Pages

Minggu, 26 Mei 2013

Ke Jakarta

Alhamdulilah. Akhirnya, setelah menunggu hampir sejam, ya, hampir sejam, bapak muncul di pintu keluar. Duduk di atas kursi roda yang didorong oleh seorang petugas. Ibu dan mas Ayik membuntuti di belakangnya. Lega.

Kami bersembilan. Saya sekeluarga, bapak, ibu, dan dik Riris (adik misan) sekeluarga. Terbang dari Juanda dengan Lion Air pada sekitar pukul 18.30 tadi. On time. Ya, tumben, tanpa delay. 
Kami akan menghadiri acara mantu putranya budhe. Acaranya sendiri masih hari Minggu lusa. Namun kami berangkat sore tadi karena bapak dan ibu, sebagai sesepuh, sangat diharapkan kehadirannya untuk 'nungguin' rangkaian acara pernikahan. Besok pagi siraman, lusanya resepsi di Gedung Ki Ageng Serang. Maka kami yang muda-muda pun (uh, sok muda....hehe), musti menyesuaikan dengan jadwal itu. 

Sejak kemarin saya sudah memberi tahu Mas Nardi kalau saya perlu satu kursi roda untuk bapak. Begitu kami tiba di Juanda sore tadi, Mas Nardi mengurus semuanya, mulai dari tiket, check in, bagasi-bagasi kami, boarding pass, kursi roda dan petugasnya. Lancar. Termasuk surat dokter yang kami tidak persiapkan sebelumnya. Ternyata, untuk bisa dilayani oleh pramugari, kita harus menunjukkan surat keterangan sakit dari dokter. Sekejap saja Bapak memperoleh surat dokter itu setelah dibantu petugas bandara.

Ini memang pengalaman pertama kali kami terbang dengan membawa 'pasien'. Sejak bapak terkena stroke pada Ramadhan tahun lalu, beliau hampir selalu memerlukan bantuan. Tangan dan kaki kanannya lemah. Jalannya sangat-sangat pelan, dengan bantuan tongkat. Itu pun tidak bisa jauh-jauh. Lebih dari dua puluhan meter sudah harus istirahat, jeda dulu, baru melanjutkan langkah lagi. Tentu saja, dengan kondisi seperti itu, kursi roda mutlak diperlukan saat menempuh penerbangan seperti ini.

Mbak Wiwik, kakak misan yang' kagungan kerso mantu' itu, menjemput kami. Ditemani Mas Aris, suaminya, dan Arik serta Icha. Arik inilah yang besok mau dimantu. Icha adalah adik perempuannya. Dasar 'manten' zaman sekarang, besok mau siraman, malam ini malah keluyuran. Sak 'pak-mbok-e' pisan. He he. 
Bandara Soetta padat luar biasa. Maklum, long week-end. Layanan kursi roda juga sampai harus antri lama. Petugas yang saya tanya berkali-kali minta maaf karena terlambat menjemput bapak dari pesawat karena semua kursi roda dan petugas terpakai. Tapi entahlah. Saya pikir, ini tidak bagus. Mestinya pada saat-saat 'peak season' seperti ini, hal seperti itu sudah diantisipasi. Masak saya harus 'marah-marah' sama front staff dulu untuk bisa dilayani dengan lebih cepat. Gitu kok katanya profesional. 

Tapi alhamdulilah. Saat ini kami sudah meluncur keluar dari Bandara Soetta. Duduk manis bersama bapak, ibu, Arga dan Mbak Wiwik, di mobil yang dikemudikan Arik. Mas Ayik dan Dik Riris sekeluarga bersama mas Aris di mobil yang lain. 

Alhamdulilah, lega. Karena bisa mengisi liburan dua hari ini dengan mendampingi bapak ibu, menghadiri acara mantu, dan bertemu dengan 'poro dulur'. Meski harus mengorbankan banyak momen penting di kampus: pentas seni mahasiswa PPG dan festival batik di busem Kampus Ketintang. Tidak apa-apa. Saatnya waktu bersama keluarga. Semoga barokah.

Jakarta, 24 Mei 2013

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...