Pages

Selasa, 19 Juni 2012

Ke Waingapu Lagi

Saya (depan kiri) bersama tim monev SM-3T Unesa.
Minggu, 17 Juni 2012

Pukul 13.40 WITA. Batavia yang kami tumpangi mendarat di Bandara Umbu Mehang Kunda. On time. 

Hari ini kami berenam. Pak Rektor, Dr. Sulaeman (Sekretaris Tim SM-3T, pengganti Dr. Wasis yang sekarang menjabat sebagai PD 2 FMIPA), Andra (admin), Ervina dan Mifta (dua pengurus BEM PPB yang menjadi motor pengumpulan 10 ribu buku untuk disumbangkan di Sumba Timur), dan saya sendiri. Hanya berenam, tapi kami membawa bagasi lebih dari tiga puluh koli. Sebagian besar adalah titipan dari keluarga para peserta SM-3T. Selebihnya sumbangan buku-buku yang hanya sebagian kecil yang kami bawa, untuk acara serah terima secara simbolis. 

Ternyata kami satu pesawat dengan Ibu Lusia, sekretaris Dinas PPO. Kami bertemu di ruang kedatangan yang sempit dan penuh asap rokok itu. Beliau dari bertugas di Kupang sejak Jumat yang lalu.

Mas Oskar, driver langganan kami, sudah menunggu kami. Dengan penampilannya yang khas. T-shirt, celana panjang lapangan, berkalung dan bergelang monel, rambut mengkilat yang disisir rapi dan berjambul. Seperti biasa, dia membantu kami mengurus bagasi.

Aula SMA 1 Waingapu yang akan digunakan sebagai tempat pertemuan masih sepi ketika kami tiba. Kami berbincang-bincang dengan kepala sekolah di ruangannya. Sementara itu Andra dan anak-anak BEM memilah-milah bagasi, titipan apa untuk siapa. Satu dos berisi 85 buah bendera dan 85 buah CD berisi lagu-lagu perjuangan juga disiapkan. Bendera dan CD itu untuk diberikan ke semua sekolah. Menjelang peringatan hari kemerdekaan seperti ini, kedua benda itu pasti sangat diperlukan. CD sengaja disiapkan pak Yoyok, salah satu tim SM-3T, untuk semua sekolah tersebut, dengan dana pribadi. Pak Yoyok, dosen FIP yang penyuka musik itu, memang sangat dermawan.

Saya memulai acara yang agenda pokoknya adalah pengarahan rektor dan dialog dengan peserta SM-3T itu, dengan menyapa semua yang hadir. Ada ibu Lusia (sekdin PPO), ada Kepala Sekolah SMPN Kanatang yang mewakili kepala sekolah untuk menerima bantuan buku, ada bapak Puji (perwakilan dari PT Pertamina Cabang Waingapu), dan tentu saja rombongan dan Unesa serta para peserta SM-3T. Pertamina adalah sponsor kegiatan pengumpulan buku yang dilakukan oleh anak-anak BEM PPB. 

Acara dimulai dengan penyerahan sumbangan buku secara simbolis oleh ketua BEM PPB, Ervina, kepada Kepala Sekolah SMPN Kanatang. Sebelum acara penyerahan, Ervina menyampaikan sepatah kata sebagai ucapan terima kasihnya pada rektor, tim SM-3T, dan tentu saja pada Pertamina, yang telah mendukung kegiatan pengumpulan sumbangan buku. Kata-katanya lancar dan tegas. Anak semester empat itu sama sekali tidak kelihatan grogi berbicara di depan kakak-kakaknya para peserta SM-3T itu. Maka begitu dia mengakhiri sambutannya, tepuk tangan sebagai tanda salut pada penampilan dan hasil kerja kerasnya bersama timnya, bergema memenuhi ruangan. 

Ervina dan Mifta, kedua pengurus BEM PPB itu, masih sangat belia, namun kemampuan organisasi dan kepemimpinannya patut diacungi jempol. Dengan kemampuannya itu, mereka menggerakkan seluruh BEM di Unesa, dan bahkan juga BEM dari beberapa perguruan tinggi lain di Surabaya, untuk mengumpulkan buku guna disumbangkan ke Sumba Timur. Akhirnya terkumpullah sebanyak sepuluh ribu buku, sesuai dengan target yang mereka inginkan. Buku-buku itu sudah mereka pilah-pilah sesuai dengan mata pelajaran dan kelasnya. Biaya mereka berangkat  ke Sumba Timur sebagian besar juga dibiayai Pertamina. Kekurangan biaya dibantu oleh PR3 dan PR1. Tentu karena mereka memiliki kemampuan negosiasi dan mampu meyakinkan bahwa kegiatan yang mereka lakukan itu penting.

Pak Muchlas mencoba mengendari becak di Waingapu.
Acara berlanjut dengan pengarahan Rektor dan dialog. Banyak hal yang dibahas sore ini. Mulai dari kendala pembelajaran karena keterbatasan sumber belajar sampai kepada rendahnya etos kerja guru. Dari urusan perlunya meningkatkan kinerja para pengawas dan kepala sekolah sampai kepada urusan menghimpin dana bagi wali murid yang rumahnya habis karena kebakaran. Mulai dari permohonan izin untuk pulang kampung selama liburan sekolah dan permohonan izin menikah setelah selesai program SM-3T. 

Besok pagi kami akan bertemu kepala dinas PPO untuk menyampaikan hal-hal terkait dengan hasil dialog sore ini. Juga untuk menyerahkan buku 'Ibu Guru, Saya Ingin Membaca'. Siangnya, kami akan bertolak dari Waingapu menuju Surabaya menumpang Batavia Air. Ya, kali ini, cukup semalam saja di Waingapu. Besoknya, seabreg tugas sudah menunggu. Pak Rektor harus mengajar dan menguji di pasca. Saya sendiri harus ke Jakarta untuk menghadiri Rakor SM-3T dan PPGT.

Wassalam,
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...