Pages

Selasa, 25 Desember 2012

Peak Season


Tiba musim liburan seperti ini, tidak hanya hotel-hotel yang mengalami 'peak season'. Tingkat hunian sangat tinggi juga terjadi di rumah kami. Kemarin pagi, teman saya dan keluarganya datang dari Blitar. Danang, nama teman saya itu, adalah teman sekelas waktu SMP. Dia sudah sejak tiga minggu yang lalu bermaksud mengajak anak istrinya berkunjung ke rumah, membalas kunjungan kami pada Januari yang lalu. Namun karena saya selalu ada kegiatan di luar kota setiap akhir pekan, maka baru kali ini keinginannya itu terwujud.

Sorenya, rombongan dari Tuban datang. Mereka adalah ibu, mas Ipung sekeluarga, dik Utik sekeluarga, dik Hisyam sekeluarga, Anang dan Sa'ad. Dua nama terakhir ini adalah putra mas Zen, mas saya yang kedua. Total jenderal, termasuk keluarga Danang, adalah dua puluh jiwa. Maka dua rumah kami full booked. Tidak ada satu kamar pun tersisa. Empat kamar di rumah barat plus ruang keluarga, dan dua kamar di rumah timur plus ruang keluarga, semua penuh. Yang sisa hanya kamar mandi dan dapur. Hehe....

Menyenangkan sekali kedatangan tamu sebegitu banyak. Saya sudah menyiapkan makanan kesukaan para keponakan itu sejak dua tiga hari sebelumnya. Kulkas penuh. Bahan bakso, bahan soto, ayam bumbu rujak, urap-urap, sosis, nugget, cake, jeli buatan sendiri, dan buah-buahan. Juga roti mariam dan siomay. Di lemari kue, penuh dengan kue-kue kesukaan belasan anak kecil itu. Toples-toples tempat kue juga telah siap dengan macam-macam kletikan manis dan gurih. 

Momen seperti ini termasuk momen yang saya tunggu. Hampir setiap tahun para keponakan berlibur di rumah kami ketika masa libur sekolah. Tentu saja dengan eyang utinya, ibu saya. Berbagai acara telah kami siapkan untuk mengisi liburan mereka selama di Surabaya.

Pagi ini, selepas sarapan pagi,  kami semua pergi ke Taman Safari, Prigen. Danang sekeluarga tidak ikut, karena mereka sudah bertolak kembali ke Blitar selepas shubuh tadi, diantar mas Ayik ke terminal Bungurasih. Sementara ibu memilih di rumah karena rombongan keluarga dari Sragen dan Rembang juga mau datang. Mereka sedang memanfaatkan waktu liburan ini untuk muhibah, start dari Sragen, terus ke pakde kami di Boyolali, lanjut ke bulik di Pamekasan, menginap semalam di sana, dan pagi ini melanjutkan perjalanan ke Surabaya, ke rumah kami. Karena saya dan mas Ayik harus mendampingi para saudara dan anak-anaknya jalan-jalan, maka ibu memilih di rumah menunggu tamu. Ibu memang menjadi tujuan utama para saudara kami itu, selain juga kami semua tentu saja.

Acara di Taman Safari berjalan lancar. Dua mobil, satu mobil L-300 yang dikendarai mas Ipung, dan satu mobil Terios yang dikendarai mas Ayik, penuh semua. Oya, kami juga mengajak mbak Yah sekeluarga. Anaknya yang kelas satu SD, Vania,  juga berhak mengisi liburannya bersama kami semua. Mbak Yah sekeluarga inilah yang menunggu rumah lama kami. Dia yang momong Arga, anak kami, sejak Arga masih kelas nol kecil. Sembilan tahun ikut kami, dan berhenti karena menikah. Tapi setelah menikah dan punya anak, dia kembali ikut kami sekaligus kami minta untuk menunggu rumah lama, daripada dia sekeluarga kontrak atau kost di tempat lain. Suaminya, namanya Slamet, bekerja di PT. Jacob, di tempat mas Ayik bekerja, sebagai karyawan kontrak.

Cuaca sangat bersahabat pagi ini. Mendung tapi tidak hujan. Sempat ada gerimis kecil tapi hanya sebentar, dan tidak menghalangi kami menggelar tiga tikar di salah satu sudut di Taman Safari dan membeber semua makanan bekal kami. Nasi putih, terong kukus sambal kelapa, botok ketela pohon, ayam bumbu rujak, sosis, nugget, bahkan lento dan dadar jagung. Krupuk kulit ikan, krupuk rambak, dan rempeyek kacang hijau pedas juga ada. Krupuk kulit ikan dan krupuk rambak oleh-oleh dari mbak I'ah, istri mas Zen. Rempeyek oleh-oleh dari dik Utik, adik saya yang tinggalnya di Bojonegoro. Maka kami semua makan dengan nikmat. Tidak ada yang lebih membahagiakan daripada saat-saat berkumpul dengan sanak-saudara seperti ini, apa lagi dalam keadaan semua sehat dan bergembira.

Keluar dari Taman Safari, kami bermaksud berhenti di pedagang durian, tapi urung. Kami hanya membeli sebuah nangka masak yang sangat besar, beberapa buah nenas, dan dua ikat petai, serta beberapa kilogram apokat. Pesta durian ditunda dulu. Pertama, karena kami masih kenyang. Kedua, kami ingin segera sampai di rumah, biar bisa bertemu dengan para saudara yang sejak dhuhur tadi sudah datang di rumah kami.

Di tengah perjalanan pulang, saya menelepon dik Yusuf, putranya paklik dari Sragen, paklik Wahab, kalau kami sudah turun dari Prigen dan akan langsung pulang. Kami ingin bisa bertemu dengan saudara-saudara misan kami itu, juga tentu saja ingin bertemu paklik Wahab, ayahnya dik Yusuf. Bulik Kafiyah, istri paklik Wahab yang adiknya ibu saya, baru saja 'kapundhut' pada ramadhan yang lalu.

Bertemu paklik Wahab sekeluarga hebohnya persis seperti yang sudah saya duga. Kami memang sangat akrab dengan paklik Wahab sekeluarga. Setiap kali ketemu pasti 'berantem'. Lebih heboh lagi karena dua adik dik Yusuf, namanya dik Ifah dan dik Irfan, ramainya luar biasa. Dua anak ini sepertinya memang dilahirkan sebagai 'tukang bikin onar'. Tidak bisa diam, selalu mencari sasaran untuk diusilin, dan sepertinya bahagia banget kalau sudah sukses memperdayai atau mempermalukan orang. Tentu saja bukan dalam arti sesungguhnya, melainkan sebatas olok-olok dan bercanda. Meskipun mereka berdua sekarang sudah 'beranak-pinak', namun kelakuannya tidak berubah sama sekali.

Paklik Wahab sekeluarga pamitan setelah kami beramai-ramai foto bersama di depan rumah. Mereka akan melanjutkan perjalanan ke Gresik, Tuban, Rembang, dan kembali ke Sragen. Sebuah buku juga sudah didekap dik Ifah. Buku 'Jejak-jejak Penuh Kesan'. Buku yang dimintanya dari saya dengan 'setengah mekso'. Tapi tentu saja saya memberikannya dengan hati ikhlas lahir dan batin. He he....

***

25 Desember 2012

Hari ini hari natal. Pagi-pagi saya sudah mendapat sms: 'Slmt bbhga pd pesta kelahiran Tuhan yesus kristus semoga kita smua bersatu dlm cinta kristus'. He he. Entah siapa yang mengirimnya, hanya nomer ponsel tanpa nama. Saya perkirakan salah satu peserta SM-3T atau salah satu guru di daerah 3T tempat para peserta SM-3T Unesa ditugaskan.

Saya dan mbak Yah sudah membuka dapur umum selepas shubuh. Hari ini makan pagi dengan menu sederhana saja. Nasi putih, dadar telur, tempe goreng, oseng cumi, sambal bawang, dan lalapan.

Pukul 05.00 ternyata satu per satu anak-anak sudah mulai bangun. O'im, Ashfa, Sa'ad, Anang, Evi, Ima, Haris, bahkan Ibil, Husein dan Alia yang masih belum genap dua-tiga tahun pun sudah bangun. Entah apa yang mereka rencanakan sepagi ini. Oh, saya baru tahu, ternyata mereka sudah merancang acara bersepeda. Maka mas Ayik, Arga, dan Anang, para laki-laki dewasa pun menyiapkan sepeda untuk mereka. Semua sepeda koleksi mas Ayik keluar. Lima seli (sepeda lipat) dan tiga sepeda gunung. Dipimpin tiga orang itu, anak-anak bersepeda ke Masjid Al-Akbar yang memang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah kami. Anak-anak yang masih belum bisa naik sepeda berkendara naik mobil kami bersama bapak ibunya. Jadilah rumah sepi. Hanya saya, mbak Yah, dan ibu. Kalau mereka datang, mereka pasti lapar, oleh sebab itu hidangan sarapan harus kami siapkan segera.

Teh, kopi, susu coklat dan roti kering sudah tersedia di teras. Hidangan makan pagi juga sudah siap. Begitu mereka tiba dari masjid Al-Akbar, hampir semua makanan itu segera 'dibereskan'. Lantas setelah mandi dan bersiap, berangkatlah kami semua meneruskan acara mengisi liburan natal ini.

Tujuan pertama adalah Gramedia. Supaya tidak terlalu jauh, dan bisa sekalian window shopping, kami memilih Gramedia di lantai dua Royal Plaza. Begitu masuk Gramedia, anak-anak itu spontan semburat. Senang sekali saya melihat antusiasme mereka pada buku-buku. Saya menghadiahi mereka satu dua buku yang mereka suka, untuk semua. Mereka boleh memilih sendiri. O'im yang saat ini sudah kelas enam SD, memilih buku 'Detik-detik Menjelang UN' dan sebuah buku sejarah. Anang memilih buku tulisan Sujiwo Tejo dan buku tentang Jokowi. Arga, seperti biasa, mengambil buku-buku musik dan juga CD lagu-lagu kesukaannya. Evi, Ima, Ashfa dan Sa'ad, memilih dua buku, satu buku cerita dan satu buku pengetahuan. Semua menyetorkan buku-buku pilihannya ke saya yang juga sedang sibuk memilih-milih buku-buku pendidikan. Termasuk Husein, si kecil yang belum tiga tahun, menyetorkan dua buah buku mewarnai. He he, senang sekali melihat mereka riang gembira karena mendapatkan hadiah buku.

Oya, kami sempat bertemu mas Rohman sekeluarga di Gramedia. Dia sedang mencarikan tenda untuk putrinya, Alif. Mas Rohman sekeluarga adalah sahabat baik kami, maka jadilah kami ngobrol sebentar sambil menunggu antrian di kasir.

Dua hari ini kami sekeluarga begitu sibuk. Waktu dan tenaga sepenuhnya kami sediakan untuk mereka. Bukan hanya karena mereka adalah saudara-saudara kami. Tapi lebih dari itu, mereka adalah tamu-tamu kami. Menghormati dan memuliakan tamu adalah anjuran Rasulullah. Begitulah selalu yang dinasehatkan dan dicontohkan oleh bapak dan ibu kami. Memuliakan tamu adalah wajib hukumnya.
 
Alhamdulilah, mungkin karena kami suka menerima tamu, rumah kami sering ''ketamon'. Kadang-kadang sekedar untuk transit semalam-dua malam bagi saudara-saudara yang sedang melakukan perjalanan jauh, misalnya dari Solo ke Pamekasan atau sebaliknya. Kadang-kadang juga sebagai tempat 'penampungan' teman-teman atau sanak saudara yang bermaksud menghadiri acara pernikahan saudara kami yang tinggalnya di Surabaya. Ada juga seorang teman kami yang suka menginap di rumah bila ada tugas atau kegiatan mendampingi siswa-siswanya. Sementara siswa-siswanya tidur di mess, dia memilih tidur di rumah kami.

Namun tidak seperti hari-hari biasa, pada saat musim libur seperti ini, sebagaimana hotel-hotel dan penerbangan, rumah kami juga mengalami 'peak season'. Hehe....

Wassalam,
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...