Pages

Jumat, 13 September 2013

Mamberamo (1)

Panorama Membramo Tengah dari atas udara.
06.00. Bandara Juanda. Boarding. Menuju Jayapura dengan menumpang Lion. Sebagian besar dari kami, sebelum boarding tadi,  telah menyelesaikan sarapan pagi nasi kotak, yang dibawa dari Kodikmar. Juga sudah minum dua butir chloroquin, obat anti malaria.

Ada 39 peserta SM-3T yang bersama kami. Sebanyak 20 orang akan bertugas ke Mamberamo Tengah, pendampingnya adalah Beni Setiawan, S. Pd., M. Si dan Drs. Theodorus Wiyanto, M. Pd. Sedang 19 orang akan bertugas ke Mamberamo Raya, pendampingnya adalah Julianto, S. Pd., M. Pd, Drs. Rukin Firda, M. Ikom, dan saya sendiri. Ada juga Ferry Maulina dan Joko Agus, dua orang kru JTV. Secara kebetulan, saya, mas Rukin, dan Ferry, sama-sama anggota Himapala saat mahasiswa. Saat ini disatukan lagi untuk melakukan sebuah perjalanan menuju Mamberamo Raya.  

09.00 WIT. Mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin, Ujungpandang. Transit sekitar satu jam, lantas melanjutkan perjalanan lagi menuju Jayapura. 

Pukul 14.00. Mendarat di Bandara Sentani, Jayapura. Langsung mencari-cari toilet. Toilet wanita, membuat saya keheranan. Semua pintunya tak bisa dikunci. Bahkan pada tempat kunci di setiap pintu itu, bolong. Ketika saya tanya pada seorang petugas perempuan berambut keriting berkulit legam, beranting monte warna-warni, kenapa pintu pada tidak bisa dikunci,  katanya karena sering orang pakai toilet terkunci di dalam, jadinya kuncinya rusak.

Di teras dan halaman bandara, air ludah sirih pinang di mana-mana, sehingga di mana-mana merah. Meski di beberapa tempat disediakan kantung-kantung plastik untuk buang ludah sirih pinang, kantung plastik itu lebih sebagai pajangan.  

Oleh karena bagasi kami banyak sekali, kami menggunakan bantuan porter. Porter berkulit hitam. Ada belasan porter, dan hanya dua atau tiga orang berwajah bukan wajah Papua. Salah satunya dari Bojonegoro. Bayangkan. Jauh-jauh dari Bojonegoro, hanya jadi porter di bandara. Tapi tunggu dulu. Ternyata dia juga punya warung di area bandara Sentani. 

Masuk sebuah hotel di Sentani, tidak terlalu jauh dari bandara. Hotel yang nampaknya bagus. Tapi, mungkin kebetulan di kamar saya saja, kamar mandi tidak terlalu terawat. Wastafel tanpa saluran, sehingga airnya 'terjun bebas' ke bawah. Dinding keramik yang kusam dan kotor di sana-sini, dan pintu kamar mandi yang bagian bawahnya sudah mulai aus.

Sore ini istirahat dulu. Besok masih melanjutkan perjalanan panjang. Yang ke Mamberamo Tengah, akan menumpang pesawat Trigana menuju Wamena, lanjut ke Kobakma, dengan menumpang pesawat-pesawat kecil. Yang ke Mamberamo Raya, akan menempuh perjalanan darat selama sekitar 7 jam menuju Kabupaten Sarmi, lanjut sekitar 7 jam lagi mengarungi sungai Mamberamo dengan speedboat menuju Kasonaweja.

Bismillah. Semoga semua lancar.

Jayapura, 13 September 2013.

Wassalam,
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...