Satu lagi Kampung Raja di Sumba Timur. Namanya Umabara. Ada di Desa Watuhadang, Kecamatan Umalulu. Kalau di Kampung Raja Prailiu saya sudah pernah mengunjunginya beberapa kali. Di Umabara, ini adalah kunjungan pertama saya. Lokasi Prailiu hanya di sekitaran Waingapu, ibu kota Sumba Timur. Sedangkan Umabara, jaraknya dari Waingapu sekitar satu jam perjalanan.
Umabara adalah surga bagi para pencinta tenun. Juga tempat bagi mereka yang ingin lebih mendalami karya kerajian yang bernilai seni tinggi ini. Ada banyak cerita di setiap lembarnya. Tentang kedekatan masyarakat dengan alam semesta, interaksi sosial mereka, dan juga keyakinan pada Tuhan mereka. Termasuk juga adat, tradisi, dan budaya mereka yang sangat unik, menarik, dan membuat siapa pun mudah untuk jatuh cinta.
Bangganya, cerita di setiap lembar tenun itu dikisahkan oleh anak-anak muda, para rambu dan umbu. Mereka tidak hanya bisa menenun, tapi juga memahamkan pada setiap orang yang ingin mendalaminya. Setiap yang datang di tempat itu adalah tamu yang harus dihormati, dipuaskan rasa ingin tahu mereka, dan juga dijamu, meski hanya sekadar air putih, teh, atau kopi, dengan satu dua piring jagung rebus. Namun keramahan dan kehangatan mereka, juga keterbukaan mereka, adalah lebih dari segalanya.
Kemarin kami mengunjungi kampung itu. Sejak memasuki kawasannya, nuansa tradisi sudah terasa begitu kental. Bangunan rumah-rumahnya yang khas, dengan menara yang menjulang. Konon di salah satu rumah itu, sedang bersemayam jasad Sang Raja yang sudah meninggal empat atau lima tahun yang lalu, menunggu momentum yang tepat untuk dikuburkan. Kuburan-kuburan para pendahulu dan keluarganya menghampar di sebagian pelatarannya. Satu rumah panggung besar, di situlah terpasang ratusan tenun. Juga di atas tikar yang menghampar. Tenun dengan berbagai teknik pembuatan, berbagai motif, berbagai ukuran, berbagai warna, berbagai filosofi, yang semuanya menggunakan warna alam.
Kecantikan Sumba memang seperti yang banyak orang kabarkan. Kecantikan alamnya, tradisi dan budayanya, adat-istiadatnya. Juga keramahan para rambu, para umbu, mama-mama dan bapa-bapa.
Indonesia betapa indah.
Diciptakan oleh
Allah SWT yang juga Maha Indah.
Umalulu, 25 Agustus 2024
0 komentar
Posting Komentar
Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...