Pages

Minggu, 09 September 2012

Travelling lagi....

Sabtu, 8 September 2012.
11.20.

Matahari sedang bermurah hati siang ini. Mungkin seperti siang-siang sebelumnya. Sinarnya yang melimpah membuat kota Semarang terasa hangat. Kehangatan itulah yang menyambut kami bertiga ketika mendarat di Bandara Internasional Ahmad Yani. Saya, mas Eddy Sutadji (alumni IKIP Surabaya angkatan 83, dosen Teknik Mesin UM), dan pak Wayan Warpala (dosen Undhiksa), secara kebetulan bertemu di Bandara Juanda tadi, dan terbang bersama-sama dengan Wings ke Semarang. Kami bertiga adalah koordinator SM-3T di universitas kami masing-masing, dan sore nanti diundang untuk menghadiri rapat koordinasi persiapan tes wawancara dan prakondisi peserta SM-3T angkatan kedua.  

16.00
Rapat koordinasi dimulai. Acara pertama sebenarnya sambutan dari Direktur Ditendik, namun karena beliau masih ada acara, sambutan akan diberikan nanti selepas maghrib. Maka Prof. Ana Suhaenah yang sedianya mengisi acara yang kedua, memberikan pengarahannya terkait dengan pelaksanaan SM-3T angkatan kedua untuk memanfaatkan kesempatan tersebut.

Pendaftar SM-3T angkatan kedua di seluruh Indonesia melalui 17 LPTK sebanyak 7070. Yang lulus seleksi administrasi dan tes online sebanyak 2990 orang. Kuota nasional adalah 2950, maka 40 di antaranya lulus sebagai cadangan. Di Unesa, yang lulus tes online tahap 1 dan 2 sebanyak 197. Namun yang memilih PPG di Unesa sebanyak 228. Sedikit melebihi kuota PPG Unesa yang sebenarnya 200.

Dari seluruh pendaftar yang lulus, 82,87 persen adalah lulusan PTN, sedangkan sisanya yaitu 18,13 persen adalah lulusan PTS.

19.30
Acara sore ini dimulai dengan pengarahan dari direktur Ditendik, Prof. Supriadi Rustad. Beliau menyampaikan berbagai hal terkait dengan persiapan tes wawancara dan prakondisi. Belajar dari pengalaman tahun yang lalu, banyak hal yang perlu diantisipasi, misalnya peserta yang sakit, peserta yang tidak tahan mental dan mengundurkan diri, dan sebagainya.  

Sesi malam ini diakhiri dengan kerja kelompok. Kami wakil dari 17 LPTK penyelenggara SM-3T dipandu  tim Dikti membagi diri menjadi dua kelompok. Satu kelompok menyiapkan draf jadwal prakondisi, dan satu kelompok lagi menyiapkan pembagian wilayah. Kami bekerja sampai lepas pukul 23.00.

Tes wawancara akan dilaksanakan pada 14-16 September 2012 di masing-masing LPTK, sedangkan prakondisi akan dilaksanakan pada 24 September-5 Oktober 2012. Kalau tahun 2011 yang lalu Unesa ditugasi untuk Sumba Timur, tahun ini wilayahnya ditambah, yaitu meliputi: Sumba Timur, Maluku Barat Daya, Talaud, dan Aceh Singkil.  

Malam ini juga saya langsung berkoordinasi dengan Dr. Sulaiman, dosen Matematika yang menjadi sekretaris saya di PPG. Sosialisasi dan koordinasi harus segera dilakukan, mengingat waktu persiapan tes wawancara dan prakondisi yang cukup mendesak.

Minggu, 9 September 2012
05.30

Semarang mendung. Gerimis kecil jatuh membasahi jalan dan pepohonan. Kabut tipis menyelimuti kota. Saya dan Prof. Tjutju (koordinator SM-3T UPI) berkendara dengan Dr. Isti Hidayah (koordinator SM-3T Unnes) sebagai drivernya. Oleh karena kegiatan ini diselenggarakan di Semarang, maka 'kewajiban' bu Isti sebagai nyonya rumah untuk 'melayani' kami berkeliling kota.  

Di tengah perjalanan 'kota-kota' itu, saya menyapa teman-teman yang rumahnya di Semarang. Beberapa dari mereka adalah teman ketika di S2 IKIP Yogyakarta, beberapa lagi teman di kegiatan-kegiatan Dikti dan direktorat yang lain. Saya sms mereka semua: 'Selamat pagi, Semarang. Semoga cerah dan semua sehat, meski gerimis kecil dan kabut tipis menyelimuti kota....'.

Bu Isti membawa kami melintasi Monumen Tugu Muda, Lawang Sewu, dan Simpang Lima. Di tempat yang namanya Simpang Lima itu, dia memarkir mobilnya. Kami bertiga turun dan berjalan-jalan di area yang sepagi ini sudah ramai. Para pesepeda dan pejalan kaki menumpuk. Ya, karena kawasan ini merupakan kawasan yang bebas kendaraan bermotor (car free day) pada setiap minggu pagi.

Kami tidak lama berjalan-jalan di Simpang Lima, hanya sekitar 15 menit. Cukuplah untuk melemaskan otot kaki dan cuci mata melihat keceriaan orang-orang yang sedang mengisi Minggu paginya itu. Mobil kami meluncur ke arah jalan Gajah Mada. Ada yang menarik di sana, lumpia Semarang. Seorang teman mengabarkan, di sana ada lumpia yang namanya lumpia express, yang rasanya enak sekali. 

Hanya dalam waktu beberapa menit saja, kami sudah duduk mengelilingi meja makan di Lumpia Express. Tiga buah lumpia basah dan minuman hangat kami pesan. Benar, lumpianya enak sekali. Ada yang isinya kepiting, ada yang isi ayam dan udang. Andaikata saya hari ini langsung balik ke Surabaya, pasti akan saya bawakan untuk mas Ayik, Arga, dan teman-teman di Surabaya. Tapi sayang, saya harus langsung menuju Pontianak siang ini. Maka cukuplah 6 buah lumpia yang saya bawa. Sekedar bekal di perjalanan nanti.

Kami juga melintasi jalan Pandanaran, pusat oleh-oleh kota Semarang. Ada lumpia, tahu baso, bandeng presto, dan wingko babat. Tapi untuk kali ini, cukuplah lumpia saja.

Selama kami 'kota-kota', teman-teman yang tadi saya sms menelepon saya. Salah satu dari mereka, bu Urip Wahyuningsih (saya memanggilnya mbak Ning), dosen Tata Busana Unnes, meminta saya untuk mampir ke rumahnya. Dia akan menjemput saya di hotel, bersepeda motor, dan setelah itu saya akan dibawanya ke mana pun saya mau. He he. Kebeneran. Saya ingin memanfaatkan sedikit waktu ini untuk bertemu beberapa teman penting. 

Maka meluncurlah saya dan mbak Ning di atas jalanan kota Semarang. Helm yang saya pakai meminjam dari satpam hotel. Saya ingin mengunjungi pak Bagio, teman saya di S2 IKIP Yogyakarta, satu kost juga. Pak Bagio terkena stroke sejak dua belas tahun ini. Setiap kali saya ke Semarang, saya selalu berusaha untuk mengunjunginya. Saya tidak yakin apakah beliau masih mengingat saya, tapi kondisi beliau dan keluarganya seperti memanggil saya untuk datang. Justeru istri pak Bagio yang masih mengingat saya, dan dengan penuh kekaguman saya melihat ketabahannya. Perempuan bertubuh kecil itu begitu ikhlas melayani pak Bagio dan tetap mensyukuri hidupnya yang penuh dengan cobaan.

Saya juga mengunjungi pak Seno. Sama, beliau juga teman semasa sekolah di IKIP Yogyakarta. Beberapa waktu yang lalu, beliau 'kagungan kerso mantu', dan saya tidak bisa datang. Sebuah kado pernikahan untuk putrinya kubawa demi menebus ketidakhadiran saya pada waktu itu.

Lantas sampailah kami di rumah mbak Ning. Rumah yang letaknya seperti di atas bukit itu sudah banyak berubah. Ketika saya datang beberapa tahun yang silam, rumah ini masih asli sebagaimana rumah tipe 36. Yang unik adalah tangga menuju rumah. Mbak Ning dan keluarganya tidak perlu repot-repot mencari waktu berolahraga karena keluar masuk rumahnya yang harus naik turun sebanyak 25-an anak tangga itu sudah merupakan olahraga rutin. Di depan rumahnya yang di atas tanah menjulang itu terhampar bukit-bukit dan kebun yang penuh pepohonan. 

Saya ngobrol dengan anak-anak Mbak Ning. Anak pertamanya sedang di sekolah karena mengikuti kegiatan Pramuka. Anak keduanya, sangat pendiam, hanya sepatah-dua patah kata yang keluar dari mulutnya. Selebihnya adalah waktu untuk laptop-nya. Si kecil, satu-satunya perempuan, masih kelas 4 SD, ramah dan ceria. 

Karena waktunya tidak banyak, saya segera meminum teh manis yang disediakan oleh Mak Jas, pembantu mbak Ning. Sebelum pulang, kuselipkan beberapa lembar uang ratusan ke tangan anak-anak mbak Ning. Ketiga anak itu telah yatim. Bapaknya, mas Joko, teman kami, dosen Unnes Juga, telah meninggal setahun yang lalu karena sakit. Orang baik itu meninggalkan istrinya yang tabah dan ketiga anak-anaknya.     

Kami bergegas berkendara lagi di atas jalanan kota Semarang yang diselimuti mendung. Meski mengejar waktu, sepanjang jalan kami mengobrol. Kadang-kadang dengan setengah berteriak mengimbangi deru kendaraan yang berseliweran di sepanjang jalan yang kami lalui. Siang ini saya akan terbang ke Pontianak. Tentu saja transit di Jakarta. Andra, tim teknis kami, siang ini juga terbang dari Surabaya menuju Jakarta. Kami akan bertemu, dan bersama-sama menuju Pontianak. 

Bersambung....

Wassalam,
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...