Pages

Jumat, 29 Juli 2011

Catatan Perjalanan Umroh (2): Sholat Jamaah di Cengkareng

Waktu sholat maghrib tiba. Antrian di toilet, di tempat wudhu, di mushola mini ruang tunggu E6 itu, penuh sesak. Aku jadi ingat ketika 2 tahun lalu menunaikan ibadah haji. Antrean yang serupa terjadi di hampir semua toilet perempuan (nggak tahu apa seperti itu juga yang terjadi di toilet laki-laki), di Masjid Nabawi, di Masjidil Harom, lebih-lebih di Arofah. Panjaaaanggg dan laaamaaa...

Karena mushola yang ada terlalu mini, sementara kami semua mengejar waktu untuk sholat maghrib-isya jamak takdim sebelum boarding, maka jadilah ruang tunggu E6 itu, di beberapa sudutnya, disulap menjadi mushola dadakan. Lengkap dengan khotib dan imam dadakan juga. Suasananya mirip--sedikit mirip--di masjidil harom dan di masjid nabawi. Orang berdempet-dempet rapat menunaikan sholat, nyaris tidak ada tempat sisa di setiap shaf-nya. Sajadah digelar, ada yang dipakai sendiri, ada yang dipakai berdua, ada yang tanpa sajadah. Ada juga yg menggelar koran. Nah, yang sholat dengan separo sajadah dan yang tanpa sajadah ini yang aku ragu-ragu... bagaimana pun ini bukan musholla, tapi ruang tunggu, yang tidak terjaga kesuciannya. Sholatnya sah tidak ya? Hanya Allah Yang Maha Tahu, Maha Memaafkan, Maha Penuh Pengertian (khusnudhon@com). Untungnya aku selalu bawa sajadah tipis yang cukup lebar, oleh-oleh dari seorang teman dari Mekkah, dia pramugari haji, lulusan Unesa juga. Sajadah itulah yang kubawa ke mana-mana, cukup lebar tapi ringan, dan saat ini kugelar untuk sholat berjamaah.

Menunggu beberapa saat lagi. Perut sudah mulai terasa lapar. Waktu seperti berjalan lambat. Pinginnya segera masuk pesawat, terus makan...

 Cukup dulu, boarding time....

 Wassalam,
 LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...