Pages

Minggu, 19 Juni 2016

Lounge Jorok

Kalau Anda sering bepergian dengan menumpang pesawat, dan Anda sering memanfaatkan lounge bandara sementara menunggu boarding, coba perhatikan lounge tersebut. Mulai pintu masuk, ruang duduk, menu, dan toilet. Maka Anda akan bisa membuat pengelompokan: lounge yang bersih, lounge yang sedang-sedang saja, dan lounge yang jorok.

Bagi saya, menu makanan itu penting. Saya punya menu favorit di sebuah lounge, jelasnya lounge di Bandara Juanda Terminal 1. Tauwa. Ya, minuman yang di beberapa tempat disebut kembang tahu itu. Kuah jahenya yang panas pedas dipadu dengan bunga tahu putih nan lembut itu, begitu nikmat. Juga tahu dan tempe gorengnya yang selalu hangat. Dua makanan itulah langganan saya kalau singgah di lounge tersebut.

Saya lupa nama lounge-nya (saya memang tidak pernah menghafal). Yang jelas bukan Lounge Garuda. Kalau masuk lounge tersebut, Anda bisa menggunakan kartu ATM Prioritas Anda, atau membayar cash Rp.100.000,-, kalau tarifnya belum naik sih. Pakai kartu kredit juga bisa tentu saja, tapi saya sendiri tidak pernah masuk lounge dengan menggunakan kartu kredit. Kartu member Garuda atau GFF (Garuda Frequent Flier) Anda tidak berlaku karena memang bukan Lounge Garuda. 

Menurut saya, lounge ini tergolong bersih. Menunya oke, lumayan bervariasi, ruang duduknya longgar, toiletnya selalu bersih, dan musalanya terawat. Saya betah berlama-lama di lounge ini, sampai pernah nyaris ketinggalan pesawat karenanya.

Pernah masuk lounge (maaf) Garuda di Bandara Ngurah Rai? Saya pernah, sebentar saja, terus keluar lagi. Pindah masuk lounge di dekatnya, saya lupa juga nama lounge-nya. Tapi di lounge itu, ruang duduknya lebih nyaman, dan menunya lebih enak. Karena saya punya pilihan yang sama-sama gratisnya jika masuk lounge, pakai GFF atau pakai Prioritas, maka saya memilih lounge yang lebih nyaman. Garuda, maaf lagi, meskipun sudah sangat terkenal dan lounge-nya seringkali eksklusif hanya khusus pemegang kartu GFF minimal Gold, tapi kenyamanannya kadangkala masih kalah dengan lounge yang ada di sekitarnya.

Sore ini saya menunggu boarding di lounge juga. Tepatnya, menunggu buka puasa. Dari pada saya jajan di luar dan keluar duit, saya masuk lounge dengan memanfaatkan kartu prioritas saya. Tidak pakai GFF, karena saya tidak naik Garuda, tapi naik Wings Air. Maklum, go show, jadi tiket sak-nemunya, dan memang tidak ada jadwal penerbangan Garuda menuju Surabaya pada jam-jam seperti ini.

Menu di lounge, tidak seperti bayangan saya. Setidaknya ada buah korma dan kolak, begitulah pikiran saya, mengingat ini bulan Ramadhan. Tidak ada. Yang di atas meja adalah roti mini, cake mini, dan tempe goreng mini. Tidak masalah sih. Tapi begitu menengok makanan utamanya, nah, ini baru masalah. Yang tersaji adalah oseng sawi hijau plus oseng tahu, tentu saja juga nasi putih yang dibiarkan di dalam magic com-nya. Ya ampun, kebangeten, pikir saya. Mbok sedikit menghargai orang puasa. Segini banyak orang menunggu saat berbuka puasa, ketemunya sawi sama tahu. 

Selera saya pecah berantakan. Tapi saya mengambil piring. Menyendok sawi dan tahu. Tanpa nasi. Ini hanya jurus mempertahankan hidup saja. Perut saya harus saya isi kalau tidak ingin maag saya kambuh. Apa lagi semalam tidak makan sahur, karena tidak terbangun. Kelelahan setelah rapat dan mengerjakan tugas sampai larut malam. 

Selesai makan yang hanya formalitas itu, saya bermaksud salat. Ternyata saya harus keluar lounge karena lounge tidak punya musala. Saya pun salat di luar dan meninggalkan tas koper saya tetap di dekat tempat duduk saya tadi.

Kembali ke lounge, saya masuk toilet. Alamaaakkkk. Kotornya minta ampun. Air berserak, tissue tersebar, dan klosetnya kotor. Tak tega, saya tidak jadi menggunakan toilet. Masih kuat ngempet.

Sungguh, kalau menu tidak menarik atau bahkan tidak enak pun, saya tidak akan protes. Tapi kalau toilet kotor, saya tidak bisa terima. Pokoknya tidak terima. Maka saya hampiri mas cleaning service yang lagi menyapu. 

"Mas, toiletnya kotor banget, tolong dong. Saya sampai nggak tega mau pakai."
"Ya Bu." Kata mas cleaning service.

Beberapa menit kemudian, saya masuk toilet. Nampak sudah dibersihkan memang. Tapi masih ada bekas tissue dan sabun di sudut toilet. Payah. Saya pikir memang ya cuma seginilah standar kebersihan mereka. Buruk. Kalau mereka punya standar bagus, mestinya kalau bersih-bersih ya sekalian. Masak terkesan cuma formalitas begini.

Malam ini nampaknya saya sedang diuji kesabaran saya. Wings Air baru akan mendarat pukul 19.20. Begitu informasi yang baru saja saya dengar. Padahal seharusnya jam segitu saya sudah terbang. Ya sudahlah, apa boleh buat. Toh dengan begitu saya ada waktu untuk menulis. Rasanya sudah lammmmaaaa sekali tidak menulis seperti ini.

Tapi, andaikata ada tauwa.....
Pasti lebih nikmat.

Semarang, 19 Juni 2016
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...