Pages

Minggu, 14 April 2024

MOMEN LEBARAN

Momen lebaran, saatnya silaturahim, sowan-sowan dan sungkem-sungkem. Berbagi cerita, berbagi kebahagiaan, bahkan berbagi segala rasa. Juga ngalap berkah.

Saya memulai perjalanan dari Jakarta ke Surabaya pada 4 April, cuti 2 hari sebelum masa cuti bersama. Mas Ayik Baskoro Adjie  agak kurang sehat beberapa hari terakhir, anak cucu mau mudik duluan ke Ponorogo, dan saya ketempatan arisan dasa wisma. Jadi cuti saya sangat maksimal manfaatnya.

Tanggal 7 April, kami ke Tuban, untuk menghadiri pernikahan seorang sahabat, namanya Mas Abdul Mundhir. Dia sempat beberapa bulan mendampingi saya di Jakarta, bersama almarhum Mas Mokhamad Sodikin . Untuk Mas Dikin, al fatihah.....

Selain untuk menghadiri acara pernikahan, kami juga perlu bersih-bersih rumah.

Kami sempat juga bertandang ke rumah orang tua almarhum Mas Dikin di Montong, Tuban. Bertemu Fifi K. Fitriyah, isteri almarhum,  dan anak semata wayangnya, Selena. Ini adalah pertemuan pertama kami sejak Mas Dikin berpulang. Kami berpelukan, sama-sama menangis, dan saya hanya bisa berbisik, 'ikhlaskan, Fi..."

Dari Montong, kami lanjut ke Ponorogo. Di sepanjang perjalanan menuju Ponorogo, kami menyempatkan sowan-sowan ke tiga kerabat, Bulik Khusniyah, Mbak Chayati, dan Mas Hendro. 

Lanjut nyekar di pesarean para leluhur dan kerabat yang sudah mendahului. Semoga Allah SWT memberikan kemuliaan pada mereka semua. Amiin.

Sorenya, kami buka puasa bersama, sekaligus  menyambut hari raya idul fitri, bersama Dimas Prono Adjie sekeluarga, di rumah Iwuk, adik Mas Ayik Baskoro Adjie , kakak Dimas. Juga dengan anak cucu, Barrock Argashabri Adji  dan Yoan Lita , tentu saja dengan Kakak Kai dan Adik Lumi. Menunya, menu wajib. Sate gule kambing. Juga kembang api yang heboh.

Besoknya, hari H, tanggal 10 April, kami melaksanakan shalat idul fitri di masjid alun-alun Ponorogo. Lanjut sowan Bu Heni, bulik kami satu-satunya, di Parikesit. Bertemu dengan saudara sepupu dan keluarganya. Menikmati nasi kuning dan kawan-kawannya. Berbagi angpao juga, momen yang sangat ditunggu oleh siapa pun yang masih berstatus anak-anak dan remaja bahkan dewasa. Lazimnya, selama masih menjomblo atau belum menikah, mereka masih berhak menerima angpao.

Lanjut menghadiri acara halbil Trah Ahmad Drangi di rumah seorang kerabat di Muneng, sowan besan di Balong, dan sowan kakak sepupu di Bangunsari.

Besoknya, kami kembali ke Tuban lagi, sambil membawa Mbak Yuli sekeluarga. Kami menjemput mereka di rumahnya di Jabon, Sumoroto, dan mengantar mereka ke Rengel, Tuban, sebelum kami menuju ke rumah kami sendiri di Jenu. Mbak Yuli adalah asisten RT Lita.

Besoknya,  berangkat pukul 07.30-an, kami konvoi ke Rembang dan Pamotan dengan keluarga besar Bani Zawawi. Mas Zainal Makarim Azach sekeluarga, Mas Saiful Bahri dan Mbak Ma'shumah sekeluarga, Dik Antok Yulianto dan Dik Mariyah Zawawi  sekeluarga, dan Dik Hisyam Zawawi Chusain dan Dik Masrukah sekeluarga. Hanya minus Mas Ibroham Azach sekeluarga, karena mas mbarep kami ini sedang mudik ke Sragen. 

Alhamdulilah, di Rembang, kami berkesempatan sowan dan sungkem Bulik Muhsinah, Bulik Lies, dan banyak kerabat. Dik Bisri Cholil Laqouf  sekeluarga, Dik Ahmad Zaky Makin dan Iefa Nadhifah Zaky sekeluarga, Dik Hanies Cholil dan Dik Diyah Hanies . Juga bertemu dengan Bulik Hany Mahanik sekeluarga, Dik Siroj sekeluarga, Dik Misbach sekeluarga, Dik Aang Masykur Rukhani , Dik Mujib, dan lain-lain.

Kami semua sampai di rumah Tuban, selepas Isya. Menjelang bobok, saya bilang ke Kai, cucu kami, silaturahim itu capek, tapi menyenangkan. Bahagia bisa sungkem dan salim-salim. Insyaallah berpahala, dan pahalanya besaaaarr sekali. Begitulah saya membahasakan pada laki-laki lima tahun itu. Meskipun saya sadar sekali, semuanya demi menggapai ridha Allah SWT. Amiin.

Malam ini, kami sudah menerima tamu di rumah kami di Surabaya. Ada teman dari Kemendes, Kemenaker, Unesa, alumni, dan adik-adik.

Sebenarnya saya sedang flu, batuk dan pilek, dan badan sempat nggreges. Tapi pintu rumah harus terbuka untuk para tamu, karena besok saya harus sudah kembali ke Jakarta.

Malam ini maunya segera istirahat. Namun mata tak juga terpejam. Mungkin memang harus menulis supaya momen lebaran tak hilang.

Surabaya, 14 April 2024

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...