Pages

Selasa, 21 Mei 2013

PPG di Malam Hari

Gelap sudah turun saat ini. Lampu-lampu sudah menyala. Halaman sepi. Suara alam terdengar cukup nyaring, seperti suara jengkerik atau kumbang malam atau entah binatang apalah. Suaranya bersahut-sahutan, kadang-kadang berderit-derit seperti sedang berebut sesuatu.

Saya berdiri di depan jendela kaca, di lantai dua, menatap keluar. Di sana, ada dua buah bangunan asrama PGSD, tempat para peserta PPG SM-3T, khusus untuk peserta putra. Di sebelah sananya lagi, adalah rusunawa, tempat para peserta putri tinggal. Dua bangunan besar yang menampung sebanyak 279 orang yang sedang menempuh PPG di Unesa ini.

Anak-anak pasti sedang makan malam saat ini. Saya membayangkan mereka tengah berbaris rapi, antri, menerima kupon, dan menukarkan kupon itu di konter makanan. Membawa alat makan mereka masing-masing untuk diisi nasi, sayur, lauk pauk, lantas mengambil tempat duduk untuk menikmati jatah makan malamnya. Bersama teman-teman mereka, sambil makan, mereka mungkin saling bercerita tentang apa saja, terutama pengalaman mereka sehari ini di kelas, atau rencana kegiatan-kegiatan mereka mendatang.

Satu dua jam yang lalu, saat senja mulai turun, dari balik jendela juga, saya menikmati kerumunan anak muda itu, bergerak pulang ke asrama. Mereka pasti lelah setelah seharian beraktivitas dalam workshop. Lelah dan bosan. Ya. Sepanjang hari, sejak pukul 07.00 sampai pukul 16.30, mereka berkutat dengan perangkat pembelajaran dan peer teaching. Dari hari Senin sampai Jumat. Hanya jeda sebentar untuk istirahat salat dan makan. Hampir setiap hari seperti itu. Hari Sabtu pun mereka harus mengikuti berbagai kegiatan asrama. Satu-satunya hari bebas adalah Minggu.

Saya membayangkan menjadi mereka. Betapa lelahnya. 

Tiba-tiba ada segerombolan sepeda motor memasuki halaman Gedung PPG yang lengang itu. Ternyata mereka, anak-anak itu. Ada belasan sepeda motor. Ada alat besar-besar yang mereka bawa. Mungkin alat musik. Saya menebak saja, karena tentu tidak jelas terlihat dari tempat saya berdiri. 

Saya baru ingat, mereka sedang mempersiapkan diri untuk acara pentas seni. Beberapa hari yang lalu, dua di antara mereka menemui saya di ruang saya, minta izin untuk menggunakan Gedung PPG di malam hari untuk latihan. Ya, setelah sekitar dua tiga minggu mereka melaksanakan kegiatan pekan olah raga, minggu ini mereka akan menyelenggarakan pentas seni. 

Itulah antara lain kegiatan yang bisa menetralisir rasa bosan mereka. Selain kegiatan sore hari selepas PPG, bermain bola, pingpong dan voli. Berbagai arena dan alat olah raga memang sengaja kami sediakan untuk mereka. Juga berbagai kegiatan keprodian, outbound training, aerobic, karya wisata, dan lain-lain. 

Siang tadi, setelah memimpin rapat dengan para kasek sekolah mitra, saya kedatangan tamu istimewa. Anak muda yang ngganteng, namanya Eko Prasetyo. Kami bicara banyak sekali. Gayeng. Ditemani setoples kue 'untuk yuyu' oleh-oleh Pak Heru Siswanto, dan segelas air mineral.

Kami bicara tentang kondisi pendidikan di daerah 3T, tentang buku kuliner, rencana kampanye literasi, dan juga rencana pelatihan blog. Kami menyebut IGI, IKA Unesa, SSW, mas Samsul, mas Rohman, mas Rukin, mas Emcho, dan banyak lagi. Kami membahas kualitas tulisan anak-anak PPG, membahas buku, membahas tentang menulis.  

Sungguh menyenangkan bicara sama anak ngganteng dan smart itu. Saya sering berjumpa dengan Mas Eko, begitu saya menyebutnya, beberapa kali rapat bersama, tapi baru kali ini berkesempatan bicara empat mata, lama, dan gayeng. Saya merasa, meski dia jauh lebih muda, dia adalah guru saya. Banyak sekali tambahan wawasan yang saya dapatkan siang hari tadi. 

Mas Eko saya minta bantuannya untuk merencanakan acara kampanye literasi di PPG. Rencananya, dia nanti akan menggandeng IGI. Tentu saja saya senang sekali. PPG ini adalah tempatnya para calon guru. Kesempatan bisa berinteraksi dengan para guru yang tergabung dalam IGI tentulah pengalaman berharga bagi mereka, para peserta PPG itu. Belum lagi dengan bedah buku, dan mungkin juga semacam dialog tentang bagaimana menulis, pastilah akan menambah motivasi, wawasan dan keterampilan mereka. 

Kami juga merencanakan mengadakan pelatihan blog. Yang ini, tentu saja, dengan menggandeng IKA Unesa. Sebagian peserta PPG sudah ada yang memiliki blog, namun sebagian besar dari mereka belum punya. Pelatihan blog, siapa tahu nantinya dilanjutkan dengan lomba blog, mungkin akan menjadi selingan istimewa bagi para peserta PPG yang didera dengan rutinitas yang membosankan itu.

Ada ruang auditorium berkapasitas 350-400 orang di lantai 9, yang itu bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan. Beberapa minggu yang lalu, ketika kami cek untuk 'berhalo-halo', ruang besar itu mengeluarkan suara yang menggema. Namun sore tadi saya dapat kabar dari pak Yoyok, ruang auditorium sedang dipasang peredam untuk mengurangi gemanya. Oh Tuhan, pucuk dicinta ulam tiba.... 

Sepeninggal mas Eko, pada pukul 13, saya memimpin rapat persiapan monev PPG dan monev SM-3T. Begitulah. Di ruang ini, hampir tiap hari ada rapat. Kadang rapat mengambil tempat di salah satu ruang di lantai 3 atau 5 bila peserta rapat banyak. Rapat dan rapat. Sepertinya kami semua dilahirkan ke dunia ini untuk rapat dan rapat. Hehe.

Kampus PPG di malam hari. Waktu bergerak mendekati pukul 19.00. Dan saya masih bertahan di sini. Dengan Pak Sulaiman, Pembantu Direktur 1, Pak Heru Siswanto, dan empat orang staf. Besok pagi akan ada pelaksanaan ujian TPA, penguasaan bidang studi dan wawancara, bagi para guru calon peserta KKT (Kependidikan dengan Kewenangan Tambahan). Kegiatan kerjasama dengan Kabupaten Jombang dan Sidoarjo. Ada sekitar 200 guru yang akan mengikuti tes tersebut. Tentu saja ada banyak hal yang harus dipersiapkan sehingga kami semua lembur. 

Selain itu, ada tujuh set peralatan microteaching, yang sore tadi baru saja datang, yang juga harus diopeni. Meski saya tidak ikut angkut-angkut, sepertinya tetap harus memastikan peralatan tersebut mendapatkan tempat dan perlakuan yang layak sebelum besok pagi ditata di ruang microteaching di lantai 4, 5 dan 6.

Setelah adzan Isya, saya dan pak Sulaiman bersiap pulang. Memastikan ke pak Heru dan staf bahwa mereka akan membereskan sisa pekerjaan yang masih ada. Besok pagi, dua belas ruangan tes harus sudah siap, dengan nomer-nomer tes yang sudah terpasang di kursi. Denah ruang, daftar peserta tiap ruang lengkap dengan pengawas dan pewawancara, juga harus sudah terpasang. 

Kampus PPG di malam hari. Saya tinggalkan bersama segunung kelelahan berselimut semangat yang harus tetap ada dan selalu terjaga.

PPG, Kampus Lidah Wetan, 21 Mei 2013. 19.10 WIB.

Wassalam,
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...