Pages

Sabtu, 16 Juni 2012

Nggowes dan Pelatihan Karya Tulis

Suasana pagi di dermaga Probolinggo.
Jumat, 15 Juni 2012

Pukul 18.30. Berangkat ke Probolinggo dengan mas Ayik. Lalu lintas ramai, macet di beberapa titik. Maklum, ini hari jumat. Weekend. 

Sepanjang perjalanan saya lebih banyak tidur. Kelelahan setelah seharian mengajar di pasca. Tentu saja setelah meminta izin mas Ayik. Seperti biasa, mas Ayik membiarkan saya pulas sementara dia memegang kemudi. Suami yang baik dan penuh pengertian.........


16 Juni 2012
Pagi pukul 05.00, kami sudah bangun. Sholat, bersiap-siap 'nggowes'. Acara workshop dimulai pukul 08.00 nanti. Masih ada cukup waktu untuk bersepeda. Mas Ayik sudah menyiapkan dua buah sepeda lipat yang kami bawa dari Surabaya. Sepeda itu ikut serta kemana pun kami pergi. Kadang-kadang ditambah satu lagi, kalau kami bertiga dengan Arga. 

Udara segar dan sejuk. Kota Probolinggo masih sepi. Kami menuju pelabuhan. Napak tilas. Beberapa tahun yang lalu, dengan teman-teman Kobamin (Komunitas Mbambung Indonesia), kami pernah ke sana, dan menyeberang menuju Pulau Gili Ketapang. Jalan-jalan menjelajahi pulau, membeli ikan, membakarnya dan menikmatinya beramai-ramai di pantainya yang putih bersih. Kobamin, adalah nama kelompok kami, yang beranggotakan teman-teman dosen dan tentu saja beserta keluarganya, yang menyukai aktivitas outdoor. Camping, rafting, travelling, dan kegiatan semacamnya. Kami berpetualang mulai dari yang dekat-dekat seperti Pacet, Tretes, Coban Rondo, Cangar, Bromo, Sarangan, sampai ke ujung Pulau Madura (Pantai Lombeng), Pulau Sempu serta Bali. Yang terjauh, ke Tana Toraja pada April yang lalu, bersama-sama dengan tim SM-3T. 

Mas Ayik berbincang dengan pemancing di dermaga.
Di ujung dermaga, ada banyak orang sedang memancing. Pada umumnya bapak-bapak yang sudah sepuh. Saya jadi ingat bapak mertua saya yang juga hobi memancing. Beliau betah seharian duduk di tepi tempat pemancingan hanya untuk menunggu ikan memangsa umpan pancingnya. Wasting time.

Kami mengobrol dengan bapak-bapak itu. Angin laut semilir. Matahari mengintip dari balik cakrawala. Beberapa kapal berangkat dan datang merapat di dermaga. Seorang pemuda--satu-satunya anak muda yang ada di situ--telah mendapatkan dua ekor ikan cucut sebagai hasil pancingannya. Dia bilang, keponakannya sangat suka makan ikan cucut goreng. Dia bercerita dengan dialek Pandalungan yang kental. 

Kota sudah mulai menggeliat. Kami meninggalkan dermaga setelah pamit pada para pemancing. Perut mulai lapar. Sepanjang jalan menuju hotel Tampiarto, hotel tempat kami menginap, mata kami mencari-cari tempat makan. Tentu kami sudah disediakan makan pagi di hotel. Tapi makan di kaki lima sepertinya lebih mengundang selera.

Dan bertemulah kami dengan apa yang kami cari. Namanya Warung Sari Kalbu Ibu Maria. Sebuah tempat makan yang agaknya cocok. Tempatnya luas, di bawah pohon besar, namun memiliki ruang makan yang lumayan luas juga, dan bersih. Menunya adalah nasi rawon genthong, nasi pecel jamur, dan nasi rames krikil.  Ada juice buah juga. 

Maka sepiring nasi rawon genthong menjadi sarapan pagi pilihan mas Ayik. Disajikan di piring beralas selembar 'samir' daun pisang. Dilengkapi dengan sepotong tempe goreng dan satu tusuk sate daging yang dibumbu seperti dendeng ragi. Sedap sekali kelihatannya.

Saya sendiri memilih nasi pecel jamur. Suwiran jamur kuping yang putih panjang-panjang menggugah selera. Sambal pecelnya, hm...pedas dan sedap. Dua kemasan sambal pecel kami beli juga untuk dibawa pulang ke Surabaya. 

Jam sudah menunjukkan pukul 07.15. Kami bergegas kembali ke hotel. Saya dijadwalkan mengisi acara Workshop Penulisan Artikel untuk Jurnal. Dan benar. Sampai di halaman hotel, peserta sudah banyak yang datang. Mereka sedang antri untuk registrasi, di bawah spanduk besar bertuliskan nama kegiatan dan narasumbernya. Saya melenggang saja di depan kerumunan itu menuju kamar saya. Mereka toh tidak tahu kalau nama yang tertulis di spanduk itu adalah saya.

Pelatihan itu diikuti oleh sekitar 90 peserta yang terdiri dari guru-guru di lingkungan Dikdasmen Majelis Muhammadiyah Kota Probolinggo. Mas Machfud, kepala Dikdasmen, teman kami di Himapala, sudah lebih dari dua bulan yang lalu meminta saya untuk datang ke Probolinggo guna memberikan pelatihan penulisan karya ilmiah untuk jurnal. Saya sudah mencoba merekomendasikan nama yang lain, tapi dia tetap menginginkan saya. Ya sudah, di antara waktu saya yang lumayan padat, akhirnya baru sekarang ini saya bisa memenuhi undangannya. 

Senang sekali berbagi dengan para guru itu. Sebagian besar dari mereka benar-benar masih awam tentang karya ilmiah, apalagi menulis artikel untuk jurnal. Saya menjelaskan tentang apa itu karya ilmiah, macam-macamnya, dan bagaimana menulis artikel ilmiah untuk jurnal. Setahap demi setahap, saya membantu mereka menggali gagasan, menuangkannya menjadi sebuah judul, membantu membuat kerangkanya, mengisi kerangka itu sehingga menjadi lebih detil dan runtut, sampai berhasil memperoleh kerangka utuh. Saya juga membawakan contoh-contoh jurnal, mulai dari jurnal lokal, jurnal nasional belum terakreditasi, jurnal nasional terakreditasi, dan jurnal internasional. Pada  hampir semua jurnal itu, artikel saya ada di sana. Tentu saja. Saya tidak ingin memberikan kesan, saya hanya bisa 'ngomong'. Artikel-artikel saya tersebut saya gunakan untuk membangkitkan motivasi mereka supaya mereka mulai menulis.  

Saya juga menyampaikan bagaimana cara menerbitkan jurnal ilmiah cetak maupun online. Pengalaman saya mengelola jurnal sampai berhasil menjadi jurnal terakreditasi, menjadi modal yang cukup memadai untuk saya bagikan. Begitu juga sedikit pengalaman merintis jurnal online Prodi S2 PTK. Juga pengalaman menjadi penyunting serta anggota mitra bestari di beberapa jurnal.

Siang sekitar pukul 12.30 kami mengakhiri sesi pelatihan dengan happy-ending. Semua senang karena kebanyakan dari mereka sudah berhasil menemukan gagasan untuk menulis artikel ilmiah. Sebagian besar dari mereka sudah bisa mengembangkan gagasan itu dalam kerangka yang utuh. 

Tentu saja hari ini mereka belum bisa menghasilkan satu karya pun. Namun gambaran tentang apa itu artikel ilmiah, jenis-jenisnya, bagaimana menggali ide/gagasan, bagaimana menuangkannya dan mengembangkan kerangka tulisannya, sudah mereka lakukan. Tanggal 19 Juni yang akan datang, draf artikel ilmiah mereka akan dikumpulkan, diserahkan kepada saya supaya saya bisa memberikan masukan. 

Kami pamit pulang setelah makan siang. Bukan karena kami tidak betah berlama-lama di kota tua Probolinggo yang siang ini begitu terik. Namun sebuah tugas sudah menunggu untuk besok pagi. Mendampingi pak Rektor melakukan kunjungan dan koordinasi ke Sumba Timur. Banyak pekerjaan yang harus saya persiapkan untuk tugas itu.

Wassalam,
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...