Pages

Kamis, 01 September 2016

Laporan dari The XXIII IFHE World Congress 2016 (4)

Sore ini tibalah jadwal saya untuk presentasi paper di sesi concurrent session 2. Dalam ruang nomor 105 yang berisi sekitar 30 partisipan, saya bersama pemakalah dari USA, Finlandia, Thailand, Korea, dan Jepang, masing-masing diberi waktu sekitar 15 menit untuk presentasi. Sisa waktu sekitar 30 menit dialokasikan untuk tanya jawab.

Saya ingin berbagi pada teman-teman dosen yang masih belum memiliki keberanian untuk presentasi makalah di luar negeri. Bahasa Inggris saya tidak terlalu bagus atau bahkan pas-pasan. Awalnya saya agak ragu juga, apakah saya berani presentasi makalah pada ajang konferensi internasional, dan itu di luar negeri. Pengalaman menyajikan makalah pada seminar internasional yang dilaksanakan di dalam negeri sudah terlalu sering saya ikuti, dan sebagian tidak membuat saya semakin terampil berkomunikasi dalam bahasa Inggris, karena saat presentasi, tidak selalu dituntut untuk menggunakan bahasa Inggris. Satu-satunya pengalaman presentasi dalam bahasa Inggris di dalam negeri adalah saat mengikuti seminar internasional Aptekindo di UPI-Bandung, karena saat itu di kelompok saya, partisipannya lebih banyak dihadiri dari akademisi luar negeri. Pengalaman saat menjadi delegasi Indonesia di Seameo Innotech di Manila pada 2011 dan benchmarking di beberapa universitas di Thailand pada 2011 dan Melbourne pada 2014, tidak terlalu memaksa saya untuk berkomunikasi intensif.  

Saat mengikuti presentasi makalah di concurrent session pertama tadi, di mana pesertanya adalah dari USA dan New Zealand, saya agak keder juga. Tentu saja speaking kelima penyaji itu sangat bagus karena mereka menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari mereka. Tapi saya berusaha berpikir positif. English is not your language, so don't worry if you can't speak as good as them. 

Begitu memasuki sesi kelompok saya, dan melihat presentasi penyaji dari Thailand dan Jepang, sungguh, kepercayaan saya membengkak, melambung tinggi. Ada untungnya saya mendapatkan giliran terakhir, yaitu kelima, dengan demikian saya bisa menjajagi seberapa bagus presentasi peserta yang lain.

Sungguh, saya bisa melakukan lebih baik dari itu, atau setidaknya, samalah. So, saat giliran saya tiba, maka dengan keyakinan penuh saya memperkenalkan diri. Let me just start by introducing myself. My name is Luthfiyah Nurlaela, I'm lecturer of Home Economic Department, Universitas Negeri Surabaya. Today, I would like to talk about....bla, bla, bla....cas, cis, cus. Maka terjadilah apa yang terjadi. Saya menyampaikan artikel penelitian saya yang berjudul "Implementing lesson-planning tools of family welfare science course to enhance problem-solving skill of students of Home Economics Education". Dengan lancar, dengan suara tanpa bergetar, dan mendapat applaus setelahnya. Sama seperti penyaji yang lainnya.

Tunai sudah. Ternyata selama ini apa yang saya khawatirkan tidak terjadi. Ternyata apa yang selama ini membuat saya ragu, tidak terbukti. Benar ternyata. Kalau kita tidak berani mencoba, maka kita tidak akan pernah tahu bahwa kita mampu. 

Meskipun, memang betul, bagaimana pun kita harus terus berusaha meningkatkan keterampilan komunikasi kita. Dan itulah yang saya coba terus lakukan sampai saat ini. Saya membaca buku-buku, membaca koran, melihat film, mengikuti kursur gratis seperti English for Presentation yang disediakan Unesa, dan juga kursus di luar, dan  itu semua sangat-sangat membantu.

Bagi teman-teman yang sudah tidak ada masalah dalam hal speaking in English, saya yakin apa yang saya sampaikan ini kedengaran sepele. Masalah kecil. Tapi bagi orang-orang yang bahasa Inggrisnya terbatas, seperti saya ini, betapa hal itu menjadi kendala besar. Tetapi sekali lagi, tidak usah takut. Ternyata kita seringkali under-estimate pada kemampuan kita sendiri. Begitu kita berada di ajang internasional, kita bisa dan tidak jelek-jelek amat. Tentu saja, jangan dulu berharap memperoleh award sebagai presenter terbaik. Dalam ajang seperti yang saya ikuti sekarang ini, di mana diikuti oleh puluhan negara dari segala penjuru dunia, dan hanya dilakukan selama 4 tahun sekali, dengan proses pendaftaran dan seleksi abstrak yang relatif ketat, mampu mempresentasikan paper dengan baik saja sudah cukup.

Daejeon, 2 Agustus 2016

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...