Pages

Rabu, 29 Mei 2013

BULAN DI ATAS GEDUNG

Bulan di atas gedung
Membisu dan murung
Pagi tak mungkin terus beku
Detik demi detik berlalu
Matahari kian memburu
Dan semuanya hanya menunggu waktu
Bulan dengan cepat akan jatuh layu

Bulan di atas gedung
Senyumnya cemas
Gedung-gedung itu akan menggilas
Memipihkan bentuk bulatnya
Meremuknya menjadi serpihan-serpihan
Tak bermakna
Bulan hanya tinggal puing

Bulan di atas gedung
Dialah saksi
Saat ribuan orang menjerit-jerit
Terjerembab dan terbirit
Menyelamatkan sanak keluarga
Menggapai apa saja
Melolong-lolong menyaksikan rumah-rumah mereka hancur
Sekolah dan tempat ibadah terhempas
Tenggelam dalam gulungan lumpur

Pada saat itu
Di bagian bumi yang lain
Mesin-mesin berputar pagi siang malam sampai pagi lagi
Ratusan orang bermandi peluh Memasang tiang-tiang pancang
Besi cor, beton-beton bertulang
Menata bata demi bata hingga tinggi menjulang
Memastikan bangunan akan tegak menantang

Bangunan-bangunan itu
Adalah gedung-gedung pencakar langit
Fondasinya dari tulang-belulang rakyat jelata
Dindingnya terbuat dari lelehan peluh dan air mata
Atapnya adalah kumpulan rintih dan tangis mereka

Meski kokoh
Gedung-gedung itu berdiri di atas kubangan lumpur
Lumpur lapindo

Hai para konglomerat, wakil rakyat, dan para penjilat
Cukuplah sudah
Kau buat gedung-gedung bertingkat
Tidakkah kau dengar
Jutaan orang menjerit
Menanti Tuhan membuka hatimu sedikit
Biar tidak terus kau buat orang sakit semakin sakit
Karena janjimu terus berbeli-belit

Hai para konglomerat
Sampai kapan hatimu akan terus bebal?
Masihkah kantong-kantongmu kurang tebal
Ke manakah sebenarnya kau akan menuju
Tidakkah kau tahu
Bahkan sekeping bata pun tak kan mampu kau buru
Saat sang sakaratul maut menjemputmu.....
  
Kawasan Epicentrum, Jakarta, 25 Mei 2013. 05.00 WIB.

(Catatan kecil untuk tujuh tahun Peringatan Lumpur Lapindo, 29 Mei 2013)

Wassalam,
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...