Pages

SM-3T: Kerinduan

"Seorang peserta SM-3T Unesa langsung menghambur ke pelukan saya, saat kunjungan monitoring ke lokasi di wilayah Sumba Timur.

SM-3T: Kebersamaan

"Saya (Luthfiyah) bersama Rektor Unesa (Muchlas Samani) foto bareng peserta SM-3T di Sumba Timur, salah satu daerah terluar dan tertinggal.

Keluarga: Prosesi Pemakaman di Tana Toraja

"Tempat diadakannya pesta itu di sebuah kompleks keluarga suku Toraja, yang berada di sebuah tanah lapang. Di seputar tanah lapang itu didirikan rumah-rumah panggung khas Toraja semi permanen, tempat di mana keluarga besar dan para tamu berkunjung..

SM-3T: Panorama Alam

"Sekelompok kuda Sumbawa menikmati kehangatan dan kesegaran pantai. Sungguh panorama alam yang sangat elok. (by: rukin firda)"

Bersama Keluarga

"Foto bersama Mas Ayik dan Arga saat berwisata ke Tana Toraja."

Kamis, 11 April 2013

Kajian Preferensi (Kesukaan) Pangan Anak Usia Prasekolah Dan Sekolah Dasar Di Kabupaten Sidoarja


Sri Handajani, Luthfiyah Nurlaela, Siti Sulandjari, Maspiyah
luthfiyahn@yahoo.com

Abstrak: Masalah umum dalan penelitian ini adalah bagaimana kondisi preferensi (kesukaan) pangan anak usia prasekolah dan sekolah dasar  di Kabupaten Sidoarjo (meliputi kecamatan Waru, Taman, Porong dan Candi)? Rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apa sajakah jenis makanan yang dijual di kantin sekolah dan di sekitar area sekolah? (2) Apa sajakah jenis makanan yang disukai oleh anak – anak? (3) Berapa nilai gizi makanan – makanan yang disukai oleh anak – anak? dan (4) Berapa persentase (%) sumbangan nilai gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi anak? Teknik pengumpulan data dengan food record, angket dan wawancara. Teknik analisis data dengan deskriptif persentase.  Hasil penelitian sebagai berikut: (1) Jenis makanan yang dijual di sekitar sekolah dibedakan menjadi 4, yaitu makanan utama (yang mengenyangkan), makanan ringan/snack, minuman, dan buah. Makanan utama, meliputi nasi soto, bakso, nasi ayam goreng (Kentucky), lontong mie,dll; makanan ringan, meliputi  aneka gorengan (tahu, tempe goreng tepung, pisang goreng), snack kering (bungkus, makanan produksi pabrik), mini burger, dll; Jenis minuman yang dijual di sekitar sekolah adalah aneka minuman  instan, es teh, es tebu, es sari kedelai, es oyen, es cao, dll. , sedangkan jenis buah yang dijual adalah buah potong, rujak manis, dan manisan; (2) Konsumsi makan di rumah maupun di sekolah yang disukai anak-anak antara lain: mie instant, snack atau makanan  ringan, bubur instant, minuman  instan, gado-gado, mie ayam, siomay, bakso, burger, batagor, cilok/pentol aci, tempura, sosis; dan minuman yang disukai adalah minuman instan, es sirup, es cao, dan lain sebagainya; (3) Makanan yang disukai anak-anak pada umumnya mengandung mengnadung energi dan protein yang cukup baik untuk kebutuhan tumbuh-kembang anak-anak; dan (4)  Zat gizi dari makanan yang disukai anak menyumbangkan energi sebesar  21,81% dan  protein sebesar 33,11%.

Keyword: Preferensi, makanan jajanan, anak sekolah, zat gizi

Pendahuluan
Pada umumnya kebiasaan yang sering menjadi masalah bagi anak sekolah adalah kebiasaan makan di kantin atau warung di sekitar sekolah dan kebiasaan makan fast food. Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima atau dalam bahasa Inggris disebut street food menurut FAO didefisinikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut.
Jajanan kaki lima dapat mejawab tantangan masyarakat terhadap makanan yang murah, mudah, menarik dan bervariasi. Anak-anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan ¼ waktunya di sekolah. Sebuah penelitian di Jakarta baru-baru ini menemukan bahwa uang jajan anak sekolah rata-rata sekarang berkisar antara Rp 2000 – Rp 4000 per hari. Bahkan ada yang mencapai Rp 7000. Sekitar 5% anak-anak tersebut membawa bekal dari rumah.
Makanan jajanan kaki lima menyumbang asupan energi bagi anak sekolah sebanyak 36%, protein 29% dan zat besi 52%, karena itu dapat dipahami peran penting makanan jajanan kaki lima pada pertumbuhan dan prestasi belajar anak sekolah. Namun demikian, keamanan jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun kimiawi masih dipertanyakan. Pada penelitian yang dilakukan di Bogor telah ditemukan Salmonella Paratyphi A di 25% – 50% sampel minuman yang dijual di kaki lima. Penelitian lain yang dilakukan suatu lembaga studi di daerah Jakarta Timur mengungkapkan bahwa jenis jajanan yang sering dikonsumsi oleh anak-anak sekolah adalah lontong, otak-otak, tahu goreng, mie bakso dengan saus, ketan uli, es sirop, dan cilok.
Berdasarkan uji lab, pada otak-otak dan bakso ditemukan borax, tahu goreng dan mie kuning basah ditemukan formalin, dan es sirop merah positif mengandung rhodamin B. Selain cemaran mikrobiologis, cemaran kimiawi yang umum ditemukan pada makanan jajanan kaki lima adalah penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) ilegal seperti borax (pengempal yang mengandung logam berat Boron), formalin (pengawet yang digunakan untuk mayat), rhodamin B (pewarna merah pada tekstil), dan methanil yellow (pewarna kuning pada tekstil). Bahan-bahan ini dapat terakumulasi pada tubuh manusia dan bersifat karsinogenik yang dalam jangka panjang menyebabkan penyakit-penyakit seperti antara lain kanker dan tumor pada organ tubuh manusia.
Belakangan juga terungkap bahwa reaksi simpang makanan tertentu ternyata dapat mempengaruhi fungsi otak termasuk gangguan perilaku pada anak sekolah. Gangguan perilaku tersebut meliputi gangguan tidur, gangguan konsentrasi, gangguan emosi, hiperaktif dan memperberat gejala pada penderita autism.
Pengaruh jangka pendek penggunaan BTP ini menimbulkan gelaja-gejala yang sangat umum seperti pusing, mual, muntah, diare atau bahkan kesulitan buang air besar. Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) dari WHO yang mengatur dan mengevaluasi standar BTP melarang penggunaan bahan kimia tersebut pada makanan. Standar ini juga diadopsi oleh Badan POM dan Departemen Kesehatan RI melalui Peraturan Menkes no. 722/Menkes/Per/IX/1998.
Berkaitan dengan kenyataan tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kondisi preferensi (kesukaan) makan anak usia prasekolah dan sekolah dasar yang ada di Kabupaten Sidoarjo (meliputi kecamatan Waru, Taman, Porong dan Candi). Permasalahan yang ada adalah: Bagaimana kondisi preferensi (kesukaan) pangan anak usia prasekolah dan sekolah dasar  di Kabupaten Sidoarjo (meliputi kecamatan Waru, Taman, Porong dan Candi)? Rumusan masalah ini dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) Apa sajakah jenis makanan yang dijual di kantin sekolah dan di sekitar area sekolah? (2) Apa sajakah jenis makanan yang disukai oleh anak – anak? (3) Berapa nilai gizi makanan – makanan yang disukai oleh anak – anak? dan (4) Berapa persentase (%) sumbangan nilai gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi anak?

Kajian Teori
A. Preferensi Pangan
            Pola konsumsi pangan menurut Randall (1982, dalam Sanjur, 1982) merupakan suatu kegiatan atau perilaku makan. Perilaku adalah segala tingkah laku, baik dalam bentuk verbal maupun dalam bentuk perbuatan lebih nyata yang ditampilkan oleh seseorang dan dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung melalui panca indera.             Pola konsumsi pangan sangat erat hubungannya dengan preferensi makanan. Preferensi pangan adalah tingkat atau derajad kesukaan atau ketidaksukaan terhadap suatu makanan.
            Pada dasarnya seseorang melakukan tindakan makan dilandasi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) biogenik, (2) psikogenik, dan (3) sosiogenik. Konsep biogenik mengandung pengertian bahwa makanan yang dikonsumsi memenuhi kebutuhan biologik konsumen. Konsep psikogenik mengandung pengertian bahwa makanan yang dikonsumsi untuk memenuhi kepuasan kejiwaan, sedangkan konsep sosiogenik mengandung makna bahwa makanan yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan sosial konsumen.
            Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan menurut Randall dan Sanjur (1982) adalah: (1) Karakteristik individu, (2) karakteristik makanan, dan (3) karakteristik lingkungan. Karakteristik individu meliputi umur, jenis kelamin, pendapatan, pengetahuan gizi, keterampilan memasak, dan kesehatan. Hal-hal yang mempengaruhi karakteristik tersebut tidak dapat dipisahkan dari kebiasaan makan di lingkungan keluarga sejak bayi dan masa anak-anak. Keluarga akan menyediakan jenis-jenis makanan yang mudah didapat di sekitarnya, dan  harga disesuaikan dengan kondisi ekonomi keluarga. Di daerah pedesaan dengan mata pencaharian pertanian, umumnya jenis sayuran, umbi-umbian, beras, dan jagung merupakan komoditi yang dominan dikonsumsi. Di daerah pinggiran pantai dan sungai, ikan merupakan makanan pilihan sebagai konsumsi sehari-hari. Karakteristik makanan yang mempengaruhi preferensi makanan adalah rasa, rupa, tekstur, harga, tipe makanan, bentuk, bumbu dan kombinasi masakan. Pada masa sekarang teknologi pangan menyediakan makanan dalam bentuk warna, tekstur, dan rasa yang menarik. Selain makanan mudah disimpan, mudah dihidangkan dalam kehidupan sehari-hari. Kombinasi rupa, warna dan konsistensi makanan akan mempengaruhi nafsu makan seseorang.
            Suhardjo (1988) mengemukakan pentingnya kombinasi makanan. Makanan yang disajikan dalam susunan menu yang sama tetapi penyajiannya berbeda akan dapat merubah penilaian preferensi seseorang untuk suatu jenis makanan tertentu. Cara mempersiapkan dan memasak makanan yang berbeda-beda termasuk nilai gizinya akan mempengaruhi konsumsi makanan, karena metode ini secara langsung mempengaruhi sikap menerima atau menolak makanan tertentu.
            Karakteristik lingkungan mempunyai pengaruh penting dalam menentukan preferensi makanan. Karakteristik lingkungan yang berpengaruh terhadap preferensi antara lain musim, geografi, mobilitas, urbanisasi, dan daerah asal.         Faktor teknologi merupakan suatu hal yang perlu dipelajari dalam mempelajari preferensi makanan. Kemudahan dalam memperoleh makanan yang diawetkan mengurangi pengaruh musim terhadap jenis makanan yang tersedia dan mempercepat keterbiasaan terhadap makanan-makanan yang dahulu dianggap langka.
            Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa pola konsumsi makanan dipengaruhi oleh banyak hal, yang utama adalah karakteristik individu, karakteristik makanan, dan karakteristik lingkungan. Ketiga faktor ini akan dilihat secara lebih mendalam dalam riset ini, sehingga dapat dilihat pengaruhnya terhadap pembentukan pola konsumsi pangan keluarga-keluarga di Jawa Timur. Pola yang ada akan digunakan sebagai acuan untuk merumuskan model sosialisasi nilai budaya pola konsumsi pangan yang bersumber bahan pangan lokal, tentu saja dengan mempertimbangkan potensi pangan lokal yang telah ada.

Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif yang akan menguraikan kondisi preferensi atau kesukaan pangan anak usia prasekolah dan sekolah dasar di Kabupaten Sidoarjo, khususnya di empat kecamatan yaitu Waru, Taman, .Porong dan Candi. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Oktober sampai Nopember 2009. Tempat penelitian ini dilakukan di SD dan TK di empat kecamatan di wilayah Kabupaten Sidoarjo, yaitu Porong, Candi, Waru dan Taman. Sasaran penelitian ini adalah sebanyak 60 siswa SD (10 sekolah) dan TK (10 sekolah) di kematan Waru, Taman, Porong dan Candi.  Setiap kecamatan diambil 30 anak TK dan 30 anak SD.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode Food record, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk memaparkan, mendeskripsikan atau menggambarkan data hasil observasi tentang preferensi makanan anak di empat  Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, yaitu Kecamatan Waru, Candi, Porong dan Taman. Untuk menentukan kandungan gizi pada makanan  jajanan maka digunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).

Hasil dan Pembahasan
1. Jenis Makanan Jajanan
Berdasarkan hasil pengamatan,  jenis makanan yang dijual di sekitar sekolah seperti  terlihat pada tabel 1.
Tabel 1:  Jenis Makanan Jajanan yang Dijual di Sekitar Sekolah
Makanan Jajanan yang Mengenyangkan
Makanan Ringan/Camilan
Minuman
Buah
1.   Nasi soto
2.   Bakso
3.   Nasi Kentucky
4.   Lontong mie
5.   Lontong lodeh
6.   Nasi campur (bungkus)
7.   Nasi goreng
8.   Nasi kuning lengkap
9.    Nasi campur
10.Mie instan
1. Aneka gorengan (tahu, tempe goreng tepung, pisang goreng)
2. Snack kering (bungkus, makanan produksi pabrik)
3. Mini burger
4. Agar-agar
5. Mini sandwich
6. Sate usus
7. Sate telor puyuh
8. Pentol dan Cilok
9. Sosis goreng
10. Tempura
11. Pisang molen
12. Telur goreng
13. Roti bakar
14. Crepes
15. Tahu crispy
16. Arum manis
17. Kue basah (donat, pastel, risoles, dll)
18. Sawut
19. Mie kering
20. Roti manis
21. Manisan mangga
22. Ketan bumbu
1. Aneka minuman instan
2. Es Teh
3. Es Tebu
4. Es sari kedelai
5. Es oyen
6. Es Cao
7. Susu sapi
8. Es buah
9. Es syrup
10. Es tape ketan hitam
11. Es puter
12. Es garbis
13. Es lilin
14. Es sinom
15. Kopi

1.      Buah potong
2.      Rujak manis
3.      Manisan

2.  Jenis Makanan yang Disukai Anak
            Jenis makanan yang disukai anak-anak di rumah adalah sebagai berikut:
Gambar 1:  Makanan Sehari-hari di Rumah yang Disukai Anak

Sedangkan jenis makanan yang sering dikonsumsi anak-anak adalah sebagai berikut:

Gambar 2:  Jenis Makanan Instan yang Sering Dikonsumsi Anak

Selanjutnya tempat anak-anak membeli makanan jajanan di rumah adalah sebagai berikut:
Gambar 3:  Tempat Anak Membeli Makanan Jajanan di Rumah 
  
Tempat anak-anak membeli makanan jajanan di sekolah adalah sebagai berikut:
Gambar 4:  Tempat Membeli Makanan Jajanan di Sekolah
                       
                                       
3. Nilai Gizi  Makanan yang Disukai Anak
Makanan jajanan yang bersifat mengenyangkan dan disukai anak-anak ini adalah: gado-gado, ayam goreng tepung (Kentucky), mie ayam, siomay, bakso, burger, sedangkan makanan ringan/camilan yang banyak disukai anak adalah cilok/pentol aci, tempura, sosis, batagor mini, dan minuman seperti minuman instan, es sirup, es cao. Nilai gizi makanan-makan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2:  Nilai Gizi Makanan Jajanan
Jenis Makanan
Porsi
Energi (Kalori)
Protein
(gr)

Ayam Goreng Tepung
100 gr (tanpa tulang)
289
32,1

Burger
Sedang
310
32

Gado-Gado
1 porsi sedang (150 gr)
203
6,7

Bakso
1 porsi sedang (250 gr)
100
10,3

Mie Ayam
1 porsi
360
5,9

Mie instan goreng
1 porsi (85 gr)
420
7

Siomay
1 porsi sedang (170 gr)
95
4,4

Cilok/pentol aci
10 biji kecil
122,75
1,05

Batagor
1 bks (10 bh)
158,35
3,45

Sosis
1 bh
75,34
2,42
Tempura
1 bh
43,28
2,15
Chiki (Makanan ringan)
1 bungkus (16 gr)
80
0,9
Biskuit
20 gr
70
0,16
Wafer
20 gr
53
2,7
Es Syrup
1 gelas
56
0
Es Cao
1 gelas
58
0,6
Es Degan
1 gelas
74
0,4
Es lilin
1 batang
38
0

4. Sumbangan Gizi Makanan yang Disukai Anak     
Pemenuhan gizi bagi anak SD dan PAUD diperoleh dari makanan yang dikonsumsi anak sehari-hari, baik dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari di rumah ataupun makanan jajanan yang dikonsumsi oleh anak di rumah dan sekolah. Berdasarkan makanan yang cenderung disukai oleh anak SD dan TK, maka diperoleh sumbangan energi dan protein seperti yang terlihat pada tabel3 dan 4 di bawah ini.

Tabel 3: Distribusi Frekwensi Persentase Sumbangan Energi dari Makanan yang Disukai Anak di Rumah dan Sekolah terhadap Konsumsi Energi Anak Sekolah
Golongan Umur (tahun)
Kecukupan Energi (k.kal/hr)
(a)
Rata-rata konsumsi  Energi makanan yang disukai (k.kal/hr) (b)
Rata-rata konsumsi Energi dalam total makanan (c)
Sumbangan Energi makanan yang disukai dalam total makanan sehari (%)
(b/c x 100%)
Tingkat Konsumsi Energi dari makanan yang disukai (%)
(b/a x 100%)
4-6 tahun
1.750
377,75
1156,75
32,66
21,59
7-9 tahun
1.900
415,69
1259,60
33,00
21,88
10-12 tahun (laki-laki)
2.000
487,75
1162,24
41,97
24,39
10-12 tahun (perempuan)
1.900
367,4
1218,90
30,14
19,37
Rata-rata
1.887,5
412,15
1199,37
34,44
21,81

Berdasarkan tabel di atas, energi yang diperoleh dari konsumsi makanan sehari-hari adalah untuk anak usia 4-6 tahun 1156,75 kkal; usia 7-9 tahun 1259,60 kkal; usia 10-12 tahun  laki-laki 1162,24 kkal; dan usia 10-12 tahun perempuan 1218,90 kkal. Makanan yang disukai oleh anak baik dari makanan jajanan atau makanan untuk melengkapi makan di rumah sehari-hari menyumbangkan kalori yang besarnya antara 30-42% dari total kebutuhan kalorinya. Berdasarkan kebutuhan kalori yang sebenarnya diperlukan oleh anak sekolah, maka makanan yang disukai tersebut menyumbangkan energi sebesar 21,81%.
Kebutuhan energi untuk anak usia sekolah SD dan TK masih jauh dari tercukupi, hal ini terjadi karena tingkat konsumsi makanan yang memenuhi energi masih kurang, ditinjau dari sisi jumlah, jenis dan kualitas kandungan gizinya. Melihat dari catatan konsumsi makan anak sehari-hari, anak cenderung makan makanan yang disukai saja.

Tabel 4:  Distribusi Frekwensi Persentase Sumbangan Protein dari Makanan  terhadap Konsumsi Protein Anak Sekolah
Golongan Umur (tahun)
Kecukupan Protein (g/hr)
(a)
Rata-rata konsumsi  Protein makanan  (g/hr)
(b)
Rata-rata konsumsi Protein dalam total makanan (c)
Sumbangan Protein  dalam total makanan sehari (%)
(b/c x 100%)
Tingkat Konsumsi Protein dari makanan  (%)
(b/a x100%)
4-6 tahun
32
9,85
30,22
32,59
30,78
7-9 tahun
37
11,65
31,27
37,26
31,49
10-12 tahun (laki-laki)
45
17,75
32,55
54,53
39,44
10-12 tahun (perempuan)
54
16,6
33,08
50,18
30,74
Rata-rata
42
13,96
31,78
43,64
33,11

Kesimpulan dan Saran
Hasil pengamatan di lapangan  mengenai preferensi (kesukaan) pangan anak SD dan TK di Kabupaten Sidoarjo dapat disimpulkan sebagai berikut: (1)  1. Jenis makanan yang dijual di sekitar sekolah dibedakan menjadi 4, yaitu makanan utama (yang mengenyangkan), makanan ringan/snack, minuman, dan buah. Makanan utama, meliputi nasi soto, bakso, nasi ayam goreng (Kentucky), lontong mie, dan lain-lain. Makanan ringan, meliputi   aneka gorengan (tahu, tempe goreng tepung, pisang goreng), snack kering (bungkus, makanan produksi pabrik), mini burger, agar-agar, dan lain-lain. Jenis minuman yang dijual di sekitar sekolah adalah aneka minuman  instan, es teh, es tebu, es sari kedelai, es oyen, es cao, dan lain-lain; (2) Makanan  dikonsumsi anak baik di lingkungan rumah  (makan rutin) dan makanan jajanan. Untuk konsumsi makan sehari-hari di rumah anak lebih sering mengkonsumsi masakan rumahan dan makanan instant,  seperti makanan dan minuman awetan atau kemasan yang diproduksi oleh pabrik (mie instant, snack atau makanan  ringan, bubur instant, minuman  instan, makanan awetan seperti bakso, sosis, nugget, dan lain sebagainya). Sedangkan makanan jajanan yang banyak disukai anak-anak di sekolah adalah   yang bersifat mengenyangkan  yaitu: gado-gado, mie ayam, siomay, bakso, burger;  sedangkan makanan ringan/camilan yang banyak disukai anak adalah batagor, cilok/pentol aci, tempura, sosis; dan minuman yang disukai adalah minuman instan, es sirup, es cao, dan lain sebagainya; (3)  Nilai gizi makanan  yang disukai oleh anak meliputi burger (energi 310 kkal dan protein 32 gr);  gado-gado (energi  203 kkal dan protein 6,7 gr); bakso (energi 100 kkal dan protein 10,3 gr); mie ayam (energi 360 kkal dan protein 5,9 gr); mie instan goreng (energi 420 kkal dan  protein 7 gr);  siomay (energi 95 kkal dan protein 4,4 gr); cilok (energi 122,75 kkal dan protein 1,05 gr); batagor (energi 158,35 kkal dan protein 3,45 g);, sosis (energi 75,34 kkal dan protein 2,42 gr); tempura (energi 43,28 kkal dan protein 2,15 gr); makanan ringan produk ekstruksi, misalnya chiki (energi 80 kkal, dan protein 0,9 gr); biscuit (energi 70 kkal dan protein 0,16 gr); wafer (energi 53 kkal dan protein 2,7 gr); es sirup (energi 56 kkal dan tidak memiliki kandungan protein); es cao (energi 58 kkal dan protein 0,6 gr); es degan (energi 74 kkal dan protein 0,4 gr); sedangkan es lilin memiliki energi 38 kkal dan tidak memiliki kandungan protein; dan (4) Zat gizi dari makanan yang disukai anak menyumbangkan energi sebesar  21,81% dan  protein sebesar 33,11%.
Saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: (1) Perlu program peningkatan pengetahuan dan keterampilan penerapan sanitasi dan keamanan pangan bagi pengelola kantin dan para penjual makanan jajanan di sekitar sekolah. Program tersebut berupa pelatihan singkat meliputi teori dan praktek, dengan menerapkan pendidikan untuk orang dewasa (POD), di mana pembelajaran dilakukan di tempat mereka beraktifitas (2) Perlatihan yang juga perlu dilakukan adalah pelatihan pembuatan berbagai makanan jajajan dengan bahan lokal yang mudah diperoleh, teknik pengolahan yang sederhana, serta aman; kepada  ibu rumah tangga sebagai pengelola makanan di rumah, serta kepada pengelola kantin dan pedagang makanan jajanan sebagai penyedia makanan di luar rumah (sekolah dan sekitarnya) (4) Perlu dikenalkan pada anak tentang pentingnya makanan yang beragam, bergizi, berimbang, serta aman; pengenalan pengetahuan tersebut dilakukan oleh orang tua di rumah; dan oleh guru di sekolah. Sehingga perlu program sosialisasi makanan jajanan yang  beragam, bergizi, berimbang dan aman, meliputi jenis, cara pengolahan dan penyajiannya, baik untuk di rumah maupun di sekolah.  Sosialisasi bagi orang tua dapat melalui paket-paket sosialisasi (leaflet, booklet, dan semacamnya), dan (4) Berkaitan dengan nomer 3, sosialisasi makanan yang beragam, bergizi, berimbang, dan aman, melalui sekolah sebaiknya diintegrasikan dalam pembelajaran,  misalnya dalam bentuk pembelajaran tematik (untuk TK dan SD kelas 1, 2 dan 3), maupun dipadukan dalam matapelajaran IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan sebagainya (untuk SD kelas 4, 5 dan 6).

Daftar Pustaka
_________, 2008. Perilaku Makan Anak Sekolah. (www.muslipinang.com), diakses 7 Agustus 2009.
_________, 2009, Jajanan Apa Anak Anda Di rumah. (www.myopera.com), diakses 7 agustus 2009.
_________, 2009. Jajanan Anak Sekolah. (www.lampungspot.com), diakses 15 September 2009.
Arafah, 2006. Jajanan Anak Sekolah. (www.sehat.com), diakses 30 September 2009
Badan POM. 2003. Klasifikasi Bahan Pangan dan Resiko Keamanannya. Jakarta: Direktorat Surveilan dan  Keamanan Pangan.
Badan POM. 2004. Keamanan Pangan. Jakarta: Direktorat Surveilan dan  Penyuluhan Pangan.
BKKBN. 2005.  Hati-hati dengan Jajanan Anak Anda.  http//www.bkkbn.go.id. , diakses 17  September 2009)
Bunny Boy, 2008. Jajanan yang Enak Belum Tentu Sehat. (www.republika.com), diakses 6 Juli 2009
Eddy Setyo Mudjajanto. 2002.  Keamanan Makanan Jajanan Tradisional. http//www.kompas.co.id., diakses 17 September  2009
 Hidayat Muhhamad Alfian, 2009. Amankah Jajanan Anak Sekolah. (www.alfiandayat.blogspot.com), diakses 25 September 2009
I Dewa Nyoman Supariasa, Bachyar Bakri, dan Ibnu Fajar. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Judhiastuty Februhartanty. 2004.   Amankah makanan jajanan anak sekolah di Indonesia?. http//www.gizi.net.co.id  (accsested 15 juni 2005).
Mulyati. 2003.  Hubungan Konsumsi Pangan dan Makanan Jajanan terhadap Status Gizi Siswa Kelas II SLTP N 29 Purworejo tahun ajaran 2001/ 2002. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Satori Djam’an & Aan Komariah, (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif.  Bandung: Alfabeta
Trisno Haryanto. 1998. Kebiasaan Makan yang Baik. http://www.indomedia.com, diakses  17 Februari 2005.

Selasa, 09 April 2013

Ke Talaud Lagi (5): Bertemu Bupati

Pukul 07.30. Kami sudah siap di teras Hotel Meysan (sebenarnya bukan hotel, tapi homestay). Pak Rektor, Pak Sulaiman dan pak Yoyok sedang menikmati kopi dan sepotong roti. Saya dan bu Trisaksi menikmati teh manis. 

Tak berapa lama Dani dan Abner datang bersama mobil mereka. Kami pun bersiap. Dani dan Abner membantu memasukkan bagasi kami ke mobil. Pak Sulaiman membereskan pembayaran hotel.

Beo masih sepi ketika kami keluar dari halaman hotel Meysan. Belum ada warung buka. Keinginan kami untuk sarapan nasi kuning harus tertunda. Pagi ini kami diagendakan bertemu bupati. Maka kami pun meluncur langsung ke Melongwane, dalam guyuran gerimis yang rapat.

Di tengah perjalanan, bu Suzan mengabari bahwa bupati ada tamu mendadak dari Kejati. Terpaksa pertemuan kami tertunda beberapa saat karena bupati menginginkan bisa bertemu pak Rektor secara khusus di rumah dinas beliau. Tentu saja setelah acara dengan Kejati. Kami akhirnya mampir di rumah Ibu Yeti, sekdinas, di sana hanya sebentar, kemudian lanjut ke rumah makan Panorama di pinggir pantai. Sarapan. Menunya ikan bakar, ca sayur dan, tentu saja, dabu-dabu. Karena memang lagi lapar-laparnya, semua hidangan di atas meja habis. Apalagi pantai yang penuh perahu dan speedboat menjadi pemandangan cantik yang menemani makan pagi kami. Perut lapar, makanan enak, dan pemandangan laut yang indah. Lengkap.

Baru beberapa menit kami menyelesaikan makan pagi kami ditelepon bu Suzan kalau kami ditunggu di rumah ibu Yeti untuk makan pagi. Waduh. Undangan makan yang tidak terlalu pas waktunya, karena perut kami sudah penuh semua. Tapi supaya tidak mengecewakan, kami tetap memenuhi undangan bu Yeti, hitung-hitung sambil menunggu kedatangan bupati. Pak Yoyok menyediakan diri untuk meluncur ke bandara, check in, karena siang ini kami akan terbang ke Menado lanjut ke Surabaya. Kami khawatir kalau kami tidak check in dulu, seat kami tidak aman. Pengalaman kami, di kota kecil, dengan penerbangan yang sangat terbatas, main serobot untuk mendapatkan seat di pesawat adalah hal yang lazim, maka lebih cepat check in lebih baik. 

Dari rumah ibu Yeti yang indah, kami menuju rumah dinas bupati. Ternyata bupati belum tiba. Kami disilakan duduk di ruang tamunya yang luas dan bersih. 

Tak berapa lama, terdengarlah deru mobil di luar. Sosok itu muncul. Berbusana T-shirt kuning, bercelana jeans, berkaca mata hitam. Posturnya tidak terlalu tinggi, badannya tegap. Itulah Drs. Costantine Ganggali, MM, bupati Kepulauan Talaud. Beliau mengulurkan tangan, menyapa kami ramah, menyilakan kami kembali duduk, sementara beliau pamit masuk ke dalam rumah dulu sebentar, diikuti ajudannya. Sejurus kemudian beliau keluar lagi, masih dengan busana yang sama, hanya sudah tidak berkaca mata hitam lagi.

Dialog antara bupati, rektor, kami semua pun, berjalan dengan gayeng. Ada beberapa hal penting yang kemudian disepakati untuk ditindaklanjuti. Selain tentang keberlanjutan program SM-3T di Talaud, juga tentang kerja sama program untuk 'ngopeni' siswa-siswa yang berprestasi tapi tidak mampu. Secara teknis, pak Rektor menyerahkannya ke saya dan teman-teman untuk mewujudkan kerja sama tersebut.

Akhirnya kami pamit setelah pak Rektor menyerahkan sejumlah buku dan cindera mata untuk bupati. Pak Yoyok sudah mengabarkan dari bandara kalau check in sudah beres. Hari ini kami akan terbang dengan Wings Air menuju Menado. Transit sekitar tiga jam, kemudian terbang lagi menuju Surabaya. Diperkirakan jam 19.00 WIB nanti kami akan tiba di Surabaya.

Semoga lancar perjalanan...
Amin YRA.

Melongwane, 10 April 2013

Wassalam,
LN

Ke Talaud Lagi (4): Lagi, Disambut dengan Upacara Adat

Sebuah sekolah di kaki bukit nan indah...
Perjalanan monev kami mulai lagi. Start dari hotel Meysan di Beo, kami berangkat menyusur sisi timur. Waktu menunjukkan pukul 07.15 ketika kami mencapai Kecamatan Rainis, hanya sekitar 15 menit dari Beo. Hanya sekitar 15 menit itu juga kami menikmati jalan beraspal yang relatif mulus. Setelah itu jalan tetap beraspal, namun kondisinya yang rusak di mana-mana lagi-lagi membuat tubuh kami kembali terkocok-kocok di dalam mobil.

Di mobil kami ada pak Rektor, saya, bu Suzan, serta Dani yang mengemudikan mobil. Pak Yoyok bergabung di mobil satunya, bersama bu Trisakti dan pak Sulaiman. Bu Suzan adalah Kasi SD dan SMP Dinas Dikpora, hari ini perempuan cantik dan gesit itu bisa mendampingi kami untuk melakukan perjalanan monev. 

Kemarin, laut yang indah ada  di sisi kiri kami karena kami menyusur sisi barat Talaud. Hari ini, laut yang indah ada di sisi kanan kami. Kadang kilaunya tertutup oleh barisan pohon kelapa, pohon pisang dan hutan jati yang rapat. Meski semalaman hujan deras, bahkan sampai pukul 05.00 pagi tadi, nampaknya matahari yang pagi ini bersinar terang menjanjikan kecerahan. Mudah-mudahan benar-benar cerah sepanjang hari, karena ada beberapa penggal perjalanan yang tidak bisa kami tempuh dengan mobil, tapi dengan bersepeda motor. 

Di Kabupaten Kepulauan Talaud ada 115 SD, 40 SMP, 16 SMA/SMK, dan 91 TK. Tersebar di 19 kecamatan, yang terdiri dari 142 desa dan 12 kelurahan. Jumlah guru seluruhnya sekitar 2000 orang namun pada tahun ini akan segera berkurang sekitar 200 orang karena pensiun. Sebagian besar guru sudah memenuhi kualifikasi S1/D4, tidak lebih dari dua persen yang belum memenuhi. 

Sekolah yang pertama kali kami kunjungi adalah SMP Satap 1 Rainis. Ada dua peserta SM-3T yang ditugaskan di sekolah tersebut, Fatim dan Anis. Selain mereka berdua, ada juga Ririn, yang sebenarnya bertugas di SDN Inpres Pulutan. Namun karena rute ke Pulutan terlalu jauh dan sangat beda arah, maka Ririn merapat ke Rainis supaya kami bisa bertemu. Ketiga anak manis itu cerah-cerah wajahnya, lebih cantik dari saat pertama kami melihatnya dulu. Ketika kami menanyakan apa ada masalah yang mereka ingin sampaikan, dengan yakin mereka menjawab, 'tidak, ibu. Kami semua baik-baik saja di sini. Kami su krasan, su gemuk semua...'.

Agak lama juga kami berada di sekolah itu. Saya lebih banyak mendampingi pak Rektor berdialog dengan kepala sekolah, guru-guru dan peserta SM-3T. Pak Yoyok, bu Trisakti dan pak Sulaeman lebih banyak memanfaatkan waktu berdialog dengan para siswa, masuk ke kelas-kelas mereka, bercanda, bernyanyi-nyanyi. Saya sempat sebentar bergabung bersama mereka namun segera kembali ke ruang kepala sekolah menemani pak Rektor.

Sekitar pukul 08.45 kami melanjutkan perjalanan lagi setelah menikmati kue-kue sederhana khas Rainis, juga sepotong dua potong buah pepaya. Hanya sekitar lima belas menit kemudian kami sudah mencapai desa Tuabatu. Sebuah desa yang indah, dengan rumah-rumah sederhana yang pekarangannya penuh dengan tanaman, terutama pohon jeruk limau (di sini disebut 'bosa). Gereja-gereja adalah bangunan yang sangat menonjol di antara rumah-rumah yang bersih itu.

Kami tiba di SDK Sion Tuabatu pada sekitar pukul 09.30. Bertemu dengan dua peserta SM-3T yang manis-manis, Yuni dan Tetta. Dua makhluk mungil itu basah matanya ketika saya memeluknya. Mereka tidak ada masalah apa pun dengan sekolah, dengan masyarakat. Mereka hanya kangen pada rumah. Kangen pada ayah ibu, dengan saudara-saudara, teman-teman. Kangen makan masakan ibu. Kangen makan bakso. 

Setelah berdialog dengan ibu kepala sekolah dan guru-guru, kami menikmati hidangan yang sudah disiapkan. Meski perut kenyang, tapi pantang menolak. Herannya, meski perut kenyang, kami makan banyak juga: kupat, cakalang masak santan, ikan goreng bumbu, oseng kangkung campur indomie, kue cucur, kue mangkuk dan teh manis.

SMP 3 Rainis kami kunjungi setengah jam kemudian, dengan mengendarai motor, karena kami harus melanggar sungai dengan menaiki rakit. Enam motor tersebut milik para guru dan masyarakat setempat, pengendaranya juga mereka semua. Mobil kami parkir di SDK Sion. Di SMP 3 Rainis, kami bertemu Venta. Cowok ngganteng dari prodi Pendidikan Jasmani itu menyambut kami dengan senyum cerahnya. Baju olah raganya mengesankan dia sedang mengajar dan betapa dia menikmatinya.

TK-SDN Satap Binalang kami kunjungi pada pukul 10.45. Tentu saja dengan mengendarai sepeda motor. Juga menyeberang sungai dengan menaiki rakit. Rakitnya ditarik oleh dua orang tenaga manusia, bapak-bapak, dan hanya bisa mengangkut sebuah sepeda motor plus tiga orang sekali jalan. Lebih dari itu sudah overload. Sebenarnya waktu tempuhnya tidak lebih dari lima menit, namun karena rakit harus bolak-balik menjemput dan mengantar kami, maka waktu yang diperlukan lumayan juga. Sekitar tiga puluh menit. 

Peserta SM-3T yang bertugas di sekolah ini adalah Yogi Sumarsono, dari prodi PKn. Wajah manisnya nampak bahagia dan tidak menyimpan masalah. Kata kepala sekolah dan guru-guru, dia sangat rajin, tidak pernah membolos, dan sudah pernah masuk ke semua kelas. Kepala sekolah dan guru-guru berharap tahun depan tetap ada guru SM-3T yang ditugaskan di sekolah tersebut.

Selanjutnya kami mengunjungi SMPN 4 Rainis di Dapalan, setelah melewati pantai yang panjang dan beberapa kali harus turun karena pantai terpotong oleh aliran muara. Sepeda motor yang kami tumpangi juga beberapa kali oleng karena terjerembab oleh pasir pantai yang tebal. Perjalanan di pantai yang sesekali diselingi dengan perjalanan di antara kebun-kebun kelapa, dengan kondisi jalan yang banyak genangan air yang dalam, licin, becek, kami tempuh selama sekitar satu jam. Jembatan-jembatan kecil di atas sungai yang dibuat dari papan-papan pohon kelapa juga beberapa kali membuat hati kami was-was. Tahun lalu saya sudah pernah jatuh ke dalam salah satu jembatan itu dan 'nyemplung' ke sungai bersama sepeda motor dan pengendaranya.

Sebelum masuk SMP 4 Rainis, kami disambut dengan tarian adat. Sekelompok siswa SMP yang semuanya laki-laki, berbusana adat kuning gading,  menari dengan tombak dan iringan musik tambur yang rancak. Lebih dari seratus anak sekolah berseragam SD dan SMP berbaris memanjang, panjang sekali sampai ke pintu gerbang sekolah. Kami mengikuti pak Rektor berjalan di tengah barisan yang menyemut itu, menyapa mereka yang semuanya berwajah cerah dan menyungging senyum manis yang tulus. Di ujung barisan adalah pintu gerbang sekolah, dan para guru sudah berdiri berjajar untuk menyambut kami. Ada Kepala UPTD Kecamatan Dapalan juga yang sejak tadi menemani perjalanan kami, beberapa kepala sekolah di kecamatan Dapalan, dan juga masyarakat setempat.  

Ketika saya mendampingi pak Rektor beramah-tamah dengan kepala sekolah, di halaman sekolah ramai sekali. Para siswa menyanyi dipandu oleh seorang guru. Ada juga sesi pengambilan gambar saat seorang guru memberikan semacam testimoni tentang kesan dan harapan mereka pada keberadaan guru-guru SM-3T. Wah, ramai dan meriah sekali.

Setelah itu kami dibawa menuju ruang makan, memasuki sebuah ruang kelas besar. Di sini kami harus bilang 'wow' (andaikata bisa koprol, mungkin sambil koprol he he). Betapa tidak. Tak terbayangkan kami akan disambut dengan puluhan jenis hidangan yang sudah tertata di atas empat meja panjang. Belasan ibu berdiri di sepanjang sisi-sisi meja itu sambil mengibas-ngibaskan serbet, menjaga supaya makanan itu tidak dihinggapi lalat. Ada beberapa makanan pokok yang dihidangkan: nasi bungkus, kupat, nasi kuning, nasi beras ladang, ubi bentul, ubi kayu, ubi jalar dan sagu. Lauk nabatinya: oseng kangkung campur mie, sayur daun belinjo dan labu kuning, daun gedi, daun singkong, daun pakis, terong, yang hampir semuanya dimasak santan. Lauk hewaninya; belasan jenis ikan mulai dari yang kecil sampai yang besarnya selengan orang dewasa, yang dimasak menjadi bermacam-macam hidangan. Cakalang masak santan juga tidak ketinggalan, jenis hidangan ini memang sangat populer di Talaud dan di Menado. Hidangan dari ayam, telur dan tahu juga tidak ketinggalan. Ada lagi puding dan bolu serta buah pisang yang ranum-ranum. Kami yang terpana dengan semua makanan itu sibuk potret sana-sini sampai dipaksa-paksa para ibu supaya segera makan dan tidak sibuk memotet saja.

Saya jadi teringat tentang ketahanan pangan nasional. Setiap tahun saya terlibat dalam berbagai kegiatan sosialisasi dan pelatihan dalam upaya percepatan ketahanan pangan nasional, bersama Badan Ketahanan Pangan (BKP)  Provinsi dan BKP kabupaten/kota se-Jawa Timur. Salah satu tujuan sosialisasi ketahanan pangan adalah mengurangi ketergantungan masyarakat pada beras sebagai satu-satunya bahan makanan pokok. Sudah lebih dari dua dekade program pemerintah ini diluncurkan, namun keberhasilannya belum signifikan. Di Talaud ini, di ujung NKRI yang paling utara, masyarakat tidak hanya mengkonsumsi beras sebagai bahan makanan pokok. Berbagai macam umbi-umbian, juga pisang dan sagu, menjadi bagian tak terpisahkan dari menu sehari-hari mereka.  

Setelah acara makan-makan, kami pindah ke ruang kelas yang lain untuk mengikuti pertemuan dengan kepala UPTD, kepala sekolah, guru-guru dan juga para peserta SM-3T. Di antara acara sambutan dari rektor dan kepala sekolah, juga diselingi paduan suara. Untuk yang kedua kalinya sejak monev kemarin, kami menikmati lagu 'Kami Peduli' yang dinyanyikan siswa. Kami juga menikmati lagu yang berjudul 'Keliling Karakela' yang dinyanyikan oleh para peserta SM-3T. Lagu ini merupakan lagu khas Talaud, yang menceriterakan nama-nama desa di seluruh Kabupaten Kepulauan Talaud. Sony dan kawan-kawan menyanyikannya dengan cukup apik. Kata bapak kepala UPTD, anak-anak SM-3T itu sudah sangat mahir berbahasa Talaud dengan logat yang 'sangat Talaud'.

Kami pamit setelah sesi dialog khusus dengan peserta SM3T yang kami lakukan di mess tempat peserta tersebut tinggal. Hujan deras. Ya, ternyata matahari yang pagi tadi bersinar cerah tidak seperti dugaan kami ketika siang. Hujan turun sejak pukul 12.00, dan tak kunjung berhenti sampai akhirnya kami memutuskan pulang sambil berhujan-hujan. Semakin sore semakin repot nanti, mengingat jalan yang sangat licin dan banyak bagian-bagiannya yang membahayakan.

Karena tidak ada jas hujan, kami menutupi semua kepala kami dengan tas plastik yang dibelikan anak-anak di warung dekat sekolah. Tas plastik itu berwarna merah. Selain kepala, ransel dan tas-tas juga kami bungkus dengan tas kresek yang sama warnanya. Maka kami pun seperti mengenakan kostum yang aneh. Antara backpacker dan kura-kura ninja. Ha ha. Meski geli dengan busana perang kami, kami pamit pada kepala sekolah dan guru-guru dengan gagah berani.

Kami meninggalkan Dapalan pada sekitar 15.30. Di tengah gerimis yang awalnya rapat, namun tak berapa lama agak mereda. Alhamdulilah. Laut sedang pasang sehingga kami tidak bisa lagi melewati pantai seperti saat berangkat tadi. Sebagai gantinya adalah kami terus melewati kebun kelapa, menyelinap di antara pepohonan jangkung itu mengikuti jalan setapak, dengan kondisi jalan yang basah, penuh genangan, penuh lumpur, dan tentu saja sangat licin. Kondisi ini membuat perjalanan pulang menjadi jauh lebih berat dibanding berangkat tadi. Berkali-kali kami harus turun dari boncengan sepeda motor, berjalan beberapa meter, karena jalan yang kami lalui sangat membahayakan, penuh lumpur. Meski begitu, tidak ada satu pun dari kami yang mengeluh. Pak Rektor pun terkesan sangat menikmati perjalanan meski di bawah gerimis tipis dan senja beranjak turun.

Akhirnya kami sampai pada sungai terakhir. Kami menaiki rakit lagi. Air sungai yang keruh dan mengandung lumpur menggerakkan rakit yang kami tumpangi, dikendalikan oleh dua orang bapak. Meski menaiki rakit, sepatu dan celana bagian bawah kami basah kuyup dan tak mungkin menghindar karena rakit memang tidak sepenuhnya mengambang di atas air. Arus deras dari laut mengirimkan riak-riaknya sampai mencapai rakit dan sedikit menenggelamkannya.

Sore ini tuntas sudah tugas kami. Sebanyak 29 peserta SM-3T yang ditugaskan di Talaud sudah kami temui semua. Mereka dalam keadaan baik dan tetap bersemangat melanjutkan tugas pengabdiannya sampai saatnya nanti mereka harus ditarik dan masuk ke pendidikan profesi. Wajah-wajah optimis mereka membanggakan dan menenangkan kami.

Selamat bertugas, kawan, doa kami selalu menyertai....

Beo, Talaud, 9 April 2013

Wassalam,
LN