Weekend ini, 18-20 Maret 2022 saya berada di Yogyakarta. Yogya, dikenal sebagai kota pelajar, kota wisata, kota bakpia, dan kota gudeg. Untuk dua sebutan yang terakhir itu, sepertinya menjadi menu wajib bagi siapa saja yang berkunjung ke Yogya, khususnya saya sekeluarga.
Agenda Yogya kali ini adalah dalam rangka mengikuti Kongres Nasional Forum Program Studi Pendidikan Tata Boga Indonesia (FPS-PTBI) 2022. Forum ini merupakan himpunan program studi dan dosen Pendidikan Tata Boga di seluruh Indonesia. Didirikan sejak 2018, forum beranggotakan sekitar 150 dosen dari 15 universitas yang memiliki program studi Pendidikan Tata Boga. Lima belas universitas tersebut adalah Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Negeri Medan (Unimed), Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Aceh, Universitas Negeri Manado (Unima), Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Universitas PGRI Adibuana (UNIPA) Surabaya, Universitas Sarjana wiyata Taman Siswa (UST) Yogyakarta, dan Universitas Dhyana Pura (Undhira) Bali.
Agenda
forum yang utama adalah pertanggungjawaban pengurus periode 2018-2022, dan
pemilihan pengurus periode 2022-2024. Selain itu juga penyusunan rancangan
kerja sama antar program studi untuk implementasi kurikulum merdeka belajar dan
kampus merdeka (MBKM). Forum dihadiri oleh sekitar lima puluh orang perwakilan
dari tiga belas universitas. Unima dan Undhira absen.
Saya
sebagai ketua forum, dan bendahara, Prof. Mutiara Nugraheni , menyampaikan
pertanggungjawaban kegiatan dan keuangan. Tentu saja didampingi sekretaris
forum, Dr. Ai Nurhayati dan ketua sie kesekretariatan Nugrahani Astuti , S.Pd.,
M.Pd. Tidak Banyak yang sudah dihasilkan forum dalam periode pertama di bawah
kepemimpinan kami. Beberapa yang mungkin bisa dianggap sebagai prestasi adalah
dihasilkannya kurikulum nasional program studi Pendidikan Tata boga, MoU dengan
UiTM MARA Malaysia, dan international joint conference yang diselenggarakan
setiap dua tahun sekali. Selain itu juga website forum yang menyajikan profil
forum dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan, meski website tersebut masih sangat
"kurang gizi".
Tentang
kurikulum nasional, kurikulum itu kami hasilkan dengan proses yang cukup
panjang, mulai dari pembahasan awal, penyusunan draft kurikulum, reviu
internal, reviu eksternal, dan finalisasi. Kurikulum akhirnya bisa disyahkan
dan digunakan pada pertengahan 2020, dengan penyesuaian-penyesuaian sesuai
dengan dinamika kurikulum yang berlaku, termasuk kurikulum MBKM.
Tentang
international joint conference, sebetulnya cikal-bakalnya adalah the 1st
iconhomecs (international conference on home economics) yang diselenggarakan
pada 2017 oleh jurusan PKK Unesa. UM, UNY, dan UNIPA sebagai co-host. Itulah
konferensi internasional pertama yang diselengarakan oleh PKK Unesa, sebagai
pengganti seminar nasional Bosaris (boga, busana, rias) yang merupakan agenda
tahunan. Pada the 1st iconhomecs tersebut, kebetulan saya ditugasi sebagai
ketuanya, dan bagi saya, hal ini benar-benar menjadi ajang belajar utk
mengorganisasi event internasional.
The
2nd iconhomecs kemudian dilaksankan di UM, dengan Unesa, UNY, UNIPA, dan
beberapa perguruan tinggi anggota FPS-PTBI lainnya sebagai co-host. Pada saat
itu, salah satu narasumbernya dari UiTM MARA Sarawak, Malaysia. Setelah
konferensi, kami tetap terhubung dengan UiTM MARA dan bahkan merancang
international joint conference, dengan menggabungkan event international
conference kami. Singkat kata, akhirnya kami bisa menyelenggarakan IJCHT-21
(International Joint Conference on Hotel and Tourism-2021). UiTM Mara sebagai
host, dan FPS-PTBI, Unesa, UNP, sebagai co-host. Co-host yang lain adalah NIDA
Thailand, Chanakkale Onzekis Mart Turkey University, University of South Florida USA, Association
of North America Higher Education International, dan TROAS International Tourism Research Association. Sayang sekali, konferensi yang awalnya
dirancang diselenggarakan secara offline di Sarawak, harus diganti dengan full
online karena pandemi. Namun begitu, konferensi sangat sukses dengan sekitar
300 peserta pemakalah, dan artikel dimuat di beberapa jurnal international
serta prosiding.
Tahun ini, IJCHT-2022 akan diselenggarakan dengan host Undiksha, dan co-host setidaknya sama dengan tahun sebelumnya, dengan jejaring dalam dan luar negeri. Berharap pandemi semakin melandai, dan konferensi bisa diselenggarakan secara offline. Bila ini terjadi, maka Bali akan dikunjungi ratusan akademisi mancanegara yang sekaligus akan berwisata di pulau impian para turis itu.
FPS-PTBI
dalam usia mudanya, memang harus lebih giat berjuang dalam mengembangkan
program kerjanya yang lebih visible. Sebagai sebuah forum program studi, kerja
sama dengan asosiasi serta berbagai institusi di dalam dan di luar negeri harus
terus dibangun. Peningkatan kompetensi dosen juga harus menjadi perhatian
khusus. Begitu juga dengan kerjasama dalam melaksankan MBKM, yang memang
mengharuskan adanya sinergi yang kuat antar prodi. Berkaitan dengan hal
tersebut, maka dalam kongres FPS-PTBI juga dilakukan perancangan penandatanganan implementation of agreement
(IA) antar prodi anggota forum.
Pertanggung
jawaban pengurus periode pertama diterima sepenuhnya oleh anggota forum.
Meskipun harus secara jujur diakui bahwa target pencapaian program masih sangat
minim, namun apresiasi dari dewan pakar dan juga para anggota sangat positif.
Bagaimana pun, setidaknya sudah ada legacy yang dapat menjadi bekal bagi
kepengurusan selanjutnya.
Forum
juga menyelenggarakan pemilihan ketua dan pengurus periode kedua. Sebagaimana
periode pertama, di mana ketua dipilih secara aklamasi, begitu jugalah yang
terjadi pada periode kedua ini. Kembali saya diamanahi untuk memimpin forum.
Segala alasan penolakan saya tidak diterima. Maka dengan sepenuh kerelaaan,
saya harus menerima, dan kembali melanjutkan khidmat saya untuk FPS-PTBI.
Pengurus
forum yang baru terbentuk dikukuhkan oleh Dekan FT UNY, Prof. Herman Dwi
Surjono , M.Sc., pH.D. Beliau
menyampaikan apresiasinya atas pencapaian periode pertama, dan berharap forum
bisa lebih meningkatkan perannya dalam mengembangkan program studi pendidikan
Tata boga di seluruh Indonesia. Setelah sambutan Dekan FT UNY, Dr. Wagiran dari
UNY juga hadir memperkaya wawasan tentang implementasi MBKM.
Terima
kasih pada Prof Kokom Komariah , Ibu Ari Fadiati, seluruh panitia dari UNY, dan
juga semua bapak ibu anggota forum.
Semoga
Allah SWT memudahkan, memberikan kemanfaatan dan kemaslahatan. Amiin.
Yogyakarta,
20 Maret 2022.