Belum lama saya berkunjung ke Bali, tepatnya pada 18 Agustus 2021 yang lalu. Saat itu Bali begitu sepi, tenang, hening. Pandemi sedang memberi waktu bagi Bali untuk relaksasi, kembali pada kemurniannya. Setahun lebih Bali menjadi pulau yang tenang karena pandemi. Tempat wisata tutup, hotel sepi, restoran tutup, ekonomi nyaris terpuruk. Sedih melihat Bali yang biasanya ceria dan penuh warna itu menjadi muram.
Tiga
hari ini saya kembali berada di Bali. Bali sudah kembali bangkit. Di mana-mana
ramai. Hotel-hotel penuh. Tempat-tempat makan, tempat-tempat belanja, destinasi
wisata, khususnya wisata alam, kembali ramai. Banyak sektor informal yang telah
benar-benar bangkit. Senang melihat Bali kembali ceria.
Kunjungan
saya ke Bali kali ini adalah dalam rangka mendampingi Gus Menteri Desa PDTT
dalam kegiatan pengambilan video untuk Kampanye Informasi SDGs Desa. Kebetulan
program ini menjadi tanggung jawab BPSDM Kemendesa PDTT, sehingga saya harus
mendampingi.
Namun
sebelum kegiatan pengambilan video, kami berkesempatan mengunjungi Balai
Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Denpasar. Gus Menteri membuka acara Pelatihan Pengelolaan Bumdes serta
menyaksikan ekspo bumdes. Berbagai produk bumdes mulai dari bahan segar
(sayur-sayuran dan buah-buahan termasuk durian), pangan olahan, kosmetik, dan
berbagai aksesoris serta barang kerajinan, semua tersedia. Saya juga sempat
berbelanja beberapa produk.
Pada
kegiatan pengambilan video, liputannya melibatkan petani, kades, pendamping
desa, anak sekolah, ibu-ibu PKK, ketua adat, dan sebagainya, termasuk dinas
PMD. Pengambilan video dilakukan di Desa Kutuh, Kabupaten Badung. Balai Desa
Kutuh, Bumdes, tempat pengolahan cabe, tempat pengolahan daur ulang limbah,
adalah beberapa lokasi pengambilan video. Kami juga mendampingi Gus Menteri
mengunjungi Pantai Pandawa dan Gunung Payung untuk melihat pengelolaan wisata dan
melakukan dialog dengan jero (ketua adat). Gus Menteri juga berkesempatan
melakukan pemberangkatan peserta funbike di Love Stone Park Pandawa.
Besoknya,
kami menghadiri acara Business Meeting Bali yang digelar di Ballroom Hotel The
Stones. Hadir pada acara tersebut antara lain Dirut PLN, Direktur Regional II
dari Bappenas, Asdep pengembangan hortikultura kemenko perekonomian, dan
sebagainya. Penandatanganan MoU dilakukan antara pelaku usaha dengan pihak
pemerintah terkait serta pihak-pihak lain di dalam dan luar negeri. Pada
intinya, kemitraan dibangun dengan tujuan menghubungkan pelaku usaha lokal dan
pasar, eksportir, dan sebagainya, untuk pemulihan Bali pasca pandemi.
Pada
kesempatan ini, Gus Menteri juga meluncurkan buku kuliner Bani Aga, yang merupakan
catatan tentang resep-resep lokal Bali. Semoga saya bisa memperoleh bukunya.
Doakan ya.
Kami
juga mengunjungi Desa Panglipuran di Kabupaten Bangli. Desa ini sangat cantik,
bersih, murni, ramah. Kalau ingin tahu seperti apa desa yang menjadi destinasi
wisata yang laris ini, silakan googling. Salah satunya bisa baca di sini: https://www.rentalmobilbali.net/penglipuran-bali/
Di
antara agenda yang padat selama tiga hari itu, saya bisa menyempatkan diri
bertemu dengan tenaga pendamping profesional (TPP) Provinsi dan Kabupaten. Ini
merupakan agenda wajib di setiap kunjungan saya di mana pun.
Nah,
ada selingan yang menarik. Sesi pemotretan. Bu Menteri Desa PDTT, hobi berfoto.
Karena yang selalu ada di dekat beliau adalah saya, maka berkali-kali saya diajak
berfoto. Dengan berbagai pose. Manut sajalah saya. Sekalian belajar jadi foto
model. Model yang modal-madul. Hehe.
Denpasar,
22-24 Oktober 2021
0 komentar
Posting Komentar
Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...