Pola Makan Warga Arab Di Kawasan Ampel Surabaya
(Eating Pattern Of Arabic Ethnic
Group In Ampel Area Surabaya)
Oleh: Iffah Khadijah, Luthfiyah Nurlaela, Sri Achir
Abstract
The research objectives were to describe:
(1) eating pattern of Arabic ethnic group in Ampel area, (2) popular dishes of Arabic
ethnic group in Ampel area, and (3) the
service and table manner of Arabic ethnic group
in Ampel area. The research was qualitative-descriptive research. The
data collection method was using observation, interview, and documentation. The
data analysis was using taxonomy technique. Based on data analysis result found
that: (1) staple foods used are any kinds of typical staple food (rice, wheat
flour), animal (primarily lamb), plants (included legumes). The Special herbs
and spices are klabet and gulai, and the special dishes are gulai mariam, roasted lamb, kebab. Furthermore, the special snacks are sambosa, asida, ampel pudding, and ampel
pukis; (2) Some of the popular dishes are sambosa, shawarma, kebab, and mageli; and (3) The Arabic ethnic group
in Ampel area are prefer to eat with their family, and they do not
always need fork and spoon, in other word they eat with their finger. They do
not always need table and chair too, but a plaited mat spread out on the floor.
Key words: eating pattern, Arabic ethnic
group
Ampel
merupakan salah satu kawasan yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan
merupakan salah satu tempat awal masuknya agama Islam di Indonesia. Kawasan ini juga terkenal dengan hidangan–hidangan khas
Ampel. Hidangan khas Ampel merupakan hidangan Arab dan India yang banyak
mempergunakan daging kambing dan rempah-rempah, dan telah dimodifikasi dengan
hidangan asli Indonesia. Perpaduan hidangan–hidangan tersebut merupakan
modifikasi dengan perubahan jenis daging, sayur, bumbu dan juga bahan
pelengkap.
Menurut Sanjur (1997) manusia
melakukan tindakan makan dilandasi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) biogenik,
(2) psikogenik, dan (3) sosiogenik. Konsep biogenik mengandung pengertian bahwa
makanan yang dikonsumsi memenuhi kebutuhan biologi manusia dan didasarkan oleh
keinginan yang muncul karena rasa lapar. Konsep psikogenik mengandung
pengertian bahwa makanan yang dikonsumsi untuk memenuhi kepuasan kejiwaan,
seperti kesukaan terhadap suatu jenis hidangan tertentu yang dapat memuaskan
keinginannya. Sedangkan konsep sosiogenik mengandung makna bahwa makanan yang
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan sosial manusia, dan manusia melakukan
tindakan makan sebagai salah satu wadah untuk bersosialisasi atau berhubungan
dengan individu yang lain.
Mudjianto, dkk (1995) dalam Andayani dan Nurlaela (2003) mengemukakan
perubahan nilai sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat merupakan
faktor–faktor yang dapat mempengaruhi pola dan kebiasaan makan. Selain itu
menurut Winarni (1993), pola makan merupakan kebiasaan makan suatu masyarakat
yang diturunkan secara turun temurun.
Pola makan sangat dipengaruhi oleh faktor–faktor sebagaimana dikemukakan
oleh Sanjur (1997) adalah: (1) karakteristik individu, (2) karakteristik
makanan, (3) karakteristik lingkungan. Karakteristik individu meliputi umur,
jenis kelamin, pendapatan, pengetahuan gizi, keterampilan memasak, dan
kesehatan, sehingga setiap individu memiliki kesukaan dan cita rasa yang
berbeda terhadap suatu makanan. Sedangkan karakteristik makanan yang
mempengaruhi kesukaan terhadap makanan adalah rasa, rupa, tekstur, harga, tipe
makanan, bentuk, bumbu dan kombinasi masakan yang akan mempengaruhi nafsu makan
seseorang. Karakteristik lingkungan yang berpengaruh terhadap preferensi antara
lain musim, geografi, mobilitas, urbanisasi, dan daerah asal. Setiap orang
memiliki suatu pola makan dan cita rasa makanan yang berbeda. Seperti halnya
warga keturunan Arab di Kawasan Ampel, meskipun mereka sudah lama menetap di
Indonesia, tetapi makanan yang mereka konsumsi masih memiliki perpaduan dari
cita rasa masakan Arab, India dan Indonesia.
Tujuan
penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui, mendokumentasikan dan
mengkaji tentang pola makan suku Arab di kawasan Ampel, yang meliputi: (1) pola
makan warga suku Arab di kawasan Ampel, (2) hidangan populer yang dikonsumsi
dan tersedia di kawasan Ampel, dan (3) penyajian hidangan dan tata cara makan
warga suku Arab di kawasan Ampel.
METODE
PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kualitatif. Dikatakan sebagai penelitian deskriptif
karena bertujuan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara
berjalan pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 1996). Sedangkan dikatakan
sebagai penelitian kualitatif karena mentitikberatkan pada pengkajian fenomena
sosial budaya yang menyangkut keberadaan manusia dengan seluruh tingkah laku
dan sikapnya sebagai individu dan makhluk sosial (Faisal, 1990: 42). Dalam
penelitian ini terdapat upaya mencatat dan mendeskripsikan kondisi–kondisi yang
ada pada saat penelitian berlangsung. Penelitian ini tidak menguji hipotesis
melainkan hanya mendeskripsikan informasi yang diperoleh apa adanya sesuai
dengan variabel yang diteliti.
Objek penelitian adalah pola
makan. Sedangkan fokus penelitiannya adalah apa dan bagaimana pola makan suku
Arab mulai dari pola makan (bahan makanan, bumbu, peralatan dan teknik
memasak), hidangan popular, penyajian dan tata cara makan hidangan khas Ampel. Sumber
data dari penelitian ini adalah sumber data tertulis dan sumber data tak tertulis (informan)
Metode pengumpulan data yang
digunakan peneliti adalah: (1) metode observasi, (2) metode interviu, dan (3) metode dokumentasi. Validitas data digunakan teknik triangulasi
metode, peneliti menggunakan berbagai metode pengumpulan data, yaitu observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah
peneliti itu sendiri, pedoman wawancara dan peralatan lain
Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik taksonomi.
Menurut Erlita (2001) analisis taksonomi adalah fokus penelitian ditetapkan
terbatas pada domain tertentu yang sangat berguna dalam upaya mendeskripsikan
fenomena atau fokus yang menjadi sasaran semula. Berkaitan dengan hal tersebut,
maka pola makan warga suku Arab difokuskan lagi pada: (1) Pola makan suku Arab
di kawasan Ampel, (2) Hidangan populer di kawasan Ampel, dan (3) Penyajian dan
tata cara makanan suku Arab di kawasan Ampel.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di
kawasan Ampel Kelurahan Ampel Kecamatan
Semampir yang berada di Kota Surabaya, dengan luas wilayah 38 Ha. Penduduk
Ampel berdasarkan Monografi Kelurahan Ampel 2005 berjumlah 17.170 jiwa. Masyarakat
Ampel mayoritas beragama Islam, sehingga bahan makanan yang digunakan harus
halal (tidak mengkonsumsi daging babi dan alkohol). Tingkat pendidikan warga
Ampel dengan lama pendidikan 9 tahun, sebanyak 3548 orang, lebih banyak
dibanding dengan warga yang memperoleh pendidikan 12 tahun ke atas (SLTA s/d
S2). Warga Ampel memiliki tingkat pendapatan dengan kategori menengah ke atas,
walaupun ditemui juga warga dengan tingkat pendapatan rendah.
Mayoritas pekerjaan warga Ampel
adalah wirausaha, khususnya dalam bidang makanan dan pakaian. Bentuk wirausaha
makanan tersebut berupa toko yang menjual kue-kue khas Ampel dan makanan tradisional
Indonesia, serta rumah makan khas hidangan Ampel.
Jenis Bahan
Makanan yang Digunakan
Warga
Ampel mayoritas beragama Islam, sehingga bahan yang tersedia tidak mengandung
babi serta alkohol. Bahan makan yang biasa digunakan untuk hidangan Khas Ampel
biasa diperoleh di pasar-pasar tradisional dan toko-toko sekitar kawasan Ampel.
Bahan makanan yang digunakan antara lain: a) Sumber Karbohidrat yang sering
dikonsumsi yaitu beras dan gandum, hal ini merupakan pengaruh dari negara Arab
yang bahan pokoknya selain beras adalah gandum. Beras biasa diolah menjadi nasi
putih, nasi berbumbu, dan lontong. Sedangkan gandum selain berbentuk tepung
terigu, juga dimanfaatkan biji gandumnya untuk membuat bubur gandum, b) Sumber
protein yang sering dikonsumsi yaitu protein hewani dan protein nabati. Sumber
protein hewani meliputi daging kambing, sapi, ayam, udang, dan ikan. Sedangkan
sumber protein nabati yang sering dikonsumsi yaitu tahu, tempe dan
kacang-kacangan, c) Sumber vitamin dan mineral yang sering dikonsumsi, antara
lain sayur bayam, kangkung, kecambah, tomat, wortel, buncis dan lain
sebagainya, sedangkan buah–buahan pada umumnya sama seperti yang biasa
dikonsumsi masyarakat Indonesia, seperti pepaya, jeruk, apel, rambutan, pisang
dan lain sebagainya.
Bumbu yang digunakan untuk hidangan khas Ampel
tidak jauh berbeda dengan bumbu yang dipakai masyarakat Indonesia, dan dapat
diperoleh di pasar tradisional dan toko-toko sekitar Ampel, khususnya yang
menjual bumbu-bumbu masakan, antara lain klabet.
Menurut Winneke (2001) klabet merupakan bahan bumbu yang banyak dipakai dalam
bumbu kari (masakan India) atau gulai (masakan Arab). Penggunaan klabet dalam
pengolahan hidangan yaitu disangrai terlebih dahulu, untuk mendapatkan aroma
khas klabet, lalu dihaluskan bersama bahan lain.
Bumbu-bumbu
lainnya merupakan pengaruh dari Arab, India dan Indonesia. Bumbu yang dapat
juga dikatakan pengaruh Arab antara lain ketumbar, jinten, pala, cengkeh, kayu
manis, kapulaga. Bumbu yang sering digunakan dalam pengolahan hidangan
Indonesia, seperti pekak, lada, terasi, petis, asam jawa dan empon–empon.
Empon-empon terdiri dari jahe, kunyit, kunci, laos, kencur, daun jeruk purut,
dan sereh. Bumbu gule merupakan pengaruh dari hidangan India sejenis dengan
bumbu kare dan terdiri dari pala, merica, ketumbar, jinten, cengkeh, kunir,
jahe yang dihaluskan. Selain bumbu di atas digunakan juga berbagai macam bawang
seperti bawang merah, bawang putih, bawang bombay, daun bawang dan bawang
prei.
Jenis Hidangan Khas Ampel
Hidangan yang sering disajikan di rumah
Makanan
pokok yang hampir selalu disajikan di rumah adalah nasi putih, lontong, roti
mariam dan roti patah. Hidangan nasi ini hampir selalu ada di setiap rumah.,
sedangkan lontong, roti mariam dan roti patah sering disajikan bersama hidangan
tertentu. Lontong disajikan dengan soto, gulai, mie kuah, tahu campur,
gado-gado, serta sebagai lontong bumbu dengan kuah bali, sambal goreng daging
dan pelengkapnya. Roti mariam disajikan dengan gulai merah, gulai kuning (sama
dengan gulai kacang hijau daging sapi, bedanya gulai kuning tidak mempergunakan
kacang hijau dan daging sapi, tetapi daging kambing), serta gulai sayur.
Sedangkan roti patah disajikan dengan marak, gulai kuning dan gulai merah.
Lauk pauk
yang sering disajikan oleh warga Ampel terbuat dari daging kambing, daging
sapi, daging ayam, dan sayuran. Daging kambing lebih sering disajikan di
rumah-rumah masyarakat menegah ke atas, hal ini dikarenakan harga daging
kambing yang relatif mahal. Warga yang memiliki penyakit darah tinggi atau
ingin menjaga kesehatan, jarang mengkonsumsi daging kambing. Hidangan yang
terbuat dari daging kambing seperti: gulai kambing, krengsengan, marak, daging
kambing bakar, sate kambing, dalca, dan kuah merah. Hidangan yang terbuat dari
daging sapi seperti: bali daging, osek daging, sambal goreng daging dan hati,
semur, perkedel, sate daging sapi, sup daging, rawon, gulai kacang hijau, soto
daging dan lain-lain. Hidangan yang terbuat dari daging ayam, seperti: ayam
bumbu rujak, ayam goreng, ayam bakar dan ayam bumbu kecap, sedangkan hidangan
yang terbuat dari sayuran, antara lain: cah kangkung, sayur asem, sayur bening,
kotokan dan lodeh.
Acar dan sambal disajikan sebagai
penyerta hidangan karena sebagian besar warga Ampel menyukai rasa pedas dan
asam. Acar sering disajikan di atas meja makan pada setiap waktu makan, seperti
acar kuning, acar timun, acar bawang putih dan acar bawang merah.
Hidangan yang sering disajikan pada kesempatan khusus
Hidangan pada bulan Ramadhan
Hidangan
yang hampir selalu ada untuk berbuka puasa adalah kurma yang diyakini
masyarakat merupakan sunnah Rasulullah Muhammad SAW., yaitu memakan kurma 3
biji saat berbuka. Sedangkan yang sering dibuat atau dijual pada bulan puasa
antara lain bubur gandum, harisa, nasi kebuli, martabak, gulai, sambosa, kue srikaya
dan jenis kue lain yang ada pada hari biasa. Minuman yang disajikan biasanya es
campur, es degan, es blewah, es sirup dan lain-lain.
Hidangan Lebaran
Hidangan yang sering disajikan pada
waktu lebaran di sebagian besar rumah warga Ampel, antara lain tahinia atau
halwa, kurma, kismis, kacang Arab dan kue kering atau cookies seperti roti nanas, putri salju, kastengel, dan jenis kue
kering lainnya. Ada pula hidangan kue dalam potongan kecil seperti roti gulung
(roll tart), cake zebra dan lain sebagainya.
Hidangan pesta
Hidangan
yang sering disajikan untuk acara syukuran adalah nasi kuning dengan lauk pauk
serta pelengkapnya, sedangkan hidangan yang sering disajikan untuk pesta
pernikahan, ulang tahun dan arisan, yaitu hidangan nasi, mie, roti mariam,
lontong, dengan berbagai lauk pauk. Hidangan nasi yang sering disajikan adalah
nasi putih, nasi kebuli, nasi tomat, nasi kuning, nasi marak.
Lauk pauk yang disajikan antara lain
sambal goreng hati dan telor puyuh, daging kambing bakar, daging kambing
panggang, marak, krengsengan, empal, daging bumbu bali, petis ladeng, ayam
bumbu rujak, ayam goreng, gulai kambing atau gulai kuning, gulai kacang ijo,
gulai merah kambing dan sate kambing.
Hidangan populer di kawasan Ampel
Makanan pokok dan lauk pauk
Makanan
pokok yang digemari oleh warga Ampel dan masyarakat luar, yaitu nasi kebuli,
nasi briani, nasi tomat, nasi madura, gulai mariam, gulai kare, kambing bakar,
kambing panggang, sate kambing, sate bumbu kelapa.
Makanan selingan
Makanan
selingan yang populer dan sangat digemari oleh masyarakat Ampel dan masyarakat
yang berkunjung di kawasan Ampel, antara lain pukis ampel, martabak telur,
martabak manis, mageli, sambosa, roti mariam, roti patah, roti perancis,
shawarma, kebab atau sandwich, kroket, pastel, ketan srikaya, ketan lemper dan lain-lain.
Pukis ampel adalah makanan khas Ampel yang berbentuk seperti jamur, berukuran
sedang dan besar. Makanan ini disebut pukis ampel, karena hanya dapat dijumpai
di kawasan Ampel saja. Selain bentuknya yang unik dan rasanya enak, harganya
terjangkau dan dapat dibeli ataupun dipesan untuk dikonsumsi sendiri atau untuk
konsumsi pada acara-acara tertentu seperti pesta pernikahan, sunatan, tahlilan
dan lain-lain.
Minuman
Minuman yang
populer di kawasan Ampel antara lain kopi arab dan teh rempah atau teh susu, yang
disajikan pada saat tertentu saja, seperti bulan puasa, atau pada waktu sore
hari dan pada perayaan pernikahan (untuk minum para tamu waktu sore). Minuman
ini merupakan pengaruh dari budaya Arab yang sering minum teh dan kopi rempah,
sedangkan minuman yang sering dikonsumsi dan dibeli oleh warga Ampel, yaitu
kopi, teh, aneka jus, dan berbagai minuman instan.
Teknik Pengolahan Hidangan Khas Ampel
Teknik
memasak yang biasa digunakan dalam pengolahan hidangan khas Ampel sama dengan
teknik memasak yang digunakan masyarakat Indonesia, yang dapat dikelompokkan
menjadi tiga teknik, yakni:
Memasak
dengan panas kering (dry heat cooking)
Yaitu panas yang dikenakan pada bahan makanan bisa
dari arah bawah, atas, bawah atas atau sekeliling bahan, tanpa merendam bahan
dalam suatu cairan panas, antara lain: a) memanggang (roasting atau baking),
seperti membuat cake zebra dan daging panggang, b) barbecue, seperti
membuat hidangan sate ayam, daging sapi dan daging kambing, dan c) sangrai,
seperti membuat kopi, dan kacang sangrai.
Memasak dengan panas basah (moist
heat cooking)
Yaitu
mematangkan bahan makanan dengan cairan sebagai konduktor. Cairan itu dapat
berupa air atau kaldu, teknik ini antara lain: a) merebus, seperti membuat sup,
b) menggulai, seperti hidangan setup pisang, c) mengukus (steaming),
seperti hidangan nasi, lontong, roti kukus dan hidangan lain.
Memasak
dengan panas lemak atau minyak (fat cooking)
Yaitu mematangkan bahan makanan
dalam cairan minyak panas baik dalam jumlah banyak maupun jumlah sedikit. Yang
termasuk teknik ini antara lain: a) memasak dengan minyak banyak (deep
frying), seperti menggoreng donat, sambosa, keroket, b) memasak dengan
minyak sedikit (shallow frying), seperti membuat shawarma, dadar, roti
mariam, dan c) menumis (saute), seperti menumis bumbu dan membuat
hidangan masak mekkah.
Peralatan
memasak yang biasa digunakan untuk persiapan dan pengolahan hidangan khas
Ampel, sama dengan peralatan memasak yang biasa dipakai masyarakat Indonesia
pada umumnya.
Cara Penyajian dan Tata Cara Makan Hidangan Khas Ampel
Cara
Penyajian dan tata makan hidangan khas Ampel dipengaruhi oleh Arab, India dan
Indonesia. cara penyajian dan tata cara makan hidangan khas Ampel dalam
keluarga, jamuan-jamuan tertentu dan di restoran terdapat beberapa perbedaan,
yaitu:
Dalam Keluarga
Warga Ampel
lebih suka makan bersama keluarga. Warga Ampel makan tidak selalu mempergunakan
sendok dan garpu, tetapi dengan tangan, yaitu dengan mengunakan tiga jari yang
dirapatkan. Warga Ampel makan dimana dalam satu piring terdapat nasi beserta
lauk pauknya, tanpa mempergunakan urutan makan (grade of courses).
Warga Ampel juga tidak harus makan di meja makan dengan mengunakan kursi, namun
terkadang dengan duduk di atas lantai yang telah diberi alas, yang biasa mereka
sebut babut atau permadani, atau di
atas karpet maupun tikar.
Terkadang
hidangan yang disajikan adalah hidangan hari sebelumnya karena warga Ampel
selalu membuat hidangan dalam jumlah banyak, untuk mempersiapkan jika ada tamu
atau sanak keluarga yang datang. Makanan disajikan sederhana dalam pinggan-pinggan
di atas meja makan yang selalu disiapkan.
Nasi putih panas disajikan di atas meja, lauk pauk seperti hidangan
daging dan hidangan sayuran, hidangan pelengkap seperti kerupuk, acar, sambal
dan lalapan. Di atas meja makan juga disiapkan beberapa piring, sendok, garpu
dan gelas.
Pada kesempatan khusus
Penyajian makanan dan tata cara
makan warga Ampel sama dengan penyajian untuk hidangan di rumah sendiri, namun
untuk jamuan tertentu yang diadakan oleh warga Ampel yang memiliki tingkat
ekonomi menengah ke atas, biasanya menggunakan sistem prasmanan yang sama
dengan sistem prasmanan masyarakat Indonesia pada umumnya, dengan berbagai
pilihan hidangan, dengan variasi bahan olahan dan rasa.
Sedangkan
penyajian untuk makanan selingan seperti kue atau roti, dikemas dalam wadah
kotak yang terbuat dari kertas, untuk dibawa pulang oleh para tamu sebagai
oleh-oleh. Namun ada juga kue atau roti seperti kue lapis, empek-empek, pastel,
aneka cake yang dipotong-potong, pudak, puding, lumpur, dan makanan selingan
lain, yang disajikan di atas piring-piring saji (dessert plate) atau
biasa disebut makanan rampatan oleh warga Ampel, untuk disajikan kepada para
tamu.
Minumannya
seperti teh, kopi, kopi Arab, teh rempah, dan teh susu dan selalu disertakan
dengan hidangan ringan seperti mageli, sambosa, pastel, pudding, kroket dan
berbagai jenis kue dan roti lain seperti roti manis serta tart mini.
Di restoran atau tempat menjual hidangan khas Ampel
Di restoran
atau rumah makan tempat menjual gulai mariam, penyajian biasanya dipisahkan
antara kuah gulai dengan mariam atau lontongnya karena disesuaikan dengan
selera konsumen. Sedangkan hidangan nasi selalu disajikan, dalam keadaan sudah
diporsi dengan lauk pauknya, namun ada juga rumah makan yang penyajian nasi dan
lauk pauknya dipisah, agar konsumen bebas mengambil hidangan yang diinginkan
sesuai pesanan.
Distribusi Makan dalam Sehari
Makan pagi
Waktu makan
masyarakat Ampel umumnya pada pukul 06.00-09.00 WIB. Sebagian warga Ampel makan
setelah jalan-jalan pagi selesai solat subuh. Menu makan pagi warga Ampel
adalah nasi goreng, nasi soto, gulai mariam, serta kue-kue yang juga menjadi menu hidangan
favorit masyarakat Indonesia.
Makan siang
Waktu makan
siang warga Ampel sekitar pukul 12.00-14.00 WIB. Menu utama warga Ampel adalah
nasi putih yang disajikan dengan beberapa hidangan. Selain hidangan daging
warga Ampel juga mengkonsumsi hidangan sayuran. Hidangan sayuran yang sering
disajikan antara lain: sayur kotokan, sayur lodeh nangka muda, cah sayuran atau
tumisan sayuran, dan lain-lain.
Pada hari
jum’at terutama setelah sholat jum’at, beberapa warga sering mengundang makan
siang bersama. Hidangan yang sering disajikan adalah nasi kebuli atau nasi
tomat, beserta daging kambing yang diolah dengan bumbu nasi kebuli atau
krengsengan, marak, kabab, dan hidangan-hidangan menarik lainnya. Buah–buahan
disajikan sebagai hidangan penutup, Sedangkan minuman yang disajikan adalah air
putih, sirup, teh dan kopi.
Makan malam
Waktu
makan warga Ampel pada sekitar pukul 18.30-20.00 WIB. Menu yang disajikan pada waktu makan malam
seringkali hampir sama dengan hidangan untuk makan siang. Kadang mereka juga
menyajikan hidangan sate, gulai kambing, dan martabak, yang pada umumnya mereka
beli (tidak memasak sendiri). Minumannya adalah air putih.
Makanan Selingan
Warga Ampel
sangat menyukai mengkonsumsi makanan selingan, di setiap waktu sengangnya,
biasanya sekitar pukul 10.00 pagi, 16.00 sore dan bahkan pada malam hari. Jenis-jenis
kue yang sering dikonsumsi sebagai makanan selingan dan pendamping minum teh
atau kopi, terdiri dari kue manis dan kue asin. Kue manis seperti pukis Ampel, untok-untok (roti
goreng isi kacang hijau), lumpur, selong (serabi). Sedangkan
kue asin seperti roti mariam, ote-ote, sambosa, kroket, serta jenis kue lain
yang biasa dikonsumsi mayarakat Indonesia.
Minuman
Masyarakat
suku Arab di kawasan Ampel sangat menyukai minum kopi dan teh yang telah di
beri rempah-rempah seperti cengkeh, kapulaga, kayu manis dan rempah lain. Selain
itu masyarakat Ampel juga menyukai minuman dingin seperti es teler, dawet dan
aneka jus.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian di atas, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pola makan warga suku Arab di Ampel ada delapan
penjelasan. Pertama, yaitu bahan makanan yang biasa digunakan adalah beras,
gandum, daging ayam, daging kambing, daging sapi, ikan, udang, tahu, tempe,
kacang-kacangan dan sayur-sayuran. Kedua, bumbu yang digunakan adalah semua
bahan bumbu yang sering kita gunakan, termasuk klabet dan bumbu gule. Ketiga,
teknik dan peralatan memasak yang sering digunakan sama dengan peralatan yang
digunakan masyarakat Indonesia pada umumnya. Keempat, menu makan pagi mereka
adalah nasi goreng, kue-kue yang dibeli dari penjual keliling, gulai mariam,
soto, pecel yang dibeli di warung-warung, dan lain-lain. Kelima, menu makan siang misalnya hidangan
daging kambing dan sayur atau hidangan Indonesia pada umumnya. Setelah sholat
jum’at seringkali ada undangan makan bersama dengan hidangan khas Ampel yaitu
daging kambing yang diolah berbagai macam hidangan. Keenam, menu makan malam
pada umumnya merupakan hidangan yang telah disajikan di siang hari, atau ada
juga hidangan yang baru dimasak. Ketujuh, menu makan selingan mereka, antara
lain berasa manis dan asin. Makanan selingan yang berasa manis, seperti kue
lapis tepung beras, asida dan lain-lain. Sedangkan makanan selingan yang berasa
asin, seperti sambosa, dan kue-kue Indonesia.
2.
Hidangan populer yang dikonsumsi warga suku Arab di
kawasan Ampel yaitu hampir sama dengan hidangan yang sering disajikan di
rumah-rumah masyarakat Indonesia pada umumnya, hanya saja terdapat beberapa
jenis hidangan yang agak berbeda atau jenis hidangannya sama tetapi bahan atau
pengolahannya yang agak berbeda dengan hidangan yang biasa disajikan oleh
masyarakat Indonesia asli pada umumnya, seperti sambosa, shawarma, kebab,
mageli dan lain-lain.
3.
Penyajian makanan dan tata cara makan warga suku Arab di
kawasan Ampel adalah mereka lebih suka makan bersama keluarga tidak selalu
mempergunakan sendok dan garpu, tetapi makan dengan tangan yaitu dengan tiga
jari tangan kanan. Mereka makan juga tidak selalu di meja makan, namun di atas
tikar atau permadani yang dihamparkan di atas lantai.
B.
SARAN
Saran
yang dapat dikemukakan antara lain: (1) Pola
makan warga suku Arab di kawasan Ampel perlu dilestarikan keberadaaanya, karena
memiliki hidangan-hidangan yang cukup beragam dan khas, dan (2) Penelitian
lanjutan yang lebih mendalam perlu untuk mengetahui pola makan, hidangan
populer, dan penyajian serta tata cara makan, secara lebih baik dan
komprehensif.
DAFTAR
PUSTAKA
Andayani, S. dan Nurlaela, L. 2003. Studi Pola
Konsumsi & Nilai Sosial Makanan Traditional, Semanggi Di Kotamadia Surabaya.
Laporan Penelitian tidak dipublikasikan.
Erlita, U. 2001. Studi Tentang Pelaksanaan Upacara
Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Lumajang. Skripsi. Universitas
Negeri Surabaya.
Handayani, S 1994. Pangan dan Gizi. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Hashash,
Ramez. 1998. Lezat & Halal Hidangan Arab. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Idrus, H.A. 1994. 64 Resep Spesial Masakan Padang.
Solo: CV Aneka Solo.
Khumaidi, M. 1994. Gizi Mayarakat. Jakarta: PT.
BPK Gunung Mulia
Sanjur,
Diva. 1997. Social and Cultural Perspectives In Nutrition. Prentice
Hall, Wc., Englewood
Cliffs, N.J. 07632.
Sanmugani, Devagi. North
Indian Cooking. Periplus.
Santoso,
Sugeng, & Ranti, A. 1999. Kesehatan & Gizi. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Suhardjo. 1996. Berbagai cara Pendidikan Gizi.
Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Winarni, Astriati. 1991. Dasar Tatalaksana Boga. Surabaya : Departemen Pendidikan &
Kebudayaan IKIP Surabaya .
Winneke, Odilia
& Rinto, H. 2001. Kamus Lengkap Bumbu Indonesia . Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
0 komentar
Posting Komentar
Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...