BEBERAPA hari yang lalu, Kemendes PDTT melaksanakan vaksinasi ketiga atau booster. Untuk gelombang pertama ini, karena jatah vaksinnya terbatas, diprioritaskan bagi pimpinan dan sebagian staf saja. Selanjutnya secara bertahap akan dilaksanakan vaksinasi booster untuk semua.
Vaksin yang digunakan pada vaksinasi ketiga ini adalah pfizer. Saya sendiri mendapatkan vaksin sinovac pada vaksinasi pertama dan kedua, yang saya peroleh di Unesa. Relatif tidak ada efek kecuali lapar dan ngantuk. Jadi setelah vaksinasi sinovac dulu itu, kerjaan saya adalah makan dan tidur.
Berbeda
dengan efek vaksin booster ini. Saya sempat nggliyeng dan demam malam harinya,
badan ngilu-ngilu, menggigil, dan mual. Paginya saya minum paracetamol, karena
saya masih demam dan mual. Apa lagi pagi itu juga, saya dijadwalkan mengunjungi sebuah desa wisata di
Gresik.
Berangkat
ke Gresik dengan badan terasa sangat kurang fit, saya nekad saja sambil
menghimpun semangat dan kekuatan. Memang kalau membaca anjurannya, seharusnya
kita perlu istirahat dua-tiga hari setelah vaksinasi. Untuk saya, boro-boro
istirahat, bahkan setelah vaksin saya langsung meluncur ke Soetta dan terbang
ke Surabaya. Kami sudah terlanjur berjanji untuk silaturahim ke Desa Lontar di
Kecamatan Menganti, Gresik. Membayangkan kepala desa dengan direktur bundes,
Kepala Dinas PMD Kabupaten Gresik, para pendamping desa, dan semuanya, saya
tidak tega untuk tidak hadir.
Sesampainya
di tujuan, dengan setengah terhuyung saya turun dari mobil. Mas Dikin Mokhamad
Sodikin meminta saya untuk pegangan karena melihat saya agak labil. Tapi saya
tidak ingin membuat cemas tuan dan nyonya rumah yang sudah berbaik hati
menyambut kami dan menyiapkan semuanya. Saya berjalan pelan sambil melempar
senyum paling manis untuk menutupi
nggliyeng saya. Alhamdulilah, dengan terus menghimpun semangat, akhirnya acara
demi acara bisa saya lalui dengan baik. Alhamdulilah.
Tapi
berdasarkan pengalaman itu, saya bisa sarankan pada Anda, sebaiknya istirahat
saja deh setelah vaksin booster. Setidaknya sehari dua hari. Apa lagi kalau
Anda mengalami gejala pusing dan demam seperti saya. Nggak uwenak memaksakan
diri. Meskipun mungkin tubuh kita kuat, tapi sebenarnya hal itu tidak
disarankan. Salah satu alasannya adalah demi keefektifan vaksin itu sendiri.
Semoga
pandemi segera berlalu ya. Supaya kita tidak perlu sogrok hidung setiap kali
mau terbang. Saya perhatikan, sepertinya hidung saya dari hari ke hari kok
tambah mekrok.....
Jakarta,
25 Januari 2022
0 komentar
Posting Komentar
Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...