Pages

Minggu, 07 Oktober 2012

Sebuah Tempat Bernama Sekolah

Karya: Luthfiyah Nurlaela

Aku pernah mendengar
Adalah sekumpulan anak kecil Berwajah lusuh
Selusuh baju-baju yang membalut tubuh kurus mereka
Penuh peluh berbaur debu
Dengan seonggok kayu hutan di atas kepala
Atau sejerigen air membebani pundak ringkihnya
Dan serombongan kuda, kerbau, sapi, atau babi yang lekat dijaga 
Di sanalah mereka berada

Aku pernah membaca
Adalah anak-anak yang berbaris menembus dinginnya  pagi 
Bertelanjang kaki, 
Berseragam sekolah tapi tidak seragam
Berbekal sehelai buku dan sebatang pensil,
Hanya satu-satunya buku dan satu-satunya pensil,
Perut mereka lapar
Kaki-kaki kecil mereka hitam Penuh bekas luka, 
Tegores bebatuan tajam dan rumput-rumput liar
Tapi mereka melangkah dengan cepat,
Melintasi hutan, menaiki, menuruni bukit terjal, dan melanggar sungai yang deras
Demi mencapai sebuah tempat impian

Tempat dimana ada banyak kawan untuk berbagi cerita
Tempat dimana ada banyak ilmu untuk memuaskan dahaga
Tempat dimana seseorang selalu menjanjikan suka cita
Menjadikan hari-hari menjadi penuh makna 
Membangkitkan harapan baru demi meraih cita-cita
Tempat dimana ada pak guru dan bu guru
Sebuah tempat, 
bernama sekolah....

Aku ingin, aku tidak hanya mendengar dan membaca
Aku ingin ada di sana
Di antara wajah-wajah polos mereka
Di antara suka cita dan sedu sedan
Di antara ketakutan dan kehampaan
Di antara kemiskinan dan kesepian
Yang seolah tak pernah lekang dari kehidupan mereka

Aku ingin,
Menjadi sosok yang dirindukan
Dengan sekeping asa yang siap untuk dibagikan
Dan sebongkah hati
Yang akan selalu menjadi tumpuan harapan
Bagi mereka, 
Anak-anak bangsa itu
Di mana pun mereka berada
Di titik mana pun mereka ingin menebarkan asa

Inilah aku, anak-anakku sayang
Inilah aku, Wahai Indonesiaku
Dengan sepenuh jiwa dan raga
Dengan semangat juang yang aku punya
Biarkan aku memberi warna
Izinkan aku mengobati luka
Terimalah aku
Menjadi bagian tak terpisahkan
Dalam pembangunan pendidikan
Di pelosok mana pun di Bumi Pertiwi ini 
Setulus tekad untuk mengabdi
Bersama anak negeri
Meraih cita-cita sejati:
Mari maju bersama
Mencerdaskan Indonesia

  
Surabaya, 5 Oktober 2012

*) Puisi ini dibaca pada malam penutupan parokondisi SM-3T dan Pelepasan.

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...