Pages

Jumat, 29 Juli 2011

Catatan Perjalanan Umroh (1) Ngleset di Cengkareng

29 Juli. 15.00 WIB. Transit di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng. Insyaallah terbang ke Jeddah by GA pada 18.45. Semoga perjalanan lancar, tidak ada halangan apa pun. Diperkirakan tiba di Jeddah pada 15.00.

Aku, Mas Ayik, Arga dan semua jamaah yang lain--jamaah yang biro travelnya Nabila--dari KBIH Al-Quddus, dan KBIH yang lain, duduk-duduk di depan counter check-in penerbangan keluar negeri. Petugas dari Nabila sedang mengurus segala sesuatunya. Beberapa jemaah menunggu dibimbing ke tempat sholat, mereka belum sholat ashar. Aku kebetulan sudah sholat ashar jama' takdim di Juanda tadi.

Sambil membunuh waktu, beberapa dari kami membuka perbekalan, roti, cokelat, wafer, kletikan, minuman. Anakku Arga sudah minta jalan saja, katanya daripada nganggur. Tapi abahnya memintanya bersabar. Ya beginilah kalau pergi bersama rombongan. Harus sabar, toleran, tepo seliro. Ini belum seberapa. Ketika haji, kesabaran diperlukan berlipat-lipat.

Anakku yang termuda dalam rombongan kami. Di atasnya, ada mahasiswi ITB, semester terakhir, anak tunggal juga. Dia dengan bapak-ibunya, yang tahun lalu baru saja menunaikan ibadah haji.

Dalam rombongan kami, ada 22 orang. Sebagian ada yang mengambil 9 hari, sebagian 31 hari, dan sebagian lagi ada yang mengambil 35 hari. Dua kelompok yang kusebut terakhir, pulang setelah lebaran di Mekkah. Aku bilang ke anak dan suamiku, "Yuk, kapan-kapan kita berumroh di bulan Ramadhan sampai Idul Fitri..." Wah, kubayangkan betapa nikmatnya? Tapi jawaban suami, "Sebulan? Perusahaane mbah-e tah? Ijine rek, kakehan....".

Beberapa saat kemudian petugas travel meminta passport kami semua, dan tak berapa lama, dia mengembalikannya lagi, lengkap dengan boarding pass yang sudah dijepret di tiket kami, disatukan dengan passport. Beberapa orang masih sholat, dan karena aku sudah Sholat, maka aku bertugas menunggu tas-tas tenteng mereka. Tentu saja sambil menulis, duduk di atas trolly, dan sesekali melihat ke arah tumpukan tas-tas di depanku.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya kami digiring ke arah custome. Antrean panjang. Counter imigrasi yang lebih dari sepuluh itu penuh. Tiga orang ibu yang sudah sepuh, semua di atas 60 tahun, minta saya ada di depan mereka, katanya karena saya "sing enom". Saya minta mereka menyiapkan passport dll-nya, karena dokumen itulah yang akan diperiksa. Mereka bertanya, "Nak, nanti ditanya-tanya apa sama petugasnya?" Saya jawab, "Nggak ditanya, Bu, hanya diperiksa saja surat-surat kita, terus distempel, cetok-cetok....!"

Akhirnya kami lolos dari imigrasi. Masuk ke ruang tunggu E6. Anakku langsung tengok sana-sini, cari stop kontak, maksudnya mau nge-charge hape-nya. Akhirnya nemu di dekat kotak telepon, langsung aja tanpa ba-bi-bu, hape-nya langsung di-charge.

Pukul 17.10. Kalau tepat waktu, sebentar lagi boarding. Aku harus ke toilet dulu sebelum naik pesawat. Bukan untuk nge-charge. Tapi nge-tap. He he....

Moga perjalanan lancar.

Wassalam,
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...