Pages

Minggu, 08 September 2013

Tulisan Yang Datar-datar Saja....

Saya membaca deretan kalimat-kalimat itu. Untaian cerita tentang kisah perjalanan saya di berbagai wilayah Indonesia, khususnya di daerah 3T. Ada kisah yang happy-happy, sekedar berbagi cerita tentang makanan, tempat wisata, rute perjalanan, dan aktivitas-aktivitas yang lain. Ada juga cerita tentang kesedihan, keprihatinan, dan ketertegunan karena melihat kegetiran hidup sebagian besar masyarakat dan kondisi guru, siswa, sekolah, dan pendidikan yang begitu terpuruk. Ada pesan-pesan pada kepala sekolah, kepala dinas, bahkan juga pada pemerintah, agar lebih mengedepankan pendidikan sebagai sebuah sarana untuk membangun masa depan yang lebih baik dan bermartabat.

Saya ingat, beberapa dari tulisan itu di-share ke berbagai milis oleh satu-dua orang teman. Beberapa tanggapan dari para miliser juga bermacam-macam. Mulai dari sekedar memuji sebagai tulisan yang manis, tulisan yang inspiratif, atau tulisan yang maknyuss, seru, benar-benar laporan petualangan, dan lain-lain. Bahkan ada juga yang iseng mengusulkan supaya ada event pemberian award untuk saya (haha...kalau yang ini, suweerrr....menurut saya tanggapan yang berlebihan). Beberapa juga mempertanyakan, kapan tulisan-tulisan itu akan dibukukan.

Menulis kisah perjalanan bagi saya sekedar memenuhi tuntutan hati. Menulis memberi keasyikan tersendiri. Memberi kenikmatan. Menulis yang tanpa beban. Tanpa tuntutan dari siapa pun kecuali dari diri sendiri. Kalau kemudian tulisan itu disukai oleh yang membaca, bahkan dibagikan pada pihak-pihak lain, atau dimuat di media (meski hanya media kampus), bagi saya, itu sekedar ekses saja. Ekses positif tentunya. Ada tanggapan atau tidak, disukai atau tidak, saya tetap saja menulis.

Mungkin karena itulah, tulisan-tulisan saya nyaris tidak ada yang istimewa. Biasa-biasa saja. Datar-datar saja. Hanya beberapa yang mungkin mampu menguras emosi, atau membuka mata siapa pun yang membaca, tentang apa saja yang mungkin belum mereka ketahui sebelumnya. Tentang budaya di suatu daerah, adat-istiadat, hubungan sosial-kemasyarakatan, kondisi pendidikan dan pembelajaran, dan lain sebagainya.

Meski begitu, meski tulisan-tulisan saya itu datar-datar saja, saya ingin membukukannya. Alasannya, pertama, karena saya ingin, sebagaimana yang sering saya dengung-dengungkan, turut serta membudayakan literasi, salah satunya dengan cara menulis dan membukukan tulisan-tulisan itu. Alasan kedua, saya sudah terlanjur berjanji pada banyak orang, bahwa saya akan membukukan tulisan-tulisan saya. Kalau tidak saya penuhi janji saya itu, maka saya akan menanggung hutang seumur hidup saya dan bahkan akan menjadi hutang anak-cucu saya kelak, iya nggak?

Alasan ketiga, saya sedang belajar untuk konsekuen. Kalau saya memaksa-maksa anak-anak saya peserta program SM-3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal) untuk menuliskan kisah-kisah mereka, rasanya tidak adil kalau saya tidak melakukannya juga. Omdo namanya, begitulah. 

Alasan keempat, ternyata, buku 'Jejak-jejak Penuh Kesan', buku sederhana yang sebenarnya saya siapkan untuk kado pernikahan emas bapak ibu dulu itu, cukup memotivasi beberapa teman untuk menulis buku serupa. Ali Asy'ari, salah satunya. Peserta SM-3T angkatan pertama yang sekarang menempuh PPG di Unesa itu, mengirim SMS-nya ke saya setelah membaca buku kecil itu. 'Ibu, saya ingin punya buku yang seperti buku bergambar perempuan berpayung itu...'. Seorang teman dosen, juga terdorong untuk membukukan kisah-kisahnya setelah membaca buku itu. Juga, meski buku sederhana, namun ada saja teman dan sahabat yang request untuk bisa memilikinya, termasuk pak rektor, Prof. Muchlas Samani (mungkin karena gratis ya...hehe). Oleh sebab itulah, saya ingin menulis buku serupa.

Jadi, meski pun tulisan-tulisan saya itu datar-datar saja, saya akan membukukannya. Saya pikir, saya memerlukan seorang penyunting untuk membantu saya mencermati tulisan-tulisan itu. Setidaknya, dengan memeriksakannya pada seorang penyunting, tulisan-tulisan spontan saya itu akan menjadi lebih rapi. 

Namun, mungkin tidak mudah mendapatkan penyunting yang tertarik untuk menyunting tulisan-tulisan yang biasa-biasa saja seperti itu. Apa nikmatnya menyuting tulisan yang datar-datar saja? Menyadari itu, saya memutuskan untuk menyuntingnya sendiri. Ya penulis, ya penyunting. Bukan karena apa-apa. Saya tidak ingin membebani seseorang yang bersedia menyunting naskah saya hanya karena pertemanan dan persahabatan, bukan karena ketertarikan pada isi naskah itu. Kasihan kan. Bisa tersiksa ntar dia....

Tapi tentu saja, saya masih mengandalkan seorang sahabat saya untuk menghimpun tulisan-tulisan itu. Kalau sudah dihimpun, saya nanti akan menyuntingnya, menambahkan foto-foto, dan mengembalikannya pada sahabat saya itu untuk finalisasi. Layout, sampul, ISBN, dan cetak. Jadilah buku itu. Taratattaaa......

Rencananya, buku itu akan saya beri judul 'Berbagi di Ujung Negeri'. Tapi bisa jadi saya berubah pikiran nanti. Bisa jadi buku itu akan berjudul 'Surat dari MBD', mengambil sebuah judul di salah satu tulisan. Atau...entahlah, judul bisa dipikir nanti. Judul kan hanya bungkus saja. Meski juga sangat menentukan kemenarikan sebuah buku, tapi yang penting isinya dulu disiapkan.

Bulan depan adalah ulang bulan saya (meminjam istilah Prof. Kisyani, karena tahun tidak pernah berulang, yang berulang adalah bulan). Saya berharap buku itu akan menjadi kado untuk ulang bulan saya sendiri (untuk memancing kado-kado yang lain...haha). Saya akan mencetaknya secara terbatas, dengan cetakan yang sederhana saja, bukan yang mewah (menyesuaikan dengan isi buku yang memang hanya terdiri dari tulisan-tulisan yang sederhana). Ya, tentu saja, saya akan menghadiahkannya untuk para kerabat dan sahabat. Juga untuk oleh-oleh ketika saya berkunjung ke suatu tempat, misalnya dalam rangka memenuhi undangan dalam sebuah seminar atau workshop. Buku itu, dan buku kuliner Jawa Timur saya, rasanya cukup mewakili siapa saya.

Ya, insyaallah bulan depan, untuk menandai usia saya yang ke-46, buku itu akan terbit. Itulah kado kecil saya untuk dunia literasi. Semoga berterima dan bermanfaat.

Selamat menikmati hari Minggu, kawan...

Surabaya, 8 September 2013

Wassalam,
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...