Pages

Minggu, 20 Desember 2015

Go To America (6): My Birthday

Pagi ini cerah sekali. Matahari meski tidak penuh sinarnya, cukup memberi sedikit kehangatan. Tapi ini hari istimewa saya. Jadi seperti apa pun keadaan cuaca, hati saya harus tetap cerah. Ya, today is my birthday.

Sejak kemarin, ucapan selamat ulang tahun sudah mengalir dari keluarga, teman, dan mahasiswa di Indonesia. Ya, karena di Indonesia, 18 Oktober itu adalah kemarin.

Hari ini, kami punya acara. Pergi ke Bear Lake bersama Amanda Castillo, staf USU Global Engagement yang baik hati dan murah cerita itu. Sejak tadi pagi, kami sudah menyiapkan bekal untuk di perjalanan dan untuk makan siang. Bekalnya sederhana saja. Roti tawar panggang yang saya oles mentega dan saya taburi gula, dan roti naan yang saya isi dengan ragout  jagung, telur dan sayuran lain. Enak. Dilengkapi dengan buah pir yang ranum-ranum dan sebungkus besar chips.

Amanda datang menjemput tepat waktu. Pukul 10.30. Posturnya yang tinggi terbungkus kaus dan celana jeans serta sepatu kets. Blazer berbahan kaus mempermanis penampilannya.

Kami berangkat. Amanda memegang kemudi. Selama mengemudi, Amanda bercerita apa saja. Perempuan ini memang suka sekali bercerita. Kalau kita bertanya tentang satu hal saja, yang sebetulnya jawabannya cukup setengah meter, Amanda bisa menjawabnya sampai puluhan kilometer. Seperti yang diceritakan Shelly pada saat pertama kali kami bertemu di Salt Lake City. Kata Shelly, Amanda ramai sekali orangnya, sehingga kalau kita bicara dengan dia, maka kita harus memutusnya dan mengatakan, "Okay, Amanda, see you on Monday..." Haha, geli juga saya dengan cerita Shelly. Tapi bagi kami, Amanda sangat berjasa. Bukan hanya karena dia telah berbaik hati membawa kami menjelajah Logan dan sekitarnya. Namun juga karena dia telah meningkatkan keterampilan 'listening" kami dengan sukarela.

Menyusuri jalan-jalan panjang dan lebar yang relatif sepi dengan bukit-bukit, lembah-lembah, hutan-hutan di sepanjang jalan, mengingatkan saya pada Sumba. Bedanya, jalan-jalan di Sumba sempit dan berbatu-batu, rusak berat di mana-mana. Sementara di sini, jalan lebar dan mulus. Mungkin benar kata Pak Oenardi, pajak yang dibayarkan oleh rakyat Amerika, seluruhnya kembali pada rakyat. Lihat fasilitas umum yang ada. Jalan, transportasi, rumah sakit, sekolah-sekolah, semuanya seperti sempurna. Tidak hanya bangunan fisik, namun juga layanannya.    

Bear Lake merupakan danau alamiah yang lokasinya ada di perbatasan Utah dan Idaho di Western US. Sekitar 280 km2, dia membelah hampir sama dua negara bagian. Bagian Utah meliputi danau terbesar kedua di Utah, setelah Utah Lake. Danau ini disebut "Caribbean of the Rockies" karena warna biru turkisnya yang unik, yang diakibatkan oleh deposit calcium carbonate yang terkandung dalam danau. Kandungan air danau tersebut menyebabkan terjadinya evolusi beberapa spesies fauna yang unik yang terjadi hanya dalam danau ini. 

Bear Lake konon usianya lebih dari 250,000 tahun. Pada mulanya disebut "Black Bear Lake" oleh Donald Mackenzie, penjelajah North West Fur Company, yang menemukan danau tersebut pada 1819. Nama danau kemudian berubah menjadi Bear Lake.

Bear Lake merupakan destinasi wisata yang populer bagi turis dan penyuka olah raga. Lembah di sekelilingnya juga memiliki reputasi sebagai penghasil buah rasberi yang sangat bermutu. 

Baiklah, kembali ke perjalanan kami yang ramai karena celoteh Amanda yang seperti tanpa jeda. Hari itu kami tidak hanya mengunjungi Bear Lake, namun, sambil menyelam minum air, kami singgah di beberapa tempat wisata yang sangat alami dan mengagumkan. Ada lebih dari lima camping ground yang dilengkapi dengan danau dan lembah serta hutan-hutan yang indah, ada juga yang dilengkapi dengan tempat memancing, ada juga yang dilengkapi dengan air terjun dan gua-gua. Indonesia tentu memiliki semua itu, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Salah satu kelebihan (atau kekurangan?) itu, di tempat-tempat rekreasi di sini, tidak ditemukan para penjual suvenir atau makanan di sembarang tempat, kecuali di kedai-kedai atau store yang jumlahnya tak sampai lima buah. Di kawasan camping ground dan memancing, bahkan saya tidak melihat satu pun orang berjualan. Ya, ini negara maju, Saudara. Mereka tidak perlu berjualan di tempat-tempat seperti ini hanya demi memperoleh puluhan atau ratusan dolar. Apa lagi kesadaran mereka terhadap lingkungan begitu baik, sehingga melakukan aktivitas yang akan merusak kelestarian dan kemurnian alam--misalnya dengan berjualan di sembarang tempat--sepertinya tidak mungkin mereka lakukan.

Jalan-jalan yang panjang, sepi, melintasi hutan, lembah, bukit dan pegunungan, mengingatkan saya pada film-film cowboy. Dan memang benar. Beberapa kali kami berpapasan dengan cowboy, pria tinggi gagah bercelana jeans, kemeja polos atau kotak-kotak, sepatu tinggi, dan topi lebar. Mereka menunggang kuda. Sebagian ada yang naik motor gede, nah, ini dia cowboy modern. Paduan kemurnian alam dan modernitas seperti menyatu dengan begitu harmonis.

Dalam perjalanan pulang dari Bear Lake, kami singgah di sebuah store yang menjual makanan, minuman, dan merchandise berlogo atau bertuliskan Bear Lake. Kaus, gantungan kunci, topi, scarf, dan lain-lain. Di halaman belakang tempat itu, adalah hamparan rumput hijau yang bersih dengan pemandangan alam berupa sungai dan pegunungan. Ada beberapa tempat duduk dan kursi. Amanda membeli chips dan sebotol besar jus jambu. Kami mengeluarkan bekal kami dan membebernya di atas meja. Sambil menikmati udara yang sejuk dan pemandangan alam yang asri, kami makan dan salat bergantian, dengan sajadah yang digelar langsung di atas rumput. 

Selesai saya salat, saya duduk menemani Amanda makan chips. Pak Asto giliran menunaikan salat. Amanda bertanya, apakah kami sedang menyembah matahari atau apa? Saya katakan, saya baru saja selesai salat, dan salat itu menyembah Allah, Tuhannya umat Muslim. Dia mengangguk-angguk, entah paham entah tidak, namun nampaknya ini bukan waktu yang tepat untuk berdiskusi tentang agama.

"It's her birthday, Amanda." Kata Pak Asto tiba-tiba seusai dia salat.
"Really? Okay, I'll sing a song for Luthfi's birthday." Sahut Amanda.

Jadilah kami berpesta kecil-kecilan di taman rumput itu. Dengan makanan sederhana bekal perjalanan kami. Cukup meriah karena Amanda menyanyikan lagu dan kami berdua, saya dan Bu Lusia, sebagai penyanyi latarnya. Sementara Pak Asto mengabadikan dengan video di androidnya.

"Happy birrthday to you
Happy birthday to tou
Happy birtjday dear Luthfiyah...
Happy birthday to you....

Logan, Utah, USA, 18 October 2015.

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...