Luthfiyah Nurlaela, Niken Purwidiani, dan Choirul Anna Nur Afifah
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk: 1) mengetahui persentase alumni wanita yang bekerja pada bidang
pendidikan dan bidang nonkependidikan (jasa boga, wirausaha, dan lain-lain); 2)
mengetahui pada level apa saja jabatan alumni wanita yang bekerja; dan 3) mendeskripsikan
kendala yang dihadapi alumni wanita yang bekerja untuk mencapai jenjang karir
yang lebih tinggi. Penelitian ini merupakan studi penelusuran, dilakukan
melalui pendekatan tinjau balik (retrospective
approach). Subjek penelitian
adalah seluruh alumni tahun tamat 1987 sampai dengan tahun tamat 2007 (640
orang). Responden penelitian diperoleh sebanyak 135 orang (by mail). Teknik pengumpulan data dengan angket dan dokumentasi;
dan teknik analisis data dengan analisis deskriptif. Hasil yang diperoleh
adalah: 1) alumni wanita Program Tata
Boga yang bekerja di bidang pendidian sebanyak 81,5%, Sedangkan yang bekerja
pada bidang non kependidikan sebanyak 18,5%; 2) level jabatan alumni wanita
yang bekerja di bidang pendidikan adalah
sebagai guru, wakil kepala sekolah,
dosen, administrasi/staf TU, intruktur dan guru privat, dan level jabatan di
bidang non kependidikan adalah sebagai cook
helper, cook, juru/staf, supervisor, dan lain-lain; 3) kendala-kendala yang
dihadapai alumni untuk mencapai jenjang karir yang lebih tinggi adalah masalah
biaya; kurangnya keterampilan, pengetahuan dan wawasan; Waktu (sulit
meninggalkan tugas mengajar); Keluarga (Anak masih kecil); tidak ada minat; jarak
tempuh; ketersediaan program studi lanjut yang relevan; Bahasa Inggris; karena
hanya lulusan D3; dan karena banyak saingan.
Abstract: The purpose of the research are: (1) to know the percentage of women
alumni that work in educational and no educational field (foodservice,
entrepreneur, etc); (2) to know in what level they work; and (3) to describe
constraints that be paced by the women alumni for achieving the higher career.
The research is tracer study which done through retrospective approach. The
research subject is all alumni that graduated in 1987 to 2007 (640 alumni). The research responden is 135 women (by
mail). The data is collected by questionaire and documentation. The data analysis
is using descriptive. The research
results are: (1) the women alumni of Food Program that work in educational
field are 81,5%, and in non educational field are 18,5%; (2) the work level of
alumni that work in educational field are as teacher, vice of headmaster,
lecture, administration staff, instructor, and private teacher; moreover, the
work level of alumni that work in non educational field are as cook helper,
cook, staff, supervisor; (3) the constraints that be paced by women alumni for
achieving higher career are because of: the cost; limited skill, knowledge and
insight; limited time (difficult to leave teaching job); family (have a little
kid); no interest; distance; the availability of relevant advanced education;
English; Diploma 3 graduate; and because there are too many competitors.
Pendahuluan
Program Studi Tata Boga jurusan Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah salah satu program studi yang ada di
lingkungan Universitas Negeri Surabaya (UNESA). UNESA merupakan salah satu
perguruan tinggi (dulu: IKIP) yang telah berkonversi berdasarkan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 03 tahun 1999. Sedangkan Jurusan Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga (PKK), berdasarkan SK Menteri P dan K Republik Indonesia nomer
0211/V/1982 menyelenggarakan program kependidikan jenjang S1 PKK, mulai tahun
1984. Pada saat ini Jurusan PKK memiliki
3 Program Studi (Prodi), yakni Prodi S-1 PKK, Prodi D-3 Teknik Industri Boga,
dan Prodi D-3 Teknik Industri Busana.
Prodi S1 PKK membawahi Prodi Pendidikan Tata Boga dan Pendidikan Tata Busana.
Penelitian
tentang penelusuran alumni PKK FPTK IKIP Surabaya (sebelum berubah menjadi
UNESA), telah dilakukan oleh Winarni,
dkk (1999) dan Ponidjo (2001). Penelitian Winarni, dkk (1999) yang
mendeteksi jumlah pengangguran tamatan PKK-FPTK IKIP Surabaya tahun tamat
1994-1996 menunjukkan bahwa tamatan jurusan PKK FPTK IKIP Surabaya cukup
berhasil dalam memasuki dunia kerja. Sebanyak 87,83% tamatan telah bekerja dan
hanya 12,7% yang tidak bekerja. Sebagian besar tamatan bekerja sebagai guru
(77,78%) dan sebagian lainnya di bidang jasa boga dan busana. Tidak berbeda
jauh dengan hasil penelitian Ponidjo (2001) yang melakukan penelusuran alumni
lulusan tahun 1997-1999, sebanyak 89% tamatan jurusan PKK sudah bekerja, dan
sebanyak 10,53% belum bekerja. Sebagian besar lulusan bekerja di bidang
pendidikan (63,16%), dan sebagian lainnya bekerja di bidang jasa boga dan
busana.
Meskipun
dari hasil penelitian telah diketahui bidang kerja alumni, tetapi pada level
apa mereka berada di bidang-bidang kerja tersebut belum terlacak. Selain itu
juga belum diketahui bagaimana profil alumni wanita, yang merupakan mayoritas
dari lulusan PKK. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, pada bidang
pekerjaaan usaha jasa boga (foodservice) seperti pada hotel dan
restoran, jabatan pada level atas pada umumnya dipegang oleh pria, baik pada food product maupun food service. Wanita yang bekerja pada bidang ini pada umumnya
paling tinggi berada pada tingkat menengah, setingkat supervisor. Meskipun lulusan Tata Boga baik pria maupun
wanita sama-sama memulai jenjang karir dari level sebagai cook III atau bahkan cookhelper,
namun pada pria, jenjang karir mereka bisa mencapai tingkat yang tinggi, yaitu executive chef. Sebaliknya pada wanita,
pada umunya jenjang karir mereka berhenti pada tingkat cook I, sangat jarang yang mencapai tingkat supervisor. Bila mereka
berhasil menduduki jabatan pada tingkat supervisor, umumnya tidak pada bagian food product, tapi pada food service.
Selain
pada bidang usaha boga, profil alumni wanita pada bidang kependidikan juga
belum diketahui secara lebih mendalam, khususnya pada level apa mereka berada.
Oleh karena kebanyakan lulusan Tata Boga yang terjun di bidang kependidikan
bekerja di SMK (Sekolah Menengah
Kejuruan) kelompok Pariwisata, yang mayoritas guru serta siswanya adalah
juga wanita, maka mereka sangat berpeluang untuk menduduki jabatan yang tinggi
seperti kepala sekolah atau wakil kepala sekolah. Meskipun kenyataan di
lapangan menunjukkan, tidak jarang posisi kepala sekolah atau wakil kepala
sekolah di SMK Pariwisata diduduki oleh kaum pria, yang bukan dari jurusan PKK.
Kenyataan
di atas menunjukkan adanya kemungkinan terjadinya bias gender dalam penyediaan
peluang kerja bagi alumni wanita Prodi Tata Boga khususnya, dan alumni jurusan
PKK pada umumnya. Faktor-faktor yang menyebabkan adanya bias tersebut akan
dapat diketahui melalui penelitian ini, dengan menggali kendala-kendala yang
dihadapi para alumni untuk mencapai jenjang karir lebih tinggi.
Tujuan
untuk mengetahui kemungkinan adanya bias gender sebagaimana disebutkan hanya
merupakan salah satu tujuan penelitian. Tujuan yang utama adalah untuk
mengetahui bagaimana profil sesungguhnya dari para alumni wanita prodi Tata
Boga tersebut, meliputi persentase mereka yang bekerja pada bidang pendidikan
dan bidang nonkependidikan (jasa boga, wirausaha, dsb), pada level apa, serta
kendala yang dihadapi untuk mencapai jenjang karir yang lebih tinggi.
Berdasarkan uraian dari latar belakang di
atas, maka masalah umum yang perlu dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana
profil alumni Prodi Tata Boga UNESA, khususnya alumni wanita. Secara lebih
rinci, masalah-masalah tersebut meliputi: (1) Bagaimana persentase alumni
wanita yang bekerja pada bidang pendidikan dan bidang nonkependidikan (jasa boga,
wirausaha, dan lain-lain), (2) Pada level apa saja jabatan alumni wanita yang
bekerja di bidang pendidikan dan nonkependidikan (jasa boga, wirausaha, dan
lain-lain), dan (3) Apa kendala yang dihadapi alumni wanita yang bekerja pada
bidang pendidikan dan nonkependidikan (jasa boga, wirausaha, dan lain-lain), untuk
mencapai jenjang karir yang lebih tinggi.
Jurusan PKK, khususnya Prodi Tata Boga,
selain harus tetap meningkatkan kualitas untuk menghasilkan guru SMK yang
profesional, juga harus berorientasi pada disiplin bidang kerja yang lain,
salah satunya bidang industri. Hal tersebut relevan dengan konsep “keterkaitan
dan kesepadanan” (link and match)
yang menekankan bahwa sistem pendidikan hendaknya dapat menghasilkan lulusan
yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dunia kerja (Trisno, 1995). Keterkaitan
dan kesepadanan pada sistem pendidikan
adalah sangat penting, agar mampu menghasilkan lulusan yang dapat
berperan aktif dalam pelaksanaan
pembangunan. Beberapa alasan yang mendukung urgensi program tersebut
antara lain semakin besarnya tuntutan tenaga kerja yang berkualitas, semakin
banyaknya kebutuhan tenaga kerja pembangunan yang menghendaki persyaratan
keahlian tertentu, dan semakin tingginya minat lulusan yang ingin menciptakan
lapangan kerja baru (Soekartawi, 1994).
Di
sisi lain, jumlah pengangguran sarjana dari tahun ke tahun jumlahnya semakin
membengkak. Anthony Dio Martin (dalam Moedjiarto, 1997) mengemukakan lulusan
pendidikan di Indonesia
dari berbagai tingkatan yang menganggur, baik dari segi persentase maupun angka
absolutnya, sudah pada tingkat yang makin mengkhawatirkan. bertambahnya jumlah
lapangan kerja masih belum dapat mengimbangi laju pengangguran yang lebih
pesat.
Keberhasilan suatu program pendidikan dapat
diukur melalui efektivitas program yang dilaksanakan. Efektivitas program
merupakan salah satu sasaran utama evaluasi program (Abramson, 1979; Winarni,
1999). Mengkaji efektivitas suatu program berarti meneliti seberapa jauh tujuan
program tersebut dapat tercapai. Efektivitas suatu program pendidikan dapat
dibagi menjadi dua, yaitu: efektivitas internal dan efektivitas eksternal.
Efektivitas internal menelaah apakah proses pendidikan telah berjalan sesuai
dengan yang direncanakan, mulai dari proses seleksi masukan mentah sampai pada
proses belajar mengajar yang terjadi. Sedangkan efektivitas eksternal menelaah
seberapa jauh kesesuaian tamatan program pendidikan dengan kebutuhan dunia
kerja.
Melakukan evaluasi efektivitas eksternal
suatu program pendidikan berarti menggunakan pendekatan produk
(lulusan/tamatan) sebagai pedoman dasar evaluasi, dengan asumsi bahwa segala
upaya yang dilakukan suatu program pendidikan pada akhirnya akan bermuara pada
lulusan (Campbell dan Penzano, 1985; Winarni, 1999).
Efektivitas program pendidikan pada Prodi
Tata Boga dapat dilakukan melalui pendekatan hasil (lulusan) dengan cara studi
penelusuran. Studi penelusuran mempunyai tujuan untuk mengetahui mobilitas
lulusan, kepuasan lulusan terhadap pekerjaanya, dan untuk mengetahui tingkat
kesiapan lulusan dalam mengembangkan karirnya. Slamet PH (1993) menyatakan
bahwa studi penelusuran bertujuan untuk mengetahui sejarah karir lulusan,
status karir/pekerjaan sekarang, dan penilaian lulusan terhadap program
pendidikan atas dasar pengalaman kerja mereka. Lebih lengkap Slamet, PH (1993)
mengemukakan tujuan studi penelusuran, yaitu: (1) menentukan jumlah dan jenis
pekerjaan yang dimasuki oleh lulusan, (2) Mempelajari sejauh mana tamatan telah
menerapkan pendidikannya di lapangan, (3) Menemukan sejauh mana mobilitas
tamatan dalam pekerjaan, (4) Mendapatkan informasi dari tamatan tentang manfaat
program dikaitkan dengan pekerjaannya, (5) Menemukan sejauh mana tamatan
berkeinginan untuk melanjutkan
pendidikannya.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan
bahwa studi-studi tentang pelacakan
lulusan yang dilakukan telah cukup lama.
Selain itu, pada umumnya hasil penelitian hanya mengacu pada persentase lulusan
yang bekerja dan yang belum bekerja. Namun pada level apa mereka berada pada
pekerjaan tersebut, belum terdeteksi. Dan sebagai prodi yang mayoritas
mahasiswanya adalah wanita (lebih dari 90%), pengungkapan tentang profil alumni
tata boga selain terkait dengan hal-hal di atas, juga terkait dengan bagaimana
peluang pekerjaan bagi mereka dalam bidang-bidang yang ditekuninya, termasuk
kendala-kendala yang mereka hadapi untuk mencapai jenjang karir yang lebih
tinggi.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan studi penelusuran,
yang mencoba untuk mengungkap profil alumni wanita Prodi Tata Boga UNESA.
Profil yang dimaksud adalah persentase alumni yang bekerja pada bidang
pendidikan dan non kependidikan, level jabatan mereka di tempat kerja, dan
kendala-kendala yang dihadapi untuk mencapai jenjang karir yang lebih tinggi.
Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini adalah penelitian
deskriptif.
Studi penelusuran dapat dilakukan melalui
tiga pendekatan (Psacharopoulus dan Hinchiliffe, 1983; Winarni, 1999) yaitu:
(1) pendekatan tinjau lanjut (follow-up
approach), (2) pendekatan tinjau balik (retrospective
approach), dan (3) pendekatan lokasi (establishment
surveys). Pendekatan tindak lanjut dilakukan dengan cara mengikuti lulusan
sejak menyelesaikan pendidikannya sampai dengan tenggang waktu tertentu.
Pendekatan ini memerlukan waktu lama, namun data yang diperoleh bersifat
komprehensif. Sedangkan pendekatan tinjau balik pada dasarnya juga bertolak
dari lulusan periode tertentu. Perbedaan pokok dengan pendekatan tindak lanjut
adalah tidak mengikuti lulusan sejak menyelesaikan pendidikannya, tetapi
meneliti status lulusan setelah selang waktu tertentu, misalnya setelah dua
tahun mereka tamat dari pendidikan. Dengan cara ini waktu penelitian dapat
diperpendek yaitu dalam rentang waktu yang cukup untuk mengumpulkan data.
Selanjutnya pendekatan lokasi bertolak dari
lokasi tertentu, misalnya pabrik atau kawasan industri, karyawan di lokasi
tersebut ditetapkan sebagai populasi dan baru setelah itu dilacak latar
belakang pendidikannya. Keuntungan pendekatan lokasi adalah proses pengumpulan
data relatif mudah dan data yang berkaitan dengan dengan pekerjaan relatif
homogen. Kekurangan pendekatan ini adalah tidak dapat mewakili lembaga
pendiikan asal karyawan, karena tidak mewakili karakteristik karyawan.
Oleh
karena waktu penelitian yang terbatas, maka pada penelitian ini digunakan
pendekatan tinjau balik, dengan pertimbangan jangka waktu penelitian relatif
tidak lama, penelitian bertolak dari institusi, serta dapat memperoleh sampel
secara acak.
Studi penelusuran ini dilakukan terhadap
lulusan Prodi Tata Boga UNESA (termasuk Prodi Tata Boga IKIP Surabaya sebelum
menjadi UNESA), dengan lokasi penelitian di kampus UNESA, khususnya di Prodi
Tata Boga, instansi atau lembaga baik pemerintah maupun swasta atau perorangan
yang menjadi tempat bekerja alumni Prodi Tata Boga UNESA di Jawa Timur.
Subjek penelitian adalah seluruh alumni
tahun tamat 1987 sampai dengan tahun tamat 2007, dan pimpinan industri di
bidang jasa boga dan sekolah atau instansi terkait (Diknas) yang ada di
Surabaya. Berdasarkan data dari BAAK UNESA, alumni Prodi Tata Boga dalam kurun
waktu 1986-2004 adalah 640. Selanjutnya
dari hasil pengiriman instrumen angket by
mail diketahui jumlah angket yang kembali sebanyak 135 lembar, sehingga
jumlah responden penelitian sebanyak 135 orang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah dengan angket dan dokumentasi. Angket digunakan untuk mengungkap data
mengenai profil lulusan meliputi bidang pekerjaan mereka, level jabatan di mana
mereka berada, dan kendala-kendala yang dihadapi untuk mencapai jenjang karir
yang lebih tinggi. Selain itu angket juga digunakan untuk menggali data dari
tempat alumni bekerja, yang ditujukan bagi pimpinan perusahaan atau sekolah dan
instansi terkait (Diknas), guna
memperoleh informasi tentang kendala-kendala yang dihadapai alumni
wanita untuk mencapai jenjang karir yang lebih tinggi. Sedangkan dokumentasi
digunakan untuk mencari data tentang nama dan alamat lulusan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase dan teknik analisis
kualitatif. Teknik analisis data dengan persentase digunakan untuk menjawab
permasalahan yang pertama, yaitu persentase alumni wanita yang bekerja di
bidang pendidikan dan nonkependidikan. Sedangkan permasalahan kedua dan ketiga
dianalisis secara kualitatif, meskipun
tidak menutup kemungkinan untuk analisis data level jabatan alumni di
tempat kerja dapat disajikan dalam persentase.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
A.
Deskripsi Riwayat Pekerjaan Alumni
Data
Riwayat pekerjaan alumni menggambarkan persentase alumni yang bekerja pada
bidang pendidikan/pelatihan dan bidang nonkependidikan (jasa boga, wirausaha,
dan lain-lain), yang dapat dicermati pada Tabel 1.
Tabel
1. Deskripsi Data Alumni yang Bekerja
pada Bidang Pendidikan dan Bidang Nonkependidikan
Bidang Pekerjaan
|
|
D3
|
S1
|
Total
|
|||
f
|
%
|
f
|
%
|
f
|
%
|
||
Pendidikan/ Pelatihan
|
Dosen
|
0
|
0,0
|
8
|
100
|
8
|
5,9
|
Guru
|
13
|
13,3
|
85
|
86,7
|
98
|
72,6
|
|
Instruktur Kursus
|
2
|
50,0
|
2
|
50,0
|
4
|
2,9
|
|
Jumlah
|
|
15
|
15,8
|
95
|
86,4
|
110
|
81,5
|
Nonkependidikan
|
Restoran/Hotel
|
2
|
66,7
|
1
|
33,3
|
3
|
2,2
|
Bakery/pastry Shop
|
6
|
100
|
0
|
0,0
|
6
|
4,4
|
|
Catering/Jasa Boga
|
1
|
100
|
0
|
0,0
|
1
|
0,7
|
|
Wirausaha
|
2
|
25,0
|
6
|
75,0
|
8
|
5,9
|
|
Lainnya (wartawan, reporter, administrasi, dll)
|
3
|
42,9
|
4
|
57,1
|
7
|
5,2
|
|
Jumlah
|
|
14
|
56,0
|
11
|
44,0
|
25
|
18,5
|
Jumlah Keseluruhan
|
29
|
21,5
|
106
|
78,5
|
135
|
100
|
Berdasarkan data
diatas diketahui persentase alumni yang bekerja di bidang pendidikan/pelatihan
lebih banyak (81,5%) daripada bidang nonkependidikan (18,5%) baik pada program
studi S1 maupun D3, dengan jenjang pendidikan bidang pekerjaan yang bervariasi
mulai tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Tingginya persentase
alumni khususnya pada program studi D3 yang bekerja di bidang
pendidikan/pelatihan disebabkan karena alumni program studi D3 yang lulus pada
tahun 1987 hingga 1989 memang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
pendidik di SMK sehingga secara otomatis para alumni tersebut
ditempatkan/bekerja di bidang pendidikan. Sedangkan program studi D3 tata boga
(nonkependidikan atau murni) baru dibuka tahun 1999 dan menghasilkan lulusan
pertama tahun 2002 sehingga dari alumni program D3 tata boga tersebut banyak
yang berkerja pada industri jasa boga (restoran, hotel, bakery shop dan PJTKI).
Wirausaha merupakan
jenis pekerjaan nonkependidikan yang paling banyak ditekuni oleh alumni wanita
program studi tata boga. Pemilihan jenis pekerjaan ini terkait dengan
kecenderungan dari industri jasa boga (restoran, hotel atau bakery shop) yang lebih memilih pekerja pria
dibandingkan wanita serta peran alumni wanita selanjutnya sebagai istri yang
bertanggungjawab dengan tugas rumah tangganya.
Selanjutnya Tabel 2 menggambarkan
level jabatan alumni wanita yang bekerja di bidang pendidikan dan
nonkependidikan (jasa boga, wirausaha, dan lain-lain).
Tabel
2. Deskripsi Data Level Jabatan Alumni Wanita yang Bekerja di Bidang Pendidikan
dan Nonkependidikan
Bidang Pekerjaan
|
|
D3
|
S1
|
Total
|
|||
f
|
%
|
f
|
%
|
f
|
%
|
||
Pendidikan/ Pelatihan
|
Guru
|
13
|
13,7
|
82
|
86,3
|
95
|
70,4
|
Wakil Kepala Sekolah
|
0
|
0,0
|
2
|
100
|
2
|
1,5
|
|
Dosen
|
0
|
0,0
|
8
|
100
|
8
|
5,9
|
|
Administrasi/staf TU
|
0
|
0,0
|
1
|
100
|
1
|
0,7
|
|
Instruktur/guru privat
|
2
|
50,0
|
2
|
50,0
|
4
|
2,9
|
|
Jumlah
|
|
15
|
12,7
|
95
|
88,2
|
110
|
81,5
|
Non
kependidikan
|
Cook Helper
|
2
|
100
|
0
|
0,0
|
2
|
1,5
|
Cook/juru/staf
|
9
|
64,3
|
5
|
35,7
|
14
|
10,4
|
|
Supervisor
|
1
|
100
|
0
|
0,0
|
1
|
0,7
|
|
Lain-lain
|
2
|
25,0
|
6
|
75,0
|
8
|
5,9
|
|
Jumlah
|
|
14
|
56,0
|
11
|
44,0
|
25
|
18,5
|
Jumlah Keseluruhan
|
29
|
20,7
|
106
|
78,5
|
135
|
100
|
Level jabatan alumni wanita pada bidang
pendidikan/pelatihan cukup beragam mulai wakil kepala sekolah hingga guru
privat. Pada level guru dan dosen diketahui pula terdapat beberapa alumni yang
menjabat sebagai ketua program (kaprog atau kaprodi) sebanyak tiga orang,
selanjutnya guru produktif sebanyak 69 orang serta guru tidak tetap/guru bantu
sebanyak 23 orang. Level jabatan lain-lain yang dimaksud dalam Tabel 4 umumnya
terdapat pada alumni yang bekerja sebagai wirausaha sebab pola wirausaha masih
bersifat kekeluargaan atau tradisional sehingga tidak memiliki struktur
organisasi usaha yang jelas, alumni berstatus sebagai pemilik (owner) serta sebagai pekerja/staf juga.
B.
Deskripsi
Opini Alumni
Ringkasan
data opini alumni menggambarkan relevansi mata kuliah dengan pekerjaan, kendala yang dihadapi alumni wanita
yang bekerja pada bidang pendidikan dan nonkependidikan (jasa boga, wirausaha,
dan lain-lain), untuk mencapai jenjang karir yang lebih tinggi, dan saran untuk
peningkatan kualitas program studi Tata Boga Unesa.
Tabel 3. Deskripsi Data Opini Alumni
tentang Kesesuaian Mata Kuliah dengan Pekerjaan
Opini
|
F
|
%
|
Sesuai
|
88
|
65,19
|
Kurang sesuai
|
35
|
25,93
|
Tidak sesuai
|
12
|
8,89
|
Jumlah
|
135
|
100%
|
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
bahwa sebagian besar responden (65,19%) menyatakan terdapat relevansi atau kesesuaian antara mata kuliah dengan
pekerjaan. Sebanyak 25,93%
menyatakan kurang sesuai dan ada 8,89% yang menyatakan tidak sesuai. Responden
yang mengemukakan pendapat ”kurang sesuai” umumnya beralasan karena sebagian
tuntutan pekerjaan baik di bidang pendidikan maupun non kependidikan belum
cukup diperoleh di bangku kuliah, terutama penguasaan keterampilan. Bekal
keterampilan masih cukup jauh dari tuntutan, sehingga menjadi kendala lulusan
untuk segera beradaptasi di tempat kerja. Khusus pada bidang pendidikan, selain
penguasan keterampilan tata boga, keterampilan mengajar seperti mengelola
kelas, penguasaan media pembelajaran dan penilaian, juga dirasa masih kurang
sebagai bekal mengajar.
Selanjutnya
kendala-kendala yang dihadapi alumni untuk mencapai jenjang karir yang lebih
tinggi dapat dicermati pada Tabel 4. Berdasarkan tabel tersebut, sebagian
lulusan (20%) menyatakan tidak ada kendala untuk mencapai jenjang karir yang
lebih tinggi. Sebanyak 24,44% menyatakan keterbatasan biaya sebagai kendala,
dan 12,59% menyatakan kurangnya keterampilan, pengetahuan dan wawasan merupakan
kendala yang utama. Kemudian kendala yang lain, yaitu waktu dinyatakan oleh
13,33% responden, dan kendala keluarga (5,93%), tidak ada minat (5,19%), jarak
tempuh (4,44%), keterdiaan program stusdi lanjut yang relevan (4,44), Bahasa
Inggris (3,70%), Karena hanya lulusan D3 (2,97), dan banyak saingan (2,97).
Tabel 4. Deskripsi Data Kendala Alumni untuk
Mencapai Jenjang Karir yang Lebih Tinggi
Kendala
|
f
|
%
|
Tidak ada
kendala
|
27
|
20
|
Biaya
|
33
|
24,44
|
Kurangnya
keterampilan, pengetahuan dan wawasan
|
17
|
12,59
|
Waktu (sulit
meninggalkan tugas mengajar)
|
18
|
13,33
|
Keluarga (Anak
masih kecil)
|
8
|
5,93
|
Tidak ada minat
|
7
|
5,19
|
Jarak tempuh
|
6
|
4,44
|
Ketersediaan
program studi lanjut yang relevan
|
6
|
4,44
|
Bahasa Inggris
|
5
|
3,70
|
Karena hanya
lulusan D3
|
4
|
2,97
|
Banyak saingan
|
4
|
2,97
|
Jumlah
|
135
|
100
|
Dari
berbagai kendala, meskipun persentasenya hanya
5,19%, tidak adanya minat untuk mencapai jenjang karir yang lebih tinggi
adalah sangat memprihatinkan. Tugas perguruan tinggi pada intinya adalah
mengantarkan lulusannya untuk memiliki sikap dan perilaku yang positif terhadap
dunia kerja dan masyarakat, suka bekerja keras, dan memiliki kemauan untuk
berkembang. Semua kompetensi tersebut tentu saja memerlukan minat untuk maju.
Namun apabila minat saja tidak ada pada sebagian kecil lulusan, sangatlah
mungkin karir mereka juga tidak akan berkembang. Yang dikhawatirkan adalah
bahwa tidak adanya minat tersebut sebenarnya adalah sebagai manifestasi
frustrasi karena tidak adanya dukungan, baik dari tempat kerja, keluarga, atau
bahkan karena ketidakmampuan sendiri.
Selanjutnya
data saran alumni untuk peningkatan kualitas prodi Tata Boga Unesa dapat
dicermati pada Tabel 5. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diidentifikasi lima
saran terbanyak yang dikemukakan alumni, yang meliputi: (1) Lebih menyesuaikan
kurikulum prodi Tata Boga dengan perkembangan di SMK dan industri, (2) Peningkatan
keterampilan, baik keterampilan bidang tata boga maupun kemampuan mengajar bagi
mahasiswa selama perkuliahan, (3) Peningkatan kerjasama antara prodi Tata Boga
dengan DU/DI, (4) Peningkatan SDM (dosen) dalam hal kompetensi mengajar, dan
(5) Peningkatan fasilitas perkuliahan (sarana dan prasarana).
Tabel 5. Deskripsi Data Saran Alumni untuk Peningkatan
Kualitas Prodi Tata Boga Unesa
Saran
|
f
|
%
|
Lebih
menyesuaikan kurikulum prodi Tata Boga dengan perkembangan di SMK dan
industri.
|
28
|
20,74
|
Peningkatan
keterampilan, baik keterampilan bidang tata boga maupun kemampuan
mengajar bagi mahasiswa selama perkuliahan
|
29
|
21,48
|
Peningkatan
kerjasama antara prodi Tata Boga dengan DU/DI
|
15
|
11,11
|
Peningkatan SDM
(dosen) dalam hal kompetensi mengajar
|
16
|
11,85
|
Peningkatan
fasilitas perkuliahan (sarana dan prasarana)
|
12
|
8,89
|
Pembukaan
program S2 dengan biaya murah khusus untuk alumni Tata Boga
|
5
|
3,70
|
Praktek
Industri (PI) dilaksanakan lebih dahulu sebelum PPL
|
5
|
3,70
|
Program PI bisa
lebih dikembangkan sampai ke luar negeri
|
4
|
2,96
|
Program PPL
supaya dilaksanakan selama 6 bulan
|
2
|
1,48
|
Mengundang
dosen dari praktisi untuk memberi kuliah
|
4
|
2,96
|
Pertemuan
periodik alumni untuk berbagi pengalaman
|
2
|
1,48
|
Peningkatan
praktek mata kuliah Tata Hidang yang lebih sesuai dengan kondisi di lapangan
|
1
|
0,75
|
Adanya bursa
kerja untuk penyaluran lulusan
|
2
|
1,48
|
Peningkatan
promosi ke masyarakat
|
6
|
4,44
|
Untuk program
S1 Penyetaraan, jadwal kuliah lebih fleksibel, dan kuliah teori diperbanyak
|
2
|
1,48
|
Selama
matakuliah praktek, dosen dan mahasiswa mengenakan jas-lab
|
1
|
0,75
|
Pemberian
beasiswa pada mahasiswa berprestasi
|
1
|
0,75
|
Jumlah
|
135
|
100
|
Simpulan
dan Saran
Simpulan dari penelitian ini
meliputi: (1) Alumni wanita Program Tata
Boga yang bekerja di bidang pendidian sebanyak 81,5% dengan jenis pekerjaan
sebagai dosen sebanyak 5,9%, guru 72,6%,
dan sebagai intruktur pelatihan sebesar 2,9%; Sedangkan yang bekerja pada
bidang non kependidikan sebanyak 18,5% dengan jenis pekerjanan restoran/hotel,
bakery/pastry shop, catering/jasa boga, wirausaha, dan lainnya; (2) Level
jabatan alumni wanita yang bekerja di bidang pendidikan adalah sebagai
guru, wakil kepala sekolah, dosen, administrasi/staf TU, intruktur dan
guru privat, dan level jawbatan di bidang non kependidikan adalah sebagai cook
helper, cook, juru/staf, supervisor, dan lain-lain; (3) Kendala-kendala yang
dihadapai alumni untuk mencapai jenjang karir yang lebih tinggi adalah masalah
biaya; kurangnya keterampilan, pengetahuan dan wawasan; Waktu (sulit
meninggalkan tugas mengajar); Keluarga (Anak masih kecil); Tidak ada minat;
Jarak tempuh; Ketersediaan program studi lanjut yang relevan; Bahasa Inggris;
Karena hanya lulusan D3; dan banyak saingan; dan (4) Kesimpulan lain yang tidak
kalah pentingnya, meskipun tidak menjadi pertanyaan penelitian, adalah
saran-saran alumni untuk program studi Tata Boga, yang antara lain meliputi: Lebih
menyesuaikan kurikulum prodi Tata Boga dengan perkembangan di SMK dan industri;
Peningkatan keterampilan, baik keterampilan bidang tata boga maupun kemampuan
mengajar bagi mahasiswa selama perkuliahan; Peningkatan kerjasama antara prodi
Tata Boga dengan DU/DI; Peningkatan SDM (dosen) dalam hal kompetensi mengajar;
dan peningkatan fasilitas perkuliahan (sarana dan prasarana).
Saran
Saran yang dapat dikemukakan
meliputi: (1) Mengadakan temu alumni dan menjadikannya sebagai agenda rutin
program studi atau jurusan untuk mendapatkan informasi dan perkembangan profil
alumni serta masukan/saran bagi pengembangan jurusan; (2) Memanfaatkan website Unesa untuk menjaring informasi
dan sebagai wadah komunikasi antara sesama alumni atau antara alumni, mahasiswa
dan lembaga; (3) Perlu dikembangkan teknik penjaringan alumni tidak hanya
melalui surat tertulis (by mail),
tetapi juga menggunakan surat elektronik (e-mail)
sehingga jangkauannya juga lebih luas; dan (4) Masukan-masukan dari alumni
hendaknya menjadi perhatian bagi prodi Tata Boga, agar dapat digunakan sebagai
acuan dalam pengembangan prodi, dalam rangka meningkatkan kualitas sarana
prasarana dan proses pembelajaran, serta perbaikan kurikulum.
Daftar Pustaka
Abramson, T., Carol, K., dan Cohen, L.
1979. Handbook of Vocational Education Evaluation. London :
Sage Publication.
Moedjiarto, 1997. Masalah Pengangguran Sarjana. Media
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. 1
(7). Surabaya :
University Press IKIP Surabaya .
Notodihardjo, Hardjono. 1990. Pendidikan
Tinggi dan Tenaga Kerja Tingkat Tinggi di Indonesia . Suatu Studi tentang
Kaitan antara Perguruan Tinggi dan Industri di Jawa. Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia .
Ponidjo. 2001. Studi Penelusuran Lulusan Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
(PKK) FPTK IKIP Surabaya . Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian
Universitas Negeri Surabaya .
Psacharopolus, G. dan Hinchiliffe, K. 1983. Tracer Study Guidelines. Washington
DC : The World Bank.
Slamet PH. 1993. Penelusuran Tamatan SMEA di Indonesia (Draft Laporan penelitian). Yogyakarta : FPTK IKIP Yogyakarta .
Soekarwati. 1994. Posisi Strategis Dosen dan
AA/Pekerti dalam Konsep Link and Match. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional peran Perguruan Tinggi
dalam Melaksanakan Keterkaitan dan Kesepadanan, PAU UT.
Supari, dkk. 1992. Studi Pelacakan Profesi dan Bidang Kerja Lulusan FPTK IKIP Surabaya . Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian
IKIP Surabaya .
Sutari. 1990. Survey Kebutuhan Tenaga Kerja bagi Lulusan Jurusan PKK FPTK IKIP Yogyakarta . Laporan
Penelitian. Puslitbang IKIP Yogyakarta .
Tim Penyusun. 1999. Buku Pedoman IKIP Surabaya Tahun 1999/2000.
Tim Penyusun. 2003. Buku Pedoman Universitas Negeri Surabaya Tahun 2003/2003.
Trisno, Bambang. 1995. Survey Kebutuhan Tenaga Kerja bagi Lulusan
Jurusan PKK FPTK IKIP Yogyakarta . Laporan Penelitian. Puslitbang IKIP Yogyakarta .
Winarni, Astriati, dkk. 1999. Mendeteksi Jumlah Pengangguran Lulusan
PKK-FPTK IKIP Surabaya
(Suatu Studi Penelusuran). Laporan
Penelitian. Lembaga Penelitian IKIP Surabaya .
Wrahatnolo, Tri. 2000. Studi Pelacakan Lulusan Jurusan PTE, PTM,
dan PTB FPTK IKIP Surabaya .
Media Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. 18
(1). 55-66.
0 komentar
Posting Komentar
Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...