Perempuan Berdaya, Indonesia Maju. Itulah tema peringatan Hari Kartini ke-93 tahun ini. Merepresentasikan pentingnya peran perempuan bagi kemajuan bangsa dan negara.
Tugas
seorang perempuan sebagai ibu sekaligus istri, sangatlah luar biasa. Peran
perempuan bahkan disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW yang menyatakan,
perempuan adalah tiang negara. Jika baik para perempuan, maka baiklah negara.
Jika rusak para perempuan, maka rusak pula negara.
Pagi
sampai siang tadi saya mengikuti dua webinar yang sangat luar biasa. Yang
pertama merupakan undangan dari Kemenaker, agendanya adalah Pencanangan Sektor
Perkebunan Kelapa Sawit Terbebas dari Pekerja Anak. Ibu Menteri Ida Fauziyah
memberikan penghargaan pada puluhan perusahaan dan bupati yang di wilayahnya
tidak ada lagi pekerja anak pada perkebunan kelapa sawit. Acara dihadiri oleh
para pejabat eselon di kementerian/lembaga terkait, bupati, dan wakil dari
perusahaan. Pencanangan ini merupakan salah satu bentuk komitmen untuk
mewujudkan visi Indonesia terbebas dari pekerja anak.
Webinar
lain yang saya ikuti adalah Peringatan Hari Kartini ke-93. Posisi saya
sebenarnya adalah mewakili Gus Menteri Desa, namun ternyata pada acara
tersebut, juga ada penyerahan buku dari Perhimpunan Pejabat Tinggi Madya
Perempuan--yang kebetulan saya sebagai salah satu anggotanya--kepada Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Ibu Bintang Darmawati.
Buku yang berjudul “Ibuku Inspirasiku” ini berisi tiga puluh tulisan yang
berkisah tentang sosok ibu di mata para penulis. Tulisan para pejabat tinggi
perempuan ini ternyata luar biasa, sangat apik, merepresentasikan kekaguman,
kecintaan, kerinduan, pada sosok ibu masing-masing. Saya juga menyumbangkan
satu tulisan saya, yang tentu saja adalah juga tentang sosok ibu saya tercinta.
Saya
sangat menikmati webinar ini dan mengikutinya dengan relatif khusyu’. Kebetulan
tidak ada agenda lain pada waktu tersebut, kecuali dua webinar yang waktunya
bersamaan. Satu PC dan satu laptop tidak terlalu membuat saya pusing. Saya
masih relatif bisa mengikuti keduanya dengan baik sampai selesai.
Beberapa
perempuan hebat berbicara pada webinar ini. Mulai dari Menteri PPPA yang cerdas
dan cantik, Ibu Bintang; kemudian Ibu Negara yang sederhana dan anggun, Ibu
Iriana Joko Widodo; keduanya hadir secara luring. Kemudian disambung dengan
Puan Maharani, Sri Mulyani Indrawati, Ida Fauziah, Tri Rismaharini, Retno
Marsudi, dan Siti Nurbaya. Ya, para menteri perempuan yang luar biasa
inspiratif itu, lepas dari 'dengan segala.kontroversinya'. Ada juga pemberian
penghargaan bagi kementerian/lembaga yang sudah melakukan ‘gender
manstreaming’, dengan salah satu indikatornya adalah persentase pejabat tinggi
perempuan yang lebih besar daripada persentase pejabat tinggi laki-laki.
Hari
Ibu bukan sekadar hari untuk mengucapkan terima kasih pada Ibu atas semua jasa
yang telah dia korbankan. Hari Ibu adalah saat kita untuk melakukan refleksi
diri, siapa pun kita, untuk terus berjuang menjadi isteri dan ibu yang baik,
sekaligus mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan masyarakat. Menjadi
perempuan yang berdaya namun tetap menjunjung tinggi kewajiban sebagai ibu dan
isteri. Menjadi perempuan yang kuat dan tegar untuk menghadapi segala tantangan
hari ini dan ke depan. Menjadi perempuan yang mampu mengantarkan keluarga untuk
mampu bertahan, dan bahkan berkembang, dalam situasi perubahan seperti apa pun.
Selama
mengikuti webinar, pikiran saya terus terkenang almarhumah Ibu saya, Ibu
Basjiroh Shoimuri. Ini adalah kali pertama Hari Ibu yang saya lalui tanpa Ibu.
Ada rasa kehilangan yang kembali membuncah. Ada kepedihan yang begitu mengiris
hati. Ada kerinduan yang menggumpal dan menyesakkan. Ada air mata yang jatuh
tak tertahankan…..
Dan
meluncurlah doa-doa terbaik saya untuk Ibu.
Ibu
adalah inspirasi saya sepanjang hayat. Ibulah yang telah melukis jiwa raga
saya. Membukakan mata dan hati saya. Menerangi jalan hidup saya. Dengan senyum
dan doanya, ibu menguatkan saya, mengantarkan saya sampai pada titik ini.
Ibu
boleh pergi dari dunia ini. Ibu boleh kembali kepada Allah Sang Pemilik Hidup.
Namun spirit ibu tetap di sini, di hati ini. Tak lekang, sampai akhir nanti.
Rabbighfir
lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā.
"Tuhanku,
ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana
keduanya menyayangiku di waktu aku kecil."
Selamat
Hari Ibu.
Jakarta,
22 Desember 2021
0 komentar
Posting Komentar
Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...