Pages

Rabu, 22 Desember 2021

IBU


Perempuan Berdaya, Indonesia Maju. Itulah tema peringatan Hari Kartini ke-93 tahun ini. Merepresentasikan pentingnya peran perempuan bagi kemajuan bangsa dan negara.

 

Tugas seorang perempuan sebagai ibu sekaligus istri, sangatlah luar biasa. Peran perempuan bahkan disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW yang menyatakan, perempuan adalah tiang negara. Jika baik para perempuan, maka baiklah negara. Jika rusak para perempuan, maka rusak pula negara.

 

Pagi sampai siang tadi saya mengikuti dua webinar yang sangat luar biasa. Yang pertama merupakan undangan dari Kemenaker, agendanya adalah Pencanangan Sektor Perkebunan Kelapa Sawit Terbebas dari Pekerja Anak. Ibu Menteri Ida Fauziyah memberikan penghargaan pada puluhan perusahaan dan bupati yang di wilayahnya tidak ada lagi pekerja anak pada perkebunan kelapa sawit. Acara dihadiri oleh para pejabat eselon di kementerian/lembaga terkait, bupati, dan wakil dari perusahaan. Pencanangan ini merupakan salah satu bentuk komitmen untuk mewujudkan visi Indonesia terbebas dari pekerja anak.

 

Webinar lain yang saya ikuti adalah Peringatan Hari Kartini ke-93. Posisi saya sebenarnya adalah mewakili Gus Menteri Desa, namun ternyata pada acara tersebut, juga ada penyerahan buku dari Perhimpunan Pejabat Tinggi Madya Perempuan--yang kebetulan saya sebagai salah satu anggotanya--kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Ibu Bintang Darmawati. Buku yang berjudul “Ibuku Inspirasiku” ini berisi tiga puluh tulisan yang berkisah tentang sosok ibu di mata para penulis. Tulisan para pejabat tinggi perempuan ini ternyata luar biasa, sangat apik, merepresentasikan kekaguman, kecintaan, kerinduan, pada sosok ibu masing-masing. Saya juga menyumbangkan satu tulisan saya, yang tentu saja adalah juga tentang sosok ibu saya tercinta.

 

Saya sangat menikmati webinar ini dan mengikutinya dengan relatif khusyu’. Kebetulan tidak ada agenda lain pada waktu tersebut, kecuali dua webinar yang waktunya bersamaan. Satu PC dan satu laptop tidak terlalu membuat saya pusing. Saya masih relatif bisa mengikuti keduanya dengan baik sampai selesai.

 

Beberapa perempuan hebat berbicara pada webinar ini. Mulai dari Menteri PPPA yang cerdas dan cantik, Ibu Bintang; kemudian Ibu Negara yang sederhana dan anggun, Ibu Iriana Joko Widodo; keduanya hadir secara luring. Kemudian disambung dengan Puan Maharani, Sri Mulyani Indrawati, Ida Fauziah, Tri Rismaharini, Retno Marsudi, dan Siti Nurbaya. Ya, para menteri perempuan yang luar biasa inspiratif itu, lepas dari 'dengan segala.kontroversinya'. Ada juga pemberian penghargaan bagi kementerian/lembaga yang sudah melakukan ‘gender manstreaming’, dengan salah satu indikatornya adalah persentase pejabat tinggi perempuan yang lebih besar daripada persentase pejabat tinggi laki-laki.

 

Hari Ibu bukan sekadar hari untuk mengucapkan terima kasih pada Ibu atas semua jasa yang telah dia korbankan. Hari Ibu adalah saat kita untuk melakukan refleksi diri, siapa pun kita, untuk terus berjuang menjadi isteri dan ibu yang baik, sekaligus mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan masyarakat. Menjadi perempuan yang berdaya namun tetap menjunjung tinggi kewajiban sebagai ibu dan isteri. Menjadi perempuan yang kuat dan tegar untuk menghadapi segala tantangan hari ini dan ke depan. Menjadi perempuan yang mampu mengantarkan keluarga untuk mampu bertahan, dan bahkan berkembang, dalam situasi perubahan seperti apa pun.

 

Selama mengikuti webinar, pikiran saya terus terkenang almarhumah Ibu saya, Ibu Basjiroh Shoimuri. Ini adalah kali pertama Hari Ibu yang saya lalui tanpa Ibu. Ada rasa kehilangan yang kembali membuncah. Ada kepedihan yang begitu mengiris hati. Ada kerinduan yang menggumpal dan menyesakkan. Ada air mata yang jatuh tak tertahankan…..

Dan meluncurlah doa-doa terbaik saya untuk Ibu.

 

Ibu adalah inspirasi saya sepanjang hayat. Ibulah yang telah melukis jiwa raga saya. Membukakan mata dan hati saya. Menerangi jalan hidup saya. Dengan senyum dan doanya, ibu menguatkan saya, mengantarkan saya sampai pada titik ini.

 

Ibu boleh pergi dari dunia ini. Ibu boleh kembali kepada Allah Sang Pemilik Hidup. Namun spirit ibu tetap di sini, di hati ini. Tak lekang, sampai akhir nanti.

 

Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā.

"Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil."

 

Selamat Hari Ibu.

 

Jakarta, 22 Desember 2021

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...