Rabu dan Kamis yang lalu merupakan hari yang sibuk. Untunglah saya sudah terlatih bekerja nonstop, indoor maupun outdoor. Jadi ya alhamdulilah, semua baik-baik saja. Meski usia tak lagi muda (kepala lima gitu....), insyaallah semangat tetap muda.
Semangat itulah yang menopang fisik
saya untuk bergerak dan bergerak,
belajar dan belajar, berbuat dan berbuat. Pengalaman mendampingi program SM3T
dan Jatim Mengajar menjadi modal tersendiri. Juga kegemaran pada aktivitas di
alam bebas, termasuk kegiatan Pramuka
dan Himapala yang dulu saya geluti saat di bangku sekolah dan kuliah, juga
menjadi amunisi yang sewaktu-waktu butuh sasaran untuk diejawantahkan.
Kami mendampingin Gus Menteri Desa
mengunjungi Wonogiri dan Yogyakarta. Berangkat dari Jakarta sekitar pukul 08.45
menumpang Batik, dan mendarat di Solo. Lantas melanjutkan perjalanan menuju
Wonogiri dengan mobil, lengkap dengan patwalnya yang sirinenya meraung-raung. Sungguh
saya tak pernah membayangkan menjadi salah satu orang dalam iring-iringan mobil
seperti ini. Dulu pernah, seperti ini, saat menjadi rombongan mendikbud M. Nuh
mengunjungi Papua Barat. Namun saat itu, saya hanya sebagai salah satu
koordinator program SM3T. Bukan pejabat yang memang sehari-hari harus berada di
sekitar Menteri.
Saya jadi ingat, biasanya, bila ada
rombongan mobil pejabat lewat dan sirine mobil patwalnya meraung-raung, saya
akan meminggirkan mobil yang yang sedang saya kemudikan, tentu saja sambil
menggerutu, "duh...pejabat iki kok menang-menangan yooo....".
Sekarang saatnya saya "digerutui" orang. Ya Allah, maafkan hamba-Mu
ini....
Saat saya menceritakan hal itu ke Mas Ayik
Baskoro Adjie , dia tertawa dan bilang, "makanya jok suka alok. Alok iku
melok." Tuh...
Kegiatan di Wonogiri adalah pemberian
piagam penghargaan pada bupati, camat, lurah, dan pendamping desa, karena
Wonogiri sudah menyelesaikan pendataan SDGs Desa. SDGs Desa sendiri merupakan
arah kebijakan prioritas pembangunan desa, yang terdiri dari 18 tujuan
pembangunan desa, antara lain desa tanpa kemiskinan, desa tanpa kelaparan, desa
sehat dan sejahtera, pendidikan desa berkualitas, keterlibatan perempuan desa,
dan sebagainya. Mungkin pada kesempatan lain akan saya tulis khusus tentang
SDGs Desa.
Selain menyerahkan piagam, kami juga
mengunjungi salah satu desa wisata dan juga pesantren. Rangkaian kegiatan
selesai sekitar pukul 16.30, Dan kami melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta.
Di Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Yogyakarta, kami sudah ditunggu dengan acara sertijab dari pejabat lama kepada pejabat baru. Selain itu juga pembukaan acara rakor yang akan dilaksanakan besoknya dari pagi sampai malam.
Alhamdulilah, acara rakor berjalan lancar.
Presentasi dari sekretariat dan empat pusat berjalan dari pagi sampai sore.
Dilanjutkan dengan presentasi oleh sembilan Kepala Balai Pelatihan.
Saya sendiri sangat berkepentingan dengan
rakor ini. Saatnya untuk kulakan.....
Malamnya, kami membuang penat dengan
sepiring gudeg Yogya yang khas dan lezat.....
0 komentar
Posting Komentar
Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...