Pages

Minggu, 03 Agustus 2014

SelamatJalan, Sahabat (2) (Puisi untuk Rukin Firda)

Senja mulai jatuh saat kami antar kau ke peristirahatan terakhirmu
Matahari jingga tersangkut di ranting-ranting pohon kamboja
Wangi bunganya semerbak mengabarkan semua keindahan yang abadi tentangmu

Betapa terpampang jelas kecintaanmu pada kehidupan
Pada istri dan ketiga buah kasihmu
Pada semua sanak saudaramu
Pada kerabat, pada sahabat
Saat ini, mereka tumpah ruah di pelataran sunyi yang tiba-tiba menjadi semarak ini
Ramai dengan alunan tahlil dan doa-doa
Mengantarkan kepergianmu menemui Rabb-mu

Sahabat,
Aku masih di sini
Menatap nanar pusaramu
Seperti tak percaya diri ini
Kaukah itu, yang terbaring di bawah taburan kembang merah yang menebarkan harum mewangi
Namun kenapa kulihat senyummu di mana-mana?
Seperti meyakinkan kami semua
"Aku baik-baik saja. Pulanglah. Lanjutkan perjuanganmu. Gapailah cita-citamu. Bukankah itu juga yang menjadi perjuangan dan cita-citaku?"

Sahabat, baiklah, kami memang harus rela melepasmu
Bukankah kau juga yang mengajarkan ketegaran
Tapi sungguh, rasa kehilangan ini begitu dalam
Tak terbayang hari-hari setelah kepergianmu
Tulisan-tulisan itu
Kelas-kelas itu
Anak-anak muda itu
Yang telah terlanjur mencintaimu
Yang selalu menunggu sapamu
Dan telah banyak menggantungkan harapan padamu
Entahlah....

Semoga Tuhan mengatur segala sesuatunya
Sebaik saat kau masih ada untuk kami semua

Selamat jalan, sahabat...
Damai selalu di sisi-Nya....

Tanggulangin, 2 Agustus 2014. 20.15 WIB

Wassalam,
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...