Pages

Selasa, 09 April 2013

Ke Talaud Lagi (5): Bertemu Bupati

Pukul 07.30. Kami sudah siap di teras Hotel Meysan (sebenarnya bukan hotel, tapi homestay). Pak Rektor, Pak Sulaiman dan pak Yoyok sedang menikmati kopi dan sepotong roti. Saya dan bu Trisaksi menikmati teh manis. 

Tak berapa lama Dani dan Abner datang bersama mobil mereka. Kami pun bersiap. Dani dan Abner membantu memasukkan bagasi kami ke mobil. Pak Sulaiman membereskan pembayaran hotel.

Beo masih sepi ketika kami keluar dari halaman hotel Meysan. Belum ada warung buka. Keinginan kami untuk sarapan nasi kuning harus tertunda. Pagi ini kami diagendakan bertemu bupati. Maka kami pun meluncur langsung ke Melongwane, dalam guyuran gerimis yang rapat.

Di tengah perjalanan, bu Suzan mengabari bahwa bupati ada tamu mendadak dari Kejati. Terpaksa pertemuan kami tertunda beberapa saat karena bupati menginginkan bisa bertemu pak Rektor secara khusus di rumah dinas beliau. Tentu saja setelah acara dengan Kejati. Kami akhirnya mampir di rumah Ibu Yeti, sekdinas, di sana hanya sebentar, kemudian lanjut ke rumah makan Panorama di pinggir pantai. Sarapan. Menunya ikan bakar, ca sayur dan, tentu saja, dabu-dabu. Karena memang lagi lapar-laparnya, semua hidangan di atas meja habis. Apalagi pantai yang penuh perahu dan speedboat menjadi pemandangan cantik yang menemani makan pagi kami. Perut lapar, makanan enak, dan pemandangan laut yang indah. Lengkap.

Baru beberapa menit kami menyelesaikan makan pagi kami ditelepon bu Suzan kalau kami ditunggu di rumah ibu Yeti untuk makan pagi. Waduh. Undangan makan yang tidak terlalu pas waktunya, karena perut kami sudah penuh semua. Tapi supaya tidak mengecewakan, kami tetap memenuhi undangan bu Yeti, hitung-hitung sambil menunggu kedatangan bupati. Pak Yoyok menyediakan diri untuk meluncur ke bandara, check in, karena siang ini kami akan terbang ke Menado lanjut ke Surabaya. Kami khawatir kalau kami tidak check in dulu, seat kami tidak aman. Pengalaman kami, di kota kecil, dengan penerbangan yang sangat terbatas, main serobot untuk mendapatkan seat di pesawat adalah hal yang lazim, maka lebih cepat check in lebih baik. 

Dari rumah ibu Yeti yang indah, kami menuju rumah dinas bupati. Ternyata bupati belum tiba. Kami disilakan duduk di ruang tamunya yang luas dan bersih. 

Tak berapa lama, terdengarlah deru mobil di luar. Sosok itu muncul. Berbusana T-shirt kuning, bercelana jeans, berkaca mata hitam. Posturnya tidak terlalu tinggi, badannya tegap. Itulah Drs. Costantine Ganggali, MM, bupati Kepulauan Talaud. Beliau mengulurkan tangan, menyapa kami ramah, menyilakan kami kembali duduk, sementara beliau pamit masuk ke dalam rumah dulu sebentar, diikuti ajudannya. Sejurus kemudian beliau keluar lagi, masih dengan busana yang sama, hanya sudah tidak berkaca mata hitam lagi.

Dialog antara bupati, rektor, kami semua pun, berjalan dengan gayeng. Ada beberapa hal penting yang kemudian disepakati untuk ditindaklanjuti. Selain tentang keberlanjutan program SM-3T di Talaud, juga tentang kerja sama program untuk 'ngopeni' siswa-siswa yang berprestasi tapi tidak mampu. Secara teknis, pak Rektor menyerahkannya ke saya dan teman-teman untuk mewujudkan kerja sama tersebut.

Akhirnya kami pamit setelah pak Rektor menyerahkan sejumlah buku dan cindera mata untuk bupati. Pak Yoyok sudah mengabarkan dari bandara kalau check in sudah beres. Hari ini kami akan terbang dengan Wings Air menuju Menado. Transit sekitar tiga jam, kemudian terbang lagi menuju Surabaya. Diperkirakan jam 19.00 WIB nanti kami akan tiba di Surabaya.

Semoga lancar perjalanan...
Amin YRA.

Melongwane, 10 April 2013

Wassalam,
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...