Pages

Sabtu, 02 Maret 2024

Balai Besar Jakarta

Judul di atas hanya sebutan singkat saja. Nama pendek saja. Nama panjangnya adalah Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Jakarta. Disingkat BBPPMDDTT Jakarta. Sepanjang itu.

Sepanjang itu juga sebutan untuk Balai Besar Yogyakarta, BBPPMDDTT Yogyakarta. Sedangkan untuk balai yang lain, karena bukan balai besar, sedikit lebih pendek, BPPMDDTT Bengkulu, misalnya. Balai yang lain ada di Makassar, Pekanbaru, Jayapura, Banjarmasin, Denpasar, Ambon. Ya, ada dua balai besar dan tujuh balai. Itulah balai-balai yang dimiliki oleh Kementerian Desa PDTT, yang secara struktur organisasi menjadi tanggung jawab langsung Kepala BPSDM.
Tanggal 28 Februari 2024, Balai Besar Jakarta menyelenggarakan kegiatan Rapat Pembahasan Sistem Kerja. Tujuan kegiatan ini antara lain untuk memantapkan sistem kerja, konsolidasi, dan pembentukan tim kerja.
Peserta rapat meliputi perwakilan dari biro perencanaan dan kerja sama, perwakilan inspektorat jenderal, perwakilan sekretariat BPSDM, dan seluruh pegawai BBPPMDDTT Jakarta. Narasumbernya selain dari internal Kemendesa PDTT yang menguasai konsep dan implemetasi Sistem Kerja Baru, juga ada master trainer dan motivator Dr. Hery Margono, SE., MM.
Saya beruntung karena diberi buku karya Pak Hery, judulnya The Miracle of Metamorph. Sebuah buku motivasi yang sangat bagus, isinya bernas, terkait dengan bagaimana menjadi insan yang berhasil dalam hidupnya, seimbang antara hablum minannas dan hablum minallah.
Sebagaimana kita tahu, pemerintah tengah fokus melakukan penyederhanaan birokrasi. Tidak hanya menghapus struktur birokrasi dan mengalihkan pejabat administrasi menjadi pejabat fungsional, tetapi lebih dari itu, adalah untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih profesional, lincah, dan dinamis. Untuk mewujudkannya, maka mekanisme kerja baru perlu diterapkan guna membangun budaya kerja baru yang lebih relevan.
Dalam laporannya, Dr. Enirawan selaku Kepala Balai Besar Jakarta menyampaikan kondisi eksisting balai saat ini dan apa rencana untuk pengembangan ke depan. Selain tetap melaksanakan berbagai pelatihan, yang merupakan tugas dan fungsi utama balai, kabalai juga menyajikan rencana kegiatan uji terap.
Balai besar, selain memiliki ruang lingkup tugas pelatihan dan pendampingan masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi, juga melakukan penerapan model pendampingan dan pemberdayaan masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi. Ruang lingkup terakhir inilah yang dimaksud dengan uji terap, dan yang selama ini masih sangat kurang dilakukan oleh balai besar. Padahal ruang lingkup ini jugalah yang membedakan balai besar dengan balai.
Balai Jakarta memiliki wilayah kerja DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Lampung, dan Kalimantan Barat. Setiap balai memiliki wilayah kerjanya masing-masing. Balai Besar Yogyakarta, misalnya, wilayah kerjanya meliputi DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Begitu luasnya wilayah kerja setiap balai, maka perlu strategi yang tepat untuk bisa melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal. Komunikasi, koordinasi, konsolidasi, sinergi dan kolaborasi harus dilakukan terus-menerus dengan berbagi stakehoders.
Kolaborasi dengan perguruan tinggi, perbankan, filantropi, LSM, pemda provinsi dan kabupaten, dunia usaha, dan sebagainya, memang sudah banyak dilakukan oleh balai. Namun khusus untuk Balai Besar Jakarta, saya menekankan, balai harus berbenah dan bangkit. Hal ini karena dalam penilaian saya selama menjadi Kepala BPSDM, salah satu balai yang kurang cepat bergeraknya adalah Balai Besar Jakarta.
Pencapaian IKU balai harus menjadi prioritas. Namun menargetkan hanya pada pencapaian IKU saja, balai hanya akan menjadi institusi yang biasa-biasa saja. Tidak ada kreativitas, tidak ada inovasi. Tidak ada sesuatu yang dibanggakan sebagai bukti dari kerja keras dan kerja cerdas. Tidak ada kebaruan. Tidak ada inspirasi yang layak untuk dibagikan.
Saya juga tekankan, kehadiran sosok panutan adalah sangat penting. Kepala balai harus menjadi figur. Contoh baik tentang kedisiplinan, integritas, kepedulian, kebersamaan. Harus menjadi leader yang mampu berpikir holistik. Yang mampu berkomunikasi, berkoordinasi, membangun sinergi dan kolaborasi.
Saya juga memberikan contoh tentang beberapa program yang tidak ada dalam IKU Kemendesa dan BPSDM. Program RPL Desa, Pendamping Desa Menulis, Pendamping Desa Inspiratif, PSM Teladan, seminar internasional, dan lain-lain, tidak ada kaitan dengan IKU. Namun semuanya itu adalah kegiatan yang bermakna dan memiliki dampak yang yang sangat penting bagi eksistensi BPSDM dan Kemendesa PDTT, juga pada pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.
Untuk menjadi organisasi yang kuat dan memiliki daya adaptabilitas tinggi, kekuatan leadership menjadi faktor utama. Balai Besar Jakarta, di bawah kepemimpinan Dr. Enirawan, insyaallah akan menjadi balai yang terdepan, semakin berkembang dan berkibar.
Jakarta, 28 Februari 2024


0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...