kami sekeluarga tidak sempat berfoto bersama dengan mempelai. Selesai acara, setelah kembali ke hotel, saya cium dua bocil kami itu dengan penuh rasa sayang dan terima kasih, karena sudah bersabar membersamai kami dalam ajang silaturahim yang heboh tersebut. Semoga kelak mereka berdua dan anak turun kami semua menjadi ahli silaturahim seperti para leluhur kami. Amiin.
Siang ini saya sudah kembali di Jakarta. Sebelum shubuh tadi, saya bersama staf berkendara dari Rembang menuju Semarang, untuk terbang dengan Garuda flight pukul 09.55. Sempat sarapan soto Pak Man yang porsinya kecil, cukuplah untuk mengawali perjalanan di hari ini. Semangkok kecil soto, dan beberapa tambahan pendamping, bakwan jagung, tempe goreng, keripik tempe, sate pentol, dan kerupuk. Hm....
Insyaallah
besok saya akan mulai diet untuk menebus kealpaan saya beberapa hari ini.
Jakarta, 14 Mei
2023