Tiba musim liburan seperti ini, tidak hanya hotel-hotel
yang mengalami 'peak season'. Tingkat hunian sangat tinggi juga terjadi di
rumah kami. Kemarin pagi, teman saya dan keluarganya datang dari Blitar.
Danang, nama teman saya itu, adalah teman sekelas waktu SMP. Dia sudah sejak
tiga minggu yang lalu bermaksud mengajak anak istrinya berkunjung ke rumah,
membalas kunjungan kami pada Januari yang lalu. Namun karena saya selalu ada
kegiatan di luar kota setiap akhir pekan, maka baru kali ini keinginannya itu terwujud.
Sorenya, rombongan dari Tuban datang. Mereka adalah ibu,
mas Ipung sekeluarga, dik Utik sekeluarga, dik Hisyam sekeluarga, Anang dan
Sa'ad. Dua nama terakhir ini adalah putra mas Zen, mas saya yang kedua. Total
jenderal, termasuk keluarga Danang, adalah dua puluh jiwa. Maka dua rumah kami
full booked. Tidak ada satu kamar pun tersisa. Empat kamar di rumah barat plus
ruang keluarga, dan dua kamar di rumah timur plus ruang keluarga, semua penuh.
Yang sisa hanya kamar mandi dan dapur. Hehe....
Menyenangkan sekali kedatangan tamu sebegitu banyak. Saya
sudah menyiapkan makanan kesukaan para keponakan itu sejak dua tiga hari
sebelumnya. Kulkas penuh. Bahan bakso, bahan soto, ayam bumbu rujak, urap-urap,
sosis, nugget, cake, jeli buatan sendiri, dan buah-buahan. Juga roti mariam dan
siomay. Di lemari kue, penuh dengan kue-kue kesukaan belasan anak kecil itu.
Toples-toples tempat kue juga telah siap dengan macam-macam kletikan manis dan
gurih.
Momen seperti ini termasuk momen yang saya tunggu. Hampir
setiap tahun para keponakan berlibur di rumah kami ketika masa libur sekolah.
Tentu saja dengan eyang utinya, ibu saya. Berbagai acara telah kami siapkan
untuk mengisi liburan mereka selama di Surabaya.
Pagi ini, selepas sarapan pagi, kami semua pergi ke Taman Safari, Prigen.
Danang sekeluarga tidak ikut, karena mereka sudah bertolak kembali ke Blitar
selepas shubuh tadi, diantar mas Ayik ke terminal Bungurasih. Sementara ibu
memilih di rumah karena rombongan keluarga dari Sragen dan Rembang juga mau datang.
Mereka sedang memanfaatkan waktu liburan ini untuk muhibah, start dari Sragen,
terus ke pakde kami di Boyolali, lanjut ke bulik di Pamekasan, menginap semalam
di sana, dan pagi ini melanjutkan perjalanan ke Surabaya, ke rumah kami. Karena
saya dan mas Ayik harus mendampingi para saudara dan anak-anaknya jalan-jalan,
maka ibu memilih di rumah menunggu tamu. Ibu memang menjadi tujuan utama para
saudara kami itu, selain juga kami semua tentu saja.
Acara di Taman Safari berjalan lancar. Dua mobil, satu mobil
L-300 yang dikendarai mas Ipung, dan satu mobil Terios yang dikendarai mas
Ayik, penuh semua. Oya, kami juga mengajak mbak Yah sekeluarga. Anaknya yang
kelas satu SD, Vania, juga berhak
mengisi liburannya bersama kami semua. Mbak Yah sekeluarga inilah yang menunggu
rumah lama kami. Dia yang momong Arga, anak kami, sejak Arga masih kelas nol
kecil. Sembilan tahun ikut kami, dan berhenti karena menikah. Tapi setelah
menikah dan punya anak, dia kembali ikut kami sekaligus kami minta untuk
menunggu rumah lama, daripada dia sekeluarga kontrak atau kost di tempat lain.
Suaminya, namanya Slamet, bekerja di PT. Jacob, di tempat mas Ayik bekerja,
sebagai karyawan kontrak.
Cuaca sangat bersahabat pagi ini. Mendung tapi tidak
hujan. Sempat ada gerimis kecil tapi hanya sebentar, dan tidak menghalangi kami
menggelar tiga tikar di salah satu sudut di Taman Safari dan membeber semua
makanan bekal kami. Nasi putih, terong kukus sambal kelapa, botok ketela pohon,
ayam bumbu rujak, sosis, nugget, bahkan lento dan dadar jagung. Krupuk kulit
ikan, krupuk rambak, dan rempeyek kacang hijau pedas juga ada. Krupuk kulit
ikan dan krupuk rambak oleh-oleh dari mbak I'ah, istri mas Zen. Rempeyek
oleh-oleh dari dik Utik, adik saya yang tinggalnya di Bojonegoro. Maka kami
semua makan dengan nikmat. Tidak ada yang lebih membahagiakan daripada
saat-saat berkumpul dengan sanak-saudara seperti ini, apa lagi dalam keadaan
semua sehat dan bergembira.
Keluar dari Taman Safari, kami bermaksud berhenti di
pedagang durian, tapi urung. Kami hanya membeli sebuah nangka masak yang sangat
besar, beberapa buah nenas, dan dua ikat petai, serta beberapa kilogram apokat.
Pesta durian ditunda dulu. Pertama, karena kami masih kenyang. Kedua, kami
ingin segera sampai di rumah, biar bisa bertemu dengan para saudara yang sejak
dhuhur tadi sudah datang di rumah kami.
Di tengah perjalanan pulang, saya menelepon dik Yusuf,
putranya paklik dari Sragen, paklik Wahab, kalau kami sudah turun dari Prigen
dan akan langsung pulang. Kami ingin bisa bertemu dengan saudara-saudara misan
kami itu, juga tentu saja ingin bertemu paklik Wahab, ayahnya dik Yusuf. Bulik
Kafiyah, istri paklik Wahab yang adiknya ibu saya, baru saja 'kapundhut' pada
ramadhan yang lalu.
Bertemu paklik Wahab sekeluarga hebohnya persis seperti yang
sudah saya duga. Kami memang sangat akrab dengan paklik Wahab sekeluarga.
Setiap kali ketemu pasti 'berantem'. Lebih heboh lagi karena dua adik dik
Yusuf, namanya dik Ifah dan dik Irfan, ramainya luar biasa. Dua anak ini
sepertinya memang dilahirkan sebagai 'tukang bikin onar'. Tidak bisa diam,
selalu mencari sasaran untuk diusilin, dan sepertinya bahagia banget kalau
sudah sukses memperdayai atau mempermalukan orang. Tentu saja bukan dalam arti
sesungguhnya, melainkan sebatas olok-olok dan bercanda. Meskipun mereka berdua
sekarang sudah 'beranak-pinak', namun kelakuannya tidak berubah sama sekali.
Paklik Wahab sekeluarga pamitan setelah kami
beramai-ramai foto bersama di depan rumah. Mereka akan melanjutkan perjalanan
ke Gresik, Tuban, Rembang, dan kembali ke Sragen. Sebuah buku juga sudah
didekap dik Ifah. Buku 'Jejak-jejak Penuh Kesan'. Buku yang dimintanya dari
saya dengan 'setengah mekso'. Tapi tentu saja saya memberikannya dengan hati
ikhlas lahir dan batin. He he....
***
25 Desember 2012
Hari ini hari natal. Pagi-pagi saya sudah mendapat sms:
'Slmt bbhga pd pesta kelahiran Tuhan yesus kristus semoga kita smua bersatu dlm
cinta kristus'. He he. Entah siapa yang mengirimnya, hanya nomer ponsel tanpa
nama. Saya perkirakan salah satu peserta SM-3T atau salah satu guru di daerah
3T tempat para peserta SM-3T Unesa ditugaskan.
Saya dan mbak Yah sudah membuka dapur umum selepas
shubuh. Hari ini makan pagi dengan menu sederhana saja. Nasi putih, dadar
telur, tempe goreng, oseng cumi, sambal bawang, dan lalapan.
Pukul 05.00 ternyata satu per satu anak-anak sudah mulai
bangun. O'im, Ashfa, Sa'ad, Anang, Evi, Ima, Haris, bahkan Ibil, Husein dan
Alia yang masih belum genap dua-tiga tahun pun sudah bangun. Entah apa yang
mereka rencanakan sepagi ini. Oh, saya baru tahu, ternyata mereka sudah
merancang acara bersepeda. Maka mas Ayik, Arga, dan Anang, para laki-laki
dewasa pun menyiapkan sepeda untuk mereka. Semua sepeda koleksi mas Ayik
keluar. Lima seli (sepeda lipat) dan tiga sepeda gunung. Dipimpin tiga orang
itu, anak-anak bersepeda ke Masjid Al-Akbar yang memang jaraknya tidak terlalu
jauh dari rumah kami. Anak-anak yang masih belum bisa naik sepeda berkendara
naik mobil kami bersama bapak ibunya. Jadilah rumah sepi. Hanya saya, mbak Yah,
dan ibu. Kalau mereka datang, mereka pasti lapar, oleh sebab itu hidangan
sarapan harus kami siapkan segera.
Teh, kopi, susu coklat dan roti kering sudah tersedia di
teras. Hidangan makan pagi juga sudah siap. Begitu mereka tiba dari masjid
Al-Akbar, hampir semua makanan itu segera 'dibereskan'. Lantas setelah mandi
dan bersiap, berangkatlah kami semua meneruskan acara mengisi liburan natal
ini.
Tujuan pertama adalah Gramedia. Supaya tidak terlalu
jauh, dan bisa sekalian window shopping, kami memilih Gramedia di lantai dua
Royal Plaza. Begitu masuk Gramedia, anak-anak itu spontan semburat. Senang
sekali saya melihat antusiasme mereka pada buku-buku. Saya menghadiahi mereka
satu dua buku yang mereka suka, untuk semua. Mereka boleh memilih sendiri. O'im
yang saat ini sudah kelas enam SD, memilih buku 'Detik-detik Menjelang UN' dan
sebuah buku sejarah. Anang memilih buku tulisan Sujiwo Tejo dan buku tentang
Jokowi. Arga, seperti biasa, mengambil buku-buku musik dan juga CD lagu-lagu
kesukaannya. Evi, Ima, Ashfa dan Sa'ad, memilih dua buku, satu buku cerita dan
satu buku pengetahuan. Semua menyetorkan buku-buku pilihannya ke saya yang juga
sedang sibuk memilih-milih buku-buku pendidikan. Termasuk Husein, si kecil yang
belum tiga tahun, menyetorkan dua buah buku mewarnai. He he, senang sekali
melihat mereka riang gembira karena mendapatkan hadiah buku.
Oya, kami sempat bertemu mas Rohman sekeluarga di
Gramedia. Dia sedang mencarikan tenda untuk putrinya, Alif. Mas Rohman
sekeluarga adalah sahabat baik kami, maka jadilah kami ngobrol sebentar sambil
menunggu antrian di kasir.
Dua hari ini kami sekeluarga begitu sibuk. Waktu dan
tenaga sepenuhnya kami sediakan untuk mereka. Bukan hanya karena mereka adalah
saudara-saudara kami. Tapi lebih dari itu, mereka adalah tamu-tamu kami.
Menghormati dan memuliakan tamu adalah anjuran Rasulullah. Begitulah selalu
yang dinasehatkan dan dicontohkan oleh bapak dan ibu kami. Memuliakan tamu
adalah wajib hukumnya.
Alhamdulilah, mungkin karena kami suka menerima tamu,
rumah kami sering ''ketamon'. Kadang-kadang sekedar untuk transit semalam-dua
malam bagi saudara-saudara yang sedang melakukan perjalanan jauh, misalnya dari
Solo ke Pamekasan atau sebaliknya. Kadang-kadang juga sebagai tempat
'penampungan' teman-teman atau sanak saudara yang bermaksud menghadiri acara
pernikahan saudara kami yang tinggalnya di Surabaya. Ada juga seorang teman
kami yang suka menginap di rumah bila ada tugas atau kegiatan mendampingi
siswa-siswanya. Sementara siswa-siswanya tidur di mess, dia memilih tidur di rumah
kami.
Namun tidak seperti hari-hari biasa, pada saat musim
libur seperti ini, sebagaimana hotel-hotel dan penerbangan, rumah kami juga
mengalami 'peak season'. Hehe....
Wassalam,
LN
0 komentar
Posting Komentar
Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...