BPSDM Kemendes PDTT, selain membawahi 1 sekretariat, 4 pusat, dan sekitar 35 ribu pendamping desa, juga membawahi 9 balai pelatihan dan pemberdayaan masyarakat desa DTT. Balai Bengkulu merupakan salah satunya. Balai yang lain ada di Jakarta, Yogyakarta, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Ambon, Pekanbaru, dan Jayapura.
Balai
Bengkulu berlokasi di Kabupaten Bengkulu Utara, tepatnya di Kota Padangjaya,
sekitar dua jam dari Kota Bengkulu. Memiliki lahan seluas 241, 8 ha. Luas
sekali. Beberapa waktu yang lalu, saya sempat mengunjunginya, dan harus
menumpang mobil atau motor saat berkeliling, saking luasnya.
Hari
ini kami berkunjung lagi ke Bengkulu. Menghadap Bapak Gubernur yang baik hati
dan santun. Menyampaikan permohonan supaya beliau berkenan menghibahkan satu
lahannya yang tidak termanfaatkan untuk kami gunakan sebagai Kantor Balai
Bengkulu. Lahan yang di Padangjaya akan kami manfaatkan untuk model
pemberdayaan masyarakat dan geopark. Jarak tempuh yang cukup jauh dari Kota
Bengkulu ke Padangjaya menjadi sedikit kendala dalam pelaksanaan program dan
kegiatan. Salah satunya karena Balai Bengkulu memiliki wilayah tanggung jawab
meliputi Provinsi Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung.
Sementara tugas balai adalah melaksanakan penyuluhan, pelatihan, dan
pendampingan masyarakat desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
Alhamdulilah,
pembicaraan dengan Gubernur yang juga akademisi itu lancar. Hasilnya, ada empat
alternatif lahan yang kami bisa pilih salah satunya. Siang ini kami mengunjungi
dua lokasi saja, karena di lokasi ini sudah ada bangunannya, meskipun sebagian
besar sudah rusak karena tak terawat. Satu lokasi adalah eks balatrans, dan
lokasi kedua merupakan eks transito. Saya lebih cenderung memilih lokasi kedua,
lingkungannya lebih nyaman, tenang, bersih, di dekat Kampus Universitas
Bengkulu, serta ada pohon kelapa dan pohon sukun. Sepertinya kok nyaman
membayangkan menikmati sukun rebus dengan es kelapa muda.
Oya,
kami sempat berfoto-foto juga di samping gambar Ibu Fatmawati, isteri Presiden
RI pertama, Soekarno, di ruang tamu
Bapak Gubernur. Ibu Fatmawati memang dilahirkan di Bengkulu, pantaslah kalau
fotonya dipajang di Kantor Gubernur. Pantas juga kalau nama bandara di Bengkulu
adalah Bandar Udara Fatmawati Soekarno.
Kuliner
Bengkulu yang lezat juga sempat kami nikmati. Sejak kemarin sore, ikan dan
segala macam seafood yang menggiurkan bergantian menyapa lidah kami. Juga
durian dan kelapa muda.
Tapi
untuk kali ini, tidak saya tayangkan gambar-gambarnya. Ini kunjungan saya yang
ketiga ke Bengkulu. Gambar kuliner Bengkulu sudah pernah saya tayangkan pada
kunjungan kedua beberapa waktu yang lalu. Sama dan sejenis. Makanya tidak saya
tayangkan, supaya tidak terjadi autoplagiat....hehe.
Oya,
Bengkulu juga terkenal dengan bunga Rafflesia arnoldi, bunga bangkai, bunga
cantik yang baunya menyerupai bangkai itu. Itu karena di sinilah bunga bangkai
ditemukan pertama kali.
Batik
Bengkulu hampir selalu bermotif bunga bangkai. Juga kaligrafi. Kalau yang ini
konon berkaitan dengan tradisi memperingati kisah kepahlawanan dan gugurnya
Hasan-Husein, cucu Rasulullah, dalam peristiwa Padang Karbala. Mau tahu
detilnya? Coba klik festival tabot. Yuk, yuk.
Indonesia
memang kaya!
Bengkulu,
24 December 2021
#IndonesiaKaya
0 komentar
Posting Komentar
Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...