Pages

Senin, 22 Oktober 2012

Pelepasan Peserta SM-3T Angkatan I

Pagi ini dilaksanakan upacara pelepasan peserta SM-3T Unesa angkatan 2011. Sebanyak 238 peserta dilepas oleh Bupati Sumba Timur, didampingi oleh Kepala Dinas PPO. Dihadiri oleh seluruh camat se-kabupaten Sumba Timur dan kepala sekolah.

Acara berlangsung lancar, penuh dengan kegembiraan sekaligus keharuan. Sambutan-sambutan diselingi dengan lagu-lagu, mulai dari lagu Indonesia Raya, Mars Unesa, Mars SM-3T, dan theme song SM-3T Unesa 'Kami Peduli'. Juga ada lagu-lagu 'rek ayo rek' yang dinyanyikan oleh siswa SMP Tabundung, dilanjut dengan lagu 'Rinduku Padamu', juga oleh siswa yang sama. Lagu yang terakhir itu membuat hampir semua yang hadir menangis, karena anak itu melantunkan lagu tentang persahabatan dan perpisahan itu sambil terisak. 

Ada juga pembacaan puisi 'Sebuah Tempat Bernama Sekolah' karya Luthfiyah Nurlaela, dan juga 'Beri Daku Sumba' karya Taufik Ismail. Kedua puisi itu sangat bagus dibawakan oleh para peserta SM-3T, mengiris-ngiris hati, dan tak ayal, banyak mata pun menjadi basah karenanya.

Dua buah lagu, 'Mimpi' dan 'Gita Cinta', yang merupakan hasil karya peserta SM-3T juga dibawakan dengan penuh perasaan. Hendro, pencipta lagu itu, membawakannya sendiri, bersama Wisnu. Lagi-lagi, di ujung lagu, Hendro tak kuat menahan perasaannya, sehingga semua yang hadir pun diliputi keharuan.

Tari khas Sumba dan tari-tarian lain juga dibawakan, baik oleh siswa-siswa maupun para peserta. Tari-tarian yang rancak maupun yang agak lembut gemulai. Ada juga tari 'kabokang', tari khas Sumba yang dibawakan untuk menghormati tamu-tamu.

Sayang sekali Rektor Unesa tidak bisa hadir. Penerbangan yang sangat terbatas dari Kupang ke Waingapu menyebabkan beliau tidak bisa datang ke Sumba Timur, karena rombongan harus berangkat tanggal 20 Oktober dan pulang tanggal 23 Oktober. Sementara tanggal 20 dan 21 Oktober yang lalu, pak Rektor harus menghadiri Wisuda.

Yang ditugasi untuk mewakili pak Rektor adalah Ketua LPPM, yaitu Dr. Ir. I Wayan Susila, M.T. Namun sayang, pesawat transnusa yang akan menerbangkan beliau dari Kupang ke Waingapu, ternyata juga ditunda keberangkatannya. Pukul 10.40 beliau dan pak Heru baru bisa terbang ke Waingapu. Padahal acara pelepasan dimulai pukul 08.30 WITA. 

Maka jadilah pak Sulaiman, sekretaris Program SM-3T memberikan sambutan mewakili saya sebagai koordinator program. Saya, sebagai Ketua Program PPG Unesa memberikan sambutan penerimaan peserta, mewakli Rektor. Ya, tidak ada rotan, akar pun jadi.

Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan rasa terimakasihnya yang tak terhingga kepada Unesa. Beliau juga berharap Sumba Timur bisa terus menjadi tempat kegiatan program SM-3T. Namun beliau juga menyayangkan, mengapa tahun ini Unesa hanya mengirimkan sebanyak 78 peserta. Jumlah yang sangat jauh berkurang dibandingkan tahun sebelumnya yang 238 peserta.

Memang untuk tahun ini, Unesa hanya mengirimkan sebanyak 78 peserta ke Sumba Timur. Selebihnya adalah ke Talaud, Maluku Barat Daya, dan Aceh Singkil. Kabupaten-kabupaten tersebut juga menjadi tugas Unesa untuk membantu mengatasi masalah kekurangan guru di sana. Akibatnya, banyak sekolah di Sumba Timur yang tahun lalu mendapatkan guru SM-3T, tahun ini tidak lagi, atau setidaknya jumlahnya dikurangi. 

Apa boleh buat. Maka dalam sambutan saya, saya menyampaikan permohonan maaf kepada bupati, kepala dinas PPO, camat, kepala sekolah, dan seluruh masyarakat Sumba Timur, karena tidak bisa memenuhi permintaan mereka menyangkut kebutuhan guru. Saya sendiri sebenarnya juga sangat kecewa tidak bisa memenuhi harapan mereka. Harapan kami selanjutnya adalah tahun depan kami bisa menambahkan jumlah guru-guru SM-3T yang ditugaskan di Sumba Timur.

Di akhir sambutan, saya membacakan puisi yang baru saja saya buat pagi tadi, di perjalanan dari hotel menuju Gedung Nasional. Sebuah puisi untuk Sumba Timur. 

"Puisi untuk Sumba Timur"

Pernahkah kau bayangkan sebuah tempat
Dimana sejauh mata memandang 
adalah padang sabana yang indah tak terkatakan
Bukit bertumpuk-tumpuk tinggi menjulang 
Lembah dan ngarai luruh menghampar
Dan pantai yang panjang rebah membentang

Tengoklah di sana
Serombongan kuda berlari berkejaran
Memainkan kecipak air laut yang membuih
Dan matahari jingga di cakrawala
Menyapa hangat alam semesta 

Hangat sekali
Sehangat senyum anak-anak bertelanjang kaki 
Sehangat sorot mata ibu-ibu yang menenangkan hati  
Sehangat sapa bapak-bapak yang menyemangati diri

Datanglah ke Sumba Timur
Akan kusambut kau dengan tangan terulur
Sejumput sirih pinang yang lezatnya tak terukur
Mari kita nikmati
Bersama semilir angin yang menerpa pohon-pohon nyiur 
Ditingkahi deru ombak yang berdebur

Datanglah ke Sumba Timur
Ini kami punya parang
Silahkan ambil sapi dan ayam-ayam
Mari sudah bersama-sama kita makan
Semua berkah tanda persaudaraan

Di Sumba Timur
Di sini, di tempat ini
Tiba-tiba kusadari
Sepenuhnya, 
Ternyata telah kutambatkan hati....

Waingapu, 22 Oktober 2012


Wassalam,
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...