Pages

Selasa, 30 November 2021

Labuan Bajo, Kealamiahan yang Mulai Terenggut


Labuan Bajo, biasa disingkat Labo, merupakan salah satu pulau yang sudah lama sekali saya impikan. Alhamdulilah, kali ini saya berkesempatan mengunjungi Labo yang berada di Kecamatan Komodo ini. Tidak tanggung-tanggung, hampir seminggu saya di ibu kota Manggarai Barat ini, 22-26 November 2021, karena ada beberapa rangkaian kegiatan yang saya harus hadiri. Antara lain menutup kegiatan pelatihan bumdes bagi para pengelola bumdes di tiga desa di Kabupaten Manggarai Barat. Juga pertemuan dengan tenaga pendamping profesional (TPP) se-Kabupaten Manggarai Barat. Rakernis (rapat kerja teknis) dengan provinsi NTT dan lima kabupaten (Sumba TImur, Sumba Tengah, Manggarai Timur, Rote Ndao, dan Timur Tengah Selatan/TTS) dalam rangka pendataan kemiskinan ekstrim, merupakan puncak dari rangkaian kegiatan kami.

 

Labo adalah kota nelayan yang sangat indah. Letaknya di ujung barat Flores, NTT. Sebagaimana kota atau desa-desa di NTT, Labo memiliki laut, pantai, lembah, ngarai, yang sangat memukau. Keindahan Labo juga semakin menakjubkan dengan keberadaan pulau-pulau kecil yang tak berpenghuni yang tersebar di sekitarnya. Bila Anda berkendara dari Labo menuju Pulau Komodo atau pulau-pulau lain di sekitar Komodo, maka Anda akan melihat puluhan pulau sepanjang perjalanan Anda. Berkendara, dalam hal ini adalah dengan menumpang speedboat, kapal phinisi, atau kapal kayu, atau bahkan dengan perahu ketinting.

 

Labo merupakan pusat pariwisata teramai di Flores, dan juga menjadi titik singgah para wisatawan yang hendak berkunjung ke Pulau Komodo. Memanfaatkan kondisi ini, Labo begitu bersolek. Anda bisa menikmati hotel-hotel mulai dari yang sederhana sampai yang mewah, namun hampir semuanya menawarkan view yang wow, karena langsung menghadap laut dan pantai. Setiap saat ada suara speedboat atau perahu atau kapal yang melintas di laut, dan ratusan kapal yang bersandar dan berlalu-lalang, adalah pemandangan gratis yang setiap saat bisa kita nikmati.

 

Labuan Bajo adalah kombinasi antara kesederhaan dan kemewahan, antara kealamiahan dan keartifisialan, antara asketisisme dan hedonisme. Rumah-rumah penduduk yang sederhana, warung-warung kaki lima yang murah-meriah, penjual keliling kain tenun, berpadu dengan hotel mewah, restoran mahal, toko suvenir yang lengkap dan nyaman.

 

Salah satu tempat tujuan wisata yang favorit adalah Loccal Collection. Hotel bintang empat yang berdiri di atas lereng bukit ini disebut-sebut sebagai Santorini-nya Labuan Bajo. Tempat ini merupakan spot terbaik untuk menikmati langit senja saat matahari terbenam. Memang wow-nya pakai luar biasyah. Tak teruraikan dengan kata-kata. Namun begitu, saya merasa ada sesuatu yang hilang. Kealamiahan itu. Bukit yang disulap menjadi kamar-kamar hotel. Musik yang ingar-bingar lengkap dengan sajian minuman beralkohol. Para perempuan yang berpakaian minim dan seksi. Para hedonist akan terpuaskan di sini. Sebaliknya, para asketis yang menyukai kebersahajaan, mungkin akan lebih memusatkan perhatiannya pada keindahan alam dan mengagumi betapa Maha Indahnya Sang Pencipta.

 

Kami juga sempat mengunjungi The Atlantis on The rock by Plataran. Di tempat yang juga sangat luar biasa ini, saya menemukan masih sangat terasa kealamiahan alam Labuan Bajo, dengan lautnya yang indah, lengkap dengan pemandangan dasar laut dangkal yang airnya bening. Ikan dan segala biota laut yang sangat alami yang begitu menakjubkan bisa kita nimati dari atas dermaga sambil breathtaking. Desain interior yang bertemakan Jawa antik, kalau saya tidak salah, sangat artistik, dilengkapi dengan grafiti komodo. Keren abisss.  Mereka juga menyediakan berbagai hidangan yang cukup bervariasi dengan layanan yang ramah, dan membuat Anda akan merogoh kantung Anda dengan sangaaaattt dalam. Hehe. Betul, mahalllll bingits. Mungkin kemahalan ini juga yang mereka jual untuk menandai bahwa destinasi ini berkelas.

 

Masih banyak tempat indah yang kami kunjungi selama di Labuan Bajo. Semua tempat menyediakan pemandangan laut yang selalu memukau. Berbayar maupun gratis tis. Kalau kita mengunjungi pulau-pulau, laut mungkin ada di sepanjang sisi kanan  atau di sepanjang kiri kita. Di Labuan Bajo, pada tempat-tempat tertentu kita bisa memandang laut baik di sisi kanan maupun kiri kita. Semuanya indah. Dipadu dengan bukit, lembah, ngarai, dan pulau-pulau kecil yang menyembul, serta kehijauan pepohonan.

 

Bagaimana dengan Pulau Komodo yang terkenal itu? Nah, di sinilah saya kecewa. Hehe. Apa yang Anda bayangkan tentang Pulau Komodo? Samakah dengan bayangan saya? Saya cocok-cocokkan dengan beberapa teman, ternyata bayangan mereka tentang Pulau Komodo, sama dengan bayangan saya. Saya dan kawan-kawan berpikir, kami dapat menikmati sekumpulan komodo yang sedang bercengkerama, atau saat kami berjalan-jalan di hutan, kami akan  dengan mudah bertemu komodo. Ternyata tidak, Saudara. Meskipun para pemandu mengatakan bahwa ada ratusan atau bahkan mungkin ribuan komodo di Pulau Komodo ini, kita tidak semudah itu menemukannya, meskipun kita mengambil rute long track bahkan adventure track.

 

Ini Pulau Komodo yang langka komodo, begitu saya bilang ke teman-teman. Pada akhirnya kami memang bertemu komodo, tapi di dekat jembatan, di pinggir pantai, tidak jauh dari tempat awal kami masuk. Saat kami hadir di situ bersama dua pemandu kami, puluhan pengunjung sudah berada di tempat itu dan berfoto-foto dengan si Komo. Mereka juga bersama para pemandu mereka. Posisi pengambilan foto diarahkan oleh para pemandu, sedemikian rupa, sehingga meskipun kita berada beberapa meter dari si Komo, kita seolah-olah berada dekat sekali dan bahkan seperti sedang memegang si Komo yang besar. Cerdas. Doa saya hanya satu, semoga si Komo ini tidak secara sengaja disimpan di situ. Tapi memang secara kebetulan dia sedang merayap di situ, mungkin kepingin menikmati laut, dan ditemukanlah dia oleh para pemandu, untuk kemudian diperlihatkan pada kami semua.

 

Tapi apa pun, Pulau Komodo layak untuk dikunjungi. Namun sebaiknya tidak hanya satu-satunya pulau yang kita kunjungi. Ada beberapa pilihan pulau lain yang juga bisa sekalian kita eksplore, baik sebelum maupun sesudah mengunjungi Pulau Komoda. Ada Pulau Dapar, pink beach, dan sebagainya, yang semuanya menyajikan pengalaman wisata yang keren.

 

Di antara waktu-waktu Anda di Labuan Bajo, jangan lupa singgah di Exotic Collection. Berbagai kain tenun, tidak hanya khas Manggarai, namun juga semua khas NTT, akan Anda temui. Juga berbagai barang kerajinan yang lain. Komplit plit deh pokoknya. Harganya mungkin tidak terlalu bersahabat, tapi masih rasionable. Saya saja sampai bolak-balik tiga kali ke sana. Ngapain? Lihat-lihat aja, dan belanja sedikit-sedikit….. Jadi, jangan minta oleh-oleh ya, saya saja hanya belanja sedikit-sedikit dan sedikit-sedikit belanja…..

 

 

Jakarta, 1 Desember 2021

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...