Pages

Kamis, 03 Januari 2013

Tentang Pelampung dan Kodikmar

Beberapa hari ini kami mencari sejumlah pelampung untuk kami kirimkan pada para peserta SM-3T yang bertugas di wilayah perairan. Ya, setelah jatuhnya dua korban meninggal dunia peserta SM-3T dari UPI, karena perahunya terbalik saat perjalanan pulang dari kegiatan di tempat lain di seberang laut tempat mereka
bertugas, kami begitu mengkhawatirkan para peserta yang bertugas di wilayah perairan. Dari sebanyak 178 peserta, ada 31 peserta yang bertugas di Maluku Barat Daya (MBD), sekitar 14 peserta di Aceh Singkil, dan 4 peserta di Pulau Selura, Sumba Timur, yang memerlukan pelampung. Untuk menuju ke desa terdekat
saja mereka harus menggunakan transportasi laut, untuk berbelanja, rapat ke kecamatan, atau mengambil beasiswa, mereka harus menyeberang laut menantang ombak. Bertaruh nyawa.

Maka kami putuskan untuk mengadakan sebanyak 70 buah pelampung. Yang kami perhitungkan tentu saja tidak hanya para peserta, namun juga para pemonev ketika nanti harus turun ke lokasi dan merambah wilayah perairan. Pelampung itu akan menjadi inventaris SM-3T Unesa, dan bukan menjadi hak milik para peserta.

Saya mencoba menghubungi seorang teman yang saya perkirakan paham masalah pelampung. Tidak perlu berlama-lama, sehari setelah saya menyampaikan maksud saya, teman saya itu datang dengan membawa contoh pelampung. Pelampung yang bagus, kuat dan tebal. Standar rafting. Ya, karena teman saya itu adalah
pengelola sebuah jasa wisata rafting, setidaknya dia punya saham di tempat wisata itu. Terjadilah negosiasi harga sampai akhirnya kami bersepakat. Harga per pelampung adalah Rp. 100.000,-. Saat itu, menurutnya, pelampung yang sudah ready ada 40 buah. Saya minta dia segera mengirimkannya ke sekretariat SM-3T di
Gedung Gema. Dia janjikan minggu depannya akan dikirim. Maka saat itu juga Andra dkk, tim teknis SM-3T, saya minta untuk menanyakan alamat pengiriman pelampung ke daerah tujuan Sumba Timur. Talaud, Aceh Singkil dan MBD. Kami pastikan pelampung bisa segera dikirim.

Tapi apa daya. Ketika perwakilan peserta SM-3T dari empat wilayah penugasan itu
telah memberikan alamat pengiriman pelampung, pelampung yang kami pesan tidak
kunjung datang. Teman saya bilang katanya stock 40 buah ternyata digunakan
sendiri oleh pengelola rafting, dan dijanjikan minggu depannya pesanan saya akan
dikirim. Minggu depan, dan minggu depannya lagi, ternyata pelampung tidak
kunjung datang. Saya mencoba menghubungi teman saya itu lewat ponselnya, tidak
diangkat. Beberapa lewat sms, tidak dibalas. Maka tanpa pikir panjang, saya
kirimkan pesan singkat, bahwa pemesanan pelampung sementara pending. Tentu saja
maksud saya batal. Tapi tidak enak juga mau bilang cancel. 'Musuh konco'. Tapi
terus-terang saya kecewa juga sih dengan cara dia melayani. 'Nggak
mrecayani...hehe.'

Sampai akhirnya saya bertemu dengan teman yang lain lagi, kebetulan juga
pengelola rafting, tapi beda tempat. Ya, memang banyak teman saya yang menjadi
pemilik dan atau pengelola rafting. Songa, Kasembon, Obech, dan lain-lain, eksis
berkat tangan-tangan dingin mereka.

Kembali ke urusan pelampung. Saya mencoba menjajagi kemungkinan untuk memesan
pelampung. Ternyata teman saya itu menyanggupi untuk memesankan sebanyak yang
kami perlukan. Pucuk dicinta ulam tiba. Namun ketika dia menyebutkan harga, saya
spontan bertanya 'gak oleh kurang tah?'. Harga Rp. 150.000,- terlalu mahal,
karena saya sudah cek pelampung yang ditunjukkannya sama persis kualitasnya
dengan pelampung yang telah saya lihat di teman saya yang pertama.

Entah kenapa, tiba-tiba mas Ayik, suami saya nyeletuk. 'Pesan ke marinir saja
lho', katanya. Marinir. Spontan saya ingat Kodikmar. Komando Pendidikan Marinir.
Sebuah kompleks di kawasan Gunungsari. Tempat para peserta SM-3T dikarantina
selama kegiatan prakondisi beberapa bulan yang lalu, menjelang pemberangkatan
ke tempat tugas masing-masing. Kawah candradimuka yang membentuk dengan cepat
kedisiplinan, ketahanan fisik dan mental, serta keteguhan hati para calon guru
pengabdi itu. Beberapa sosok berkelebat. Sosok-sosok yang tegap, tegas, namun
begitu peduli dan murah senyum. Betul. Sungguh citra marinir di mata saya
berubah drastis setelah saya mengenal para marinir di Kodikmar itu. Bukan sosok
yang angkuh dan 'kejam', sebagaimana kesan yang selama ini tersimpan di benak
saya. Ya. Setelah sekitar dua minggu berinteraksi dengan relatif intens dalam
rangka berbagi tugas untuk pembekalan para peserta SM-3T, marinir di mata kami
adalah manusia-manusia yang disiplin, tegas, sekaligus ramah namun penuh hormat.

Salah satu sosok yang baik hati itu adalah Kapten Marinir Ebri Badra. Maka tanpa
pikir panjang, saya sms beliau. Mengucapkan selamat tahun baru dan doa untuk
kesehatan dan kesuksesannya. Juga, tentu saja, menanyakan tentang pelampung. Pak
Badra langsung membalas sms saya, mengucap selamat tahun baru juga dengan doa
yang sama juga. "Mengenai pelampung, nanti saya telusuri, bu. Yang dibutuhkan
berapa buah?" Tanyanya.

Oleh karena pada saat itu masih dalam liburan natal dan tahun baru, sekitar dua
hari kemudian saya baru menerima kabar dari pak Badra. Beliau menyebutkan sebuah
harga pelampung yang jauh lebih murah dari harga yang telah saya dapatkan dari
teman-teman saya sebelumnya. Pak Badra juga mengirimkan foto pelampung. Beliau
pastikan, pelampung tersebut bagus kualitasnya dan sangat memadai untuk
kebutuhan para peserta SM-3T. Bila hari ini kita pesan, maka dua hari lagi
pelampung sudah akan dikirim ke Kodikmar, dan nanti Kodikmar yang akan
mengirimkannya ke Unesa.

Tak ayal saya pun langsung mengucap terimakasih pada pak Badra. Untuk perhatian
dan bantuannya. Ketika saya menyatakan permohonan maaf karena telah
merepotkannya, beliau cepat memotong kalimat saya, bahwa saya sama sekali tidak
merepotkan, karena 'kita kan satu tim, bu...' Katanya. "Saya hanya terbayang
perjuangan adik-adik kita di luar sana, bu. Mudah-mudahan mereka diberi
kekuatan oleh Allah SWT... Saya bandingkan, ketika kami bertugas di pulau
terluar, kami dibekali senjata. Namun adik-adik itu hanya berbekal ketulusan
hati saja untuk mengajar."

Terimakasih, pak Badra. Terimakasih, Kodikmar. Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan perlindungan dan kekuatan pada kita semua dalam menjalankan tugas
sebaik-baiknya. Demi mencerdaskan anak bangsa. Demi menjaga keutuhan NKRI. Amin.

Surabaya, 3 Januari 2013

Wassalam,
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...