Pages

Selasa, 11 Desember 2012

Ujian Terbuka Sahabatku: Suryanti

Sore ini, saya menghadiri ujian terbuka seorang dosen PGSD, Dr. Suryanti, S. Pd. Dosen cantik ini adalah istri Dr. Wahono Widodo, M. Si, dosen Pendidikan Sains. Keduanya adalah sahabat saya, sahabat kami sekeluarga. Begitu dekatnya persahabatan kami, sampai hubungan kami sudah seperti saudara.

Judul disertasi bu Yanti, begitu panggilan akrabnya, adalah "Model Pembelajaran untuk Mengajarkan Keterampilan Pengambilan Keputusan dan Penguasaan Konsep IPA bagi Siswa Sekolah Dasar". Keterampilan pengambilan keputusan merupakan salah satu tujuan mata pelajaran IPA di SD dan merupakan keterampilan yang sangat penting, baik untuk sukses dan mandiri dalam bisnis dan kehidupan, serta kepemimpinan dan organisasi. Begitulah salah satu hal yang melatarbelakangi penelitiannya. Selain itu juga didasarkan pada kenyataan di lapangan yang menunjukkan keterampilan pengambilan keputusan siswa SD masih rendah. 

Temuan penelitian Suryanti cukup menarik, berupa model pembelajaran Multi Siklus DEAL, dengan langkah pembelajaran Discussion, Exploration, Analysis, dan Look-back. Penerapan model pembelajaran ini memberikan hasil penguasaan konsep dan keterampilan pengambilan keputusan lebih baik dibanding dengan pembelajaran IPA yang selama ini dilakukan. Penguasaan konsep sendiri menyumbang 10,2 persen terhadap penguasaan keterampilan pengambilan keputusan. 

Suryanti, yang background-nya pendidikan Fisika itu,  diangkat sebagai dosen di Prodi PGSD-FIP IKIP Surabaya sejak 1993. Perempuan berusia 44 tahun ini selain pernah menjabat sebagai sekretaris dan ketua jurusan PGSD, juga terlibat sebagai Tim Fasilitator IPA SEQIP, Tim Pengembang Instrumen Sertifikasi Guru, Tim MBS PGSD Ditjen Dikti, Tim Pengembang Modul DBE 2, dan Tim Pengembang Pendidikan Karakter Ditjen Dikdas. Yang juga membanggakan, Suryanti sejak 2011 dipercaya sebagai Ketua Umum Asosiasi Dosen PGSD Indonesia. 

Sepanjang pengalaman saya, ujian terbuka kali ini adalah ujian terbuka 'terpenuh'. Semua kursi berpenghuni. Bahkan di luar ruangan, para 'supporter' berjubel. Saya lihat di barisan para undangan itu adalah Prof. Sunarto, Prof. Mega, Prof. Suyono, Dr. Yuni Sri Rahayu, Dr. Manuharawati, dan banyak lagi. Dosen FMIPA dan dosen FIP, mahasiswa PPs, mahasiswa S1 juga. Nampaknya bu Yanti ini banyak penggemarnya.

Dr. Wahono hadir bersama kedua putranya yang ngganteng-ngganteng: Achmad Danang Rizki Pratama dan Ahmad Nizar Permana. Kedua remaja ini juga bersahabat dengan anak saya, Arga. Sejak anak-anak kami masih kecil-kecil, kami sering melakukan acara keluarga bersama, sehingga hubungan kami memang sangat dekat. 

Penampilan bu Yanti sangat menarik. Bukan karena dia nampak begitu cantik dan anggun dengan kebaya hijau mudanya. Namun juga karena dia bisa menjawab semua pertanyaan dewan penguji dengan sangat lancar dan meyakinkan. Perempuan berjilbab itu memang cerdas, komunikasinya bagus, dan memiliki manajerial skill yang menonjol. Saya prediksi, beberapa tahun ke depan, dia akan menjadi salah satu srikandi kuat di Unesa, setidaknya selevel Prof. Kisyani. He he....

Suryanti merupakan lulusan pertama Prodi S3 Sains PPs Unesa. Saat ini dia ada di depan kami, didampingi pendamping prosesi, pak Budi Jarwanto. Asdir 1 PPs yang memimpin ujian terbuka, Prof. Muslimin, membacakan hasil penilaian Dewan Penguji. Suryanti lulus, dengan predikat sangat memuaskan, dan berhak menyandang gelar doktor. Suryanti tersenyum lega, manis sekali. Dan keharuan menyeruak di hati saya begitu saja.... Seperti apa rasanya 'lulus', seolah masih begitu membekas di benak saya, meski itu telah terjadi bertahun-tahun silam. 

Hari ini telah saya saksikan kebahagiaan itu, kebahagiaan yang sudah lama-lama ditunggu, oleh Suryanti, oleh keluarganya, dan oleh semua sahabat dan sanak saudaranya. Kebahagiaan yang membanggakan prodi S3 Pendidikan Sains dan Unesa.

Btw, biasanya saya memilih tidak bertoga ketika menghadiri ujian terbuka. Selama belasan kali saya menghadiri ujian terbuka, baru tiga kali saya mengenakan toga, dan duduk di jajaran prosesi. Pertama, ketika ujian terbuka sahabat saya, Dr. Nanik Indahwati, tim inti SM-3T. Kedua, ketika ujian terbukanya ibu Rektor yang lulus dengan predikat cum laude itu. Yang ketiga ya sekarang ini. Kalau sudah duduk di depan, konsekuensinya kita harus mengikuti acara sampai selesai, tidak bisa 'nyambi', misalnya 'nyambi' ngajar atau melayani konsultasi. Artinya, kita tidak bisa menyelinap keluar ruangan sebelum acara selesai. Itulah yang membuat saya seringkali agak enggan untuk bergabung di barisan prosesi (He he, jujur.com). 

Tapi saya sudah siap untuk mengenakan toga lagi ketika nanti saya menghadiri ujian terbuka sahabat-sahabat saya yang lain. Termasuk sahabat dan guru saya, Sirikit Syah....

Auditorium Pascasarjana, 11 Desember 2012

Wassalam,
LN

1 komentar

Anonim

Baca artikel ini aku jadi semakin bodoh. Banyak hal yang aku belum tahu....

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...