Pages

Jumat, 06 April 2012

Tana Toraja (1) Refreshing Sekaligus Family Gathering

Jumat, 6 April 2012

Pagi ini kami berangkat ke Tana Toraja. Kami, teman-teman tim SM-3T beserta keluarga, berjumlah 35 orang. Saya berangkat dengan mas Ayik dan Arga. Bu Kisyani dengan mbak Raras dan mas Ghofur. Bu Trisakti, pak Wasis, pak Warno, pak Wahono, bu Upik, bu Nanik, semua lengkap dengan keluarganya. Beberapa teman yang tidak membawa keluarga adalah prof Ekohariadi, bu Luci, bu Asri, mas Jono,  pak Beni, dan tentu saja, para bujang: Andra, Eko, Wahyu, dan Patni. Maka jadilah prof Ekohariadi menjadi koordinator para bujang.

Dana tour berasal dari tabungan honorarium kegiatan kami, dihimpun sedikit demi sedikit. Keluarga yang ikut dibiayai sendiri oleh masing-masing kita. Yang penting bisa jalan bareng. Refreshing sekaligus 'family gathering'. Kesempatan seperti ini, sungguh sangat langka. Setiap hari diisi kerja, kerja, dan kerja. Berkumpul dengan keluarga, apalagi bisa pergi bersama-sama dengan teman-teman beserta keluarganya juga, merupakan kesempatan yang mahal. Ya, hari ini, akhirnya kami bisa berangkat juga.

Tana Toraja menjadi pilihan, karena sebagian besar dari kami sudah berkali-kali pergi ke Makassar, namun belum sempat mencapai Tana Toraja. Jaraknya yang sejauh kira-kira 8 jam dari Makassar tidak bisa kami capai, karena kehadiran kami di Makasar adalah dalam rangka tugas.

Kami bertolak dari bandara Juanda menumpang Sriwijaya pada pukul 6.30 WIB. Pukul 9.00 WITA kami sampai di bandara Sultan Hasanuddin Makasar. Di gedung terminal, kami bertemu dengan bu Juhrah (PD 2 FT) dan keluarganya. Kami juga bertemu dengan bapak Tri Wrahatnolo (Dekan FT). Beliau berdua ternyata satu pesawat dengan kami. Bu Juhrah yang memang asli dari Makasar itu, akan menjemput keluarganya untuk dibawa ke Jakarta, dan bersama-sama dengan keluarganya yang di Jakarta berangkat umroh. Sedangkan pak Tri Wrahatnolo akan menghadiri pertemuan Aptekindo (Asosiasi Pendidikan Teknologi Kejuruan).

Menjelang keluar dari gedung terminal, sambil menunggu tour leader kami mengurusi bagasi, kami berkumpul, berdiri dengan rapat. Dipimpin prof Ekohariadi dan prof Kisyani, kami berdoa bersama. Kami membaca al Fatihah dan doa kesembuhan untuk bapak Purwohandoko. Beliau kemarin sore dibawa ke rumah sakit karena mendadak sakit. Saat ini beliau sedang dalam keadaan koma. Semoga Allah SWT memberikan kesembuhan untuk beliau. Amin.

Lepas dari bandara, kami menuju ke rumah makan Citra Sudiang. Makan pagi. Pelayananya luamaa sekali. Hampir dua jam waktu habis untuk makan. Sop ikan, kare ayam, ayam lalap. Tak ada yang spesial. Wisata kuliner belum dimulai. Sementara menunggu makanan, saya disibukkan dengan telepon kesana-kemari, ke tim monev dikti, koordinator PPGT, dan koordinator S1-KKT. Rencananya, selasa-rabu minggu depan akan ada monev dari tim dikti. Maka tidak ada pilihan, sambil refreshing pun, koordinasi harus tetap dilakukan.

Tujuan pertama kami adalah  Taman Nasional Bantimurung. Objek menariknya adalah air terjun, goa batu, goa mimpi, dan museum kupu-kupu. Suara alamnya komplit. Air membuncah memecah bebatuan, nyanyian kumbang berbaur dengan kicau burung. Teriakan anak-anak kecil bermain air, dan suara para penjual suvenir menjajakan dagangannya.

Kami keluar dari taman nasional sekitar pukul 14.00 WITA. Enam mobil kijang innova yang mengangkut kami sudah berbaris menunggu muatannya. Ya, tour leader kami menyiapkan kijang innova untuk transportasi. Bukan bus. Alasannya, jalan dari Makasar ke Tana Toraja banyak yang rusak, tidak cukup lebar, sehingga kurang nyaman kalau menggunakan bus. Dan memang benar. Meskipun jalan provinsi, banyak bagian jalan yang rusak berat.  

Kami mampir ke restoran lokal untuk makan siang. Menunya khas. Ayam palekko, masakan dari ayam kampung, berbumbu pedas. Di lidahku, bumbunya berasa seperti paduan antara bumbu rujak dan bumbu kare. Pedas, tajam, gurih. Mengingatkanku pada belut bumbu pedas di Tuban. Menu khas yang lain namanya sokko ikan kering.  Ketan hitam, dibubuhi kelapa, dengan lauk ikan asin tebal digoreng kering. Meskipun ini makanan yang tidak lazim dalam menu kita sehari-hari, tetapi ternyata rasanya enak juga. Anak-anak yang juga mencoba makanan itu,  malahan minta tambah lagi. 

Wisata kuliner dimulai. Besok, di Tana Toraja, kami akan berburu ikan bakar. Sasaran yang lain, tentu saja adalah sop konro, sop sodara, coto makasar, es palluputung, dan es pisang hijau; yang akan kami lahap di Kota Makassar, sekembalinya dari Tana Toraja besok. 

Kami semua meluncur menuju Tana Toraja. Di tengah perjalanan, kami sempat berfoto bersama di jembatan sungai Pare-pare ketika matahari tenggelam dan bulan berwarna jingga muncul di atas hamparan  sungai yang airnya penuh dan bening. Juga singgah di masjid jami yang berdiri di pinggir laut kota Pare-pare untuk menunaikan sholat maghrib. Tentu saja, tidak melewatkan momen itu begitu saja. Berfoto bersama lagi. Oh.  Indahnya senja hari di kota Pare-pare.....

Dan meluncurlah kami melanjutkan perjalanan ke Tana Toraja lagi......

Wassalam,
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...