Pages

Senin, 10 Desember 2012

Nggowes Bersama Pakde Karwo dan Gus Ipul

Pagi ini ramah sekali. Sedikit mendung, tetapi justru itulah yang membuat pagi ini begitu menyenangkan. Matahari yang malas menampakkan sinarnya membuat kami malah bersemangat.

Ya, karena pagi ini kami akan nggowes. Bersepeda. Bersama pakde Karwo dan Gus Ipul. Meskipun tepat jam 06.00 saya, mas Ayik, dan tujuh teman dari Surabaya sudah tiba di lokasi start, tetapi ternyata kami tetap saja telat. Teman saya, mas Esa, yang menjadi salah satu panitia kegiatan ini, menanyakan di mana posisi saya. Dia katakan acara akan segera dimulai. Sejak beberapa hari yang lalu saya memang sudah diwanti-wanti sama mas Agus Maimun, ketua IKASMADA, kalau saya diharapkan bisa turut mendampingi para pejabat. Tapi posisi saya dan mas Ayik masih di belakang, dan saya perkirakan tidak mungkin bisa menjangkau tempat pemberangkatan tepat pada waktunya. Maka saya katakan saja pada mas Esa, "monggo dimulai sajalah". Toh Pakde Karwo dan Gus Ipul tidak mungkin mau menunggu saya, tambah saya dalam hati. Wakakak......

Luar biasa. Saya hampir tidak percaya ketika panitia mengumumkan bahwa peserta bersepeda ini sebanyak delapan ribuan. Saya sempat berpikir bahwa jumlah itu karangan panitia saja. Biar kegiatan ini dinilai hebat. Tapi tidak. Saat saya dan mas Ayik berusaha menerobos barisan para pesepeda itu, supaya kami bisa menjangkau barisan terdepan di mana rombongan Pakde Karwo berada, untuk sekedar 'setor muka' ke mas Agus Maimun bahwa saya sudah hadir, kami tidak kunjung sampai pada tujuan. Barisannya terlalu panjang untuk bisa kami tembus dalam waktu cepat. Sampai akhirnya, setelah menempuh jarak sekitar satu-dua kilometer, dan menyelinap di sela-sela sepeda yang rapat, ketika rombongan Pakde Karwo mengakhiri bersepedanya dan masuk ke bus mini yang sudah dipersiapkan, saya baru tiba. Tanggung. Saya mengurungkan niat untuk bergabung. Lagi pula, semangat bersepeda sudah terlanjur menggelora. Keringat yang mulai membasahi punggung saya yang hangat menuntut kaki-kaki ini terus mengayuh. Ya sudah. Saya mengangkat telepon, menghubungi mas Agus Maimun, menyapanya hangat, dan mengatakan kepadanya kalau saya sedang menikmati bersepeda. Dia meminta supaya saya bisa bergabung, tapi dengan halus saya tolak. Saya ucapkan selamat untuk acara yang luar biasa sukses ini, dan titip salam saja untuk Pakde Karwo dan Gus Ipul (saya sambil 'mbatin', pakde Karwo dan Gus Ipul 'cek' bingung, Luthfiyah iku sopo kok titip-titip salam....hehe). 

Keren. Benar-benar keren rute nggowes ini. Meskipun saya, mas Ayik dan teman-teman dari Surabaya mengambil rute on road, rute ini lumayan menarik. Bukan karena tantangannya. Ya, karena sebagian besar rombongan kami adalah para penggila sepeda, dan rute yang sangat ekstrim pun mungkin sudah pernah dilalui. Namun hamparan hutan, kebun, bukit-bukit berbatu, jalan-jalan kecil yang berkelok-kelok dan naik turun, begitu cantiknya. Ya, Tuban memang eksotis. Beberapa pesepeda saya lihat sengaja memarkir sepedanya di hamparan bebatuan dan berfoto-foto di sana dengan memanfaatkan latar belakang perbukitan yang indah.

Di tengah perjalanan, mas Esa menelepon. Menanyakan di mana posisi saya. Dengan setengah berteriak, saya menjawabnya dengan riang-gembira. "Saya sedang ada di tengah hutan, dan di hutan itu ada mushola. Kerreeeeennnn....!"
"Ya yaaa, saya tahu di mana itu. Tempo hari ketika survey, kita sholat maghrib di mushola itu". Jawab mas Esa. Wow, betapa syahdunya. Bersujud di musholla di tengah hutan, dalam keremangan senja, dan suara alam, serta aroma wangi pepohonan. "Jangan lupa segera merapat ke panggung kalau sudah sampai finish", pesan mas Esa.

Sekitar pukul 09.00 kami sudah sampai di kompleks Kompi, tempat panggung dipasang. Pak Karwo sudah langsung kembali ke Surabaya tadi pagi, tinggal Gus Ipul, Wabup Tuban, dan tentu saja, mas Agus Maimun, beserta para panitia. Panggung itu cukup megah, lengkap dengan seperangat alat musik untuk nge-band. Gus Ipul pegang mix, menjadi 'pembawa acara'. Memanggil para pemenang offroad. Begitu melihat sosok saya di antara kerumunan para penonton di depan panggung, mas Agus Maimun dan mbak Arina langsung melambai. Meminta saya segera naik panggung. Saya tertawa-tawa saja sambil memotret-motret mereka. Sepertinya lebih asyik memandangi mereka bersama Gus Ipul dan pak Wabub dari depan panggung daripada bergabung di sana. Tapi dasar mas Agus. Saya lihat dia berbisik-bisik pada Gus Ipul. Tak ayal, nama saya pun langsung disebut oleh Gus Ipul, dan diundang naik ke panggung. Katanya, inilah salah satu alumni pertama SMADA. Dosen Unesa, dan sudah profesor. Protolan femuda ansor. He he..... Selalu itu yang dikatakan Gus Ipul setiap kali menyebut profesor. Protolan femuda ansor. Sama seperti beliau.

Kegiatan ini begitu sukses. Tak terbayangkan akan sesukses ini. Hadiah utama memang hanya tujuh buah sepeda motor dan belasan sepeda angin, dengan puluhan hadiah hiburan. Tapi peserta begitu membludak. Belakangan saya tahu dari seorang panitia, sepuluh ribu tiket habis terjual. Dan panggung begitu meriah. Dengan penampilan para siswa SMADA yang unjuk kebolehan 'nge-band', pantomim, menyanyi, dan dipandu dua pembawa acara yang ramai. Diselang-seling dengan pengundian doorpize dan hadiah utama. Dalam sambutannya yang sempat saya dengar dari kejauhan tadi pagi, pakde Karwo mengungkapkan kebanggaannya. Bagaimana mungkin bisa mengumpulkan orang begini banyak. Saat ini, saya mendengar lagi ungkapan kebanggaan dan takjub itu dari Gus Ipul dan bapak Wabup. Ikatan alumni memang seharusnya tidak hanya mengurusi reuni, tapi melakukan banyak hal yang bisa lebih memberi manfaat bagi almamater dan masyarakat luas.      

Hari ini, ada ribuan alumni SMADA beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya berkumpul di sini. Lebur jadi satu dengan masyarakat Tuban dan sekitarnya. Memberikan keceriaan dan kesehatan bagi jiwa dan raga. Memberi warna indah pada persaudaraan dan persahabatan. Saya mungkin bukanlah siapa-siapa di antara ribuan orang ini. Saya mungkin juga tidak menyumbang apa pun pada keberhasilan kegiatan ini. Tapi saya ingin mengucapkan rasa terimakasih saya pada kawan-kawan saya yang telah bekerja sangat keras demi terselenggaranya acara ini, dan juga banyak acara yang lain. Mas Agus, mas Esa, mas Sur, mas Agung, mbak Arina, pak Yasin, dan semuanya yang tidak mungkin saya sebut, juga kepala sekolah SMADA, juga guru-guru kami, terimakasih.

Saya bangga menjadi bagian dari IKASMADA.

Tuban, 9 Desember 2012
LN 

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...