Luthfiyah
Nurlaela (luthfiyahn@yahoo.com)
IGP Asto Buditjajanto (igpabc@yahoo.com)
Abstract: The problems of the study are 1) Does the use of cooperative learning
strategy-STAD assisted EWB media influence toward the student’s analysis
ability in electrical circuit and social skill (sub study 1), 2) Does the use of computer simulation learning media can improve student
learning outcomes in competency standards apply concepts of digital electronics
and boolean algebra on electronic circuits and computer
(sub study 2), 3) does the learning media (e-learning and worksheet) and
motivation influence the student’s
learning achievement spread sheet software
operation (sub study 3). The
experimental research sub study 1and 2 used group design control pre test-post
test while sub study 3 used factorial design 2 X 2. Subject of the sub study 1
are 74 college students in the third semester in Surabaya State University
2012/2013 academic year majoring in Electrical Engineering. The subject of the
sub study 2 are 60 students of SMK in Gresik 2012/2013 Academic year majoring
in Electrical Industry in Gresik (30 students in X grade TEI 1, 30 students in
X grade TEI 2), whereas the subject of the sub study 3 are 60 students in SMKN
1 Mojokerto 2012/2013 academic year X grade MM 1.2 and 3 (for those students
who have laptop and personal computer/PC). The data collection techniques used
in this study were test (multiple choices and performance), observation, and
questionnaire. The data analysis in sub study 1 and 2 used t-test, whereas sub
study 3 used 2-ways analysis of variance (anava). The result of the study showed:
1) There is an influence of cooperative learning model assisted EWB toward the
increasing of student’s analysis ability in electrically circuit and social
skill. 2) The increasing of student’s academic achievement who used computer
simulation learning media is better than the student’s who didn’t use it. 3)
There is interaction among the user of e-learning media, worksheet and learning
motivation toward student’s academic
achievement in operating the software
scatterplot.
Pendahuluan
Teknologi di dunia telah
berkembang dengan cepat saat ini.
Manusia semakin menuntut adanya efisiensi dan
efektivitas yang tinggi dalam menangani pekerjaannya. Perkembangan
teknologi juga terjadi pada teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau lebih
dikenal dengan istilah information and communication technology (ICT). Berbagai aplikasi
penggunaan TIK semakin meluas, misalnya penggunaan personal
computer (PC),
laptop, handphone, tablet, dan internet. Fitur-fitur yang menunjang peralatan TIK juga turut berkembang pesat. Aspek
globalisasi memberikan kontribusi semakin berkembangnya pemanfaatan TIK. Implikasi
penggunaan TIK tersebut adalah semakin mudahnya komunikasi antara satu orang
dengan yang
lain atau sekelompok orang dengan yang lain. Jumlah networking berupa
penggunaan website untuk marketing,
promosi, penjualan dan social network juga semakin meningkat.
Di
Indonesia,
penggunaan TIK juga telah meluas sehingga perlu dipelajari dengan tepat definisinya.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) didefinisikan oleh UNESCO (Anonim, 2012) sebagai semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan,
pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran dan penyajian
informasi. TIK juga termasuk penggunaan
teknologi seperti radio, televisi, video, DVD, telepon, mobile phone, sistem
satelit, perangkat keras serta perangkat lunak komputer dan jaringan. TIK juga termasuk peralatan dan layanan yang
berkenaan dengan teknologi tersebut, seperti videoconferencing, e-mail dan blog.
Penggunaan
TIK pada dunia pendidikan dapat dimanfaatkan secara luas. Beberapa sekolah swasta dan negeri di kota besar
telah mengembangkan website sekolah. Website ini menjadi media promosi dan
komunikasi sekolah pada para siswa, para guru, para orang tua murid dan
masyarakat luas. Namun penggunaan TIK untuk pengajaran dan
pembelajaran masih kurang memadai, meskipun beberapa sekolah telah lazim
menggunakannya, terutama sekolah-sekolah internasional atau cabang waralaba dari sistem sekolah asing (Belawati, 2012).
Penggunaan
TIK membuat pendidikan semakin meningkat, bebas dari batas jarak serta lebih mudah dan
murah untuk dicapai. Selain itu, penggunaan TIK dapat
mengubah cara mengajar dan belajar untuk menghasilkan hasil belajar yang lebih
baik [Anonim, 2012). Salah satu bentuk penggunaan TIK pada pendidikan adalah berupa Computer
Assisted Instructional (CAI) yang digunakan untuk
membantu proses pembelajaran. Nurlaela
(2006) telah menggunakan TIK dalam bentuk CAI untuk
pembelajaran pangan pada siswa SD, dan temuan penelitian
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat
secara signifikan.
Penelitian
ini memanfaatkan potensi TIK untuk pendidikan. Potensi tersebut antara lain
untuk membuat pendidikan lebih mudah terakses dan dapat meningkatkan kualitas
pendidikan. Menurut UNESCO (Anonim,
2012) secara khusus TIK dapat: mengembangkan kesempatan
dalam mengenyam pendidikan dengan membuat pendidikan tersedia di mana saja,
kapan saja dan untuk semua orang; memperbaiki hasil pembelajaran dengan membuat
pembelajaran lebih interaktif dan membuat para murid lebih terlibat dengan subjek permasalahan; memperbaiki
motivasi untuk belajar dengan memperbaiki keterhubungan isi pembelajaran dan
membuat pembelajaran lebih menyenangkan; menjadikan pendidikan sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan belajar individu dan kemampuannya; meningkatkan efektivitas dan efisiensi perencanaan
pendidikan dan penyampaiannya.
Ada beberapa bentuk
pembelajaran dengan TIK, antara lain: guru dan siswa menggunakan program televisi lokal dan video untuk memperkuat
pengertian tentang suatu materi yang dipelajari; guru dan siswa menggunakan kamera digital untuk
mempersiapkan konten dan materi dari pembelajaran; administrator menggunakan computer-based
learning
management
systems untuk menghantar e-learning dan mengatur pembelajaran dari
siswa; para guru dapat menggunakan internet pada project-based learning dan untuk web-quests; selain itu, penggunaan peralatan komunikasi online seperti
skype, blog dan forum network dapat digunakan oleh para siswa, para guru,
sekolah, para ahli dan komunitas.
Beberapa peneliti telah memanfaatkan TIK dalam
pembelajaran. Nurlaela (2005) mengembangkan TIK dalam
bentuk multimedia dengan menggunakan CAI untuk sosialisasi pengetahuan bahan
pangan pada siswa SD, dan temuan penelitiannya menunjukkan hasil yang penting. Buditjahjanto dan Hajime Miyauchi (2011) telah menggunakan
TIK untuk pembelajaran yaitu dalam bentuk permainan komputer untuk mempelajari
pengambilan keputusan tentang jumlah emisi yang harus diproduksi oleh suatu
pembangkit listrik. Bentuk pembelajaran lain yang menggunakan TIK adalah
pembelajaran berdasarkan komputer. Ekohariadi (2006) telah melakukan penelitian terhadap
pembelajaran berdasarkan komputer dengan cara mengukur kemampuan siswa dalam
mempelajari pemrograman komputer.
Topik
tentang pembelajaran adalah suatu hal yang menarik dan penting dibahas,
terutama di Indonesia. Mengingat pemerintah telah memberikan perhatian pada
bidang ini untuk mengejar ketertinggalan dari negara tetangga serta telah
mengalokasikan anggaran yang cukup besar yaitu 20% dari anggaran belanja
negara. Selain itu, UNESCO
(Anonim, 2012) sebagai badan PBB bidang pendidikan dan
kebudayaan, mulai tahun 2002 telah memberikan perhatian penggunaan TIK untuk
pendidikan. Program UNESCO ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mempromosikan
cara-cara agar TIK dapat memperkuat capaian dan kualitas pendidikan di wilayah
Asia-Pasific, memberikan perhatian pada cara mendapatkan dan memanfaatkan TIK
agar sukses dalam penggunaannya, memberdayakan para guru, para tenaga kependidikan, para kepala sekolah,
para administrator dan para pengambil keputusan untuk membuat informasi,
pilihan yang
bijaksana tentang penggunaan TIK dalam pendidikan
dan memberikan kesempatan yang luas pada para guru dan siswa untuk mengakses TIK.
Beberapa
penelitian telah menggunakan dan mengembangkan TIK untuk pendidikan. Yvonne
Rogers1 and Mike Scaife (1998) dalam penelitiannya menggunakan multimedia interaktif untuk
pembelajarannya. Multimedia pembelajaran dan edutainment-nya berbentuk CD-ROM
dengan berbagai macam topik pembelajaran yang
memiliki tingkat
kesukaran. Penelitiannya mengembangkan bagaimana mendukung aktivitas pembelajaran melalui
rancangan interaktif secara efektif. Penggunaan TIK untuk pembelajaran dalam
bentuk Computer Assisted Instruction (CAI) juga telah banyak
dikembangkan dalam bentuk pembelajaran berbantukan komputer. Seperti yang telah
diketahui bahwa sifat dari penggunaan TIK yang mobile maka CAI paket
inipun mempunyai keunggulan tersebut sehingga dapat dipergunakan pembelajaran
dimana saja. Sultan, et.al (2006) menggunakan keunggulan dari CAI dalam bentuk paket sehingga dapat
dipakai pembelajarannya melalui PDA.
Sementara
itu, saat ini pemerintah Indonesia memberikan perhatian lebih pada pendidikan khususnya dalam bidang
pendidikan vokasi. Pemerintah memrogramkan perbandingan antara SMK dengan SMA sebesar 70:30,
dengan jumlah
SMK ditingkatkan lebih besar dalam
rangka mempersiapkan tenaga kerja. Perhatian pemerintah pada bidang pendidikan
vokasi ini karena lulusannya
pada umumnya lebih cepat terserap oleh pasar kerja,
sehingga dapat menekan kenaikan angka pengangguran. Komposisi pembelajaran di SMK juga lebih menekankan pada
praktek daripada teori dengan perbandingan 60:40.
Oleh
karena itu pembelajaran yang cocok untuk SMK adalah pembelajaran yang bersifat active
learning di mana siswa yang dituntut aktif berperan (student-centered).
Dengan pembelajaran active learning siswa akan semakin paham melalui learning
by doing. Penggunaan metode pembelajaran yang active-learning juga diharapkan mampu memberikan pengaruh positif
terhadap peningkatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, meningkatkan aktivitas siswa, dan tentu
saja dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini
mengembangkan perangkat pembelajaran dengan model pembelajaraan aktif sekaligus
memanfaatkan media berbasis TIK, yang meliputi media electronic workbench (EWB),
simulasi computer, dan e-learning, pada mata pelajaran yang berbeda. Penelitian
dilakukan oleh tiga orang mahasiswa S2 Program Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, dan merupakan penelitian dalam rangka menyelesaikan tesisnya. Keputusan
menggunakan model pembelajaran tertentu dan media berbasis TIK tersebut
didasrkan pada kebutuhan di lapangan dan pentingnya perangkat pembelajaran
tersebut diterapkan dalam rangka meningkatkan mutu proses dan hasil belajar.
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1) Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media EWB
dapat meningkatkan kemampuan analisis rangkaian listrik dan keterampilan sosial
mahasiswa? 2) Apakah penggunakan media pembelajaran simulasi komputer dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada standar kompetensi menerapkan konsep elektronika digital dan
aljabar boole pada rangkaian elektronika dan komputer? dan 3) Apakah ada pengaruh media pembelajaran
(e-learning moodle dan LKS) dan motivasi terhadap hasil belajar pengoperasian
perangkat lunak lembar sebar.
Metode Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian payung dengan tiga subpenelitian. Ketiga subpenelitian
semuanya mengimplementasikan media pembelajaran berbasis TIK, namun jenisnya berbeda. Media pembelajaran
yang diimplementasikan di ketiga subpenelitian tersebut masing-masing adalah:
1) subpenelitian 1: Media Software Electronic Workbench (EWB); 2) subpenelitian
2: media simulasi komputer untuk penerapan konsep elektronika digital dan
aljabar boole; dan 3) subpenelitian 3: media e-leraning pengoperasian perangkat
lunak lembar sebar.
Jenis
penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Subpenelitian 1 dan 2 menggunakan
rancangan control group pre-test – post-test, sedangkan subpenelitian 3 menggunakan
rancangan (factorial
design) 2 X 2.
Subjek
subpenelitian 1 adalah mahasiswa semester III, Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Surabaya, Tahun
Akademik 2012/2013, yang berjumlah 74 orang. Subjek subpenelitian 2 yaitu siswa SMK
Elektronika Industri di daerah Kabupaten Gresik, dengan standar
kompetensi menerapkan konsep elektronika digital dan rangkaian elektronika
komputer, Tahun Akademik 2012/2013, yang berjumlah 60
orang
siswa (kelas X TEI 1 sebanyak 30 siswa, kelas X TEI 2 sebanyak
30 siswa). Sedangkan untuk subjek subpenelitian 3 adalah siswa
SMKN 1 Mojokerto Tahun Akademik 2012/2013, kelas X MM 1, 2 dan 3 (diambil dari siswa yang memiliki laptop atau Personal Computer/PC
sendiri di rumah), berjumlah 60
siswa.
Untuk lebih
jelasnya, rancangan penelitian adalah sebagai berikut:
Subpenelitian
1:
E O1 X1 O2
K O3 X2 O4
|
Gambar 1. Nonequivalent Control Group
pre-test – post-test Design
Sumber:
Cohen
(2005), Opie (2006), Tuckman (2005)
E: adalah
kelompok eksperimen (kelas pembelajaran kooperatif berbantuan media Electronics
Workbench (EWB)) menggunakan perlakuan X1.
K: adalah
kelompok kontrol (kelas pembelajaran konvensional dengan media konvensional)
menggunakan perlakuan X2.
O1 skor pre-test kelompok eksperimen
O2 skor post-test + keterampilan
sosial kelompok eksperimen
O3 skor pre-test kelompok kontrol
O4 skor post-test + keterampilan
sosial kelompok kontrol
X1 Pembelajaran dengan Kooperatif
STAD
X2 Pembelajaran tanpa
Konvensional
Subpenelitian
2:
E O1 X1 O2
K O3 X2 O4
|
Gambar 2. Nonequivalent
Control Group pre-test – post-test Design
Sumber:
Cohen
(2005), Opie (2006), Tuckman (2005)
E adalah
kelompok eksperimen (kelas pembelajaran dengan bantuan media simulasi komputer menggunakan
perlakuan X1)
K adalah kelompok kontrol (kelas pembelajaran
tanpa bantuan media simulasi komputer menggunakan perlakuan X2)
O1 skor pre-test kelompok eksperimen
O2 skor post-test + kinerja kelompok
eksperimen
O3 skor pre-test kelompok kontrol
O4 skor post-test + kinerja kelompok
kontrol
X1 Pembelajaran dengan media simulasi
X2 Pembelajaran tanpa media simulasi
E à O1 X1 Y1 O2
X1 Y2 O4
K à O5 X2 Y1 O6
X2 Y2 O8
|
Gambar 3. Rancangan penelitian desain faktorial 2 X 2
Sumber: Tuckman (2005)
E = Eksperimen
K = Kontrol
O1, 5 =
Hasil pretes
O2,4,6,8 =
Hasil postes
X1 =
kelas eksperimen (diajarkan dengan media
e-learning moodle)
X2 =
kelas kontrol (diajarkan dengan media
LKS)
Y1 =
siswa motivasi belajar tinggi
Y2 = siswa motivasi belajar rendah
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam subpenelitian 1 adalah pengamatan dan tes. Pengamatan dilakukan
untuk mengukur keterampilan sosial mahasiswa, sedangkan tes digunakan untuk
mengukur kemampuan analisis rangkaian listrik. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam subpenelitian 2 yaitu
tes. Tes digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran simulasi komputer.
Selanjutnya teknik pengumpulan data pada subpenelitian 3 berupa tes dan angket.
Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan media e-learning
pengoperasian perangkat lunak lembar sebar, sedangkan angket
digunakan untuk mengukur motivasi siswa.
Tes meliputi
tes pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban, dan satu
di antaranya adalah jawaban yang benar. Selain itu, juga ada tes
kinerja. Penyusunan tes mengikuti standar yang ditetapkan yaitu
bersifat high order thinking
(menyelidiki), siswa mencari tahu (inquiry konstruktivis), dan soal yang
divergen (penalaran).
Selanjutnya,
analisis data untuk subpenelitian 1 dan 2 menggunakan uji beda (t-test),
sedangkan subpenelitian 3 menggunakan analisis varian (anava) 2 jalur.
Persayaratan uji analisis yang meliputi normalitas dan homogenitas terpenuhi,
sehingga tenik analisis tersebut bisa digunakan.
Hasil Penelitian
Subpenelitian 1:
Data yang diperoleh dari hasil tes
digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif mahasiswa berupa kemampuan analisis
rangkaian listrik sedangkan data yang diperoleh dari observasi digunakan untuk
mengukur kemampuan afektif berupa keterampilan sosial mahasiswa. Uji
hipotesis pertama menggunakan uji t dengan tujuan untuk membandingkan bagaimana
pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media EWB terhadap kemampuan analisis
rangkaian listrik jika dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran
atau pendekatan konvensional berbantuan media konvensional. Uji hipotesis kedua juga menggunakan uji t dengan tujuan untuk
membandingkan bagaimana pengaruh
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan mediaEWB terhadap keterampilan
sosial mahasiswa jika dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran
atau pendekatan konvensional berbantuan media konvensional.
Hasil pengujian
dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 1. Uji Pengaruh pada Kemampuan Analisis Rangkaian Listrik
Kriteria Uji
Jenis Pengujian
|
t-test
for Equality of Means
|
|||||||
|
95%
Confidence Interval of the Difference
|
|||||||
t
|
Df
|
Sig.
(2-tailed)
|
Mean
Difference
|
Std.
Error Difference
|
Lower
|
Upper
|
||
Uji Homogenitas Gain
Pretest
Postest
|
Equal variances assumed
|
7.605
|
58
|
.000
|
15.73815
|
2.06931
|
11.59597
|
19.88034
|
Equal variances not assumed
|
7.576
|
56.174
|
.000
|
15.73815
|
2.07725
|
11.57720
|
19.89911
|
Tabel 2. Uji Pengaruh
pada Keterampilan Sosial
Kriteria Uji
Jenis Pengujian
|
t-test
for Equality of Means
|
|||||||
|
95%
Confidence Interval of the Difference
|
|||||||
t
|
df
|
Sig.
(2-tailed)
|
Mean
Difference
|
Std.
Error Difference
|
Lower
|
Upper
|
||
Uji Homogenitas Kelas Eksperimen &
Kontrol
|
Equal variances assumed
|
27.653
|
63
|
.000
|
22.819
|
.825
|
21.170
|
24.468
|
Equal variances not assumed
|
29.336
|
44.550
|
.000
|
22.819
|
.778
|
21.252
|
24.386
|
Berdasarkan
hasil analisis ditemukan bahwa: 1) pada penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media electronics workbench, hasil uji
kemampuan analisis rangkaian listrik diperoleh nilai t hitung sebesar 7,605
dengan nilai sig. 0,000. Sedangkan untuk uji keterampilan sosial diperoleh
nilai t hitung 29,336 dengan nilai sig. sebesar 0,000. Karena nilai sig. yang
diperoleh kurang dari 0,01 atau 1%, maka dapat ditarik kesimpulan dari
penelitian ini bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbantuan media electronics workbench dapat meningkatkan kemampuan
analisis rangkaian listrik dan keterampilan sosial mahasiswa secara sangat
signifikan.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh
penelitian-penelitian terdahulu. Santoso dan Rochayani (2005) meneliti tentang peningkatan proses dan hasil belajar rangkaian listrik melalui pembelajaran kooperatif model STAD. Hasil
penelitian menunjukkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran. Selanjutnya
sebuah penelitian yang berjudul “Electronic Workbench and Pspice can
be used for Design Extensions along with the Simulations,” (Wunnava, et.al, 2006) mencoba membandingkan hasil keluaran untuk sinyal analog maupun digital untuk mengefektifkan proses desain rangkaian
listrik pada papan PCB atau dalam perancangan Integrated Circuit (IC). Penelitian ini menggabungkan penggunaan software EWB yang bertujuan mengefektifkan proses analisis
rangkaian listrik dalam dunia industri, supaya dapat diimplementasikan pada dunia pendidikan melalui penggunaan
software industri dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan
demikian akan tercipta peningkatan ganda dalam aspek pendidikan sekaligus,
yaitu kemampuan analisis rangkaian listrik dan keterampilan sosial mahasiswa.
Subpenelitian 2: Media simulasi
komputer penerapan konsep elektronika digital dan aljabar boole
Uji t dilakukan pada nilai hasil
belajar siswa berupa pre-test dan nilai akhir. Hasil pengujian adalah sebagai berikut:
Tabel 3: Uji Perbedaan
Nilai Pre-test
Pada pengujian hipotesis diperoleh bahwa
perolehan hasil thitung sebesar 0,335, dengan signifikansi sebesar
0,741. Berdasarkan
daftar tabel t diketahui bahwa nilai ttabel untuk df=18 dan
signifikansi 0,05 sebesar 1,734. Dengan membandingkan kedua nilai thitung
dan ttabel diketahui bahwa thitung
≤ ttabel , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 diterima atau H1
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan signifikan perolehan nilai pre-test
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Sedangkan uji t yang dilakukan terhadap nilai akhir siswa, diperoleh hasil sebagai berikut:
Perolehan hasil thitung sebesar 13,636, dengan signifikansi
sebesar 0,000. Berdasarkan daftar tabel t diketahui bahwa nilai ttabel untuk
df=18 dan signifikansi 0,05 sebesar 1,734. Dengan membandingkan kedua nilai thitung
dan ttabel diketahui bahwa thitung
> ttabel, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa H0 ditolak atau H1 diterima Artinya
ada perbedaan sangat siginifikan perolehan nilai akhir antara kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
penggunaan media pembelajaran simulasi komputer ini dapat lebih meningkatkan
hasil belajar siswa, didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu. Hasil penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Wulandari (2009), memberikan kesimpulan bahwa penggunaan
komputer sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Wibawati (2011) menyimpulkan bahwa penerapan media
pembelajaran berbasis komputer dan Bahasa Inggris dapat menuntaskan hasil belajar siswa. Selain ketiga penelitain
di atas, penelitian oleh Suhandi
(2008), Saehana
(2009), Aravind (2010) dan Samsuri (2010) yang menerapkan simulasi komputer, menyimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan simulasi komputer dapat menurunkan miskonsepsi.
Penurunan miskonsepsi dapat meningkatkan pemahaman siswa sehingga hasil belajar
siswa juga meningkat.
Subpenelitian 3: Media e-leraning
pengoperasian perangkat lunak lembar sebar
Uji hipotesis statitik yang
digunakan adalah Analisis
Varian (Anava) 2 jalur. Hasil analisis adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis Statistik Menggunakan Anava 2 Jalur
Source
|
Type III Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
Corrected Model
|
1356,933a
|
3
|
452,311
|
41,478
|
,000
|
Intercept
|
405410,400
|
1
|
405410,400
|
37177,373
|
,000
|
Media
|
86,400
|
1
|
86,400
|
7,923
|
,007
|
Motivasi
|
1179,267
|
1
|
1179,267
|
108,142
|
,000
|
Media * Motivasi
|
91,267
|
1
|
91,267
|
8,369
|
,005
|
Error
|
610,667
|
56
|
10,905
|
|
|
Total
|
407378,000
|
60
|
|
|
|
Corrected Total
|
1967,600
|
59
|
|
|
|
Hasil analisis pada Tabel 5 di atas terlihat Fhitung
untuk media adalah 7,923 dengan siginifikansi 0,007. Karena siginifikansi <
0,05 maka terdapat pengaruh penggunaan media terhadap hasil belajar
pengoperasian perangkat lunak lembar sebar. Untuk menjawab hipotesis bahwa hasil belajar pengoperasian
perangkat lunak lembar sebar pada siswa yang diajarkan dengan media e-learning moodle akan lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan media pembelajaran LKS, dilakukan
uji mean.
Tabel 6. Hasil Pengujian Mean Hasil
Belajar Media Pembelajaran
Media Pembelajaran
|
Mean
|
Std. Error
|
95% Confidence Interval
|
|
Lower Bound
|
Upper Bound
|
|||
Media E-learning Moodle
|
83,400
|
,603
|
82,192
|
84,608
|
Media LKS
|
81,000
|
,603
|
79,792
|
82,208
|
Tabel 6 di
atas menunjukkan bahwa mean hasil
belajar siswa yang menggunakan
media e-learning moodle lebih besar
dibandingkan dengan menggunakan media
LKS. Dari Tabel 5 terlihat bahwa nilai mean
hasil belajar yang menggunakan media e-learning
moodle sebesar 83,400 sedangkan yang menggunakan media LKS sebesar 81,000.
Kemudian dengan melihat hasil uji Anava dua jalur pada Tabel 5 diperoleh Fhitung
= 7,923 dengan siginifikansi 0,007. Karena siginifikansi < 0,05 maka H0
ditolak dan Ha diterima. Jadi dalam penelitian ini dapat disimpulkan
hasil belajar pengoperasian perangkat lunak lembar sebar pada siswa yang
diajarkan dengan media e-learning moodle lebih
baik dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan media pembelajaran LKS.
Selanjutnya,
hipotesis kedua adalah hasil belajar pengoperasian perangkat lunak lembar sebar pada siswa yang
mempunyai motivasi belajar tinggi akan lebih baik dibandingkan dengan siswa
yang memiliki motivasi rendah. Pada Tabel 5 terlihat bahwa Fhitung
untuk motivasi adalah 108,142 dengan siginifikansi 0,000. Karena siginifikansi
< 0,05 maka terdapat pengaruh motivasi terhadap hasil belajar pengoperasian perangkat lunak lembar sebar. Hasil pengujian mean tercantum pada Tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7. Hasil Pengujian Mean Hasil Belajar Motivasi Belajar
Motivasi Belajar
|
Mean
|
Std. Error
|
95% Confidence Interval
|
|
Lower Bound
|
Upper Bound
|
|||
Motivasi Tinggi
|
86,633
|
,603
|
85,426
|
87,841
|
Motivasi Rendah
|
77,767
|
,603
|
76,559
|
78,974
|
Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa mean hasil belajar siswa bermotivasi belajar tinggi lebih besar dibandingkan dengan siswa bermotivasi rendah. Dimana
nilai mean hasil belajar siswa yang
bermotivasi belajar tinggi sebesar 86,633 sedangkan siswa yang bermotivasi
rendah sebesar 77,767. Kemudian dengan melihat hasil uji Anava dua jalur pada
Tabel 5 di atas diperoleh hasil Fhitung = 108,142 dengan
siginifikansi 0,000. Karena siginifikansi < 0,05 maka H0 ditolak
dan Ha diterima. Jadi dengan mempertimbangkan dari hasil uji mean dan uji Anava dua jalur dapat
disimpulkan hasil belajar pengoperasian
perangkat lunak lembar sebar pada siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi
akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi rendah.
Selanjutnya, hipotesis ketiga adalah bahwa ada
interaksi penggunaan media pembelajaran (e-learning
moodle dan LKS) dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar pengoperasian perangkat lunak lembar sebar. Hasil pengujian mean adalah sebagai berikut:
Media Pembelajaran
|
Motivasi Belajar
|
Mean
|
Std. Error
|
95% Confidence Interval
|
|
Lower Bound
|
Upper Bound
|
||||
Media E-learning Moodle
|
Motivasi Tinggi
|
89,067
|
,853
|
87,359
|
90,775
|
Motivasi Rendah
|
77,733
|
,853
|
76,025
|
79,441
|
|
Media LKS
|
Motivasi Tinggi
|
84,200
|
,853
|
82,492
|
85,908
|
Motivasi Rendah
|
77,800
|
,853
|
76,092
|
79,508
|
Tabel 8 di
atas menunjukkan bahwa mean interaksi hasil belajar siswa
bermotivasi belajar tinggi yang menggunakan media pembelajaran e-learning Moodle paling besar
dibandingkan dengan interaksi media
dan motivasi lainnya. Untuk lebih memperjelas dari Tabel 8 di atas dapat dibuat
sebuah tabel
hubungan interaksi mean hasil belajar
sebagai berikut.
Tabel 9. Interaksi mean hasil belajar
Media
Motivasi
|
E-learning Moodle
|
LKS
|
Keterangan
|
Tinggi
|
88,867
|
84,200
|
E-learning Moodle > LKS
|
Rendah
|
77,733
|
77,800
|
E-learning Moodle < LKS
|
Pada Tabel 9 di atas terlihat mean hasil belajar media e-learning moodle dengan motivasi tinggi
lebih besar dari pada mean media LKS
dengan motivasi tinggi. Dan sebaliknya mean
hasil belajar e-learning moodle
dengan motivasi rendah lebih kecil dari pada mean LKS dengan motivasi rendah. Dari kedua kondisi di atas
menggambarkan sebuah hubungan interaksi yang saling mempengaruhi antara media e-learning moodle, LKS dan motivasi
terhadap hasil belajar.
Kemudian dengan melihat hasil uji Anava
dua jalur pada Tabel 5 diperoleh Fhitung = 8,369 dengan
siginifikansi 0,005. Karena siginifikansi < 0,05 maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Jadi dalam penelitian ini ada interaksi penggunaan
media e-learning moodle, LKS dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar pengoperasian perangkat lunak lembar
sebar.
Penutup
Berdasarkan hasil penelitian,
kesimpulannya adalah sebagai berikut: 1) ada pengaruh penggunanaan model pembelajaran kooperatif berbantuan software
Electronics Workbench terhadap peningkatan kemampuan analisis rangkaian
listrik dan
keterampilan sosial mahasiswa; 2) peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran simulasi
komputer, lebih baik dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang
tidak menggunakan media pembelajaran simulasi komputer; dan 3) ada pengaruh interaksi ntara penggunaan media e-learning moodle, LKS dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar siswa pada pengoperasian perangkat lunak lembar
sebar.
Saran yang
dikemukakan adalah: perlu penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan TIK dalam
rangka mengembangkan kemampuan siswa yang lebih mengarah para keterampilan
pemecahan masalah dan metakognisi.
Daftar Pustaka
Anonim, 2012. The Unesco ICT in education program, Retrieved on March 1, http:// www2.unescobkk.org/ elib/publications/ brochures/ ict_in_education.pdf
Aravind,
V.R., Heard, J.W., 2010. “Physics by Simulation: Teaching Circular Motion Using
Applets.” Latin American Jounal of
Physics Education. Vol. 4, No. 1, pp. 35-39.
Belawati, T.
2012. ICT use in
education, Retrieved on
March 2, http://www.unescobkk.org/fileadmin /user_upload/
ict/Metasurvey/ indonesia.pdf
Buditjahjanto I.G.P. Asto, Hajime Miyauchi. 2011, An Intelligent Decision Support Based On A Subtractive
Clustering and Fuzzy Inference System For Multiobjective Optimization Problem
in Serious Game, International Journal of Information Technology and Decision Making, Vol 10, No 5, pp. 793 -810.
Cohen, L, 2005. Research Methods in Education,
5th Edition , London,
Taylor & Francis e-Library
Ekohariadi, 2006, Kemampuan
Pemrograman Komputer Mahasiswa Pria dan Wanita. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional, Seminar Teknik Elektro dan
Pendidikan Teknik Elektro STE 2006, Surabaya, 14 September 2006
Nurlaela, L. 2006. Multimedia Computer Assisted Instruction (CAI) untuk Pembelajaran Pendidikan
Pangan Di Sekolah Dasar, Proceeding
International Seminar on ICT and Its Implication Towards Industrial Engineering
and Education. Universitas Negeri
Surabaya.
Nurlaela, L. Pengembangan Multimedia Computer Assited Instruction (CAI) tentang Sosialisasi Hasil Olah Bentul Bagi SD, Prosiding Seminar Nasional Membangun
Citra Pangan Tradisional, Graha Cendekia FT Univ. Negeri Semarang, 15 April
2005, ISBN : 979 9579 58 9
Opie, C., 2006. Doing Educational Research: A
guide to first-time Researchers. London: Sage Publications.
Saehana,
Sahrul, 2009. Pengembangan Simulasi Komputer dalam Model Pembelajaran
Kooperatif untuk Meminimalisir Miskonsepsi Fisika pada Siswa SMA di Kota Palu. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng
dan DIY. Pp. 286.
Samsuri,
2010. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Simulasi PhET untuk
Meminimalkan Miskonsepsi Pelajaran Fisika di Kabupaten Lamongan”, Tesis. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.
Santoso
D dan Rochayani. 2005. Peningkatan
Proses dan Hasil Belajar Rangkaian Listrik melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD. Jurnal.
Suhandi,
dkk. 2008. “Efektivitas Penggunaan Media Simulasi Virtual pada Pendekatan
Pembelajaran Konseptual Interaktif dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep dan
Meminimalkan Miskonsepsi.’ Artikel
Laporan Hibah Kompetitif 2008. Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
Pendidikan MIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Sultan AlSultan, H. S. Lim, M. Z. MatJafri, K. Abdullah, 2006. Developed of A Computer Aided Instruction (CAI) package in
remote sensing educational, International Archives of the Photogrammetry,
Remote Sensing and Spatial Information Science, Volume
XXXVI, Part 6, Tokyo Japan 2006
Tuckman, B. W., 2005. Conducting Educational
Research. Ohio: Harcourt Brace College Publishers.
Wibawati, E.,
2011. ”Penerapan Media
Pembelajaran Berbasis Komputer dan Bahasa Inggris dalam Pembelajaran Fisika
untuk Menuntaskan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 3 Madiun”, Makalah Komprehensif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
Wulandari,
F.E, 2009. “Pengembangan Media Pembelajaran Biologi SMP Berbasis Komputer Bahan
Kajian Sistem Saraf dan Sistem Indera pada Manusia. Makalah Komprehensif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Wunnava,
S., et al. 2006. Electronic Workbench
and Pspice can be used for Design Extensions along with the Simulations.
Journal.
Yvonne Rogers1 and Mike Scaife, 1998. How Can Interactive Multimedia Facilitate Learning?, In Lee, J. (ed.) Intelligence and Multimodality in Multimedia
Interfaces: Research and Applications. AAAI. Press: Menlo Park, CA
0 komentar
Posting Komentar
Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...