Pages

Rabu, 14 November 2012

Perayaan 1 Muharram 1434 H


Pagi ini kampung kami sedang menyelenggarakan perayaan 1 Muharram. Perayaan yang cukup meriah. Ada jalan sehat, ada doorprize, ada bazar, ada musik live. Cukup apik untuk skala RW, dengan remaja masjid sebagai panitianya.

Pukul 06.00 WIB peserta jalan sehat diberangkatkan. Yang memberangkatkan adalah Bapak Haji Parlan Diyatno. Beliau salah satu sesepuh di RT kami, juga pembina RW. Peserta jalan sehat lumayan banyak, mungkin sekitar dua ratusan, mulai bayi yang masih digendong ibunya sampai nenek-nenek, laki-laki dan perempuan. 

Rute jalan sehat dimulai dari TPA di sebelah rumah kami. Menyusuri jalan kampung, jalan besar, masuk jalan kampung lagi. Tidak lebih dari satu jam, kami semua sudah kembali lagi ke tempat start tadi. Tapi lumayan, cukup berkeringat juga.

Di TPA, yang sekaligus menjadi tempat finish itu, live music menyambut kami. Seorang siswa SD memainkan drum, seorang lagi memainkan keyboard, dan seorang lagi memegang bas. Semuanya masih anak-anak. Entah dimana anak-anak itu belajar,dan kapan mereka latihan bersama mempersiapkan penampilan mereka. Yang jelas, mereka tampil dengan bagus, cukup mengundang kekaguman kami para warga kampung Bibis Karah Sawah dan sekitarnya ini. Maka di antara penampilan mereka, tepuk tangan pun bergemuruh. Meriah sekali.

Di sekitar tempat pertunjukan itu, ibu-ibu menggelar bazar. Yang dijual antara lain lontong sayur, nasi pecel, es kopyor, es cao, es degan, cilok, dan bakso. Ada juga yang jual daster dan kerudung, penjualnya mahasiswa FE Unesa semester lima. Dia memanggil-manggil nama saya. Ketika saya mendekat, dia mengenalkan diri sebagai mahasiswa Unesa, mahasiswanya bu Iriani. Dengan lagaknya yang persis pedagang di Pasar Wonokromo, dia menawar-nawarkan daster dan kerudung-kerudung di depannya. Agak 'maksa'. Maka saya ambillah satu daster, sambil ngeledek dia, bakul daster dan kerudung campur. 'Campur apa, bu?' Tanyanya. 'Campur mekso....'. Tentu saja saya hanya bercanda dengan kalimat saya. Saya justeru bangga dia melakukan kegiatan wirausahanya itu, di saat teman-temannya mungkin sedang bersenang-senang dan bersantai menikmati libur awal tahun ini.

Saya dan mas Ayik makan lontong sayur dan es cao. Sambil menikmati semua yang ada di hadapan kami. Live music yang melantunkan lagu-lagu religi, anak-anak kecil bersama ayah bundanya yang sedang menikmati macam-macam makanan yang dijual di bazar, para remaja masjid yang sedang membagikan door prize, dan para orang tua yang sedang bersuka cita. Suasana kampung yang guyub rukun dan tentram. Meski hidup di Surabaya, kami masih sangat menghargai hal-hal kecil yang menjadi kultur kehidupan kampung. Saling berbagi oleh-oleh atau hasil panen, saling mengunjungi bila ada yang sakit, saling membantu bila ada yang kesusahan atau 'punya gawe', dan saling menyapa ramah setiap kali berpapasan. Menyenangkan sekali menyadari betapa hal-hal manis itu tidak tergerus oleh kemajuan zaman yang sangat materialistis seperti sekarang ini.

Anak-anak beraksi di panggung musik sederhana.
Di antara acara musik dan pembagian door prize, kuis juga dilemparkan oleh panitia. Siapa pun yang bisa menjawab akan diberi hadiah. Kuisnya sederhana-sederhana saja. Misalnya, siapa nama bapak RW, siapa yang punya warung di lapangan voli, siapa yang bisa membaca salawat badriyah, siapa yang bisa membaca doa sebelum makan, dan sebagainya. Yang lucu, ketika ada kuis, siapa ketua TPA, seorang anak kecil maju ke depan dan dengan lantang dia menjawab: 'Cak Mat'. Maka meledaklah tawa kami semua. Cak Mat, adalah penjaga dan tukang bersih-bersih TPA. Mungkin karena setiap hari anak itu melihat Cak Matlah yang membuka pintu TPA, membersihkan, menutupnya kembali, dan juga tidur di situ, maka pikiran polosnya melihat Cak Mat jugalah yang jadi Ketua TPA.

Acara suka ria itu bahkan belum rampung juga saat ini (pukul 09.13 WIB). Acara pemberian door prize jeda sejenak, musik bermain lagi. Para ibu-ibu masih mengelilingi tempat bazar. Para remaja bersenda gurau di beberapa titik. Anak-anak duduk di depan pemain band mini itu karena mereka ikut bernyanyi bersama penyanyinya. 

Anak-anak dan lucu bersama ibunya.
Semoga perayaan 1 Muharram ini tidak membuat kita kehilangan esensinya. Mampu melakukan instropeksi diri dan selalu berusaha menjadi insan-insan yang lebih baik di tahun-tahun mendatang. Sebagaimana harapan dalam doa awal tahun yang kita panjatkan usai salat maghrib tadi malam.

وَصَلَّى الله ُعَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ ، اللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ اْلأَوَّلُ، وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَجُوْدِكَ الْمُعَوَّلِ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ نَسْئَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَآئِهِ وَجُنُوْدِهِ، وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ اْلأَمَّـارَةُ بِالسُّوْءِ وَاْلإِسْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَ اْلإِكْرَامِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى الله ُعَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصَحْابِهِ وسلّم. 

Selamat tahun baru Hijriyah, semoga ridho Allah SWT senantiasa mengiringi setiap langkah kita.

آمِيّنْيْ..

Bibis Karah Sawah, Jambangan, Surabaya
Kamis, 15 November 2012

Wassalam,
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...