Pages

Rabu, 06 Juni 2012

Paguyuban IKASMADA

Siang tadi, saya menghadiri pertemuan dengan teman-teman seangkatan, yaitu angkatan 85 SMA 2 (SMADA) Tuban. Sengaja waktu pertemuan disesuaikan dengan kesanggupan saya untuk bisa hadir. Menurut Esa, ketua alumni angkatan 85, saya sangat diharapkan bisa hadir, sehingga saya diberi keleluasaan untuk menyebut hari dan jam pertemuan. 

Pertemuan diadakan di sekretariat IKASMADA. Sebuah bangunan baru yang berlokasi di kompleks SMA 2 Tuban. Baru berdiri sekitar satu dua bulan yang lalu, atas upaya Ketua IKASMADA, yang anggota legislatif Provinsi Jatim. Atas upayanya melakukan pendekatan dengan pemprov, IKASMADA memperoleh bantuan penuh sebesar 150 juta untuk mendirikan bangunan di atas tanah milik SMADA. Bangunan itulah yang digunakan sebagai sekretariat IKASMADA.

Agenda pertemuan siang ini adalah sosialisasi keberadaan IKASMADA pada teman-teman kami seangkatan. Sosialisasi ini penting karena dari sekitar 120 orang angkatan 85, hanya empat orang yang masuk dalam kepengurusan IKASMADA. Esa, Suryadi, Bambang Iswoyo, dan saya sendiri. Sejak pelantikan pengurus pada September 2011, kami belum pernah bertemu dengan teman-teman seangkatan untuk melakukan sosialisasi. 

Kami juga mengundang Ketua IKASMADA untuk hadir dan memanfaatkan momen ini untuk bersilaturahim, serta menyampaian visi, misi, dan program IKASMADA. Agus Maimun, ketua IKASMADA itu, adalah adik angkatan kami, yaitu angkatan 1992. Dia menjelaskan segala sesuatu terkait dengan sejarah terbentuknya IKASMADA, visi misi dan programnya, dengan sangat baik, runtut, gamblang, faktual, sekaligus visioner. 

Keberadaannya sebagai 'makhluk politik' sempat mengundang kecurigaan banyak pihak. Bahkan saya, yang dimintanya sebagai salah satu Pembina IKASMADA, suatu ketika terang-terangan menyatakan pada dia, jangan pernah berfikir menggunakan IKASMADA sebagai kendaraan politik. Itu sama saja mencari makan di IKASMADA. Tentu saja saya bersuara tidak hanya atas nama saya sendiri, namun lebih karena lontaran dari beberapa teman. Tapi saya yakin, Agus Maimun dan timnya bukanlah orang semacam itu. Keyakinan yang lebih didasari pada positive thinking. Meski begitu, saya merasa perlu untuk memastikan pikiran positif saya itu pada yang bersangkutan. 


Untuk mengeliminir kecurigaan itu, dia harus sesering mungkin melakukan silaturahim dan sosialisasi dalam rangka menyampaikan visi misinya, serta menunjukkan perwujudan visi misi itu. Siang ini, dia memanfaatkan momen pertemuan alumni angkatan 85 ini untuk keperluan itu.

Mas Agus, seperti itu kami memanggilnya meskipun dia lebih muda dari kami, menyampaikan banyak hal yang luar biasa. Dia katakan, ada sebanyak 8 anggota legislatif yang duduk sebagai Pengurus IKASMADA, dan lebih dari 100 orang pengurus dan anggota IKASMADA yang aktif di berbagai partai politik. Mereka semua menghimpun diri dengan pengurus dan anggota yang lain yang tentu saja bukan anggota legislatif maupun aktivis parpol. Ada guru, dosen, pengusaha, bankir, lawyer, sampai tukang kayu. Komitmennya hanya satu, mendarmabaktikan segala potensi untuk IKASMADA dan masyarakat Tuban. 

Ada beberapa kegiatan yang sudah dilakukan IKASMADA, beberapa di antaranya adalah penanaman sejuta pohon, pengobatan gratis, mobil pintar, dan beberapa kegiatan yang lain. IKASMADA juga sudah melembaga sebagai bagian dari SMADA, bahkan disejajarkan dengan komite sekolah. Kepala sekolah sendiri juga telah berkali-kali meminta pertimbangan IKASMADA untuk beberapa hal atau untuk keputusan-keputusan penting menyangkut pengembangan SMADA. 

Semua kegiatan IKASMADA selama ini memang lebih banyak inisiatif dari pengurus. Dalam kondisi awal seperti ini, itulah hal terbaik yang bisa dilakukan.  Menunggu inisiatif dari anggota tentu bukan pilihan terbaik, karena sangat mungkin akan memerlukan waktu yang terlalu lama dan belum tentu tepat sasaran. Yang terpenting adalah bahwa setiap kegiatan disosialisasikan dengan baik, membuka peluang untuk merangkul keterlibatan banyak anggota, dan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak. IKASMADA harus segera disosialisasikan agar dikenal oleh semua alumni dan masyarakat luas. Untuk itu, IKASMADA harus menunjukkan bukti nyata sebagai wujud
keberadaan dan komitmennya.

Yang menarik, semua kegiatan besar yang sudah dilakukan itu, tidak serupiah pun memungut dari alumni. Semuanya dari pihak sponsor dan donatur. Mas Agus dan seluruh pengurus berkomitmen, tidak akan menarik serupiah pun dari anggota IKASMADA sebelum bisa menunjukkan bahwa IKASMADA eksis dan mampu memberikan manfaat bagi almamater serta masyarakat Tuban. Meskipun IKASMADA sudah memiliki rekening khusus, mas Agus dan semua pengurus bersepakat, rekening itu tidak digunakan dulu sebelum sistemnya terbangun. Siapa pun yang mengirimkan dana harus bisa terdeteksi (terbaca dari mana sumber atau pengirimnya), dan langsung bisa dikirimkan bukti penerimaan dana tersebut pada yang bersangkutan, misalnya melalui SMS secara otomatis. Sistem pemanfaatan dana dan pertanggungjawabannya juga harus terbangun dulu, agar bisa dijamin transparansi dan akuntabilitasnya. 

Dana yang digunakan untuk kegiatan selama ini, masih murni dana dari para sponsor dan donatur yang tidak mengikat. Tentu saja hal itu tidak sulit untuk mereka dapatkan. Keberadaan mereka sebagai 'makhluk politik' memungkinkan mereka untuk mudah memperoleh berbagai fasilitas karena mereka memiliki networking yang bagus, kemampuan negosiasi dan lobi-lobi. Apalagi fasilitas itu memang benar-benar dimanfaatkan sesuai peruntukannya, yaitu membesarkan nama IKASMADA melalui berbagai kegiatan nyata. Hal ini membangun kepercayaan dari para sponsor dan donatur untuk tidak segan-segan  mengalokasikan sejumlah dananya untuk IKASMADA.

Agus Maimun, orang muda itu, sangat smart, namun begitu rendah hati. Teman-teman pengurus yang lain, yang beberapa juga hadir pada siang hari itu, sama smart dan rendah hatinya dengan mas Agus. Mas Agus menyampaikan, sebagai sebuah paguyuban (nama organisasi kami memang Paguyuban IKASMADA), komitmen dari setiap orang untuk secara sadar dan rela hati mengikatkan diri, itulah kuncinya. Tidak ada ikatan apa pun kecuali ikatan batin yang berwujud saling percaya, tanggung jawab, dan kebersamaan. Kerelaan untuk saling mengikatkan diri, sekali lagi, itulah kuncinya. Paguyuban atau apa pun namanya, yang penting adalah bagaimana organisasi itu dikelola dan mampu menunjukkan kiprahnya.

Sebagai sesepuh mereka (kami adalah lulusan angkatan pertama SMADA), kami merasa sangat bangga. Mereka menyampaikan program yang sudah tersusun, memohon masukan untuk program itu, mengharapkan ada usulan program-program lain, dan memasang nama-nama kami sebagai panitia dalam beberapa kegiatan. Mereka juga memastikan, kegiatan tidak akan berjalan sesuai harapan tanpa dukungan kami semua.

Siang itu, pertemuan ditutup dengan acara rujakan dan makan nasi urap. Rujak manis disiapkan oleh teman kami, Suryadi, yang adalah tukang kayu, namun nampak begitu nyaman di antara teman-teman pengurus yang pada umumnya adalah 'orang sukses'. Makan siang disiapkan oleh Esa, ketua alumni 85, yang sedang syukuran untuk promosi jabatannya. Ada minuman kopi lowo (gulo jowo) juga, tentu juga kue-kue, entah siapa yang menyediakan. 

Dalam usianya yang sudah menjelang dasawarsa, dengan sebanyak 5700-an anggota IKASMADA yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan berbagai profesi dan keadaannya saat ini, kami yakin, di bawah kepemimpinan Agus Maimun, alumnus SMADA angkatan 1992 itu, IKASMADA akan dibawa menuju arah yang tepat. Berjuang bersama dengan penuh kerelaan demi membesarkan SMADA dan masyarakat Tuban khususnya, serta masyarakat Indonesia pada umumnya. Insyaallah.

Tuban, 3 Juni 2012

Wassalam,
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...